Tampilkan postingan dengan label Menolak Syubuhat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Menolak Syubuhat. Tampilkan semua postingan

Jumat, 22 September 2017

Kemulian Ahlu Bait (Keluarga Dan Keturunan Rasulullah)

Kemuliaan Keturunan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam

Oleh; H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy

بسم الله الرحمن الرحيم

 حمدا له أظهر في الوجود *** نور حقيقة النبي المحمود
وصل يا رب على محمد *** الفاتح الخاتم طه الأمجد
وناصر الحق وهادينا الى *** صراطك القويم نهج الفضلا
وآله بحق قدره الفخيم *** وجاه مقدار مقامه العظيم.

أما بعد:


Pertanyaan saudara Akis Prakis at-Tijaniy:

Zaman sekarang, sudah banyak orang membenci bahkan berani mencela dan memfitnah Habaib atau Syurafa (keturunan Rasulullah shallallahu alaihi wa alihi wa sallam). 

Yang saya ingin tanyakan: Bagaimana hukum orang tersebut? Dan sebutkan literature para ulama dalam menjelaskan keutamaan dan kemuliaan keluarga serta keturunan Rasulullah shallallahu alaihi wa ala alihi wa sallam?

Jawaban:

Keutamaan dan kemuliaan Ahlu Bait (Keluarga Rasulullah) tidak dapat dipungkiri, Allah Taala yang langsung memuliakan keluarga dan keturunan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam:

إِنَّمَا يُرِيدُ الَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا

Artinya: “Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. (al-Ahzab ayat 33)

Allah Taala menyebutkan keagungan keluarga dan keturunan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan memerintahkan kita untuk mencintai mereka:


قُلْ لاَ أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِلاَّ المَوَدَّةَ فِيْ القُرْبَى وَ مَنْ يَقْتَرِفْ حَسَنَةً نَزِدْ لَهُ فِيْها حُسْنًا، إنَّ اللهَ غَفُوْرٌ شَكُوْرٌ.

Artinya: “Katakanlah Ya Muhammad Rasulullah: “Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upah pun atas seruanku kecuali kasih sayang kepada Al Qurba”.Dan siapa yang mengerjakan kebaikan akan Kami tambahkan baginya kebaikan pada kebaikannya itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun Maha Mensyukuri.” (Asy Syura ayat; 23)

رَحْمَتُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الْبَيْتِ ۚإِنَّهُ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

Artinya: “Rahmat Allah dan keberkahan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlul bait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah." (hud ayat 73).

Para elite ahli hadis banyak meriwayatkan hadis-hadis shahih dan para pembenci keluarga Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tidak mengerti banyak tentang hadis, sehingga menyangka tidak ada dalil yang shahih terkait kemuliaan keluarga Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Bila mereka mengkaji hadis secara komprehensip, mereka akan inshaf dan meralat pendapat mereka serta meyakini bahwa aqidah yang shahih adalah yang mengajarkan kita untuk mencintai dan memuliakan keluarga Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.

Di antara hadis-hadis tersebut, sebagai berikut:

Imam al-Bukhariy meriwayatkan:


اخْبَرَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الْوَهَّابِ حَدَّثَنَا خَالِدٌ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ وَاقِدٍ قَالَ سَمِعْتُ أَبِي يُحَدِّثُ عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ أَبِي بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ قَالَ ارْقُبُوا مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي أَهْلِ بَيْتِهِ


Artinya: “Telah bercerita kepadaku 'Abdullah bin 'Abdul Wahhab telah bercerita kepada kami Khalid telah bercerita kepada kami Syu'bah dari Waqid berkata; aku mendengar bapakku bercerita dari Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma tentang Abu Bakr radliallahu 'anhum yang berkata; "Peliharalah hubungan dengan Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dengan cara menjaga hubungan dengan ahli bait beliau".  (Shahih al-Bukhariy hadis no: 3713).

Imam Muslim Menyebutkan:

حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ، وَشُجَاعُ بْنُ مَخْلَدٍ، جَمِيعًا عَنِ ابْنِ عُلَيَّةَ، قَالَ زُهَيْرٌ: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، حَدَّثَنِي أَبُو حَيَّانَ، حَدَّثَنِي يَزِيدُ بْنُ حَيَّانَ، قَالَ: انْطَلَقْتُ أَنَا وَحُصَيْنُ بْنُ سَبْرَةَ، وَعُمَرُ بْنُ مُسْلِمٍ، إِلَى زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ، فَلَمَّا جَلَسْنَا إِلَيْهِ قَالَ لَهُ حُصَيْنٌ: لَقَدْ لَقِيتَ يَا زَيْدُ خَيْرًا كَثِيرًا، رَأَيْتَ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَسَمِعْتَ حَدِيثَهُ، وَغَزَوْتَ مَعَهُ، وَصَلَّيْتَ خَلْفَهُ لَقَدْ لَقِيتَ، يَا زَيْدُ خَيْرًا كَثِيرًا، حَدِّثْنَا يَا زَيْدُ مَا سَمِعْتَ مِنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: يَا ابْنَ أَخِي وَاللهِ لَقَدْ كَبِرَتْ سِنِّي، وَقَدُمَ عَهْدِي، وَنَسِيتُ بَعْضَ الَّذِي كُنْتُ أَعِي مِنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَمَا حَدَّثْتُكُمْ فَاقْبَلُوا، وَمَا لَا، فَلَا تُكَلِّفُونِيهِ، ثُمَّ قَالَ: قَامَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا فِينَا خَطِيبًا، بِمَاءٍ يُدْعَى خُمًّا بَيْنَ مَكَّةَ وَالْمَدِينَةِ فَحَمِدَ اللهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ، وَوَعَظَ وَذَكَّرَ، ثُمَّ قَالَ: " أَمَّا بَعْدُ، أَلَا أَيُّهَا النَّاسُ فَإِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ يُوشِكُ أَنْ يَأْتِيَ رَسُولُ رَبِّي فَأُجِيبَ، وَأَنَا تَارِكٌ فِيكُمْ ثَقَلَيْنِ: أَوَّلُهُمَا كِتَابُ اللهِ فِيهِ الْهُدَى وَالنُّورُ فَخُذُوا بِكِتَابِ اللهِ، وَاسْتَمْسِكُوا بِهِ " فَحَثَّ عَلَى كِتَابِ اللهِ وَرَغَّبَ فِيهِ، ثُمَّ قَالَ: «وَأَهْلُ بَيْتِي أُذَكِّرُكُمُ اللهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي، أُذَكِّرُكُمُ اللهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي، أُذَكِّرُكُمُ اللهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي» فَقَالَ لَهُ حُصَيْنٌ: وَمَنْ أَهْلُ بَيْتِهِ؟ يَا زَيْدُ أَلَيْسَ نِسَاؤُهُ مِنْ أَهْلِ بَيْتِهِ؟ قَالَ: نِسَاؤُهُ مِنْ أَهْلِ بَيْتِهِ، وَلَكِنْ أَهْلُ بَيْتِهِ مَنْ حُرِمَ الصَّدَقَةَ بَعْدَهُ، قَالَ: وَمَنْ هُمْ؟ قَالَ: هُمْ آلُ عَلِيٍّ وَآلُ عَقِيلٍ، وَآلُ جَعْفَرٍ، وَآلُ عَبَّاسٍ قَالَ: كُلُّ هَؤُلَاءِ حُرِمَ الصَّدَقَةَ؟ قَالَ: نَعَمْ

Artinya: ”Telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb dan Syuja' bin Makhlad seluruhnya dari Ibnu 'Ulayyah, Zuhair berkata; Telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Ibrahim; Telah menceritakan kepadaku Abu Hayyan; Telah menceritakan kepadaku Yazid bin Hayyan dia berkata; "Pada suatu hari saya pergi ke Zaid bin Arqam bersama Husain bin Sabrah dan Umar bin Muslim. Setelah kami duduk, Husain berkata kepada Zaid bin Arqam. Hai Zaid, kamu telah memperoleh kebaikan yang banyak. Kamu pernah melihat Rasulullah. Kamu pernah mendengar sabda beliau. Kamu pernah bertempur menyertai beliau. Dan kamu pun pernah shalat jama'ah bersama beliau. Sungguh kamu telah memperoleh kebaikan yang banyak. OIeh karena itu hai Zaid. sampaikanlah kepada kami apa yang pernah kamu dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam! Zaid bin Arqam berkata; Hai kemenakanku, demi Allah sesungguhnya aku ini sudah tua dan ajalku sudah semakin dekat. Aku sudah lupa sebagian dari apa yang pernah aku dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Oleh karena itu, apa yang bisa aku sampaikan, maka terimalah dan apa yang tidak bisa aku sampaikan. maka janganlah kamu memaksaku untuk menyampaikannya." Kemudian Zaid bin Arqam meneruskan perkataannya. Pada suatu ketika, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri dan berpidato di suatu tempat air yang di sebut Khumm, yang terletak antara Makkah dan Madinah. Beliau memuji Allah, kemudian menyampaikan nasihat dan peringatan serta berkata; Ketahuilah hai saudara-saudara, bahwasanya aku adalah manusia biasa seperti kalian. Sebentar lagi utusan Tuhanku, malaikat pencabut nyawa, akan datang kepadaku dan aku pun siap menyambutnya. Sesungguhnya aku akan meninggalkan dua hal yang berat kepada kalian, yaitu: Pertama, Al-Qur 'an yang berisi petunjuk dan cahaya. Oleh karena itu, laksanakanlah isi Al Qur'an dan peganglah. Sepertinya Rasulullah sangat mendorong dan menghimbau pengamalan Al Qur'an. Kedua, keluargaku. Aku ingatkan kepada kalian semua agar berpedoman kepada hukum Allah dalam memperlakukan keluargaku." (Beliau ucapkan sebanyak tiga kali). Husain bertanya kepada Zaid bin Arqarn; "Hai Zaid, sebenarnya siapakah ahlul bait (keluarga) Rasulullah itu? Bukankah istri-istri beliau itu adalah ahlul bait (keluarga) nya?" Zaid bin Arqam berkata; "Istri-istri beliau adalah ahlul baitnya. tapi ahlul bait beliau yang dimaksud adalah orang yang diharamkan untuk menerima zakat sepeninggalan beliau." Husain bertanya; "Siapakah mereka itu?" Zaid bin Arqam menjawab; "Mereka adalah keluarga Ali, keluarga Aqil. keluarga Ja'far, dan keluarga Abbas." Husain bertanya; "Apakah mereka semua diharamkan untuk menerima zakat?" Zaid bin Arqam menjawab."Ya." Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Bakkar bin Ar Rayyan; Telah menceritakan kepada kami Hassan yaitu Ibnu Ibrahim dari Sa'id bin Masruq dari Yazid bin Hayyan dari Zaid bin Arqam dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, (lalu dia menyebutkan Haditsnya yang semakna dengan Hadits Zuhair; Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah; Telah menceritakan kepada kami Muhamad bin Fudhail; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim; Telah mengabarkan kepada kami Jarir keduanya dari Abu Hayyan melalui jalur ini sebagaimana Hadits Ismail dan di dalam Hadits Jarir ada tambahan; 'Yaitu Kitabullah yang di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya. Barang siapa yang berpegang teguh dengannya dan mengambil pelajaran dari dalamnya maka dia akan berada di atas petunjuk. Dan barang siapa yang menganggapnya salah, maka dia akan tersesat. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Bakkar bin Ar Rayyan; Telah menceritakan kepada kami Hassan yaitu Ibnu Ibrahim dari Sa'id yaitu Ibnu Masruq dari Yazid bin Hayyan dari Zaid bin Arqam dia berkata; Kami menemui Zaid bin Arqam, lalu kami katakan kepadanya; 'Sungguh kamu telah memiliki banyak kebaikan. Kamu telah bertemu dengan Rasulullah, shalat di belakang beliau…dan seterusnya sebagaimana Hadits Abu Hayyan. Hanya saja dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Ketahuilah sesungguhnya aku telah meninggalkan untuk kalian dua perkara yang sangat besar. Salah satunya adalah Al Qur'an, barang siapa yang mengikuti petunjuknya maka dia akan mendapat petunjuk. Dan barang siapa yang meninggalkannya maka dia akan tersesat.' Juga di dalamnya disebutkan perkataan; Lalu kami bertanya; siapakah ahlu baitnya, bukankah istri-istri beliau? Dia menjawab; Bukan, demi Allah, sesungguhnya seorang istri bisa saja dia setiap saat bersama suaminya. Tapi kemudian bisa saja ditalaknya hingga akhirnya dia kembali kepada bapaknya dan kaumnya. Yang dimaksud dengan ahlu bait beliau adalah, keturunan beliau yang diharamkan bagi mereka untuk menerima zakat.' (shahih Muslim hadis no: 2408)

Imam at-Tirmidziy mengabarkan:

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ الْمُنْذِرِ الكُوفِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ فُضَيْلٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا الأَعْمَشُ، عَنْ عَطِيَّةَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، وَالأَعْمَشُ، عَنْ حَبِيبِ بْنِ أَبِي ثَابِتٍ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ قَالاَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنِّي تَارِكٌ فِيكُمْ مَا إِنْ تَمَسَّكْتُمْ بِهِ لَنْ تَضِلُّوا بَعْدِي أَحَدُهُمَا أَعْظَمُ مِنَ الآخَرِ: كِتَابُ اللهِ حَبْلٌ مَمْدُودٌ مِنَ السَّمَاءِ إِلَى الأَرْضِ. وَعِتْرَتِي أَهْلُ بَيْتِي، وَلَنْ يَتَفَرَّقَا حَتَّى يَرِدَا عَلَيَّ الحَوْضَ فَانْظُرُوا كَيْفَ تَخْلُفُونِي فِيهِمَا.


Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Ali bin Al Mundzir Al Kufi telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Fudhail telah menceritakan kepada kami Al A'masy dari 'Athiyah dari Abu Sa'id Al A'masy dari Habib bin Abu Tsabit dari Zaid bin Arqam radliallahu 'anhuma keduanya berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya aku telah meninggalkan untuk kalian sesuatu yang sekiranya kalian berpegang teguh kepadanya, niscaya kalian tidak akan tersesat sepeninggalku, salah satu dari keduanya itu lebih agung dari yang lain, yaitu; kitabullah adalah tali yang Allah bentangkan dari langit ke bumi, dan keturunanku dari ahli baitku, dan keduanya tidak akan berpisah hingga keduanya datang menemuiku di telaga, oleh karena itu perhatikanlah, apa yang kalian perbuat terhadap keduanya sesudahku." (sunan at-Tirmidzi hadis no: 3788).

Imam Ibn Hibban meriwayatkan:

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَا يُبْغِضُنَا أَهْلَ الْبَيْتِ رَجُلٌ إِلَّا أَدْخَلَهُ الله النار"

Artinya: Dari Abu said al-Khudriy berkata: Rasulullah bersabda: Demi yang jiwaku berada digenggamanNya tidak ada yang membenci kami atas nama keluarga Rasulullah melainkan seseorang yang Allah Taala masukan dirinya ke neraka. (Shahih Ibn Hibban hadis no: 6978).

Imam at-Thabaraniy, Imam al-Hakim dan Imam al-Baihaqiy meriwayatkan:

كُلُّ سَبَبٍ وَنَسَبٍ مُنْقطعٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِلا سَبَبِي وَنَسبِي

Artinya: Setiap hubungan sebab dan nasab (keturunan) akan terputus pada hari kiamat kecuali hubungan dan nasabku. (riwayat Imam at-Thabarani dalam kitab Mu’jam al-Kabir, Imam al-Hakim dalam kitab al-Mustadrak dan al-Baihaqiy dalam kitab Syuab al-Iman).

Imam Dhiyauddin al-Maqdisi meriwayatkan:

أَحِبُّوا اللَّهَ لِمَا يَغْذُوكُمْ مِنْ نِعَمِهِ وَأَحِبُّونِي بِحُبِّ اللَّهِ وَأَحِبُّوا أَهْلَ بَيْتِي بِحُبِّي

Artinya: “Cintailah Allah karena nikmat yang diberikan kepada kalian cintailah aku karena kecintaan (kalian) kepada Allah, dan cintailah Ahlul Baitku karena kecintaan (kalian) kepadaku.” Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda, “Segala sesuatu ada asasnya, dan asas islam adalah mencintai Rasulullah dan ahli baitnya.” (al-Ahadis al-Mukhtarah karya Imam Dhiyauddin al-Maqdisiy hadis no: 383).

Imam al-Hakim an-Saburiy meriwayatkan:

فَلَوْ أَنَّ رَجُلًا صَفَنَ بَيْنَ الرُّكْنِ وَالْمَقَامِ فَصَلَّى، وَصَامَ ثُمَّ لَقِيَ اللَّهَ وَهُوَ مُبْغِضٌ لِأَهْلِ بَيْتِ مُحَمَّدٍ دَخَلَ النَّارَ

Artinya: “Seandainya seorang beribadah diantara rukun dan maqam (di depan Ka’bah) kemudian dia bertemu Allah Subhanahu Wata’ala dalam keadaan dia benci pada keluarga Muhammad, niscaya dia akan masuk neraka.” (al-Mustadrak Imam al-Hakim hadis no: 4712).

Imam Abdurrahman Bin Muhammad al-Masyhur Ba’alawiy dalam kitab Bughyatul Mustarsyidin berfatwa:

من سبّ أحداً من أهل البيت النبوي بنحو يا بانصت فسق واستحق التعزير الشديد، بل إن أراد بذلك سبّ جميع قبيلته الشامل لجميع بني هاشم كفر وقتل بكفره ، فإن رجع للإسلام تحتم تعزيره، بل قال أبو حنيفة وأحمد: يتحتم قتله مطلقاً وإن تاب، وذلك لأنه سبّ النبي واجترأ على منصبه الشريف وهو كفر بالإجماع.

Artinya: Siapa saja yang menghina salah satu keluarga Rasulullah shallallahu alaihi wa ala alihi wa sallam dengan menyebutnya Wahai habib bangsat, maka orang tersebut fasiq dan pantas diberikan Ta’zir (hukuman) yang berat (diusir ke tempat jauh atau dipenjara dan hukuman berat lainnya). Jika hinaan tadi dimaksudkan untuk menghina seluruh keturunan beliau meliputi seada-adanya Bani Hasyim, maka orang itu kafir dan wajib dieksekusi mati (bila di negeri tersebut memakai hukum Islam). Sekalipun orang itu bertaubat, maka ta’zir (hukuman) tetap dijalankan. Imam Abu Hanifah dan Imam Ahmad berpendapat: “orang seperti itu hukumannya dieksekusi mati, sekalipun ia sudah bertaubat pasalnya orang tersebut telah menghina Nabi dan berani mengoyak keagungan beliau dan itu suatu bentuk kekufuran menurut konsensus ulama.”

Kesimpulan keterangan dalil-dalil di atas adalah mencintai Ahlul Bait adalah kewajiban setiap Muslim. Ciri Ahlus Sunnah adalah memuliakan dan mencintai keturunan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Dalam kitab-kitab para ulama Ahlus sunnah sangat ditekankan untuk mencintai keluarga dan para shahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Imam Abdurrahman ad-Diba’iy menyebutkan:

يا رب صل على محمد .:. يا رب وارض عن السلالة
يا رب صل على محمد .:. يا وارض عن الصحابة

Artinya: Ya Allah, berikan shalawat kepada Nabi Muhammad. Berikan keridhaanMu kepada keluarga beliau. Ya Allah, berikan shalawat kepada Nabi Muhammad. Berikan keridhaanMu kepada para sahabat beliau.

Adapun mengenai kitab-kitab yang ditulis oleh para ulama secara khusus membicarakan keagungan pangkat dan kemulian keturunan Rasulullah shallallahu alaihi wa ala alihi wa sallam di antaranya sebagai berikut:

·         Khashaish Amiril Mu’minin Aliy Bin Abi Thalib karya Imam an-Nasaiy
·         Fadhail Fathimah karya Imam Ibn Syahin
·         Fadhail Fathimah karya Imam al-Hakim an-Naisaburiy
·         Fadhl Ahlil Bait Wa Huququhum karya Syekh Ibn Taimiyah al-Harraniy
·         Ihya al-Mayyit Fi Fadhail Ahli al-Bait karya Imam as-Suyuthiy
·         Nurul Abshar Fi Manaqib Ali Bait an-Nabiyyil Mukhtar karya Syekh Abdul Mu’min as-Syabalanjiy
·         Is’af ar-Raghibin Fi Sirah al-Musthafa Wa Fadhail Ahli Baitihi at-Thahirin karya Syekh Muhammad Bin Ali as-Shabban.
·         Syaraful Muabbad Li Ali Muhammad karya Syekh Yusuf Bin Ismail an-Nabhaniy
·         Al-Arbauna al-Kattaniyah Fi Fadhl Ali Bait Khair al-Bariyyah al-Hafizh karya Sayyid Muhammad Bin Ja’far al-Kattaniy
·         Al-Anwar al-Bahirah Bi Fadhail Ahli al-Bait an-Nabawiy Wa ad-Dzurriyah at-Thahirah karya al-Hafizh Sayyid Abdullah Bin Abdul Qadir at-Talidiy

Dikutip ulang dari kitab ittihaful amajid bi nafaisil fawaid karya Abu Mun'yah as-Sakunjiy at-Tijaniy jilid 2 halaman 253.




Khadimul Majlis al-Mu'afah
H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy


instagram.com/rizkialbatawi


instagram.com/Zulqornain_Muafiy



 ********* ******** ********

يا فالق الحب والنوى، أعط كل واحد من الخير ما نوى، وارفع عنا كل شكوى، واكشف عنا كل بلوى، وتقبل منا كل نجوى، وألبسنا لباس التقوى، واجعل الجنة لنا مأوى .

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ وَالْهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ، وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

Alamat Yayasan al-Muafah

Jalan Tipar Cakung Rt: 05 Rw 08 NO: 5 Kampung Baru, Cakung Barat 13910


Senin, 21 Agustus 2017

Dalil Puasa Tarwiyah

Dalil Puasa Tarwiyah

Oleh; H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy

بسم الله الرحمن الرحيم

 حمدا له أظهر في الوجود *** نور حقيقة النبي المحمود
وصل يا رب على محمد *** الفاتح الخاتم طه الأمجد
وناصر الحق وهادينا الى *** صراطك القويم نهج الفضلا
وآله بحق قدره الفخيم *** وجاه مقدار مقامه العظيم.

أما بعد:


Pertanyaan Saudara Afwillah Nawardi at-Tijaniy Sukapura Jakarta Utara:

Ada kajian rutin di sebuah masjid, yang memang sering membahas Bid’ah-Bid’ah yang kerap dilakukan masyarakat. Seorang pemateri di masjid tersebut mengatakan: "Bahwa Puasa tanggal 8 Dzulhijjah yang disebut puasa Tarwiyah adalah Bid’ah, pelakunya bukan mendapat pahala tetapi dosa.

Pertanyaan saya, apakah benar hukum melakukan puasa Tarwiyah termasuk perbuatan Bid’ah? Sedangkan sedari kecil saya dengar dari para kiayi puasa tersebut sangat dianjurkan. Dan jelaskan mengapa disebut hari Tarwiyah dan keistimewaan apa yang ada pada hari tersebut? Tolong berikan referensi dalil para ulama yang menganjurkan berpuasa Tarwiyah?

JAWABAN:

Penamaan tanggal 8 bulan Dzulhijjah disebut hari Tarwiyah, sebagaimana disebutkan oleh Imam Zakariya al-Anshariy dalam kitab Minhatul Bari Syarh Shahih al-Bukhariy jilid 1 halaman 450:

وسمي يوم التروية؛ لأنهم يتروون فيه من الماء ما يستعملونه في عرفات شربًا وغيره، وقيل: لرؤية إبراهيم - عليه السلام - رؤيا ذبح ولده في ليلته، وقيل: لأنه تروى أي: تفكر في رؤياه التي رآها  .

Artinya: Dinamakan Tarwiyah karena hari itu para jamaah haji menyiapkan air sebagai bekal minum dan lainnya untuk berada di arafah. Pendapat lain mengatakan: Disebut Hari Tarwiyah karena pada hari itu di malam harinya Nabi Ibrahim alaihis salam bermimpi menyembelih anaknya. Ada juga yang mengatakan bahwa penamaan Tarwiyah karena pada hari itu Nabi Ibrahim merenungkan mimpi yang terjadi tadi malam.”

Beberapa riwayat menyebutkan keutamaan puasa Tarwiyah di antaranya:

مَنْ صَامَ الْعَشْرَ فَلَهُ بِكُلِّ يَوْمٍ صَوْمُ شَهْرٍ ، وَلَهُ بِصَوْمِ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ سَنَةٌ ، وَلَهُ بِصَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ سَنَتَانِ .

”Siapa yang puasa 10 hari, maka untuk setiap harinya seperti puasa sebulan. Dan untuk puasa pada hari tarwiyah seperti puasa setahun, sedangkan untuk puasa hari arafah, seperti puasa dua tahun.”

Hadis di atas diberikan bandrol hadis palsu oleh para hali hadis di antaranya Imam Ibn al-Jauziy dalam kitab al-Maudhuat al-Kubra jilid 2 halaman 198 dikarenakan ada seorang periwayat bernama Sulaiman at-Taimiy yang kondang dalam memade in hadis palsu.

صَوْمُ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ كَفَّارَةُ سَنَةٍ، وَصَوْمُ يَوْمِ عَرفَةَ كَفَّارَةُ سَنَتَيْنِ .

“Artinya : Puasa pada hari tarwiyah menghapuskan (dosa) satu tahun, dan puasa pada hari Arafah menghapuskan (dosa) dua tahun”.

Hadis ini disebutkan oleh Imam Jalaluddin as-Suyuthiy dalam al-Jami’ as-Shaghir hadis no: 7941. Beliau mengatakan bahwa hadis tersebut disebutkan oleh Abu as-Syaikh al-Ashfahaniy dalam kitab as-Stawab Ala al-A’mal dan Ibn an-Najjar dalam kitab at-Tarikh, keduanya meriwayatkan dari sayyiduna Abdullah Bin Abbas Radhiyallahu anhuma. Imam as-Suyuthiy memberikan statsus hadis di atas sebagai hadis Dhaif (lemah).

من صام يوم التروية أعطاه الله ثواب أيوب عليه السلام على بلائه ومن صام يوم عرفة أعطاه الله ثوابا مثل ثواب عيسى عليه السلام .

Siapa yang berpuasa pada hari Tarwiyah, maka Allah Taala memberikan kepadanya pahala sebesar pahala kesabaran nabi Ayyub saat mendapat mushibah. Dan siapa berpuasa pada hari Arafah makan Allah Taala memberikan kepadanya pahala seada-adanya pahala Nabi Isa alaihis salam.”

Hadis di atas disebutkan oleh Imam Abdurrahman as-Shafuriy dalam kitab Nuzhatul Majalis tanpa menyebutkan sanad. Para ulama memberikan vonis ungkapan di atas adalah hadis palsu.

Imam as-Suyuthiy menyebutkan hadis palsu di atas dalam kitab al-Laaliy al-Mashnu’ah jilid 1 halaman 469 dengan sanad yang bersambung kepada sayiduna Anas Bin Malik Radhiyallahu anhu. Dalam jalur periwayatan sanadnya ada tokoh bernama Hammad bin Amr yang terkenal sebagai gembong penyebar hadis palsu alias hadis bajakan atau Hoax.

صيام أوّل يوم مِن العشر يعدل مائة سنة، واليوم الثاني يعدل مائتي سنة، فإذا كان يوم التروية يعدل ألف عام، وصيام يوم عرفة يعدل ألفي عام)

Artinya: Puasa dihari pertama bulan Dzulhijjah sebanding pahala orang mengerjakan kebaikan selama seratus tahun. Hari kedua bulan Dzulhijjah, setara dengan orang yang melakukan kebaikan selama dua ratus tahun. Hari Tarwiyah, seimbang dengan pahala melakukan kebaika seribu tahun. Puasa Arafah sembabad dengan pahala kebaikan dua ribu tahun.”

Hadis di atas dikelompokan oleh imam as-Suyuthiy dalam kitab al-La’aliy al-Mashnu’ah jilid 1 halaman; 468 ke dalam deretan hadis palsu.

فاذا كَانَ يَوْم التَّرويَة؛ فلك عدل ألفي رَقَبَة، وَألْفي بَدَنَة، وَألْفي فرس، تحمل عَلَيْهَا فِي سَبِيل الله

Artinya: Siapa yang melakukan puasa Tarwiyah maka ia mendapat pahala membebaskan dua ribu budak, pahala menyembelih dua ribu unta, menshadaqahkan dua ribu kuda untuk berjihad di jalan Allah.”

Hadis di atas disebutkan oleh Imam Muhammad Bi Thahir al-Maqdisi dalam kitab Dzakhiratul Huffazah jilid 2 halaman 915. Dzakhiratul Huffazh sebuah kitab yang mengkoleksi hadis-hadis bermasalah dalam kitab al-Kamil karya Imam Ibn Adiy.

Adapun keistimewaan hari Tarwiyah disebutkan oleh Imam ad-Dailamiy dalam kitabnya Musnad al-Firdaus jilid 3 halaman 620, sebagai berikut:

من أحيى اللَّيَالِي الْأَرْبَع وَجَبت لَهُ الْجنَّة لَيْلَة التَّرويَة وَلَيْلَة عَرَفَة وَلَيْلَة النَّحْر وَلَيْلَة الْفطر

Imam Ibn al-Jauzi mengkategorikan hadis di atas ke dalam kelompok hadis palsu dalam kitab al-Ilalul Mutanahiyah jilid 2 halaman 77.

Kesimpulannya, tidak ada hadis yang shahih yang menjelaskan keutamaan puasa di hari Tarwiyah secara khusus. Keterangan para ulama dalam merespon hadis-hadis palsu terkait keutamaan puasa hari Tarwiyah di atas sama sekali bukan dijadikan dalil dilarangnya puasa Tarwiyah. Karena sejatinya melakukan puasa hari tarwiyah (8 Dzulhijjah) dipayungi oleh hadis shahih yang menganjurkan puasa dari tanggal satu sampai 9 Dzulhijjah dan tanggal 8 Dzulhijjah hari Tarwiyah termasuk sebagian dari hari-hari istimewa yang memiliki keutamaan besar.

«مَا العَمَلُ فِي أَيَّامٍ أَفْضَلَ مِنْهَا فِي هَذِهِ؟» قَالُوا: وَلاَ الجِهَادُ؟ قَالَ: «وَلاَ الجِهَادُ، إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ يُخَاطِرُ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ، فَلَمْ يَرْجِعْ بِشَيْءٍ»

Tidak ada perbuatan yang lebih disukai oleh Allah, dari pada perbuatan baik yang dilakukan pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah. Para sahabat bertanya : Ya Rasulullah! walaupun jihad di jalan Allah? Sabda Rasulullah: Walau jihad pada jalan Allah kecuali seorang lelaki yang keluar dengan dirinya dan harta bendanya, kemudian tidak kembali selama-lamanya (menjadi syahid). (Shahih al-Bukhari hadis no: 969).


Pada redaksi lain, Imam ad-Darimiy meriwayatkan:

مَا مِنْ عَمَلٍ أَزْكَى عِنْدَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَلَا أَعْظَمَ أَجْرًا مِنْ خَيْرٍ تَعْمَلُهُ فِي عَشْرِ الْأَضْحَى قِيلَ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ قَالَ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ

“Tidak ada amalan yang lebih suci di sisi Allah dan lebih besar pahalanya dari pada kebaikan yang dilakukan pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah”. Lalu ada yang bertanya, “Termasuk jihad di jalan Allah ?” Rasulullah bersabda,”Termasuk jihad di jalan Allah, kecuali seseorang keluar dengan jiwa dan hartanya (ke medan jihad) dan tidak ada satu pun yang kembali (ia mati syahid)” (Sunan ad-Darimiy hadis no: 1815).

Mengenai hadits di atas, Ibnu Qudamah rahimahullah dalam kitab al-Mughniy jilid 1 halaman 139 berkata:

وَأَيَّامُ عَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ كُلُّهَا شَرِيفَةٌ مُفَضَّلَةٌ يُضَاعَفُ الْعَمَلُ فِيهَا، وَيُسْتَحَبُّ الِاجْتِهَادُ فِي الْعِبَادَةِ فِيهَا

“Sepuluh hari awal Dzulhijjah seluruhnya adalah hari yang mulia dan dimuliakan, di dalamnya dilipatgandakan (pahala) amalan dan disunnahkan bersungguh-sungguh ibadah pada waktu tersebut.”

Imam Ibn Rajab al-Hambali dalam kitab lathaif al-Maarif halaman 262 menyebutkan:

وممن كان يصوم العشر عبد الله بن عمر رضي الله عنهما وقد تقدم عن الحسن وابن سيرين وقتادة ذكر فضل صيامه وهو قول أكثر العلماء أو كثير منهم.

Bahwa di antara sahabat yang mempraktekkan puasa selama sembilan hari awal Dzulhijah adalah Ibnu ‘Umar. Ulama lain seperti Al Hasan Al Bashri, Ibnu Sirin dan Qotadah juga menyebutkan keutamaan berpuasa pada hari-hari tersebut.

Para ulama menggolongkan puasa hari Tarwiyah dalam Shaumut Tathawwu’ (puasa Sunnah) di antaranya:

@ Imam Abul Mahasin Abdul Wahid Ar-Ruyaniy dalam kitab Bahr al-Mazhab jilid jilid 3 halaman 304 menyebutkan:

يستحب أن يصوم يوم التروية معه للاحتياط حتى لا يفوته فضيلة يوم عرفة

Artinya: Dianjurkan untuk melakukan puasa di hari Tarwiyah dan Puasa Arafah, karena kehati-hatian (jika terjadi perbedaan dalam penentuan awal bulan Dzulhijjah) supaya tidak luput keutamaan puasa Arafah.”

@ Imam Umar Bin Ali Ibn Mulaqqin menyebutkan macam-macam puasa sunnah dalam kitab at-Tadzkirah jilid 1 halaman 55:

وسن صوم الإثنين والخميس وعرفة إلا للحاج، ويوم التروية وعاشوراء، وتاسوعاء، وأيام البيض، وأيام السود وهي أواخر الشهر، وست من شوال

Artinya: Disunnahkan puasa hari senin, hari kamis, hari Arafah (kecuai bagi yang mengerjakan haji), hari Tarwiyah, Hari Asyura (10 Muharram), hari Tasu’a (9 Muharram), Ayyamul Bidh (tanggal 13, 14 dan 15 setiap Bulan. Kecuali tanggal 13 Dzulhijjah. Bila bulan dzulhijjah mulai dari tanggal 14, 15 dan 16 Dzulhijjah), Ayyamus Suud yaitu puasa di setiap akhir bulan dan puasa 6 hari di bulan Syawwal.

Alasan apa yang dicangkok oleh si pemateri yang sudah berani mengatakan bahwa puasa hari Tarwiyah sebagai amaliyah Bid’ah. Si pemateri tersebut masuk dalam kelompok tim gegabah, lantaran terlalu ekstrim melarang orang yang berpuasa di hari Tarwiyah sedangkan banyak dalil shahih meskipun tidak secara khusus yang memayunginya. Di samping itu juga Keutamaan melakukan shaum sunnah memiliki fadhilah besar sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis:

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «مَنْ صَامَ يَوْمًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ، بَعَّدَ اللَّهُ وَجْهَهُ عَنِ النَّارِ سَبْعِينَ خَرِيفًا»

Abu Said Al-Khudri, Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun. (shahih al-Bukhari hadis no: 2840. Shahih Muslim hadis no: 167).

Jangan karena banyak hadis maudhu' (palsu) terkait keutamaan puasa Tarwiyah, kita meninggalkan apalagi sampai melarang orang melakukan puasa Tarwiyah yang telah dicover perintahnya secara umum oleh dalil yang shahih.

Sangat tak bijak, bila kita membuang beras sekarung cuma lantaran ada beberapa butir gabah yang ada di luar karung. ....


والله أعلم بالصواب


Dikutip ulang dari kitab ittihaful amajid bi nafaisil fawaid karya Abu Mun'yah as-Sakunjiy at-Tijaniy jilid 2 halaman 253.




Khadimul Majlis al-Mu'afah
H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy


instagram.com/rizkialbatawi


instagram.com/Zulqornain_Muafiy



 ********* ******** ********

يا فالق الحب والنوى، أعط كل واحد من الخير ما نوى، وارفع عنا كل شكوى، واكشف عنا كل بلوى، وتقبل منا كل نجوى، وألبسنا لباس التقوى، واجعل الجنة لنا مأوى .

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ وَالْهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ، وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

Alamat Yayasan al-Muafah

Jalan Tipar Cakung Rt: 05 Rw 08 NO: 5 Kampung Baru, Cakung Barat 13910




Niat Puasa Tarwiyah


Kamis, 06 Juli 2017

Melihat Allah Di Surga

Melihat Allah Di Surga

Oleh; H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy

بسم الله الرحمن الرحيم

 حمدا له أظهر في الوجود *** نور حقيقة النبي المحمود
وصل يا رب على محمد *** الفاتح الخاتم طه الأمجد
وناصر الحق وهادينا الى *** صراطك القويم نهج الفضلا
وآله بحق قدره الفخيم *** وجاه مقدار مقامه العظيم.

أما بعد:

Di antara dalil yang diviralkan oleh imam Fakhruddin Ar-Raziy mengenai orang beriman akan melihat Allah Taala di surga

(وَإِذَا رَأَيْتَ ثَمَّ رَأَيْتَ نَعِيمًا وَمُلْكًا كَبِيرًا) [الإنسان: 20]

Berdasarkan adanya sebuah qiraat lain yang membaca kata Mulkan menjadi Malikan:

)مَلِكًا) بفتح الميم وكسر اللام،

Malikan berarti Raja. Telah menjadi konsensus orang islam bahwa tidak ada yang menjadi raja melainkan Allah. Oleh karenanya, aku meyakini ayat ini menjadi dalil paling kuat dari argumentasi lainnya dalam mengukuhkan pendapat yang menyatakan orang beriman akan melihat Allah di surga dengan mata kepalanya. (Tafsir Mafatihul Ghaib)

Ibn al-Jazariy mengutip dalam kitabnya Ghayatun Nihayah jilid 2 halaman 340: Qira'ah Malikan Kabira, diriwayatkan oleh ibn kastir dari Abu Ya'la bin Hakim ast-Staqafiy.

Qiraat tersebut Syadz, para ulama berselisih pendapat mengenai kebolehannya untuk dijadikan argumen, meskipun pendapat mayoritas ulama menolak qiraah syadz. Syekh Abdullah Bin Ibrahim as-Syinqithiy menyebutkan:

وليس منه ما بالآحاد رُوي ** فللقراءة به نفيٌ قَوِي

Qiraat yang diriwayatkan secara ahad itu bukan termasuk bagian al-Qur'an. Dilarang untuk membaca dan berhujjah degan qiraat syadzah tersebut.

Berbeda dengan imam as-Subkiy yang berpendapat bahwa qiraah syadzah boleh dijadikan argumen. Dawuh beliau dalam kitab Jam'ul Jawami' ;

(أمّا إجراؤه مجرى الآحاد فهو الصّحيح).


Memberlakukan qiraah syadzah dari hadist ahad dianggap sah dalam argumentasi. (Hasyiyah al-Atthar jilid 1 halaman 300).

Contoh penggunaan qirâ’ah syâdz sebagai dasar hukum adalah sebagai berikut:

Memotong tangan kanan pencuri, berdasarkan kepada qirâ’at Ibn Mas’ud dalam surat al-Mâidah ayat 38, yang berbunyi:

وَالسَّارق وَالسَّارقَةُ فَاقْطَعُوْا أَيْماَنِيْهِماَ

Artinya: Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan kanan keduanya….
Dalam qirâ’at yang shahihah ayat tersebut berbunyi:

وَالسَّارق وَالسَّارقَةُ فَاقْطَعُوْا اَيْدِيَهُمَا

Madzhab Hanafi mewajibkan puasa tiga hari berturut-turut sebagai kafarah sumpah, juga berdasarkan kepada qirâ’ah Ibn Mas’ud dalam surat al-Mâidah ayat 89:

فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَصِيَامُ ثَلاَ ثَةِ أيَّام مُتتَا بِعَاتٍ

Artinya: Siapa saja yang tidak sanggup melakukan demikian, maka kafaratnya adalah puasa selama tiga hari berturut-turut.

Dalam qirâ’at yang shahihah ayat tersebut berbunyi:

فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَصِيَامُ ثَلاَ ثَةِ أيَّام





Khadimul Majlis al-Mu'afah
H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy


instagram.com/rizkialbatawi


instagram.com/Zulqornain_Muafiy



 ********* ******** ********

اللَّهُــــــــــــــمَّ صَلِّ عَلَى سيِّــــــــدِنَا محمدٍ الفاتِـــــــــحِ لِمَا أُغْلِــــــــــــــقَ والخَـاتِــــــــــــــــمِ لِمَا سَبَــــــــــقَ، نَاصِـــــــــرِ الحَقِّ بالحـــــــــــــــــقِّ، والهـــــــــــــــــادِي إلى صِرَاطِـــــــــكَ الْمُسْتَقِيـــــــــــــــــــمِ، وَعَلَى آلِهِ حـــــــــقَّ قَدْرِهِ ومِقْــــــــــــدَارِهِ العَظِيــــــــــــــمِ.

صَلاةً نَنَالُ بِهَا الْقَصْدَ وَالْمَطْلُوب* تُحَطُّ بِهَا الْخَطَايَا وَتُمْحَى الذُّنُوب* تُصَفِّي النُّفُوسَ وَتَسْتُرُ الْعُيُوب*
 وَيَدُومُ الرِّضَا وَيُغْفَرُ كُلُّ حُوب* صَلاةً لاحد لَهَا مِنْ شَمَالٍ أَوْ جَنُوب* وَاجْعَلْنَا بِهَا رَبَّنَا دَوْمًا إِلَيْكَ نَؤُب* وَنَهْتَدِي وَنَتُوب* فَاللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ مَاتَوَالَى سُكُونٌ أَوْهُبُوب* وَشُرُوقٌ أَوْغُرُوب* عَدَدَ الذَّرَّاتِ وَالْحُبُوب*
صَلاةً تَدْفَعُ بِهَا عَنَّا مَسَّ اللُّغُوب* وَكَيْدَ الْفِتَنِ وَالْمِحَنِ وَالْحُرُوب* صَلاةً عَدَدَ كُلِّ سَالِمٍ وَمَثقُوبْ* تُنَفِّسُ عَنْ كُلِّ مَكْرُوب* وَتُبْعِدُ عَنَّا الأَذَى وَالسُّقْمَ وَالشُّحُوب*
 وَتُقَرِّبُنَا إِلَى كُلِّ عَمَلٍ مَرْغُوب* صَلِّ عَلَيْهِ رَبَّنَا عَدَدَ مَافِي عِلْمِ رَبِّنَا مِنِ اسْتِحَالَةٍ وَجَوَازٍ وَوُجُوب* وَوَفِّقْنَا بِهَا لِكُلِّ خَيْرٍ مُسْتَحَبٍّ وَمَنْدُوب* وَأَحِلَّنَا دَارَ الْمُقَامَةِ لا يَمَسُّنَا فِيهَا نَصَبٌ وَلا يَمَسُّنَا فِيهَا لُغُوب*

(لَيْسَ لَهَا مِن دُونِ اللَّـهِ كَاشِفَةٌ)

اللَّهـُمَّ بِـحَقِّ هَذِهِ الْآيَةِ الشَّرِيفَةِ وَمَا بِـهَا مِنْ أَسْرَارٍ أَنْ تَكْشِفَ ضُرَّنَا وَتَصْرِفَ عَنَّا كَيْدَ مَنْ كَادَنَا وَشَرَّ مَنْ أَرَادَ بِنَا شَرَّاً وَرُدَّ كَيْدَهُ فِي نَحْرِهِ وَاَشْغِلْهُ عَنَّا بِشَاغِلٍ لَا يَسْتَطِيعُ رَدَّهُ  يَا اللَّـه .


Alamat Yayasan al-Muafah

Jalan Tipar Cakung Rt: 05 Rw 08 NO: 5 Kampung Baru, Cakung Barat 13910