Tampilkan postingan dengan label Fiqh Wudhu. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Fiqh Wudhu. Tampilkan semua postingan

Selasa, 15 Agustus 2017

Membasuh Tengkuk Dalam Berwudhu

Membasuh Tengkuk Dalam Berwudhu

Oleh; H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy

بسم الله الرحمن الرحيم

 حمدا له أظهر في الوجود *** نور حقيقة النبي المحمود
وصل يا رب على محمد *** الفاتح الخاتم طه الأمجد
وناصر الحق وهادينا الى *** صراطك القويم نهج الفضلا
وآله بحق قدره الفخيم *** وجاه مقدار مقامه العظيم.

أما بعد:

Pertanyaan Saudara Sa’ban Said at-Tijaniy dari Kampung Baru Cakung Barat Jakarta Timur:

Saya pernah mendengar satu kajian rutin di sebuah masjid, seorang ustadz yang menyampaikan materi tentang wudhu. Ia berkata bahwa salah satu kesalahan yang kerap dilakukan orang saat berwudhu adalah membasuh tengkuk (leher belakang).

Pertanyaan saya apakah benar yang disebutkan ustadz tersebut, dan banyak orang tua dahulu yang hidupnya rajin beribadah ketika berwudhu saya perhatikan mereka membasuh tengkuk. Adakah doa khusus saat membasuh tengkok. Tolong berikan referensi masalah ini?

JAWABAN:

Membasuh tengkok (bagian belakang leher) dalam berwudhu terdapat perbedaan pendapat para ulama: Mazhab Imam Malik dan Imam Syafiiy membasuh tengkok tidak disunnahkan. Adapun mazhab Imam Abu Hanifah, Imam Ahmad Bin Hambal dan sebagian mazhab Imam Syafiiy membasuh tengkok hukumnya disunnahkan. Qaul (pendapat) yang menolak membasuh tengkok beralasan bahwa tidak ada hadis yang valid menetapkan hal tersebut. Sedangkan qaul yang mengamalkan membasuh tengkok berpijak pada sebuah hadis riwayat imam ad-Dailamiy:

مَسْحُ الرَّقَبَةِ أَمَانٌ مِنْ الْغُلِّ

Artinya: “Membasuh tengkok pelindung dari belenggu di hari kiamat”.

Para ahli tasawuf telah mengujicoba sesungguhnya membasuh tengkok memiliki fadhilah dapat menghilangkan galau dan BT (Boring Today). Walaupun hadis riwayat imam ad-Dailamiy di atas dhaif (lemah), ketika melalui proses Tajribah (eksperimen) mendatangkan hikmah maka para ahli tasawuf mengamalkannya.

Sayyid al-Bakriy Bin Muhammad Syatha dalam kitab Ianatut Thalibin Jilid 1 halaman: 49 menyebutkan ( الغل ) bila dibaca dhammah huruf Ghain menjadi al-Ghulli artinya adalah rantai yang membelenggu di hari kiamat. Jika dibaca dengan kasrah huruf Ghain menjadi al-Ghill artinya adalah dengki.”

Imam al-Qadhi al-Husain menyebutkan khilafiyah seputar perkara tersebut dalam kitab Ta’liqatnya halaman 279:

وأما مسح العنق لم ترد فيه سنة، وقد قيل: فيه وجهان: إن قلنا: يسن ذلك: يمسح بالماء الذي يمسح به الأذنان تبعًا لهما، لقوله عليه السلام: (مسح العنق أمان من الغل)

Masalah membasuh tengkuk, tidak ditemukan hadis yang shahih menganjurkannya. Pada masalah tersebut ada dua pendapat: Bila kita mengatakan itu sebuah kesunnahan wudhu, maka pembasuhan tengkuk dilakukan bersamaan dengan air yang dijadikan untuk menyapukan air di dua telinga karena ada hadis yang menyebutkan basuhan tengkuk dalam wudhu dapat membentengi seseorang dari sifat dengki.

Imam Ibn ar-Rif’ah dalam kitab Kifayatun Nabih Syarh at-Tanbih jilid 1 halaman 315 berkomentar: “Adapun imam ar-Ruyaniy condong pembasuhan tengkuk dilakukan setelah membasuh telinga dengan air yang baru, bukan dijadikan satu dengan air yang digunakan menyapu telinga sebagaimana pendapat imam al-Qadhi Husain.”

Imam Abdul Karim ar-Rafiiy dalam kitab Fathul Aziz Syarh al-Wajiz jilid 1 halaman 130: Jika membasuh tengkuk disebut perbuatan sunnah wudhu, maka membasuhnya dengan menggunakan air yang baru. Jika hanya dikatakan sebuah adab wudhu, maka membasuhnya cukup sekalian membasuhnya dengan air yang digunakan menyapu kedua telinga. Walaupun mayoritas ulama mengukuhkan pembasuhan tengkuk dengan air sisa basahan membasuh telinga. Imam Al-Mas’udiy dan Imam al-Baghawiy menambahkan bahwa membasuh tengkuk itu sebagai bentuk ithalah ghurrah (memanjangkan cahaya anggota wudhu di hari kiamat) dengan melebihkan basuhan anggota wudhu dari basuhan yang semestinya.

Imam al-Haramain Abdul Malik al-Juwainiy dalam kitab Nihayatul Mathlab Fi Dirayatil Mazhab jilid 1 halaman 84 menyebutkan: Para elite ahli hadis tidak ridho mengenai sanad hadis tersebut dan mereka memperkarakannya karena membasuh tengkuk diberikan label sunnah, sedangkan dalilnya tidak kuat.

Imam Muhyiddin an-Nawawi ad-Dimasyqiy dalam kita al-Majmu Syarh al-Muhazzab jilid 1 halaman 465 mengatakan:

وَأَمَّا قَوْلُ الْغَزَالِيِّ إنَّ مَسْحَ الرَّقَبَةِ سُنَّةٌ لِقَوْلِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَسْحُ الرَّقَبَةِ أَمَانٌ مِنْ الْغُلِّ فَغَلَطٌ لِأَنَّ هَذَا مَوْضُوعٌ لَيْسَ مِنْ كَلَامِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَجَبٌ قَوْلُهُ لِقَوْلِهِ بِصِيغَةِ الْجَزْمِ وَاَللَّهُ أَعْلَمُ

Pendapat imam al-Ghazali terkait membasuh tengkuk sebagai perbuatan sunnah berdasarkan hadis Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam: Membasuh tengkuk melindungi jeratan rantai di hari kiamat” itu merupakan kekeliruan. Karena hadis tersebut palsu bukan perkataan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam. Sangat aneh al-Ghazaliy, menyebut hadis palsu dengan menggunakan kelugasan (terlalu pede). Allah Maha mengetahui.”

Mengenai Doa yang dibaca ketika membasuh tengkuk disebutkan oleh Imam al-Ghazaliy dalam kitab Ihya Ulumiddin jilid 1 halaman 34:

اللهم فك رقبتي من النار وأعوذ بك من السلاسل والأغلال

Allahumma Fukka Roqobati Minan Nar, Wa Audzubika Minas Salasili Wal Aghlal

Artinya: Ya Allah, selamatkan tengkukku dari neraka api neraka dan aku berlindung kepadaMu dari jeratan rantai dan belenggu di hari kiamat."

Kesimpulannya: Bagi yang mengamalkan membasuh tengkuk dalam berwudhu mengikuti para ahli ma’rifah dan yang menolak berpegang kepada ahli hadis. Semuanya punya dalil dalam mengamalkan ibadah. Boleh jadi Syekh Abdul Hamid as-Syarawani dalam Hasyiyah Tuhfatuh Muhtaj jilid 1 halaman 241, nandak mengutip pendapat Syekh Sulaiman al-Kurdiy:

وَخَبَرُ «مَسْحُ الرَّقَبَةِ أَمَانٌ مِنْ الْغِلِّ» مَوْضُوعٌ لَكِنَّهُ مُتَعَقَّبٌ بِأَنَّ الْخَبَرَ لَيْسَ بِمَوْضُوعٍ  . وَقَالَ الْكُرْدِيُّ عَلَيْهِ وَالْحَاصِلُ أَنَّ الْمُتَأَخِّرِينَ مِنْ أَئِمَّتِنَا قَدْ قَلَّدُوا الْإِمَامَ النَّوَوِيَّ فِي كَوْنِ الْحَدِيثِ لَا أَصْلَ لَهُ وَلَكِنْ كَلَامُ الْمُحَدِّثِينَ يُشِيرُ إلَى أَنَّ الْحَدِيثَ لَهُ طُرُقٌ وَشَوَاهِدُ يَرْتَقِي بِهَا إلَى دَرَجَةِ الْحَسَنِ فَاَلَّذِي يَظْهَرُ لِلْفَقِيرِ أَنَّهُ لَا بَأْسَ بِمَسْحِهِ

Artinya: “Pernyataan hadis membasuh tengkuk melindungi dari belenggu di hari kiamat adalah hadis palsu, itu dikritik oleh para ulama setelah dikaji ulang ternyata bukan hadis palsu. Syekh Sulaiman al-Kurdiy menyimpulkan sesesungguhnya ulama mutaakhir (terkemudian) bermakmum kepada imam Nawawiy yang memberikan vonis hadis tentang membasuh tengkuk sebagai hadis bajakan (odong-odong). Akan tetapi pendapat ahli hadis memberikan pernyataan bahwa hadis tersebut memiliki banyak jalur periwayatan yang masing-masing menguatkan sehingga hadis yang lemah naik pangkat menjadi hadis hasan. Dan pendapat inilah yang saya pegang bahwa membasuh tengkuk boleh saja dilakukan.

Imam Abdul Qadir al-Fakihiy (wafat tahub 998 Hijriyah) dalam kitab al-Kifayah Syarh Bidayatil Hidayah halaman 133 berkata: "Mengenai hadis membasuh tengkuk, imam nawawiy memberikan bandrol palsu tetapi ulama hadis papan atas Imam Zainuddin al-Iraqiy mengatakan hadis Dhaif. Imam Ali Bin Muhammad al-Bakriy berkata walaupun dhaif tetapi boleh diamalkan

Dikutip ulang dari kitab ittihaful amajid bi nafaisil fawaid karya Abu Mun'yah as-Sakunjiy at-Tijaniy jilid 2 halaman 250.




Khadimul Majlis al-Mu'afah
H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy


instagram.com/rizkialbatawi


instagram.com/Zulqornain_Muafiy



 ********* ******** ********

يا فالق الحب والنوى، أعط كل واحد من الخير ما نوى، وارفع عنا كل شكوى، واكشف عنا كل بلوى، وتقبل منا كل نجوى، وألبسنا لباس التقوى، واجعل الجنة لنا مأوى .

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ وَالْهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ، وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

Alamat Yayasan al-Muafah

Jalan Tipar Cakung Rt: 05 Rw 08 NO: 5 Kampung Baru, Cakung Barat 13910


Senin, 14 Agustus 2017

Suami Mencium Istri Membatalkan Wudhu

Suami Mencium Istri Membatalkan Wudhu 

Oleh; H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy

بسم الله الرحمن الرحيم

 حمدا له أظهر في الوجود *** نور حقيقة النبي المحمود
وصل يا رب على محمد *** الفاتح الخاتم طه الأمجد
وناصر الحق وهادينا الى *** صراطك القويم نهج الفضلا
وآله بحق قدره الفخيم *** وجاه مقدار مقامه العظيم.

أما بعد:

Al-Muwattha hadis no; 64:

 (64)حَدَّثَنِي يَحْيَى عَنْ مَالِك عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ أَبِيهِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ قُبْلَةُ الرَّجُلِ امْرَأَتَهُ وَجَسُّهَا بِيَدِهِ مِنْ الْمُلَامَسَةِ فَمَنْ قَبَّلَ امْرَأَتَهُ أَوْ جَسَّهَا بِيَدِهِ فَعَلَيْهِ الْوُضُوءُ

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari Ibnu Syihab dari Salim bin Abdullah dari bapaknya, - Abdullah bin Umar - dia pernah berkata; "Ciuman dan rabaan tangan laki-laki pada istrinya termasuk mulamasah. Barangsiapa yang mencium istrinya atau merabanya, wajib baginya berwudlu."

 (65)وحَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنْ ابْنِ شِهَابٍ أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ مِنْ قُبْلَةِ الرَّجُلِ امْرَأَتَهُ الْوُضُوءُ

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari Ibnu Syihab bahwa dia berkata; "Wajib berwudlu bagi seorang laki-laki yang mencium istrinya."

 (66)وَحَدَّثَنِي عَنْ مَالِكٍ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ: «مِنْ قُبْلَةِ الرَّجُلِ امْرَأَتَهُ الْوُضُوءُ» قَالَ نَافِعٌ: قَالَ مَالِكٌ: وَذَلِكَ أَحَبُّ مَا سَمِعْتُ إِلَيَّ

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari Ibnu Syihab bahwa dia berkata; "Wajib berwudlu bagi seorang laki-laki yang mencium istrinya." Ibnu Nafi’ berkata. Malik menegaskan: “Demikian itu sesuatu yang paling aku suka mendengarnya.”

Imam Muhammad Bin Abdurrahman ad-Dimasyqiy rahimahullah mengatakan: “Para ulama berbeda pandangan mengenai masalah bersentuhan kulit lelaki dengan wanita, batal wudhu atau tidak. Mazhab imam Syafii: Batal wudhu secara mutlak, bila sentuhan kulit tersebut langsung tanpa ada penghalang dan antara lelaki dan wanita tersebut tidak ada hubungan mahram serta keduanya telah masuk usia yang layak digumbirahi (6 tahun). Mazhab Imam Malik dan Imam Ahmad: “Bila sentuhan itu terjadi antara keduanya dengan dapat menimbulkan syahwat, maka batal. Bila tidak ada getaran syahwat maka tidak batal. Mazhab Imam Abu Hanifah: Tidak batal, sentuhan kulit lelaki dan perempuan bila tidak menyebabkan ereksi (ngaceng) kemaluannya. Dikatakan batal, bila terjadi sentuhan dan mengalami ereksi secara bersamaan. Imam Muhammad Bin Hasan berkata: Tidak batal sekalipun sentuhan tersebut menyebabkan ereksi kemaluan lelaki. Imam Atha’ berpendapat: Bila sentuhan kulit itu terjadi antara ajnabiyah (wanita yang bukan mahram) dan laki-laki, maka batal. Tetapi jika dengan wanita ajnabi yang halal seperti Istrinya atau budak perempuannya, maka tidak batal. Mazhab Imam Syafii menyatakan konsekuensi batal dalam kasus sentuhan kulit lelaki yang bukan mahram berlaku batal bagi si Lamis (pelaku atau yang duluan menyentuh) dan malmus (yang disentuh). Adapun mazhab Imam Ahmad Bin hambal dalam hal ini ada dua pendapat.

Imam Abdul Wahhab as-Sya'rani dalam al-Mizan al-Kubra menyebutkan: "Pendapat yang mengatakan seorang suami menyentuh kulit istrinya tanpa penghalang tidak batal, beralasan dengan hadis riwayat siti Aisyah Radhiyallahu anha yang menyatakan: Bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mencium beberapa istrinya kemudian langsung mengerjakan shalat tanpa wudhu lagi. Pendapat ini ditujukan bagi orang yang mampu menahan syahwatnya.

Imam Ibn al-Arabiy al-Hatimiy rahimahullah berkata: “Pendapat ulama yang menyatakan tidak batal wudhu ketika lelaki bersentuhan dengan kulit perempuan berargumen bahwa perempuan dianugrahkan kesempurnaan yang ada dalam kandungan makna firman Allah surat at-Tahrim ayat 4:

وَإِنْ تَظَاهَرَا عَلَيْهِ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ مَوْلَاهُ وَجِبْرِيلُ وَصَالِحُ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمَلَائِكَةُ بَعْدَ ذَلِكَ ظَهِيرٌ

 Artinya: jika kamu berdua (siti Hafshah Dan Siti Aisyah) bantu-membantu menyusahkan Rasulullah, maka sesungguhnya Allah adalah Pelindungnya dan (begitu pula) Jibril dan orang-orang mukmin yang baik; dan selain dari itu malaikat-malaikat adalah penolongnya pula.
  
Hal tersebut merupakan rahasia yang hanya Allah berikan kepada hamba pilihan untuk melihat awal eksistensi alam semesta dan mengetahui keistimewaan pangkat istri Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam (siti Hafshah dan siti Aisyah) sehingga Allah jadikan dirinya bersama para nabi di kalangan Ulul azmi, malaikat dan manusia lainnya dan itu menjadi rahasia yang tidak layak diviralkan kepada orang yang masih terhijab.

Syekh Ali al-Khawwash rahimahullah berkata: “Batal wudhu lelaki lantaran bersentuhan kulit perempuan itu hanya berlaku bagi orang yang belum terbuka pengetahuan batinnya mengenai keagungan perempuan sebagai induk yang melahirkan makhluq di alam semesta. Produktifitas perempuan bagian dari keagungan perempuan. Bandingannya adalah semboyan: Mutaaddiy afdhalu Min al-Qashir.



Khadimul Majlis al-Mu'afah
H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy


instagram.com/rizkialbatawi


instagram.com/Zulqornain_Muafiy



 ********* ******** ********

يا فالق الحب والنوى، أعط كل واحد من الخير ما نوى، وارفع عنا كل شكوى، واكشف عنا كل بلوى، وتقبل منا كل نجوى، وألبسنا لباس التقوى، واجعل الجنة لنا مأوى .

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ وَالْهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ، وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

Alamat Yayasan al-Muafah

Jalan Tipar Cakung Rt: 05 Rw 08 NO: 5 Kampung Baru, Cakung Barat 13910


Kamis, 22 September 2016

Obat Wawas (Cangkokan Iblis)

Waswas Cangkokan Iblis

Oleh; H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy


بسم الله الرحمن الرحيم


 حمدا له أظهر في الوجود *** نور حقيقة النبي المحمود

وصل يا رب على محمد *** الفاتح الخاتم طه الأمجد

وناصر الحق وهادينا الى *** صراطك القويم نهج الفضلا

وآله بحق قدره الفخيم *** وجاه مقدار مقامه العظيم.


أما بعد:


Salah satu jebakan jitu iblis untuk merusak ibadah orang_orang beriman adalah dengan menyematkan waswas dalam hati mereka.

Dengan membuat cangkokan waswas di hati mereka, iblis dengan mudah menggiring supaya hati mereka penuh keraguan. Ada orang yang kena penyakit waswas, mandi junub ampe bejem-jem. Ada yang berwudhu berulang-ulang membasuh muka sampe air di gombangan tiris. Ada lagi sholat dibatalkan karena merasa ada yang keluar dari dubur. Ada yang buang air kecil setengah jam karena merasa tidak tuntas. Ada yang gonta-ganti sempak karena merasa ada yang menetes. Ada yang mengulang-ulang takbiratul ihram karena merasa belum jangkep niatnya. Ada yang membaca Al-Fatihah berulang-ulang dengan susah karena merasa tidak benar, bahkan sampai ada yang teriak-teriak: saya tidak mentalak istri, karena menyangka telah melontarkan kalimat cerai, dain lain_lain.

Imam Ibnu Hajar al-Haitamiy ketika ditanya tentang penyakit was-was, adakah obatnya? Beliau mengatakan,

له دواء نافع وهو الإعراض عنها جملة كافية ، وإن كان في النفس من التردد ما كان – فإنه متى لم يلتفت لذلك لم يثبت بل يذهب بعد زمن قليل كما جرب ذلك الموفقون , وأما من أصغى إليها وعمل بقضيتها فإنها لا تزال تزداد به حتى تُخرجه إلى حيز المجانين بل وأقبح منهم , كما شاهدناه في كثيرين ممن ابتلوا بها وأصغوا إليها وإلى شيطانها

Ada obat yang paling mujarab untuk penyakit ini, yaitu tidak peduli secara keseluruhan. Meskipun dalam dirinya muncul keraguan yang hebat. Karena jika dia tidak perhatikan keraguan ini, maka keraguannya tidak akan menetap dan akan pergi dengan sendiri dalam waktu yang tidak lama. Sebagaimana cara ini pernah dilakukan oleh mereka yang mendapat taufiq untuk lepas dari was-was. Sebaliknya, orang yang memperhatikan keraguan yang muncul dan menuruti bisikan keraguannya, maka dorongan was-was itu akan terus bertambah, sampai menyebabkan dirinya sepertiorang gila atau lebih parah dari orang gila. Sebagaimana yang pernah kami lihat pada banyak orang yang mengalami cobaan keraguan ini, sementara dia memperhatikan bisikan was-wasnya dan ajakan setannya (al-Fatawa al-Fiqhiyah al-Kubro, 1:149).

Selanjutnya Dalam kitab Hasyiyah Tuhfatul Habib Ala Iqna' al_Khathib karya Imam Sulaiman Bin Muhammad Bin Umar al_Bujairimiy (wafat 1221 Hijriyah) rahimahullah disebutkan cara untuk menghilangkan was-was adalah dengan meletakan telapak tangan kanan di atas dada kiri berbetulan dengan hati dan membaca 7 kali:

سبحان الملك القدوس الخلاق الفعال

Subhanal Malikil Quddusil Khollaqil Fa' aL.

Artinya: Maha suci Tuhan yang menjadi raja, pemilik kesucian, maha pencipta dan maha merealisasikan kehendaknya.

Kemudian baca sekali ayat;

 إِنْ يَشَأْ يُذْهِبْكُمْ وَيَأْتِ بِخَلْقٍ جَدِيدٍ. وَمَا ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ بِعَزِيزٍ

Jika Dia menghendaki niscaya Dia memusnahkan kamu dan mendatangkan makhluk yang baru (untuk menggantikan kamu). Dan yang demikian itu sekali-kali tidak sulit bagi Allah. (surat Ibrahim ayat: 19-20)

Adapun sanad Muttashil kitab Hasyiyah Bujairimiy yang terkenal dengan Tuhfatul Habib sebagai berikut:

الحاج رزقي ذو القرنين أصمت البتاوي عن العلامة فضيلة الدكتور يوسف بن عبد الرحمن المرعشلي عن مسند الدنيا العلامة الشيخ محمد ياسين بن محمد عيسى الفاداني عن الشيخ محمد علي بن حسين المالكي عن شيخه السيد بكري شطا عن السيد احمد زيني دحلان المكي عن القاضي ارتضا علي خان المدراسي عن الشيخ عمر بن عبد الكريم العطار المكي عن ابي الحسن علي الونائي عن الشيخ محمد بن عبد السلام الناصري عن صاحب كتاب تحفة الحبيب الامام سليمان بن محمد بن عمر البجيرمي رحمه الله

Dikutip ulang dari kitab ittihaful amajid bi nafaisil fawaid karya Abu Mun'yah as-Sakunjiy at-Tijaniy jilid 2 halaman 258.



Khadimul Majlis al-Mu'afah
H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy M.A

Ikuti Kajian Islam:

instagram.com/rizkialbatawi

@rizkialbatawi

https://www.facebook.com/Rizqi-Zulqornain-Albatawi

 ********* ******** ********

يا فالق الحب والنوى، أعط كل واحد من الخير ما نوى، وارفع عنا كل شكوى، واكشف عنا كل بلوى، وتقبل منا كل نجوى، وألبسنا لباس التقوى، واجعل الجنة لنا مأوى .

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ وَالْهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ، وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ.
صلاةً تَجْعَلُنَا مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيْرًا، وَرِزْقًا كَثِيْرًا، وَقَلْبًا قَرِيْرًا، وَعِلْمًا غَزِيْرًا، وَعَمَلاً بَرِيْرًا، وَقَبْرًا مُنِيْرًا، وَحِسَابًا يَسِيْرًا، وَمُلْكًا فِي الْفِرْدَوْسِ كَبِيْرًا
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

Alamat Yayasan al-Muafah

Jalan Tipar Cakung Rt: 05 Rw 08 NO: 5 Kampung Baru, Cakung Barat, Jakarta Timur 13910


فَأَكْرِمِ اللَّهُمَّ مَنْ أَكْرَمَنَا .:. وَكَثِّرِ الْخَيْرَ لَدَيْهِ وَالْغِنَا
وَأَعْطِهِ مِمَّا رَجَى فَوْقَ الرَّجَا .:. وَاجْعَلْ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجَا
وَافْعَلْ كَذَلِكَ بِكُلِّ مُحْسِنِ .:. اِلَى ذَوِي الْعِلْمِ بِظَنٍّ حَسَنِ
وَاهْدِ جَمِيْعَنَا اِلَى الرَّشَادِ .:. وَلِطَرِيْقِ الْخَيْرِ وَالسَّدَادِ
وَابْسُطْ بِفَضْلِكَ عَلَيْنَا نِعْمَتَكْ .:. وَانْشُرْ عَلَيْنَا فِي الدَّارَيْنِ رَحْمَتَكْ
وَاخْتِمْ لَنَا عِنْدَ حُضُوْرِ الْأَجَلِ .:. بِالْعَفْوِ مِنْكَ وَالرِّضَى الْمُعَجَّلِ
أَمِيْنَ أَمِيْنَ اسْتَجِبْ دُعَانَا .:. وَلاَ تُخَيِّبْ رَبَّـــــنَا رَجَـــــــــــــــــانَا


 ********* ******** ********

Shalawat Fatih (Raja Shalawat)

اللَّهُــــــــــــــمَّ صَلِّ عَلَى سيِّــــــــدِنَا محمدٍ الفاتِـــــــــحِ لِمَا أُغْلِــــــــــــــقَ والخَـاتِــــــــــــــــمِ لِمَا سَبَــــــــــقَ، نَاصِـــــــــرِ الحَقِّ بالحـــــــــــــــــقِّ، والهـــــــــــــــــادِي إلى صِرَاطِـــــــــكَ الْمُسْتَقِيـــــــــــــــــــمِ، وَعَلَى آلِهِ حـــــــــقَّ قَدْرِهِ ومِقْــــــــــــدَارِهِ العَظِيــــــــــــــمِ.


صَلاةً نَنَالُ بِهَا الْقَصْدَ وَالْمَطْلُوب* تُحَطُّ بِهَا الْخَطَايَا وَتُمْحَى الذُّنُوب* تُصَفِّي النُّفُوسَ وَتَسْتُرُ الْعُيُوب*

 وَيَدُومُ الرِّضَا وَيُغْفَرُ كُلُّ حُوب* صَلاةً لاحد لَهَا مِنْ شَمَالٍ أَوْ جَنُوب* وَاجْعَلْنَا بِهَا رَبَّنَا دَوْمًا إِلَيْكَ نَؤُب* وَنَهْتَدِي وَنَتُوب* فَاللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ مَاتَوَالَى سُكُونٌ أَوْهُبُوب* وَشُرُوقٌ أَوْغُرُوب* عَدَدَ الذَّرَّاتِ وَالْحُبُوب*

صَلاةً تَدْفَعُ بِهَا عَنَّا مَسَّ اللُّغُوب* وَكَيْدَ الْفِتَنِ وَالْمِحَنِ وَالْحُرُوب* صَلاةً عَدَدَ كُلِّ سَالِمٍ وَمَثقُوبْ* تُنَفِّسُ عَنْ كُلِّ مَكْرُوب* وَتُبْعِدُ عَنَّا الأَذَى وَالسُّقْمَ وَالشُّحُوب*

 وَتُقَرِّبُنَا إِلَى كُلِّ عَمَلٍ مَرْغُوب* صَلِّ عَلَيْهِ رَبَّنَا عَدَدَ مَافِي عِلْمِ رَبِّنَا مِنِ اسْتِحَالَةٍ وَجَوَازٍ وَوُجُوب* وَوَفِّقْنَا بِهَا لِكُلِّ خَيْرٍ مُسْتَحَبٍّ وَمَنْدُوب* وَأَحِلَّنَا دَارَ الْمُقَامَةِ لا يَمَسُّنَا فِيهَا نَصَبٌ وَلا يَمَسُّنَا فِيهَا لُغُوب*



(لَيْسَ لَهَا مِن دُونِ اللَّـهِ كَاشِفَةٌ)


اللَّهـُمَّ بِـحَقِّ هَذِهِ الْآيَةِ الشَّرِيفَةِ وَمَا بِـهَا مِنْ أَسْرَارٍ أَنْ تَكْشِفَ ضُرَّنَا وَتَصْرِفَ عَنَّا كَيْدَ مَنْ كَادَنَا وَشَرَّ مَنْ أَرَادَ بِنَا شَرَّاً وَرُدَّ كَيْدَهُ فِي نَحْرِهِ وَاَشْغِلْهُ عَنَّا بِشَاغِلٍ لَا يَسْتَطِيعُ رَدَّهُ  يَا اللَّـه .



Alamat Yayasan al-Muafah

Jalan Tipar Cakung Rt: 05 Rw 08 NO: 5 Kampung Baru, Cakung Barat Jakarta Timur 13910



Rabu, 27 Juli 2016

Menghilangkan Was-Was (Walhan & Khanzab)

Menghilangkan Was-was

Oleh; H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy


بسم الله الرحمن الرحيم


 حمدا له أظهر في الوجود *** نور حقيقة النبي المحمود

وصل يا رب على محمد *** الفاتح الخاتم طه الأمجد

وناصر الحق وهادينا الى *** صراطك القويم نهج الفضلا

وآله بحق قدره الفخيم *** وجاه مقدار مقامه العظيم.


أما بعد:

Syekh Muhammad Nawawi Bin Umar al_Bantaniy Rahimahullah [wafat tahun 1314 Hijriyah) dalam kitab Maraqil Ubudiyyah syarh Bidayatil Hidayah halaman 18 (cetakan Toha Putra; Semarang) menyebutkan; Di antara 9 anak Iblis ada yang bernama Walhan dan Khanzab. Walhan ini punya profesi membuat was-was orang yang sedang berwudhu. Adapun Khanzab menggoda orang yang sedang shalat. Begitulah adanya kerjaan iblis dan rombongannya selain ingin merampas iman dan menjerumuskan orang beriman kepada ma'shiat mereka juga punya tugas merusak ibadah yang dilakukan orang-orang beriman. 

Si walhan sering memediin dan mempermainkan orang yang sedang berwudhu hingga ia melakukan wudhu terburu-buru, tidak sempurna basuhan-basuhannya, tidak sempurna rukun-rukunnya, lupa dengan sunnah-sunnah wudhu, wudhu sambil ngobrol, ragu-ragu dan lupa membasuh anggota wudhu dan sebagainya. Boleh jadi sampai ada orang berwudhu mengalami was-was berulang-ulang membasuh muka hingga air segombangan tiris. Si Khanzab spesialis bikin rusak shalat, kenakalannya dan sepak terjangnya juga sangat mengkhawatirkan sehingga ia mampu membuat orang shalat tidak merasakan khusu, lezat dan bahkan membunuh ruh shalat sehingga orang itu mengerjakan sholat asal sekedar shalat (shalatnya tidak punya pengaruh positif dalam kehidupannya) Naudzu Billah Min Dzalik.

Imam Syihabuddin Ahmad as-Syarajiy al-Yamaniy al-Hanafiy (wafat tahun 893 Hijriyah) pengarang kitab Tajridus Sharih (ringkasan Shahih al-Bukhariy) dalam kitab al-Awaid menyebutkan kaifiat untuk terhindar dari godaan iblis bernama Walhan dan Khanzab sebagai berikut;

@ Tulis surat al-Maidah ayat 7 dan 8:

وَاذْكُرُوا۟    نِعْمَةَ    اللّٰـهِ    عَلَيْكُمْ    وَمِيثٰقَهُ    الَّذِى    وَاثَقَكُم    بِهِۦٓ    إِذْ    قُلْتُمْ    سَمِعْنَا    وَأَطَعْنَا    ۖ    وَاتَّقُوا۟    اللّٰـهَ    ۚ    إِنَّ    اللّٰـهَ    عَلِيمٌۢ    بِذَاتِ    الصُّدُورِ    ﴿المائدة:٧﴾

“Dan ingatlah karunia Allah kepadamu dan perjanjian-Nya yang telah diikat-Nya dengan kamu, ketika kamu mengatakan: “Kami dengar dan kami taati”. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Mengetahui isi hati(mu).”

يٰٓأَيُّهَا    الَّذِينَ    ءَامَنُوا۟    كُونُوا۟    قَوّٰمِينَ    لِلّٰـهِ    شُهَدَآءَ    بِالْقِسْطِ    ۖ    وَلَا    يَجْرِمَنَّكُمْ    شَنَـَٔانُ    قَوْمٍ    عَلَىٰٓ    أَلَّا    تَعْدِلُوا۟    ۚ    اعْدِلُوا۟    هُوَ    أَقْرَبُ    لِلتَّقْوَىٰ    ۖ    وَاتَّقُوا۟    اللّٰـهَ    ۚ    إِنَّ    اللّٰـهَ    خَبِيرٌۢ    بِمَا    تَعْمَلُونَ    ﴿المائدة:٨﴾

“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Tulis pada sebuah piring/ nampan beling atau kramik yang berwarna putih (warna kertas putih bukan yang bening seperti air) kemudian tuangkan air untuk menghapus tulisan ayat itu dengan air minum yang suci seukuran botol aqua kecil lalu air itu dimasukan di satu wadah untuk diminum selama 3 hari berturut-turut yang dilakukan di pagi hari saat bangun tidur dan belum mengkonsumsi apa-apa. Dengan izin Allah Taala penyakit was-wasnya hilang dan Walhan dan Khanzab kapok tidak berani untuk menggodanya kembali.

Penulisan ayat-ayat di atas bisa dengan menggunakan bahan yang aman untuk dijadikan tintanya seperti sepuh atau pewarna makanan atau bisa langsung di tulis ayat  tersebut di atas nampan dengan pulpen parker yang biasa dipakai untuk menulis khoth kaligrafi lalu dimasukan sepuh/pewarna makanan.

Adapun sanad Mutthashil (bersambung) kepada Imam Ahmad Bin Ahmad Bin Abdul Lathif as-Syarajiy az-Zabidiy al-Hanafiy Radhiyallahu Anhu yang al-faqir miliki sebagai berikut:

الحاج رزقي ذو القرنين أصمت البتاوي عن مسند العصر العلامة المحدث سيدي عبد الرحمن الكتاني عن والده الامام الحافظ سيدي محمد عبد الحي بن عبد الكبير الكتاني الادريسي الحسني عن الشيخ بدر الدين السكري عن الشيخ سعيد الحلبي عن الشيخ إسماعيل المواهبي الحلبي عن الشيخ حسين بن عبد الشكور الطائفي عن الشيخ محمد بن حسين العجيمي عن والده حسين العجيمي عن الشيخ أبي الأسرار مسند الحجاز الحسن بن علي العجيمي عن الشيخ أبي سالم العياشي عن الشيخ أبي الحسن علي الديبعي الزبيدي عن أبي اسحاق محمد بن ابراهيم بن جمعان عن السيد ابراهيم بن محمد بن جمعان عن السيد الطاهر بن حسين الأهدال عن شيخ الاسلام محدث اليمن الحافظ عبد الرحمن بن علي الديبعي الشيباني الزبيدي الشافعي عن الامام أحمد بن أحمد بن عبد اللطيف الشرجي الحنفي رضي الله عنه .

Bahkan kaifiat di atas, jika diamalkan seseorang dirinya akan dihindarkan dari mimpi buruk.


Dikutip ulang dari kitab ittihaful amajid bi nafaisil fawaid karya Abu Mun'yah as-Sakunjiy at-Tijaniy jilid 2 halaman 126.



Khadimul Majlis al-Mu'afah

H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy






 ********* ******** ********

Shalawat Fatih (Raja Shalawat)

اللَّهُــــــــــــــمَّ صَلِّ عَلَى سيِّــــــــدِنَا محمدٍ الفاتِـــــــــحِ لِمَا أُغْلِــــــــــــــقَ والخَـاتِــــــــــــــــمِ لِمَا سَبَــــــــــقَ، نَاصِـــــــــرِ الحَقِّ بالحـــــــــــــــــقِّ، والهـــــــــــــــــادِي إلى صِرَاطِـــــــــكَ الْمُسْتَقِيـــــــــــــــــــمِ، وَعَلَى آلِهِ حـــــــــقَّ قَدْرِهِ ومِقْــــــــــــدَارِهِ العَظِيــــــــــــــمِ.


صَلاةً نَنَالُ بِهَا الْقَصْدَ وَالْمَطْلُوب* تُحَطُّ بِهَا الْخَطَايَا وَتُمْحَى الذُّنُوب* تُصَفِّي النُّفُوسَ وَتَسْتُرُ الْعُيُوب*

 وَيَدُومُ الرِّضَا وَيُغْفَرُ كُلُّ حُوب* صَلاةً لاحد لَهَا مِنْ شَمَالٍ أَوْ جَنُوب* وَاجْعَلْنَا بِهَا رَبَّنَا دَوْمًا إِلَيْكَ نَؤُب* وَنَهْتَدِي وَنَتُوب* فَاللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ مَاتَوَالَى سُكُونٌ أَوْهُبُوب* وَشُرُوقٌ أَوْغُرُوب* عَدَدَ الذَّرَّاتِ وَالْحُبُوب*

صَلاةً تَدْفَعُ بِهَا عَنَّا مَسَّ اللُّغُوب* وَكَيْدَ الْفِتَنِ وَالْمِحَنِ وَالْحُرُوب* صَلاةً عَدَدَ كُلِّ سَالِمٍ وَمَثقُوبْ* تُنَفِّسُ عَنْ كُلِّ مَكْرُوب* وَتُبْعِدُ عَنَّا الأَذَى وَالسُّقْمَ وَالشُّحُوب*

 وَتُقَرِّبُنَا إِلَى كُلِّ عَمَلٍ مَرْغُوب* صَلِّ عَلَيْهِ رَبَّنَا عَدَدَ مَافِي عِلْمِ رَبِّنَا مِنِ اسْتِحَالَةٍ وَجَوَازٍ وَوُجُوب* وَوَفِّقْنَا بِهَا لِكُلِّ خَيْرٍ مُسْتَحَبٍّ وَمَنْدُوب* وَأَحِلَّنَا دَارَ الْمُقَامَةِ لا يَمَسُّنَا فِيهَا نَصَبٌ وَلا يَمَسُّنَا فِيهَا لُغُوب*



(لَيْسَ لَهَا مِن دُونِ اللَّـهِ كَاشِفَةٌ)


اللَّهـُمَّ بِـحَقِّ هَذِهِ الْآيَةِ الشَّرِيفَةِ وَمَا بِـهَا مِنْ أَسْرَارٍ أَنْ تَكْشِفَ ضُرَّنَا وَتَصْرِفَ عَنَّا كَيْدَ مَنْ كَادَنَا وَشَرَّ مَنْ أَرَادَ بِنَا شَرَّاً وَرُدَّ كَيْدَهُ فِي نَحْرِهِ وَاَشْغِلْهُ عَنَّا بِشَاغِلٍ لَا يَسْتَطِيعُ رَدَّهُ  يَا اللَّـه .



Alamat Yayasan al-Muafah

Jalan Tipar Cakung Rt: 05 Rw 08 NO: 5 Kampung Baru, Cakung Barat Jakarta Timur 13910





78


Senin, 21 Desember 2015

Batas Shalat Sunnah Wudhu

Batas Shalat Sunnah Wudhu

Oleh; H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy

بسم الله الرحمن الرحيم

 حمدا له أظهر في الوجود *** نور حقيقة النبي المحمود
وصل يا رب على محمد *** الفاتح الخاتم طه الأمجد
وناصر الحق وهادينا الى *** صراطك القويم نهج الفضلا
وآله بحق قدره الفخيم *** وجاه مقدار مقامه العظيم.

أما بعد:

Pertanyaan Saudara Sarkawi Sarmidi dari Gang Sengon Jakarta Utara;

Di antara salah satu shalat sunnah yang memiliki keutamaan besar adalah shalat sunnah wudhu, yaitu shalat sunnah yang dilakukan setelah seseorang melakukan wudhu.
Pertanyaan saya adalah sampai batas kapan seseorang yang berwudhu masih punya kesunnahan melakukan shalat sunnah wudhu ?

JAWABAN:

Saban seseorang kelar mengerjakan wudhu, disunnatkan baginya melakukan Shalat sunnah Wudhu dua raka’at. Sebelum menjawab pertanyaan saudra Sarkawi, al-Faqir akan menyebutkan bagian dari keutamaan Shalat Sunnah Wudhu itu di antaranya:

Diriwayatkan dari Uqbah bin Amir Radhiyallahu anhu, dia berkata,

أنّ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم قال: "مَا مِنْ أحَدٍ يَتَوَضّأُ فَيُحْسِنُ الْوُضُوءَ وَيُصَلّي رَكْعَتَيْنِ يُقْبِلُ بِقَلْبِهِ وَوَجْهِهِ عَلَيْهِمَا إلاّ وَجَبَتْ لَهُ الْجَنّةُ" ‪‬

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Seseorang yang berwudhu dan mengerjakan wudhunya dengan baik dan mengerjakan shalat dua rekaat dengan ikhlas dan tenang karena Allah, niscaya wajib baginya surge” (HR. Abu Dawud no. 169; Ahmad no 17352; Ibnu Hibban no. 1050).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda kepada Bilal radhiyallahu anhu:

‫‬‫‬"يَا بِلاَلُ حَدِّثْنِي بِأَرْجَى عَمَلٍ عَمِلْتَهُ فِي الإِسْلاَمِ فَإِنِّي سَمِعْتُ دَفَّ نَعْلَيْكَ بَيْنَ يَدَيَّ فِي الْجَنَّةِ قَالَ مَا عَمِلْتُ عَمَلًا أَرْجَى عِنْدِي أَنِّي لَمْ أَتَطَهَّرْ طَهُورًا فِي سَاعَةِ لَيْلٍ أَوْ نَهَارٍ إِلاَّ صَلَّيْتُ بِذَلِكَ الطُّهُورِ مَا كُتِبَ لِي أَنْ أُصَلِّيَ" . ‪‬

 “Wahai Bilal, ceritakan kepadaku tentang amalan yang paling engkau harapkan pahalanya sejak engkau memeluk Islam! Sesungguhnya aku mendengarkan bunyi kedua sandalmu di depanku di dalam surga”. Bilal menjawab, “Aku tidaklah mengerjakan suatu amal yang paling aku harapkan pahalanya, selain dari pada setiap kali bersuci, baik di waktu malam atau siang, aku selalu mengerjakan sholat semampu saya.”  (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhori, no.1098, 1149; Muslim, no. 6274, 9670; Ahmad no. 9670; Ibnu Khuzaimah no. 1208; Ibnu Hibban no. 7085).

Semoga dengan sampainya riwayat hadis di atas lebih memotivasi kita untuk mengamalkannya dengan sempurna.

Mengenai waktu sampai kapan seseorang yang berwudhu masih punya kesunnahan melakuan shalat sunnah wudhu dalam hal ini terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama.

Imam Ali Bin Abdullah as-Samhudiy (wafat 911 Hijriyah) mengatakan masih ada waktunya selama wudhu yang ia lakukan belum terjadi hadast (yang menghalangi sahnya shalat). Pendapat ini ditetapkan oleh Abdullah Bin Umar Radhiyallahu Anhuma.

Imam Ibn Zhahirah berpendapat batas waktunya ditentukan oleh Urf (pandangan umum) seandainya terlalu lama jaraknya maka sudah tidak berlaku. Hal ini yang dimantapkan oleh Syekh Muhammad Nawawiy al-Bantaniy dalam kitab Nihayatuz Zain halaman 41;

صلاة سنة الوضوء عقب الفراغ منه وقبل طول الفصل والاعراض

Artinya: Shalat sunnah wudhu dilakukan setelah selesai wudhu dan sebelum terjadinya jeda dan berpaling yang lama."

Imam al-Buraihaniy menyebutkan masanya sampai keringnya angota wudhu.

Wallahu A'lam.

Kha dimul Majlis al-Mu'afah
H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy

HP: 08164856876 / 082122549831
PIN: 22580F48
instagram.com/Zulqornain_Muafiy



 ********* ******** ********

اللَّهُــــــــــــــمَّ صَلِّ عَلَى سيِّــــــــدِنَا محمدٍ الفاتِـــــــــحِ لِمَا أُغْلِــــــــــــــقَ والخَـاتِــــــــــــــــمِ لِمَا سَبَــــــــــقَ، نَاصِـــــــــرِ الحَقِّ بالحـــــــــــــــــقِّ، والهـــــــــــــــــادِي إلى صِرَاطِـــــــــكَ الْمُسْتَقِيـــــــــــــــــــمِ، وَعَلَى آلِهِ حـــــــــقَّ قَدْرِهِ ومِقْــــــــــــدَارِهِ العَظِيــــــــــــــمِ.

(لَيْسَ لَهَا مِن دُونِ اللَّـهِ كَاشِفَةٌ)

اللَّهـُمَّ بِـحَقِّ هَذِهِ الْآيَةِ الشَّرِيفَةِ وَمَا بِـهَا مِنْ أَسْرَارٍ أَنْ تَكْشِفَ ضُرَّنَا وَتَصْرِفَ عَنَّا كَيْدَ مَنْ كَادَنَا وَشَرَّ مَنْ أَرَادَ بِنَا شَرَّاً وَرُدَّ كَيْدَهُ فِي نَحْرِهِ وَاَشْغِلْهُ عَنَّا بِشَاغِلٍ لَا يَسْتَطِيعُ رَدَّهُ  يَا اللَّـه .


Alamat Yayasan al-Muafah
Jalan Tipar Cakung Rt: 05 Rw 08 NO: 5 Kampung Baru, Cakung Barat Jakarta Timur 13910



Senin, 21 September 2015

Batal Wudhu Ketika Thawaf

Batal Wudhu Ketika Thawaf

Oleh; H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy

بسم الله الرحمن الرحيم

 حمدا له أظهر في الوجود *** نور حقيقة النبي المحمود
وصل يا رب على محمد *** الفاتح الخاتم طه الأمجد
وناصر الحق وهادينا الى *** صراطك القويم نهج الفضلا
وآله بحق قدره الفخيم *** وجاه مقدار مقامه العظيم.

أما بعد:


Pertanyaan saudara Irwan Hendrawan Tijani dari Kampung Baru Cakung:

Alhamdulillah, pada tahun ini saya sudah berniat untuk menunaikan ibadah haji, persiapan ilmu berkenaan ibadah haji sudah mulai saya pelajari. Ketika mempelajari manasik haji ada pertanyaan yang sampai saat ini saya belum tahu secara jelas jawabannya, disebutkan dalam buku-buku manasik haji bahwa satu thawaf  itu 7 kali putaran. Bagaimana hukumnya jika seseorang yang melakukan thawaf baru 3 kali putaran mengalami batal wudhu, apakah setelah menyempurnakan wudhu ia balik lagi thawaf cara mula dari awal lantaran batal thawafnya atau ia melanjutkan thawafnya? Tolong sebutkan referensinya?

JAWABAN:

Di antara syarat sah thawaf adalah orang yang berthawaf wajib dalam keadaan suci dari najis dan hadas baik hadas kecil atau hadas besar. Seandainya orang yang sedang melakukan thawaf mengalami hadas kecil yang menyebabkan wudhunya batal seperti kentut ataupun hadas besar yang menyebabkan mandi seperti keluar mani atau di pakaian atau badannya terdapat najis yang tidak dimaaf, maka batal thawafnya.

Orang yang berhadas kecil, batal wudhu dan sekaligus thawafnya. Adapun yang pada pakaian atau badannya terdapat najis, maka hanya batal thawafnya, wudhunya tidak batal. Akan tetapi ia tidak boleh melanjutkan thawafnya sebelum ia menghilangkan dan mencuci bagian yang terkena najis.

Sedangkan apabila orang yang berhadas tadi kembali berwudhu hendaknya ia kembali berthawaf dan langsung memulai dari tempat di mana ia mengalami batal wudhu ketika thawaf dan kemudian melanjutkan putaran thawaf yang masih tersisa.

Disebutkan oleh Imam Yusuf Bin Ibrohim al-Ardabiliy (wafat 779 Hijriyah) dalam kitab al-Anwar Li A'malil Abror jilid 1 halaman: 180 sebagai berikut:

فلو أحدث في الطواف عمدا توضا وبنى ولا يجب الاستئناف وان طال الفصل .

Artinya: " Seandainya seseorang berhadas dengan sengaja ketika melakukan thawaf, maka hendaknya ia berwudhu dan setelah itu melanjutkan kembali thawafnya dan tidak wajib mengulang dari awal، sekalipun terjadi jeda yang lama antara wudhu dan thawaf selanjutnya."

Adapun yang terkena najis lantaran ia tidak mengetahui kapan najis itu mengenai pakaian atau badannya, maka hendaknya ia ulangi putaran thawafnya dari awal.



Khadimul Majlis al-Mu'afah
Abu Mu'nyah H. Rizqi Dzulqornain



 ********* ******** ********


اللهم صل على سيدنا محمد الفاتح لما أغلق والخاتم لما سبق ناصر الحق بالحق والهادي إلى صراطك المستقيم وعلى آله حق قدره ومقداره العظيم

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَدَدَ مَا فِي عِلْمِ الله صَلاَةً دَائِمَةً بِدَوَامِ مُلْكِ الله.

صلاة تهب لنا نفوسا راضية، وصدورا من الهم خالية، وقلوبا بحبه صافية، وان تتم علينا بالصحة والعافية، وخير الذرية .


صلاة تحدقنا ببركاتها سرادقات الطافك الخفية وتحرسنا بسيوفك القهرية وتتحفنا بسوابغ نعمك الحسية والمعنوية في جميع الحركات والسكنات وتجري الطافك في سائر امورنا وامور المسلمين والمسلمات .






Alamat Yayasan al-Muafah
Jalan Tipar Cakung Rt: 05 Rw 08 NO: 5 Kampung Baru, Cakung Barat Jakarta Timur 13910