Tampilkan postingan dengan label Tema Khutbah Jum'at. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tema Khutbah Jum'at. Tampilkan semua postingan

Jumat, 13 Juli 2018

Tafsir Surat adh-Dhuha (Korelasi Alif Dan Kasrah)


Tafsir Surat adh-Dhuha (Korelasi Alif Dan Sukun)

Oleh; H. Rizqi Dzulqornain al-Batawi M.A

بسم الله الرحمن الرحيم

 حمدا له أظهر في الوجود *** نور حقيقة النبي المحمود
وصل يا رب على محمد *** الفاتح الخاتم طه الأمجد
وناصر الحق وهادينا الى *** صراطك القويم نهج الفضلا
وآله بحق قدره الفخيم *** وجاه مقدار مقامه العظيم.

أما بعد

Tafsir Surat ad-Dhuha

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.


(1). وَالضُّحَىٰ
Demi waktu matahari sepenggalahan naik,


(2). وَالَّيْلِ إِذَا سَجَىٰ
dan demi malam apabila telah sunyi,


(3). مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَىٰ
Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu,


(4). وَلَلْآخِرَةُ خَيْرٌ لَكَ مِنَ الْأُولَىٰ
dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu dari permulaan.


(5). وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ فَتَرْضَىٰ
Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas.


(6). أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَآوَىٰ
Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu.


(7). وَوَجَدَكَ ضَالًّا فَهَدَىٰ
Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk.


(8). وَوَجَدَكَ عَائِلًا فَأَغْنَىٰ
Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.


(9). فَأَمَّا الْيَتِيمَ فَلَا تَقْهَرْ
Adapun terhadap anak yatim maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang.


(10). وَأَمَّا السَّائِلَ فَلَا تَنْهَرْ
Dan terhadap orang yang minta-minta maka janganlah kamu menghardiknya.


(11). وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
Dan terhadap ni'mat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur).

Surah Ad-Duha (الضحى) adalah surah ke-93 dalam al-Qur'an dan terdiri atas 11 ayat. Surah ini termasuk golongan surah Makkiyah. Penamaan Adh Dhuhaa diambil dari kata yang terdapat pada ayat pertama, yang artinya "waktu matahari sepenggalahan naik".

Surat Adh-Dhuha, membicarakan tentang pemeliharaan, perlindungan dan anugerah Allah Taala terhadap Nabi Muhammad Shallalllahu alaihi wa sallam, larangan berbuat zhalim kepada anak yatim dan orang yang meminta-minta dan mengandung pula perintah kepada Nabi supaya mensyukuri segala nikmat.

I’Jaz Surat ad-Dhuha:

Syekh Muhammad as-Syinqithiy hafizhahullah mengatakan: “Seluruh ayat dalam surat ad-Dhuha diakhiri oleh huruf alif maqshurah (fonem â yang dibaca panjang dan selalu berada di akhir kata) kecuali tig ayat terakhir, yaitu:

فَأَمَّا الْيَتِيمَ فَلا تَقْهَرْ
وَأَمَّا السَّائِلَ فَلا تَنْهَرْ
وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ

Dan yang menakjubkan ketiga ayat terakhir diakhiri dengan huruf sukun. Bahkan dua ayat terakhir keduanya diakhiri dengan huruf ( هـ  dan ر).

Isyarat yang Allah Taala berikan dalam surat ini adalah adanya korelasi antara alif dan kasrah. Di mana Alif memiliki arti “ألفة” (Ulfah) yang bermakna ramah atau hubungan baik dalam kasih sayang dan Sukun artinya diam atau kosong. Surat ini ingin menyatakan bahwa hubungan baik atau kasih sayang Allah akan hilang ketika engkau bersewenang-wenang (zhalim) kepada anak yatim dan menghardik kaum dhuafa.

Coba perhatikan sekali lagi:

(9). فَأَمَّا الْيَتِيمَ فَلَا تَقْهَرْ
Adapun terhadap anak yatim maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang.


(10). وَأَمَّا السَّائِلَ فَلَا تَنْهَرْ
Dan terhadap orang yang minta-minta maka janganlah kamu menghardiknya.


(11). وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
Dan terhadap ni'mat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur).

Kesimpulannya:

فألفته بك مقرونة بألفتك بغيرك

Keramahan atau Kasih sayang Allah selalu menyertai dalam hidupmu ketika engkau berbagi kasih sayang dan manfaat kepada makhluqNya.


R. Kastaman mengatakan, “Esensi manusia diciptakan Allah adalah sebagai khalifah di muka bumi ini, manusia harus saling berbagi kasih sayang dan manfaat bukan hanya kepada sesama manusia tetapi kepada seada-adanya makhluq di alam ini.
               
Perhatikanlah seekor burung yang Allah ciptakan, setipa hari ia memberi banyak manfaat kepada alam dan mahkluk sekitarnya dimulai menjadi wasilah prosese penyerbukan tumbuhan, terbang dari satu tempat ke tempat yang lain memakan ulat atau serangga yang ada pada ranting atau daun tanaman, gerakan terbangnya menjadi inspirasi manusia menciptakan pesawat, suara kicauannya memberikan keceriaan dan kebahagiaan pada manusia dan alam bahkan kotorannya dapat menyuburkan tanah. Apa yang dilakukan burung semata-mata melaksanakan ketaatan terhadap perintah Allah dan tidak ada yang merugikan bagi lingkungan boleh jadi kalau Allah memberikan rizki kepadanya dalam berbagai kondisiyang dihadapinya.

Apakah kita sebagai manusia kalah dengan burung? Seharusnya tidak, karena manusia harus jauh lebih memberikan manfaat kepada alam sekitar melalui daya, upaya dan karyanya. Alangkah bahagianya bila antar manusia saling memberi, saling berbagi, saling membantu dalam berbagai bentuk kebaikan .

Dikutip ulang dari kitab ittihaful amajid bi nafaisil fawaid karya al-Qadhi Abu Mun'yah as-Sakunjiy at-Tijaniy jilid 2 halaman 27.





Khadimul Majlis al-Mu'afah
H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy M.A

Ikuti Kajian Islam:

instagram.com/rizkialbatawi

@rizkialbatawi

https://www.facebook.com/Rizqi-Zulqornain-Albatawi

 ********* ******** ********

يا فالق الحب والنوى، أعط كل واحد من الخير ما نوى، وارفع عنا كل شكوى، واكشف عنا كل بلوى، وتقبل منا كل نجوى، وألبسنا لباس التقوى، واجعل الجنة لنا مأوى .

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ وَالْهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ، وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ.
صلاةً تَجْعَلُنَا مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيْرًا، وَرِزْقًا كَثِيْرًا، وَقَلْبًا قَرِيْرًا، وَعِلْمًا غَزِيْرًا، وَعَمَلاً بَرِيْرًا، وَقَبْرًا مُنِيْرًا، وَحِسَابًا يَسِيْرًا، وَمُلْكًا فِي الْفِرْدَوْسِ كَبِيْرًا
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

Alamat Yayasan al-Muafah

Jalan Tipar Cakung Rt: 05 Rw 08 NO: 5 Kampung Baru, Cakung Barat, Jakarta Timur 13910


فَأَكْرِمِ اللَّهُمَّ مَنْ أَكْرَمَنَا .:. وَكَثِّرِ الْخَيْرَ لَدَيْهِ وَالْغِنَا
وَأَعْطِهِ مِمَّا رَجَى فَوْقَ الرَّجَا .:. وَاجْعَلْ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجَا
وَافْعَلْ كَذَلِكَ بِكُلِّ مُحْسِنِ .:. اِلَى ذَوِي الْعِلْمِ بِظَنٍّ حَسَنِ
وَاهْدِ جَمِيْعَنَا اِلَى الرَّشَادِ .:. وَلِطَرِيْقِ الْخَيْرِ وَالسَّدَادِ
وَابْسُطْ بِفَضْلِكَ عَلَيْنَا نِعْمَتَكْ .:. وَانْشُرْ عَلَيْنَا فِي الدَّارَيْنِ رَحْمَتَكْ
وَاخْتِمْ لَنَا عِنْدَ حُضُوْرِ الْأَجَلِ .:. بِالْعَفْوِ مِنْكَ وَالرِّضَى الْمُعَجَّلِ
أَمِيْنَ أَمِيْنَ اسْتَجِبْ دُعَانَا .:. وَلاَ تُخَيِّبْ رَبَّـــــنَا رَجَـــــــــــــــــانَا


Kamis, 19 April 2018

Khutbah Jum'at Bulan Sya'ban

Khutbah Jum'at Bulan Sya'ban

Oleh; H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy

بسم الله الرحمن الرحيم

 حمدا له أظهر في الوجود *** نور حقيقة النبي المحمود
وصل يا رب على محمد *** الفاتح الخاتم طه الأمجد
وناصر الحق وهادينا الى *** صراطك القويم نهج الفضلا
وآله بحق قدره الفخيم *** وجاه مقدار مقامه العظيم.

أما بعد:

 Khutbah Jum'at Bulan Sya'ban

الحمد لله الذي خص شعبان بتشعب الخيرات والإحسان، وعظم حرمته على سائر الشهور بليلة نصفه العظيمة الشأن، نحمده سبحانه، فهو أهل الحمد ﴿ وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ  من جماد وحيوان.

ونشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، شهادة ترجح الميزان، وتوصل إلى نعيم الجنان، ونشهد أن سيدنا محمدًا عبده ورسوله الذي نسخ برسالته الأديان، اللهم صلّ وسلم على سيدنا محمد نبي بشرت به الأنبياء وخصه الله بالقرآن، وعلى آله وأصحابه ذوي الفضل والعرفان.

أما بعد: فاوصيكم ونفسي أيها العباد، بتقو الله فانها خير الزاد، يتزود بها العبد الى دار المعاد

وإن احسن الكلام وأبين النظام كلام الله ذي الجلال والإكرام:

بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا، وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى

           
Hadirin Rahimakumullah..

Pada jum’at kali ini kita telah berada pada bulan Sya’ban. Sya’ban adalah nama bulan kedelapan dalam system penanggalan bulan Hijriyah. Dinamakan bulan Sya’ban:

لأَنَّهُ يَتَشَعَّبُ مِنْهُ خَيْرٌ كَثِيْرٌ )

Karena pada bulan itu terpancar bercabang-cabang kebaikan yang sangat banyak.

Pada bulan Sya’ban, telah terjadi peristiwa dan kejadian penting dalam sejarah perjuangan umat Islam yang tidak boleh kita lupakan sepanjang masa. Di antaranya:

@ Pertama: Perintah pindah Qiblat dari Baitul Maqdis, Palestina menghadap ke Ka’bah, Makkah al-Mukarramah.
@ Kedua Terbelahnya bulan yang diabadikan dalam surat al-Qamar.
@ Ketiga Turun ayat perintah Shalawat yaitu Surat al-Ahzab ayat: 56:


إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Imam Abdurrahman ash-Shafury asy-Syafi'i, mengatakan dalam kitab Nuzhatul Majalis wa Muntakhab an-Nafais, bahwa kata Sya'ban (شعبان) itu adalah singkatan. Huruf Syin adalah singkatan dari kata asy-Syaraf  (الشرف) yang artinya kemuliaan. Huruf 'ain singkatan dari al-'Uluww (العلو) yang artinya derajat dan kedudukan  yang tinggi, terhormat. Huruf ba singkatan dari al-Birr  (البر) yang berarti kebaikan dan keberkahan. Huruf alif berarti al-Ulfah (الألفة) yakni kasih sayang, dan huruf nun singkatan dari an-Nur (النور) yang artinya cahaya kebenaran.

Jadi orang yang beribadah sebaik mungkin pada bulan Sya'ban, akan memperoleh lima hadiah tersebut. Terutama jika ibadah tersebut dilakukannya pada malam Nishfu Sya'ban, lima hadiah tadi tentu akan lebih berlipat lagi.

Berbagai amaliyah di bulan Sya’ban dijadikan syiar menjelang bulan Ramadhan, Seakan-akan bulan Sya’ban ini menjadi fase pemanasan beribadah untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Syekh Abdul Hamid Qudus mengatakan:

مَنْ عَوَّدَ نَفْسَهُ فِيْهِ بِاْلاِجْتِهَادِ , فَازَ فِي رَمَضَانَ بِحُسْنِ اْلأِعْتِيَادِ .

Artinya:” Siapa saja yang berupaya membiasakan diri bersungguh-sungguh dalam beribadah di bulan Sya’ban, maka ia akan akan menuai kesuksesan dengan melakukan kebiasaan-kebiasaan baik di bulan Ramadhan.”

Hadirin Rahimakumullah ..

          Di antara amaliyah bulan Sya’ban adalah:
-         Memperbanyak istighfar dan berdzikir
-         Memperbanyak puasa Sunnah
-         Memperbanyak membaca shalawat kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
-         Mengaqadha (membayar) hutang puasa bulan Ramadhan.
-         Memperbanyak membaca al-Qur’an.
-         Memperbanyak shadaqah.
-         Melakukan Ziarah Kubur
-         berSilaturrahim
-         Memperbanyak shalat sunnah dan sebagainya.

Selain amalan tersebut, menghidupkan malam sya’ban juga sangat dianjurkan khususnya malam Nisfu Sya’ban. Maksud menghidupkan malam di sini adalah memperbanyak ibadah pada malam Nisfu Sya’ban. Sayyid Muhammad bin ‘Alawi Al-Maliki menegaskan bahwa terdapat banyak kemuliaan di malam nisfu Sya’ban; Allah Taala akan mengampuni dosa orang yang minta ampunan pada malam itu, mengasihi orang yang minta kasih, menjawab do’a orang yang meminta, melapangkan penderitaan orang susah, dan membebaskan sekelompok orang dari neraka.

Imam al-Ghazali menyebutkan, pada malam ke-13 bulan Sya'ban Allah Taala menganugerahi sepertiga syafaat kepada ummat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan dua pertiga syafaat pada malam ke-14. Sedangkan pada malam ke-15, Allah berikan seluruh syafaat kecuali orang yang jauh dari Allah tidak ingin bertaubat. Pendek kata pada malam tersebut umat Islam dapat memiliki banyak sekali kebaikan sebagai penutup catatan amalnya selama satu tahun. Pada malam ke-15 bulan Sya’ban inilah, catatan perbuatan manusia penghuni bumi akan diangkat oleh para malaikat..

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ 

Artinya :Di bulan inilah amal perbuatan manusia diangkat kepada Rabb semesta alam. (Hadis riwayat imam an-Nasa'i dan Imam Ahmad Bin Hambal).

Hadirin Rahimakumullah ...

Doa yang terbaik adalah ketika hamba mengakui kesalahan, kelemahan, dan pasrah hanya kepada Allah Taala. Malam nisfu syaban mengandung arti bahwa setiap amal manusia pasti diminta pertanggung jawabannya oleh Allah dan mendapatkan balasan-Nya. Keburukan hanya akan melahirkan dosa dan dosa pasti mendapatkan seburuk-buruk balasan. Hanya bertaubat yang akan mampu menjadikan kita berbalik 180 derajat menuju ampunan-Nya. Selamat merayakan malam nisfu syaban bersama saudara seiman dan seperjuangan. Menyambut malam nisfu Syaban memberi arti ibadah setiap hari tidak akan sia-sia. Hanya dengan keikhlasan, yang akan menjadi jaminan setiap amal kebaikan diterima oleh Allah Taala..



اعوذ بالله من الشيطان الرجيم

يسم الله الرحمن الرحيم
وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)

بارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَا السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أقُوْلُ قَوْلِي هَذا وَأسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ .



Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، اَلْمُتَعَالِيْ عَنِ الْمُشَارَكَةِ وَالْمُشَاكَلَةِ لِسَائِرِ الْبَشَرِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيْدُ اْلخَلاَ ئِقِ وَاْلبَشَرْ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ وَبَارِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَاَصْحَا بِهِ مَصَابِيْحِ الْغُرَرِ.

اَمَّا بَعْدُ, فَيَا اَيُّهَاالْمُسْلِيْمُوْنَ: اِتَّقُوااللهَ مِنْ سِمَاعِ اللَّغْوِ وَفُضُوْلِ اْلخَبَر. وَنْتَهُوْاعَمَّا نَهَا كُمْ عَنْهُ وَحَذَّرْ. وَعْلَمُوا اَنَّ اللهَ قَدْ اَمَرَكُمْ أَمْرًا بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلاَئِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. فَقَالَ تَعَالَى مُخْبِرًاوَاَمِرًا. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، فِي الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

وارض اللهم عن الأربعة الخلفاء الراشدين أبي بكر وعمر وعثمان وعلي رضي الله عنهم اجمعين . وَرضي الله تعالى عَنْ كُلِّ الصَّحَابَةِ وَالْقَرَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَتَابِعِهِمْ بِاِحْسَانٍ اِلىَ يَوْمِ الدِّيْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ وَغَافِرَ الذُّنُوْبِ وَالْخَطِيْئَاتِ . اللهم اجعل بلدتنا اندونيسيا وسائر بلاد المسلمين بلدة أمنة بلدة مطمئنة بلدة رخية بلدة سليمة من بلاء الدنيا والأخرة . اللهم اصلحنا بصلاحنا وصلاح ولاة أمورنا وارزقنا واياهم البطانة الصالحة . رَبَّنَا اَتِنَا فىِ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفىِ الاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ اللهِ،… إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ولذِكْرُالله اَكْبَر. وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصنَعُونَ.






Khadimul Majlis al-Mu'afah
H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy

Ikuti Kajian Islam:

instagram.com/rizkialbatawi

@rizkialbatawi

https://www.facebook.com/Rizqi-Zulqornain-Albatawi

 ********* ******** ********

يا فالق الحب والنوى، أعط كل واحد من الخير ما نوى، وارفع عنا كل شكوى، واكشف عنا كل بلوى، وتقبل منا كل نجوى، وألبسنا لباس التقوى، واجعل الجنة لنا مأوى .

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ وَالْهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ، وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

Alamat Yayasan al-Muafah

Jalan Tipar Cakung Rt: 05 Rw 08 NO: 5 Kampung Baru, Cakung Barat, Jakarta Timur 13910


فَأَكْرِمِ اللَّهُمَّ مَنْ أَكْرَمَنَا .:. وَكَثِّرِ الْخَيْرَ لَدَيْهِ وَالْغِنَا
وَأَعْطِهِ مِمَّا رَجَى فَوْقَ الرَّجَا .:. وَاجْعَلْ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجَا
وَافْعَلْ كَذَلِكَ بِكُلِّ مُحْسِنِ .:. اِلَى ذَوِي الْعِلْمِ بِظَنٍّ حَسَنِ
وَاهْدِ جَمِيْعَنَا اِلَى الرَّشَادِ .:. وَلِطَرِيْقِ الْخَيْرِ وَالسَّدَادِ
وَابْسُطْ بِفَضْلِكَ عَلَيْنَا نِعْمَتَكْ .:. وَانْشُرْ عَلَيْنَا فِي الدَّارَيْنِ رَحْمَتَكْ
وَاخْتِمْ لَنَا عِنْدَ حُضُوْرِ الْأَجَلِ .:. بِالْعَفْوِ مِنْكَ وَالرِّضَى الْمُعَجَّلِ
أَمِيْنَ أَمِيْنَ اسْتَجِبْ دُعَانَا .:. وَلاَ تُخَيِّبْ رَبَّـــــنَا رَجَـــــــــــــــــانَا


Jumat, 02 Februari 2018

Ihsan Puncak Ibadah

الحمد لله الذي أمر عباده بالعدل والإحسان ، ونهاهم عن الظلم والعصيان، وأشهد أن لاإله إلا الله وحده لاشريك له وأشهد أن سيدنا ونبينا محمدا رسول الله سيد ولد عدنان . اللهم صل وسلم على سيدنا محمد من أوحي القرأن، وعلى آله وصحبه اهل الفضل والعرفان ومن اتبع هداه بإحسان . 



أما بعد: فاوصيكم ونفسي أيها العباد بتقو الله فانها خير الزاد يتزود بها العبد الى دار المعاد


وإن احسن الكلام وأبين النظام كلام الله ذي الجلال والإكرام:

ان رحمة الله قريب من المحسنين
           
Di antara maqamat (Station) yang dapat menghantarkan seseorang meraih surga adalah Ihsan. Ihsan didefinisikan sebagi puncak ibadah dalam arti melakukan ibadah dengan sebaik-baiknya. Ihsan ada dua macam: Ihsan kepada Khaliq dan Ihsan kepada Makhluq.

Ihsan kepada Khaliq (pencipta), dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam sabdanya:
« أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ »

‘Kamu menyembah Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, maka jika kamu tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu.” (Shahih Muslim,  no: 102)

Ihsan kepada Makhluq adalah segala muamalah (interaksi) yang baik kepada mereka.

Ihsan merupakan sifat-sifat orang-orang yang bertakwa. Allah azza wajalla berfirman:

إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ (١٥) آخِذِينَ مَا آتَاهُمْ رَبُّهُمْ إِنَّهُمْ كَانُوا قَبْلَ ذَلِكَ مُحْسِنِينَ (١٦)

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam taman-taman (syurga) dan mata air-mata air, sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat ihsan (kebaikan).” (QS. Adz-Dzariyat: 15-16)

Surga tidak bisa dibeli dengan harta bahkan dengan dunia beserta isinya sekalipun. Tetapi surga akan Allah berikan kepada hamba-hambaNya yang dikehendaki di kalangan orang beriman dan amal Shalih.

Dikisahkan ada seorang bocah dalam keadaan compang camping nampak pada raut wajahnya sedang sedih sedang membuat lingkarang besar di tanah. Ada seorang perempuan yang menghampirinya dan bertanya: “Wahai anakku, sedang apa? Bocah itu menjawab: “aku sedang menggambar surga dan membagi-bagikan bagiannya” Perempuan itu bertanya lagi: “Apakah boleh saya mendapatkan surga itu dan berapa harganya? Bocah itu menjawab: “Boleh, berikan aku 100 ribu rupiah.” Perempuan itu pun pergi. Pada malam harinya, perempuan itu bermimpi ia masuk ke dalam surga. Sehingga pada pagi harinya ia bercerita kepada suaminya tentang mimpinya dan mengenai bocah yang kemarin. Sang istri mengatakan boleh jadi karena memberikan uang kepada bocah tersebut menyebabkan diriku bermimpi berada di surga. Mendengar hal itu, sang suami menanyakan di mana bocah itu dan ia bergegas menemui bocah itu. Ketika bertemu dengan bocah tersebut di sudut kota ia berkata: Wahai anakku, aku ingin membeli surga, berapa harganya? Bocah itu menjawab: “surga itu tidak bisa dibeli!! Lelaki itu berkata: Bukankah kemarin kau jual dengan harga 100 ribu kepada istriku? Bocah itu menjawab: Uang 100 ribu yang diberikan istrimu bukan untuk membeli surga, namun ia berikan semata-mata untuk menambal kesedihanku. Sedangkan dirimu kemari untuk membeli surga, sedangkan surga tidak bisa dibeli. Karena sejatinya surga akan dianugrahkan Allah kepada orang-orang yang berbuat ihsan.

Derajat ihsan merupakan tingkatan tertinggi keislaman seorang hamba. Tidak semua orang bisa meraih derajat yang mulia ini. Hanya hamba-hamba Allah yang khusus saja yang bisa mencapai derajat mulia ini. Oleh karena itu, merupakan keutamaan tersendiri bagi hamba yang mampu meraihnya. Semoga Allah ‘Azza wa Jalla menjadikan kita termasuk di dalamnya.

اعوذ بالله من الشيطان الرجيم

يسم الله الرحمن الرحيم
وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)

بارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَا السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أقُوْلُ قَوْلِي هَذا وَأسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ .



Khutbah Kedua:

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، اَلْمُتَعَالِيْ عَنِ الْمُشَارَكَةِ وَالْمُشَاكَلَةِ لِسَائِرِ الْبَشَرِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيْدُ اْلخَلاَ ئِقِ وَاْلبَشَرْ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ وَبَارِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَاَصْحَا بِهِ مَصَابِيْحِ الْغُرَرِ.

اَمَّا بَعْدُ, فَيَا اَيُّهَاالْمُسْلِيْمُوْنَ: اِتَّقُوااللهَ مِنْ سِمَاعِ اللَّغْوِ وَفُضُوْلِ اْلخَبَر. وَنْتَهُوْاعَمَّا نَهَا كُمْ عَنْهُ وَحَذَّرْ. وَعْلَمُوا اَنَّ اللهَ قَدْ اَمَرَكُمْ أَمْرًا بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلاَئِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. فَقَالَ تَعَالَى مُخْبِرًاوَاَمِرًا. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، فِي الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. 

وارض اللهم عن الأربعة الخلفاء الراشدين أبي بكر وعمر وعثمان وعلي رضي الله عنهم اجمعين . وَرضي الله تعالى عَنْ كُلِّ الصَّحَابَةِ وَالْقَرَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَتَابِعِهِمْ بِاِحْسَانٍ اِلىَ يَوْمِ الدِّيْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ وَغَافِرَ الذُّنُوْبِ وَالْخَطِيْئَاتِ . اللهم اجعل بلدتنا اندونيسيا وسائر بلاد المسلمين بلدة أمنة بلدة مطمئنة بلدة رخية بلدة سليمة من بلاء الدنيا والأخرة . اللهم اصلحنا بصلاحنا وصلاح ولاة أمورنا وارزقنا واياهم البطانة الصالحة . رَبَّنَا اَتِنَا فىِ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفىِ الاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.    

عِبَادَ اللهِ،… إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ولذِكْرُالله اَكْبَر. وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصنَعُونَ.




Khadimul Majlis al-Mu'afah
H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy

Ikuti Kajian Islam:

instagram.com/rizkialbatawi

@rizkialbatawi

https://www.facebook.com/Rizqi-Zulqornain-Albatawi

 ********* ******** ********

Senin, 03 Juli 2017

Puasa 6 Hari Di Bulan Syawwal

Puasa 6 hari Di Bulan Syawwal
Oleh; H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله رب العالمين


اللهم نسألك أن تصليا *** على حبيبك إمام الأنبيا

صل على الفاتح ما قد أغلق *** محمد الخاتم ما قد سبق

وناصر الحق العلي بالحق *** سيدنا الهادي لكل الخلق

الى صراطك القويم المستقيم *** والأل مقدر قدره العظيم


الحمد لله الذي شرح الصدور، وجعل شوال من مواسم السرور وأشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له وأشهد ام سيدنا محمدا عبده ورسوله . اللهم صل وسلم على سيدنا محمد بدر البدور وعلى اله وصجبه ومن تبعهم الى يوم البعث والنشور : أما بعد : فاوصيكم ونفسي أيها العباد بتقوى الله فانها خير زاد يتزود بها العبد الى دار المعاد . فقال تعالى .....

Di antara amalan yang berfadhilah besar setelah mengerjakan puasa wajib bulan Ramadhan adalah melakukan puasa enam hari di bulan Syawwal. Imam Ibn Rajab al-Hambaliy (wafat tahun 795 Hijriyah) dalam litab Lathaif al-Maarif Fi Ma Li Mawasim al-Am Wa al-Wazhaif halaman 219: menyebutkan lima fadhail (keutamaan) seputar puasa syawal:

1. Puasa syawal menyempurnakan puasa Ramadhan.
Rasulullah shallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

"Siapa saja berpuasa Ramadhan kemudian mengiringinya dengan 6 hari di bulan syawal, maka dihitung seperti puasa satu tahun penuh" [HR. Muslim]

2. Puasa syawal merupakan pengiring puasa Ramadhan.
Shalat rawatib qabliyah berfungsi sebagai persiapan untuk memasuki shalat fardhu sedangkan shalat rawatib ba`diyah berfungsi untuk menutupi kekurangan dalam shalat. Maka demikian juga dalam puasa syawal dan puasa bulan Sya’ban. Puasa sunat bulan sya’ban merupakan persiapan untuk memasuki puasa wajib di bulan Ramadhan. Sedangkan puasa sunat di di bulan Syawal untuk menutupi kekurangan-kekurangan yang terjadi dalam puasa Ramadhan.

3. Puasa syawal merupakan tanda diterimanya puasa Ramadhan.
Membiasakan puasa setelah puasa Ramadhan adalah tanda diterimanya puasa Ramadhannya, karena Allah apabila menerima amal seorang hamba, akan memberikan taufik untuk beramal shalih setelahnya".
Sebagaimana dosa bisa mengantarkan seseorang berbuat dosa yang lain, Allah berfirman:

وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا

"Balasan kejelekan adalah berupa kejelekan serupa" [Surat Ash-Syura: 40]
Maka kebaikan juga tabiatnya membuahkan kebaikan yang lainnya,
Allah berfirman:

هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ

"Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)." [Surat Ar-Rahman: 60]

4. puasa syawwal sebagai wujud syukur

وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Artinya : “Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (Q.S. Al-Baqarah: 185).

5. puasa Syawwal merupakan estafet Ibadah
 Ibadah tidak terhenti dengan habisnya bulan Ramadhan tetapi terus berkelanjutan selama kita masih hidup. Batasan beramal manusia hanyalah mati.  Allah berfirman :

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ...

 Sembahlah tuhanMu sehingga datanglah yakin(kematian) .Q.S al-Hijr ayat 99

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ، وَقُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ، وَعَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ، جَمِيعًا عَنْ إِسْمَاعِيلَ، قَالَ ابْنُ أَيُّوبَ: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ، أَخْبَرَنِي سَعْدُ بْنُ سَعِيدِ بْنِ قَيْسٍ، عَنْ عُمَرَ بْنِ ثَابِتِ بْنِ الْحَارِثِ الْخَزْرَجِيِّ، عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّهُ حَدَّثَهُ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ، كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ»

Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub dan Qutaibah bin Sa'id dan Ali bin Hujr semuanya dari Isma'il - Ibnu Ayyub berkata- Telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Ja'far telah mengabarkan kepadaku Sa'd bin Sa'id bin Qais dari Umar bin Tsabit bin Harits Al Khazraji dari Abu Ayyub Al Anshari radliallahu 'anhu, bahwa ia telah menceritakan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa yang berpuasa Ramadlan kemudian diiringinya dengan puasa enam hari di bulan Syawwal, maka yang demikian itu seolah-olah berpuasa sepanjang masa." 

Dan Telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair telah menceritakan kepada kami bapakku telah menceritakan kepada kami Sa'd Sa'id saudaranya Yahya bin Sa'id, telah mengabarkan kepada kami Umar bin Tsabit telah mengabarkan kepada kami Ayyub Al Anshari radliallahu 'anhu, ia berkata; Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda. Yakni dengan hadits semisalnya. (Shahih Imam Muslim hadist no: 1164).

Faidah dari hadist di atas:

@ Sebagai dalil kesunnahan puasa enam hari di bulan syawwal.
@ Puasa enam hari tersebut dikerjakan selama di bulan Syawwal.
@ Lebih utama dilakukan secara berturut-turut meskipun boleh dipisahkan
@Pahala puasa bulan Ramadhan seperti puasa 10 bulan. Dan Puasa 6 hari bulan Syawwal menjangkepkan setahun. Imam Ahmad meriwayatkan dalam Musnadnya:

حَدَّثَنَا الْحَكَمُ بْنُ نَافِعٍ، حَدَّثَنَا ابْنُ عَيَّاشٍ، عَنْ يَحْيَى بْنِ الْحَارِثِ الذِّمَارِيِّ، عَنْ أَبِي أَسْمَاءَ الرَّحَبِيِّ، عَنْ ثَوْبَانَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " مَنْ صَامَ رَمَضَانَ فَشَهْرٌ بِعَشَرَةِ أَشْهُرٍ، وَصِيَامُ سِتَّةِ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ فَذَلِكَ تَمَامُ صِيَامِ السَّنَةِ "

Telah menceritakan kepada kami Al Hakam bin Nafi' telah bercerita kepada kami Ibnu 'Ayyasy dari Yahya bin Al Harits Adz Dzimari dari Abu Asma` Ar Rahabi dari Tsauban dari Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda; "Barangsiapa puasa Ramadhan maka itu sebulan dikali sepuluh bulan, dan puasa enam hari setelah romadhon itulah penggenap puasa setahun." (Musnad Ahmad hadist no: 22412).

Allah juga berfirman:

مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا

Siapa yang mengerjakan kebaikan maka baginya adalah sepuluh balasan kadarnya…(al-An`am 160)

Maka puasa sebulan Ramadhan 30 hari X 10= 300. Sedangkan puasa di bulan Syawal 6 hari X 10= 60. Total 360, hari dalam satu tahun. Bila bulan Ramadhan hanya 29 hari x 10= 290 + 60 = 350, dengan luasnya karunia dan rahmat Allah Taala, bilangan tersebut digenapkan walaupun kurang dari bilangan hari dalam setahun.

Siapa saja yang punya hutang puasa di bulan Ramadhan, lalu ia berniat menggabung dua niat sekaligus niat qadha dan puasa syawwal, para ulama berbeda pendapat. Ada yang menyatakan sah, sebagian ulama lain mengatakan tidak sah keduanya, sebagian lagi menegaskan: yang sah hanya pahala puasa sunnahnya.

Bila seseorang melakukan puasa qadha Ramadhan bertepatan dengan bulan Syawal maka secara otomatis ia kan mendapatkan pahala puasa sunnah di bulan Syawal. Jadi cara niatnya cukup niat puasa qadha saja dan disaat itu ia mendapatkan pahalanya puasa Syawal. Akan tetapi pahala tersebut berbeda dengan orang yang melakukan puasa qadha dan puasa enam hari di bulan syawwal secara terpisah.

Syeikh Abdullah as-Syarqawiy menyatakan dalam Hasyiyah at-Tahrir;

"ولو صام فيه - أي شوال - قضاء عن رمضان أو غيره نذرًا أو نفلًا آخر، حصل له ثواب تطوعها، إذ المدار على وجود الصوم في ستة أيام من شوال ... لكن لا يحصل له الثواب الكامل المترتب على المطلوب إلا بنية صومها عن خصوص الست من شوال، ولاسيما من فاته رمضان لأنه لم يصدق أنه صام رمضان وأتبعه ستًّا من شوال

Apa bila seseorang melakukan puasa qadha atau lainnnya seperti puasa nadzar dan puasa sunnah (senin dan kamis) di bulan syawwal, maka otomatis ia mendapat pahala puasa sunnah syawwal tersebut. karena yang menjadi patokan terjadinya puasa yang dilakukan itu pada enam hari bulan Syawwal. Akan tetapi ia tidak mendapat pahala sempurna sebagaimana yang diperintahkan kecuali dengan meniatkan puasa enam hari di bulan syawwal secara khusus. Terlebih lagi, bagi orang yang masih punya sangkutan hutang qadha puasa bulan Ramadhan, ia tidak termasuk bagian orang yang mengiringi puasa Ramadhan dengan puasa syawwal.

Mengenai kapan star melakukan puasa Syawwal para ulama berbeda pendapat. Imam Malik memakruhkan seseorang mengawali puasa Syawwal pada awal-awal bulan syawwal (langsung tangal 2 dan seterusnya). Dalam mazhab Imam Malik disunnahkan untuk menundanya sampai tengah-tengah bulan syawwal dan dilakukan selama enam hari dengan terpisah-pisah tidak berturut-turut serta dikerjakan dengan sir (tersembunyi). Pendapat Imam Malik tersebut didasarkan kepada Sad’ adz-Dzara’I (mencegah sesuatu agar tidak terjadi kerusakan), yakni agar orang awam tidak menyangka puasa enam hari di bulan syawwal sebagai ibadah wajib. Imam Malik bukan berpaling dari Nash agama, tetapi beliau justru menjaga keutuhan nash agama dari takwil yang merusak tujuan syariat. Dengan alasan yang sama, Sayiduna Abu Bakar dan sayiduna ‘Umar tidak menyembelih qurban untuk dirinya selama setahun atau dua tahun karena khawatir jika dianggap wajib. Begitu juga empat ulama mazhab memakruhkan seseorang lelaki menikahi wanita kitabiyah (ahli kitab Yahudi Dan Nashrani).


Dalam kitab alfiqh ala madzahib al-Arbaah disebutkan;

يكره تزوج الكتابية إذا كانت في دار الإسلام وتشتد الكراهية إذا كانت في دار الحرب كما هو رأي بعض المالكية.

Seorang muslim dimakruhkan menikahi wanita kitabiyah apabila ia tinggal di Negara islam. Dan kemakruhan semakin kuat mana kala ia berada di Negara harbi. Pendapat ini sama dengan pendapat sebagian ulama’ madzhab maliki.

Dalam Kitab Minhajut Tholibin, Imam Nawawi menjelaskan:

يحرم نكاح من لا كتاب لها كوثنية ومجويية وتحل كتابية لكن تكره حربية وكذا ذمية علي الصحيح.

Bagi seorang muslim haram menikahi wanita yang tidak memiliki kitab suci seperti penyembah berhala dan majusi. Dan boleh baginya menikahi wanita kitabiyah tetapi hukumnya makruh jika wanita itu termasuk harbiyah. Demikian juga dzimiyyah menurut pendapat yang shohih.

Lantaran selempang (adanya kekhawatiran) dampak negatif di masa datang. Boleh jadi status wanita kitabiyah itu belum jelas, apakah kitabiyah asli atau wanita muslimah tetapi murtad. Saddu adz-Dzari’ah juga dilakukan oleh Imam Hasan al-Bashriy ketika beliau ditanya orang: Ya Imam, apakah boleh pria muslim menikahi wanita Kitabiyah? Beliau menjawab: Tidak usah menikahi wanita kitabiyah, lah wong wanita muslimah sangat banyak.”

Pendapat yang memakruhkan puasa syawwal dilakukan di awal-awal bulan syawwal juga dikuatkan dengan riwayat Imam Abdurrazzaq (wafat tahun 211 Hijriyah) dalam kitab al-Mushannaf:

قَالَ عَبْدُ الرَّزَّاقِ: وَسَأَلْتُ مَعْمَرًا عَنْ صِيَامِ السِّتِّ الَّتِي بَعْدَ يَوْمِ الْفِطْرِ، وَقَالُوا لَهُ: تُصَامُ بَعْدَ الْفِطْرِ بِيَوْمٍ، فَقَالَ: «مَعَاذَ اللَّهِ إِنَّمَا هِيَ أَيَّامُ عِيدٍ وَأَكْلٍ وَشُرْبٍ، وَلَكِنْ تُصَامُ ثَلَاثَةُ أَيَّامٍ قَبْلَ أَيَّامِ الْغُرِّ، أَوْ ثَلَاثَةُ أَيَّامِ الْغُرِّ أَوْ بَعْدَهَا، وَأَيَّامُ الْغُرِّ ثَلَاثَةَ عَشَرَ، وَأَرْبَعَةَ عَشَرَ، وَخَمْسَةَ عَشَرَ»، وَسَأَلْنَا عَبْدَ الرَّزَّاقِ: «عَمَّنْ يَصُومُ يَوْمَ الثَّانِي؟ فَكَرِهَ ذَلِكَ، وَأَبَاهُ إِبَاءً شَدِيدًا»

Imam Abdur razzaq berkata: “Aku bertanya kepada Ma’mar tentang puasa enam hari di bulan syawwal seteah Idul fitri. Banyak orang mengatakan dikerjakan setelah tanggal satu syawwal yakni hari kedua Syawwal.Ma’mar berkata: “Aku berlindung kepada Allah, hari kedua masih disebut juga hari raya, hari makan dan minum, lakukanlah puasa Syawwal selama 3 hari sebelum Ayyamul Ghurri dan 3 hari lagi setelah Ayyamul Ghurri. Yang dimaksud ayyamul ghurri adalah tanggal 13, 14 dan 15 Syawwal. Dan kami bertanya kepada Imam Abdurrazzaq mengenai orang yang memulai puasa syawwal tanggal dua? Beliau memakruhkannya dan menolak dengan keras.” (mushannaf Abdir razzaq hadist no: 7922).

Pendapat mayoritas ulama: puasa syawal bisa dimulai kapan saja selama dia bisa menyelesaikan 6 hari puasa itu di bulan syawal baik secara berurutan dan terpisah-pisah. Walaupun tidak diragukan bahwa menyegerakan pengerjaannya itu lebih utama berdasarkan keumuman dalil untuk berlomba-lomba dalam mengerjakan kebaikan dan dalil yang menganjurkan untuk tidak menunda amalan saleh.

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا سَعْدُ بْنُ سَعِيدٍ، عَنْ عُمَرَ بْنِ ثَابِتٍ، عَنْ أَبِي أَيُّوبَ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ فَذَلِكَ صِيَامُ الدَّهْرِ.

وَفِي البَابِ عَنْ جَابِرٍ، وَأَبِي هُرَيْرَةَ، وَثَوْبَانَ.حَدِيثُ أَبِي أَيُّوبَ حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ.وَقَدْ اسْتَحَبَّ قَوْمٌ صِيَامَ سِتَّةِ أَيَّامٍ مِنْ شَوَّالٍ بِهَذَا الحَدِيثِ.قَالَ ابْنُ الْمُبَارَكِ: هُوَ حَسَنٌ هُوَ مِثْلُ صِيَامِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ.قَالَ ابْنُ الْمُبَارَكِ: وَيُرْوَى فِي بَعْضِ الحَدِيثِ وَيُلْحَقُ هَذَا الصِّيَامُ بِرَمَضَانَ، وَاخْتَارَ ابْنُالْمُبَارَكِ أَنْ تَكُونَ سِتَّةَ أَيَّامٍ فِي أَوَّلِ الشَّهْرِ.وَقَدْ رُوِيَ عَنِ ابْنِ الْمُبَارَكِ أَنَّهُ قَالَ: إِنْ صَامَ سِتَّةَ أَيَّامٍ مِنْ شَوَّالٍ مُتَفَرِّقًا فَهُوَ جَائِزٌ.وَقَدْ رَوَى عَبْدُ العَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ صَفْوَانَ بْنِ سُلَيْمٍ، وَسَعْدِ بْنِ سَعِيدٍ، عَنْ عُمَرَ بْنِ ثَابِتٍ، عَنْ أَبِي أَيُّوبَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَذَا.وَرَوَى شُعْبَةُ، عَنْ وَرْقَاءَ بْنِ عُمَرَ، عَنْ سَعْدِ بْنِ سَعِيدٍ هَذَا الحَدِيثَ، وَسَعْدُ بْنُ سَعِيدٍ هُوَ أَخُو يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ الأَنْصَارِيِّ وَقَدْ تَكَلَّمَ بَعْضُ أَهْلِ الحَدِيثِ فِي سَعْدِ بْنِ سَعِيدٍ مِنْ قِبَلِ حِفْظِهِ.حَدَّثَنَا هَنَّادٌ، قَالَ: أَخْبَرَنَا الحُسَيْنُ بْنُ عَلِيٍّ الجُعْفِيُّ، عَنْ إِسْرَائِيلَ أَبِي مُوسَى، عَنِ الحَسَنِ البَصْرِيِّ قَالَ: كَانَ إِذَا ذُكِرَ عِنْدَهُ صِيَامُ سِتَّةِ أَيَّامٍ مِنْ شَوَّالٍ، فَيَقُولُ: وَاللَّهِ لَقَدْ رَضِيَ اللَّهُ بِصِيَامِ هَذَا الشَّهْرِ عَنِ السَّنَةِ كُلِّهَا.

Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Mani' telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah telah menceritakan kepada kami Sa'd bin Sa'id dari Umar bin Tsabit dari Abu Ayyub dia berkata, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda: " Barang siapa yang berpuasa Ramadlan yang dilanjutkan dengan puasa enam hari pada bulan Syawwal, maka hal itu sama dengan puasa setahun penuh."

Dalam bab ini (ada juga riwayat -pent) dari Jabir, Abu Hurairah dan Tsauban. Abu 'Isa berkata, hadits Abu Ayyub adalah hadits hasan shahih. Sebagian ulama menyukai untuk berpuasa enam hari di bulan Syawwal berdasarkan hadits ini. Ibnu Al Mubarak berkata, pendapat itu baik seperti halnya berpuasa tiga hari di pertengahan tiap bulan, Ibnu Al Mubarak melanjutkan, telah diriwayatkan di sebagian hadits, bahwa puasa ini lanjutan dari puasa Ramadlan, Ibnu Mubarak memilih dan lebih menyukai berpuasa enam hari di awal bulan berturut-turut namun tidak mengapa jika ingin berpuasa enam hari tidak berurutan. (perawi) berkata, 'Abdul Aziz bin Muhammad telah meriwayatkan hadits ini dari Shafwan bin Sulaim, sedangkan Sa'ad bin Sa'id meriwayatkannya dari Umar bin Tsabit dari Abu 'Ayyub dari Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam. Begitu juga Syu'bah meriwayatkan hadits ini dari Warqa' bin Umar dari Sa'ad bin Sa'id dan Sa'ad bin Sa'id ialah saudaranya Yahya bin Sa'id Al Anshari, para ahlul hadits mencela Sa'ad bin Sa'id dari segi hafalannya. Telah menceritakan kepada kami Hannad telah menceritakan kepada kami Hasan bin Ali Al Ju'fi dari Isra'il Abu Musa dari Hasan Al Bashri beliau berkata, jika disebutkan padanya puasa enam hari di bulan Syawwal dia berkata, demi Allah, sungguh Allah telah ridla kepada puasa enam hari di bulan Syawwal sebanding dengan puasa setahun penuh. (sunan at-Tirmidzi hadis no: 759).

Adapun sanad muttashil kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dari jalur Imam Muslim rahimahullah mengenai puasa syawwal sebagai berikut;

الحاج رزقي ذو القرنين اصمت البتاوي عن العلامة الشيخ محمد بوخبزة التطواني المغربي عن الحافظ السيد احمد الغماري عن ابي العباس احمد بن نصر العدوي عن احمد بن محجوب الفيومي عن احمد منة الله الازهري عن محمد بن محمد الامير عن نور الدين ابي الحسن علي بن محمد العربي السقاط عن ابراهيم الفيومي عن احمد القرقاوي عن علي الاجهوري عن نور الدين ابي بكر القرافي عن الحافظ السيوطي عن علم الدين البلقيني عن برهان الدين ابي اسحاق التنوخي عن سليمان بن حمزة عن ابي الحسن علي بن الحسين المغير عن الحافظ ابي الفضل سليمان بن ناصر السلامي عن الحافظ ابي القاسم عبد الرحمن بن ابي عبد الله بن منده عن الحافظ ابي بكر محمد بن عبد الله بن محمد بن زكريا بن الحسن الجوزقي عن ابي الحسن مكي بن عبدان النيسابوري عن الامام مسلم قال:

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ، وَقُتَيْبَةُ بْن سَعِيدٍ، وَعَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ، جَمِيعًا عَنْ إِسْمَاعِيلَ، قَالَ ابْنُ أَيُّوبَ: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ، أَخْبَرَنِي سَعْدُ بْنُ سَعِيدِ بْنِ قَيْسٍ، عَنْ عُمَرَ بْنِ ثَابِتِ بْنِ الْحَارِثِ الْخَزْرَجِيِّ، عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّهُ حَدَّثَهُ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ، كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ»

Dikutip ulang dari kitab ittihaful amajid bi nafaisil fawaid karya Abu Mun'yah as-Sakunjiy at-Tijaniy jilid 2 halaman 115.


Khadimul Majlis al-Mu'afah

H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy

instagram.com/rizkialbatawi

instagram.com/Zulqornain_Muafiy


Alamat Yayasan al-Muafah: Jalan Tipar Cakung Rt 05 Rw 08 No; 5 Kampung Baru, Cakung Barat Jakarta Timur 13910