Tampilkan postingan dengan label Konsultasi Hukum. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Konsultasi Hukum. Tampilkan semua postingan

Rabu, 23 Januari 2019

Hukum Mengkonsumsi Kepiting (Perbedaan Kepiting Dan Rajungan)


Hukum Mengkonsumsi Kepiting

Oleh; H. Rizqi Dzulqornain al-Batawi M.A

بسم الله الرحمن الرحيم
 حمدا له أظهر في الوجود *** نور حقيقة النبي المحمود
وصل يا رب على محمد *** الفاتح الخاتم طه الأمجد
وناصر الحق وهادينا الى *** صراطك القويم نهج الفضلا
وآله بحق قدره الفخيم *** وجاه مقدار مقامه العظيم.
أما بعد

Pertanyaan Saudara H. Nur Ali at-Tijani dari Pulogebang Jakarta Timur

Sekarang-karang ini dunia kuliner di jakarta makin ngetrend. salah satunya adalah Sop Kepiting. Pertanyaan saya, apa hukum memakan kepiting?

JAWABAN

Para ulama berbeda pendapat mengenai hukum mengkonsumsi kepiting. Ulama yang menyatakan bahwa kepiting haram dimakan membangun argumentasi bahwa kepiting bisa hidup di dua alam (laut dan darat). Sementara ulama yang berpendapat bahwa kepiting halal melaporkan bahwa hewan ini tidak dapat hidup di darat. Ia hanya bisa hidup di air saja.

Di antara ulama yang mengharamkan, Imam ad-Damiri seorang ulama ahli berbagai disiplin ilmu termasuk ilmu kedokteran dan beliau seorang ulama yang sangat mengerti seluk beluk hewan sehingga kepakaran beliau diakui oleh dunia barat. Penelitian beliau tentang hewan dituangkan dalam karya monumental bernama Hayatul Hawayan al-kubra (ensiklopedia fauna) terdiri dari 2 jilid besar. Beliau menegaskan:

يحرم أكل السرطان لاستخباثه كالصدف قال الرافعي: ولما فيه من الضرر، وفي قول انه يحل أكله، وهو مذهب مالك رحمة الله تعالى عليه.

Artinya: hukumnya haram mengkonsumsi kepiting karena ada unsur menjijikkan seperti kerang. Imam ar-Rafii menambahkan bahwa mengkonsumsi kepiting memiliki dampak negatif. Pendapat lain menyebutkan, kepiting hukumnya halal. Ini merupakan pendapat madzhab Imam Malik semoga Allah memberikan rahmat kepadanya.” (jilid 2 halaman: 27)

Di antara ulama yang membolehkan, Imam Ahmad. Beliau pernah ditanya:

السَّرَطَانُ لَا بَأْسَ بِهِ .قِيلَ لَهُ : يُذْبَحُ ؟ قَالَ : لَا

“Kepiting itu tidak mengapa dimakan (baca: halal), lantas bagaimana ia disembelih? Imam Ahmad menjawab, “Tidak perlu disembelih.”

Sedangkan Imam an-Nawawi ad-Dimasyqi melemahkan pendapat yang mengatakan bahwa kepiting itu halal. Beliau unggah pendapatnya dalam kitab al-Majmu’ Syarh al-Muhaddzab:

 وَعَدَّ الشَّيْخُ أَبُو حَامِدٍ وَإِمَامُ الْحَرَمَيْنِ مِنْ هَذَا الضَّرْبِ الضِّفْدَعَ وَالسَّرَطَانَ وَهُمَا مُحَرَّمَانِ عَلَى الْمَذْهَبِ الصَّحِيحِ الْمَنْصُوصِ وَبِهِ قَطَعَ الْجُمْهُورُ وَفِيهِمَا قول ضعيف انهما حَلَالٌ وَحَكَاهُ الْبَغَوِيّ فِي السَّرَطَانِ عَنْ الْحَلِيمِيِّ.

Artinya: Dari bagian ini (hewan yang dapat hidup di dua tempat), asy-Syekh Abu Hamid dan imam al-Haramain memasukkan katak dan ketam (jenis kepiting). Dua hewan tersebut diharamkan menurut ketetapan madzhab yang shahih (benar). Mayoritas ulama juga mengacu pada pendapat ini. Ada pendapat dhaif yang diceritakan oleh al-Baghawi bersumber dari al-Halimi yang mengatakan bahwa kedua hewan ini halal.

Selain dua pendapat di atas, ada ulama yang memberikan tafshil (rincian), Kepiting dan rajunagn berbeda. Mengkonsumsi kepiting hukumnya haram. Adapun rajungan halal.

Kepiting:

@ Bisa hidup di darat pada masa yang lama (bisa sampai seminggu)
@ Kaki belakangnya lancip sehingga bisa berjalan cepat di darat.

Rajungan:

@ Tidak bisa hidup di darat pada masa yang lama
@ Kaki belakangnya berbentuk pipih untuk berenang di air.
Ad-Damiri juga menyebutkan ciri-ciri khusus Sarathan (kepiting):

السرطان: بفتح السين والراء المهملتين وبالنون في آخره، حيوان معروف ويسمى عقرب الماء، وكنيته أبو بحر وهو من خلق الماء وعيش في البر أيضا وهو جيد المشي سريع العدو، ذو فكين ومخاليب وأظفار حداد، كثير الأسنان صلب الظهر من رآه رأى حيوانا بلا رأس ولا ذنب، عيناه في كتفيه وفمه في صدره وفكاه مشقوقان من الجانبين، وله ثماني أرجل، وهو يمشي على جانب واحد، ويستنشق الماء والهواء معا، ويسلخ جلده في السنة ست مرات، ويتخذ لجحره بابين: أحدهما شارع في الماء، والآخر إلى اليبس، فإذا سلخ جلده سد عليه ما يلي الماء خوفا على نفسه من سباع السمك، وترك ما يلي اليبس مفتوحا ليصل إليه الريح فتجف رطوبته ويشتد، فإذا اشتد فتح ما يلي الماء وطلب معاشه.

Artinya (السرطان) dibaca dengan fathah sin dan ra, keduanya huruf yang tidak bertitik diakhiri dengan huruf Nun. Nama hewan terkenal dinamakan juga kalajengking air. Julukannya Abu Bahr sefecies air dan bisa hidup di darat juga. Kepiting hewan yang jalan dan larinya cepat memiliki dua japitan, kuku-kuku yang nyelangar tajam, punya banyak gigi, bercangkang keras. Siapa saja yang melihat hewan ini ia tidak menemukan kepala dan buntutnya, matanyanya ada di dua pundaknya, mulutnya ada di dadanya, japitannya ada dua sisi. Kepiting memiliki 8 kali (kanan 4 dan kiri 4), jalannya miring, menghirup air dan udara secara bersamaan, ganti cangkang setahun 6 kali, membuat lubang dengan dua pintu, pintu pertama buat saluran air dan kedua kering. Bila ganti kulit, kepiting menutup saluran airnya sebagai upaya melindungi diri dari ikan buas dan membiarkan saluran yang kering agar udara masuk sehingga mempercepat proses cangkang menguat. Bila sudah kuat barulah ia buka saluran airnya."

Adapun rajungan kakinya 6 (kanan 3 dan kiri 3), jalannya tidak secepat kepiting karena bagian belakang kakinya ada bagian pipih seperti sirip untuk berenang.”

Jadi antara kepiting dan rajungan berbeda. Rajungan binatang laut hanya hidup di satu alam seandainya dia naik ke darat dalam waktu tertentu maka ia akan mengalami hayat madzbuhah (sekarat). Sedangkan kepiting bisa hidup di dua alam. Sehingga tidak bisa dikategorikan hewan laut yang halal untuk dikonsumsi sebagaimana disinyalir dalam hadis:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : { قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فِي الْبَحْرِ هُوَ الطَّهُورُ مَاؤُهُ ، الْحِلُّ مَيْتَتُهُ } أَخْرَجَهُ الْأَرْبَعَةُ ، وَابْنُ أَبِي شَيْبَةَ ، وَاللَّفْظُ لَهُ ، وَصَحَّحَهُ ابْنُ خُزَيْمَةَ وَالتِّرْمِذِيُّ ، [ وَرَوَاهُ مَالِكٌ وَالشَّافِعِيُّ وَأَحْمَدُ ] .

Artinya : dari Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata : telah bersabda Rasulullah shallawahu ‘alaihi wasallam mengenai laut : “ dia suci airnya halal bangkainya “ .
Hadits dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah dan Tirmidzi.

Meskipun ad-Damiri mengharamkan kepiting tetapi beliau menyebutkan khasiat kepiting di antaranya:
@ mengkonsumsi kepiting untuk berobat dibolehkan, karena makan kepiting dapat menyembuhkan penyakit pinggang ngebet dan linu serta TBC.
@ Obat Penyakit bawasir (ambeien) dengan cara membakar kepiting dan ampasnya dioleskan pada dubur yang melodod.
@ Kaki kepiting bila digantung di pohon yang sedang berbuah maka buahnya akan rontok.

Hadits di atas menunjukkan bahwa semua hewan laut halal, kecuali ada dalil khusus yang mengharamkannya.

Kesimpulannya:
Hukum kepiting diperselisihkan oleh para ulama. Adapun rajungan hukumnya halal. Meskipun ada pendapat ulama yang menghalalkan kepiting, tentunyanya berikhtiyath (berhati-hati) untuk tidak mengkonsumsi kepiting adalah lebih utama. Karena ikhtiyath dalam beragama sangat diperlukan.

Dikutip ulang dari kitab ittihaful amajid bi nafaisil fawaid karya al-Qadhi Abu Mun'yah as-Sakunjiy at-Tijaniy jilid 2 halaman 253.




Khadimul Majlis al-Mu'afah
H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy M.A

Ikuti Kajian Islam:

instagram.com/rizkialbatawi

@rizkialbatawi


 ********* ******** ********

يا فالق الحب والنوى، وبحق قلب النبي صلى الله عليه وسلم وما حوى، أعط كل واحد من الخير ما نوى، وارفع عنا كل شكوى، واكشف عنا كل بلوى، وتقبل منا كل نجوى، وألبسنا لباس التقوى، واجعل الجنة لنا مأوى .

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ وَالْهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ، وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ.
صلاةً تَجْعَلُنَا مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيْرًا، وَرِزْقًا كَثِيْرًا، وَقَلْبًا قَرِيْرًا، وَعِلْمًا غَزِيْرًا، وَعَمَلاً بَرِيْرًا، وَقَبْرًا مُنِيْرًا، وَحِسَابًا يَسِيْرًا، وَمُلْكًا فِي الْفِرْدَوْسِ كَبِيْرًا
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

Alamat Yayasan al-Muafah

Jalan Tipar Cakung Rt: 05 Rw 08 NO: 5 Kampung Baru, Cakung Barat, Jakarta Timur 13910


فَأَكْرِمِ اللَّهُمَّ مَنْ أَكْرَمَنَا .:. وَكَثِّرِ الْخَيْرَ لَدَيْهِ وَالْغِنَا
وَأَعْطِهِ مِمَّا رَجَى فَوْقَ الرَّجَا .:. وَاجْعَلْ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجَا
وَافْعَلْ كَذَلِكَ بِكُلِّ مُحْسِنِ .:. اِلَى ذَوِي الْعِلْمِ بِظَنٍّ حَسَنِ
وَاهْدِ جَمِيْعَنَا اِلَى الرَّشَادِ .:. وَلِطَرِيْقِ الْخَيْرِ وَالسَّدَادِ
وَابْسُطْ بِفَضْلِكَ عَلَيْنَا نِعْمَتَكْ .:. وَانْشُرْ عَلَيْنَا فِي الدَّارَيْنِ رَحْمَتَكْ
وَاخْتِمْ لَنَا عِنْدَ حُضُوْرِ الْأَجَلِ .:. بِالْعَفْوِ مِنْكَ وَالرِّضَى الْمُعَجَّلِ
أَمِيْنَ أَمِيْنَ اسْتَجِبْ دُعَانَا .:. وَلاَ تُخَيِّبْ سَيِّدِي رَجَـــــــــــــــــانَا


Rabu, 05 September 2018

Rasulullah Menyuruh Seorang Wali merokok


Rasulullah Menyuruh Seorang Wali Quthb merokok (Kontroversi Hukum Rokok)

Oleh; H. Rizqi Dzulqornain al-Batawi M.A

بسم الله الرحمن الرحيم
 حمدا له أظهر في الوجود *** نور حقيقة النبي المحمود
وصل يا رب على محمد *** الفاتح الخاتم طه الأمجد
وناصر الحق وهادينا الى *** صراطك القويم نهج الفضلا
وآله بحق قدره الفخيم *** وجاه مقدار مقامه العظيم.
أما بعد

Pertanyaan Saudara Afwillah Nawardi at-Tijani dari Sukapura Jakarta Utara.

Apa hukum merokok? Sebutkan argumen para ulama terkait rokok dan bagaimana hukum rokok dalam kaca mata Thariqah Tijaniyah?

JAWABAN:

Para ulama berbeda pendapat mengenai hukum merokok. Sebagian ulama membolehkannya, memakruhkan dan sebagian lain mengharamkan bahkan ada yang mengharuskannya.

Para ulama menetapkan sebuah kaidah dalam menentukan hukum:

أَنَّ اْلأَصْلَ فِى الأَشْيَآءِ هُوَ اْلإِبَاحَةُ حَتىَّ يَرِدَ نَصٌّ بِتَحْرِيْمِهَا اَوْ يَظْهَرُ فِيْهَا مَضَرَّةٌ تَدْعُوْ اِلَى مَنْعِــهَا وَتَحْرِيْمِــهَا.

Bahwasanya hukum asal pada sesuatu itu boleh, kecuali  ada dalil yang -kemudian- mengharamkannya. Atau nampak kemudharatannya yang menyebabkan pada pencegahan atau pengharamannya . 

Dalil ulama yang membolehkan rokok

Ulama yang membolehkan mengkonsumsi rokok beralasan bahwa tidak ada nash baik ayat Al-Quran atau pun hadits nabi yang menegaskan secara danta (jelas) mengenai keharaman rokok. Hadis yang diriwayatkan mengenai asal usul tembakau dari kencing iblis adalah hadis palsu dan unsur dalam rokok tidak memiliki potensi ke arah yang memabukkan.

Dalil ulama yang mengharamkan rokok

Adapun pendapat ulama yang mengharamkan rokok membangun argumen bahwa Pada dasarnya terdapat nash bersifat umum yang menjadi patokan hukum, yakni larangan melakukan segala sesuatu yang dapat membawa kerusakan, kemudaratan atau kemafsadatan sebagaimana termaktub di dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai berikut:

وَلاَ تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ وَأَحْسِنُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ.

Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (Al-Baqarah: 195).

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ.

Dari Ibnu 'Abbas radhiyallahu anhu, ia berkata ; Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Tidak boleh berbuat kemudaratan (pada diri sendiri), dan tidak boleh berbuat kemudaratan (pada diri orang lain). (HR. Ibnu Majah, No.2331).

Di samping itu tembakau (tabagh) dikategorikan barang muskir (yang memabukkan) sehingga hukumnya dianalogikan dengan khamar. Disebutkan dalam sebuah hadis

مَا أَسْكَرَ كَثِيرُهُ فَقَلِيلُهُ حَرَامٌ

Sesuatu yang mabukkan ketika banyaknya maka sedikitnyapun tetap haram. (Hadis riwayat Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’I, Ibn Majah dan Ibn Hibban).

Secara medis tembakau banyak mengandung racun yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Bahkan disebutkan oleh al-Habib Abdurrahman Bin Masyhur Ba’alawi rahimahullah dalam kitab Bughaytul Murtarsyidin halaman 533:

وقال الحساوي في تثبيت الفؤاد من كلام القطب الحداد أقول : ورأيت معزواً لتفسير المقنع الكبير قال النبي : "يا أبا هريرة يأتي أقوام في آخر الزمان يداومون هذا الدخان وهم يقولون نحن من أمة محمد وليسوا من أمتي ولا أقول لهم أمة لكنهم من السوام" قال أبو هريرة : وسألته : كيف نبت ؟ قال : "إنه نبت من بول إبليس ، فهل يستوي الإيمان في قلب من يشرب بول الشيطان ؟ ولعن من غرسها ونقلها وباعها" . قال عليه الصلاة والسلام : "يدخلهم الله النار وإنها شجرة خبيثة"

Al-Hasawi dalam Tatsbitul Fu-ad min Kalaami al-Haddad: ‘Saya berkata: Saya melihat dalam kitab Tafsir al-Muqni’ul Kabiir, bersabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam: “Wahai Abu Hurairah akan datang beberapa kaum di akhir zaman yang mengekalkan menghisap rokok (pohon tembakau ini) dan mereka berkata: kami sekalian termasuk sebagian umat Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, dan padahal mereka bukanlah termasuk daripada umatku dan aku tidak mengakui mereka sebagai umat, tetapi mereka itu merupakan sebagian umat yang liar. Berkata Abu Hurairah: “Aku bertanya kepada Nabi SAW dari apakah tumbuhnya?”. Rasulullah menjawab: “Sesungguhnya tembakau itu tumbuh dari kencing iblis. Apakah tetap iman di hati seseorang yang menghisap kencing setan? maka di laknat orang yang menanamnya, yang memindahkannya, dan yang menjual belikannya. Telah bersabda nabi shallallahu alaihi wa sallam Allah akan memasukan mereka kedalam api neraka  Bahwasanya pohon tembakau itu pohon yang keji.”

Syekh Ahmad Sukairij rahimahullah menyebutkan dalam kitab Kasyful Hijab bahwa sanya Syekh Mahmûd al-Kurdî radhiyallahu anhu dimana pada satu kesempatan ditanya oleh seseorang mengenai hukum kopi dan rokok. beliau menjawab, hendaknya kau kembali lagi besok. Aku akan jawab besok. Di malam harinya beliau melihat Rasulullah bersama para sahabat berkumpul di satu majlis tiba-tiba datang seorang lelaki membawakan kopi lalu Rasulullah meminumnya. Tidak berapa lama, datang lelaki lain seorang perokok menghampiri Rasulullah lalu beliau mengusirnya. Dari kisah tersebut Rasulullah menyukai kopi dan sangat membenci rokok.

Dalil Ulama yang memakruhkan rokok

Sebagian dari  ulama yang lain berpendapat bahwa hukum merokok adalah makruh, mereka beralasan karena orang yang merokok akan mengeluarkan bau tak sedap dan tentunya itu mengganggu orang lain dan lingkungan. Hukum ini diqiyaskan dengan memakan bawang putih mentah yang dapat mengeluarkan bau tak sedap, Hal ini sesuai dengan hadis Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam:

مَنْ أَكَلَ الْبَصَلَ وَالثُّومَ وَالْكُرَّاثَ فَلَا يَقْرَبَنَّ مَسْجِدَنَا فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ تَتَأَذَّى مِمَّا يَتَأَذَّى مِنْهُ بَنُو آدَمَ

“ Siapa saja yang memakan bawang merah, bawang putih (mentah) dan karats, maka janganlah dia menghampiri masjid kami, karena para malaikat terganggu dengan hal yang mengganggu manusia (yaitu bau tidak sedap).” (Shahih Muslim hadis no: 564).

Dalil Ulama yang mengharuskan merokok

Syekh Yusuf Bin Ismail Nabhani dalam kitab Jawahirul Bihar menyebutkan, “Ada seorang wali bernama Syekh ʻAbd al-Azîz al-Maghribî radhiyallahu anhu sering bertemu Rasulullah secara yaqzah (dalam keadaan sadar bukan mimpi) satu waktu beliau mengalami sakit keras hingga suatu hari beliau bertemu Rasulullah lalu beliau bertanya, “Ya Rasulullah, apa hukumnya merokok? Rasulullah diam kemudian berkata, “Hendaknya kau merokok, agar engkau sembuh.” Esok paginya beliau merokok dan betul-betul sembuh bahkan sampai menikah lagi dengan putri seorang gubernur.

Kesimpulan:

Hukum rokok sangat unik, karena di kalangan fuqaha dan ahli tasawwuf berbeda pendapat dalam memvonis hukumnya. Mereka semua berijtihad sesuai dengan kapasitas keilmuan mereka dalam melihat illat hukum suatu perkara dan lebih unik lagi di kalangan wali quthb pun memiliki perbedaan kasyaf yang Allah berikan kepada mereka Radhiyallahu anhum ajmain.

Tetapi bagi al-Faqir, (pendapat untuk pribadi) sebagai pengikut thariqah Tijaniyah mengikuti, mengamalkan dan menjunjung tinggi dawuh Sayyidi Syeh Ahmad Tijani Radhiyallahu Anhu yang menyatakan, “merokok itu hukumnya haram berdasarkan hadis Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam riwayat Imam Abî Dâud:

(نهى رسول الله صلى الله عليه وسلم عن مسكر ومفتر)

Rasulullah melarang untuk mengkonsumsi sesuatu yang memabukkan dan melemahkan anggota tubuh.” Dan rokok itu dapat melemahkan anggota tubuh. Lebih baik kalian memberikan talqin kepada orang yang masih mengkonsumsi khamar ketimbang orang yang merokok. Karena peminum minuman keras mudah untuk bertaubat dari khamar lantaran ia masih meyakini khamar itu haram sedangkan pecandu rokok sulit bertaubat lantaran tidak menyakini keharamannya.

Ketika ditanya tentang hukum mengkonsumsi rokok al-Faqir selalu menyebutkan dalil yang membolehkan dan yang mengharamkan rokok sebagai wujud amanah terhadap ilmu. Bahkan al-Faqir selalu menceritakan kisah ru’yah manaman (pertemuan lewat mimpi) Syekh Mahmud Kurdi radiyallahu anhu dengan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang mengharamkan rokok dan ru’yah yaqzhatan (pertemuan secara sadar) Syekh Abdul Aziz al-Maghribi yang diperintahkan merokok oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.

Ketika al-Faqir bercerita dua kisah tersebut, ada kawan yang bertanya, “Mengapa ente tidak merokok padahal ente yang riwayatin ada wali yang diperintahkan merokok oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.

Al-Faqir menjawab, "Berkenaan kisah seorang wali tersebut di mana Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan sang wali merokok, itu merupakan maqom (kedudukan) besar yang diberikan kepada Sang wali. Saya bukan masuk kelas seperti itu. Lagian sang wali tersebut disuruh merokok saat beliau dalam kondisi sakit parah sedangkan kondisi saya masih sehat. Karena saya masih sehat saya lebih memilih pesan Rasulullah kepada Syekh Mahmud al-Kurdi radhiyallahu anhu nyatanya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam membenci perokok. Jika satu saat saya sakit (semoga tidak) lalu ujug-ujug Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mendatangi saya baik secara yaqzhah wa manaman (mimpi atau sadar) kemudian menyuruh saya merokok, maka saya akan merokok. Akan tetapi maqom itu terlalu jauh buat saya.”

Orang yang sudah berbaiat thariqah Tijaniyah, haram mengkonsumsi rokok meskipun merokok tidak membatalkan thariqahnya. Hanya saja merokok dapat menghambat doa, wiridan dan munajatnya untuk wushul. Kalau belom bisa berhenti total, hendaknya dari sekarang mulai mengurangi merokok. Dan bila belum bisa berhenti meroko maka janganlah sekali-kali merokok di depan orang atau di tempat umum. Bersembunyilah ... karena sejatinya, Orang yang meroko di tempat umum, Allah Taala akan cabut wibawanya. Semoga kita selalu mendapat hidayah dan taufiq dari Allah untuk mengikuti kebenaran bukan menjadi budak hawa nafsu dan keinginan diri kita.

Dikutip ulang dari kitab ittihaful amajid bi nafaisil fawaid karya al-Qadhi Abu Mun'yah as-Sakunjiy at-Tijaniy jilid 2 halaman 253.



Khadimul Majlis al-Mu'afah
H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy M.A

Ikuti Kajian Islam:

instagram.com/rizkialbatawi

@rizkialbatawi

https://www.facebook.com/Rizqi-Zulqornain-Albatawi

 ********* ******** ********

يا فالق الحب والنوى، أعط كل واحد من الخير ما نوى، وارفع عنا كل شكوى، واكشف عنا كل بلوى، وتقبل منا كل نجوى، وألبسنا لباس التقوى، واجعل الجنة لنا مأوى .

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ وَالْهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ، وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ.
صلاةً تَجْعَلُنَا مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيْرًا، وَرِزْقًا كَثِيْرًا، وَقَلْبًا قَرِيْرًا، وَعِلْمًا غَزِيْرًا، وَعَمَلاً بَرِيْرًا، وَقَبْرًا مُنِيْرًا، وَحِسَابًا يَسِيْرًا، وَمُلْكًا فِي الْفِرْدَوْسِ كَبِيْرًا
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

Alamat Yayasan al-Muafah

Jalan Tipar Cakung Rt: 05 Rw 08 NO: 5 Kampung Baru, Cakung Barat, Jakarta Timur 13910


فَأَكْرِمِ اللَّهُمَّ مَنْ أَكْرَمَنَا .:. وَكَثِّرِ الْخَيْرَ لَدَيْهِ وَالْغِنَا
وَأَعْطِهِ مِمَّا رَجَى فَوْقَ الرَّجَا .:. وَاجْعَلْ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجَا
وَافْعَلْ كَذَلِكَ بِكُلِّ مُحْسِنِ .:. اِلَى ذَوِي الْعِلْمِ بِظَنٍّ حَسَنِ
وَاهْدِ جَمِيْعَنَا اِلَى الرَّشَادِ .:. وَلِطَرِيْقِ الْخَيْرِ وَالسَّدَادِ
وَابْسُطْ بِفَضْلِكَ عَلَيْنَا نِعْمَتَكْ .:. وَانْشُرْ عَلَيْنَا فِي الدَّارَيْنِ رَحْمَتَكْ
وَاخْتِمْ لَنَا عِنْدَ حُضُوْرِ الْأَجَلِ .:. بِالْعَفْوِ مِنْكَ وَالرِّضَى الْمُعَجَّلِ
أَمِيْنَ أَمِيْنَ اسْتَجِبْ دُعَانَا .:. وَلاَ تُخَيِّبْ رَبَّـــــنَا رَجَـــــــــــــــــانَا


Kamis, 23 Agustus 2018

Pro Dan Kontra Mengawetkan Daging Qurban


Pro Dan Kontra Mengawetkan Daging Qurban

Oleh; H. Rizqi Dzulqornain al-Batawi M.A

بسم الله الرحمن الرحيم
 حمدا له أظهر في الوجود *** نور حقيقة النبي المحمود
وصل يا رب على محمد *** الفاتح الخاتم طه الأمجد
وناصر الحق وهادينا الى *** صراطك القويم نهج الفضلا
وآله بحق قدره الفخيم *** وجاه مقدار مقامه العظيم.
أما بعد

Pertanyaan Ustadz Ahmad Jalaluddin Rais dari Buaran Jakarta Timur:
Saya pernah mendapatkan keterangan larangan menyimpan daging qurban lebih dari 3 hari. Tolong sebutkan dalil-dalilnya dan bagaimana pendapat para ulama terkait masalah tersebut?
JAWABAN:
Para ulama berbeda pendapat mengenai hukum menyimpan daging kurban lebih dari 3 hari. Sebagian ulama menyatakan, makruh tahrim. Ada juga ulama menyatakan, makruh tanzih dan sekelompok ulama lain membolehkannya. Pendapat terkuat yang dipegang oleh Mayoritas ulama adalah yang membolehkannya.

Dalil Yang Melarang
Mengenai pendapat yang melarang menyimpan daging qurban lebih dari 3 hari berargumen dengan riwayat Sayyidina Ali Bin Abi Thalib dan Ibnu Umar, Buraidah:

@ Sayiduna Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu pernah berkhutbah ketika shalat idul adha,  melarang menyimpan daging qurban lebih dari 3 hari. Dari Abu Ubaid – mantan budak Ibnu Azhar – beliau menceritakan:

صَلَّيْتُ مَعَ عَلِىِّ بْنِ أَبِى طَالِبٍ – قَالَ – فَصَلَّى لَنَا قَبْلَ الْخُطْبَةِ ثُمَّ خَطَبَ النَّاسَ فَقَالَ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَدْ نَهَاكُمْ أَنْ تَأْكُلُوا لُحُومَ نُسُكِكُمْ فَوْقَ ثَلاَثِ لَيَالٍ فَلاَ تَأْكُلُوا

Saya pernah shalat id bersama Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu. Beliau shalat sebelum khutbah. Kemudian beliau berkhutbah, mengingat masyarakat. Beliau menyampaikan, ‘Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kalian untuk makan daging qurban kalian lebih dari 3 hari. Karena itu, janganlah kalian makan (lebih dari 3 hari).’ (HR. Muslim 5210, dan Nasai 4442).

@ Sementara riwayat dari Ibnu Umar, bahwa beliau tidak mau makan daging qurban yang disimpan lebih dari 3 hari. Dari Salim – putra Ibnu Umar – bahwa Ibnu Umar mengatakan:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- نَهَى أَنْ تُؤْكَلَ لُحُومُ الأَضَاحِى بَعْدَ ثَلاَثٍ

Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang makan daging sembelihan lebih dari 3 hari.

@ Dari Buraidah radliyallahu anhu berkata, Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

وَنَهَيْتُكُمْ عَنْ لُحُومِ الْأَضَاحِيِّ فَوْقَ ثَلَاثٍ فَأَمْسِكُوا مَا بَدَا لَكُمْ

“Dahulu, aku melarang kalian mengkonsumsi daging hewan qurban lebih dari tiga hari. Maka, (sekarang) kalian boleh menyimpannya sesuai keinginan kalian”. [HR Muslim: 977 (106), at-Turmudziy: 1510 dan Ahmad: V/ 76.

Dalil Yang Membolehkan
Pendapat para ulama yang membolehkan mengawetkan daging qurban lebih dari 3 hari berdasarkan riwayat Siti Aisyah Radhiyallahu Anhu, Sayyiduna Jabir, Sayyiduna Salamah Bin al-Akwa’ dan Sayiduna Abu Said al-Khudri:

@ Dari Abduraahaman Bin Abis dari ayahnya, ayahnya bertanya kepada siti Aisyah radiyallahu anha:

عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَابِسٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ قُلْتُ لِعَائِشَةَ أَنَهَى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ تُؤْكَلَ لُحُومُ الْأَضَاحِيِّ فَوْقَ ثَلَاثٍ قَالَتْ مَا فَعَلَهُ إِلَّا فِي عَامٍ جَاعَ النَّاسُ فِيهِ فَأَرَادَ أَنْ يُطْعِمَ الْغَنِيُّ الْفَقِيرَ وَإِنْ كُنَّا لَنَرْفَعُ الْكُرَاعَ فَنَأْكُلُهُ بَعْدَ خَمْسَ عَشْرَةَ قِيلَ مَا اضْطَرَّكُمْ إِلَيْهِ فَضَحِكَتْ قَالَتْ مَا شَبِعَ آلُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ خُبْزِ بُرٍّ مَأْدُومٍ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ حَتَّى لَحِقَ بِاللَّهِ

Dari Abdurrahman bin Abis, dari bapaknya ia berkata, "Aku bertanya kepada Aisyah, Apakah Nabi saw. Melarang untuk makan daging sembelihan hari raya Adlha lebih dari tiga hari?' Aisyah menjawab, "Beliau tidak melakukan itu kecuali pada tahun paceklik (manusia kelaparan), sehingga beliau berharap orang kaya memberi makan kepada yang miskin. Dan sungguh, kami biasa makan lengan kambing setelah lima belas hari." Lalu dikatakan, “Apa yang mendorong kalian melakukan itu?” Aisyah tertawa, lalu ia berkata, “Keluarga Muhammad saw. Tidak pernah merasa kenyang karena makan roti atau gandum lebih dari tiga hari hingga beliau bertemu dengan Allah.” (H.R. Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari, V:2068, No. Hadis 5107, Ahmad, Musnad Ahmad, VI:187, No. Hadis 25.581, An-Nasai, Sunan An-Nasai, VII:235, No. Hadis 4432).

@ Dari Salamah bin Al Akwa’, ia berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ ضَحَّى مِنْكُمْ فَلاَ يُصْبِحَنَّ بَعْدَ ثَالِثَةٍ وَفِى بَيْتِهِ مِنْهُ شَىْءٌ » . فَلَمَّا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ نَفْعَلُ كَمَا فَعَلْنَا عَامَ الْمَاضِى قَالَ « كُلُوا وَأَطْعِمُوا وَادَّخِرُوا فَإِنَّ ذَلِكَ الْعَامَ كَانَ بِالنَّاسِ جَهْدٌ فَأَرَدْتُ أَنْ تُعِينُوا فِيهَا »

“Barangsiapa yang berqurban di antara kalian, maka janganlah di pagi hari setelah hari ketiga di rumahnya masih tersisa sedikit dari daging qurban.” Ketika datang tahun setelahnya, mereka berkata, “Wahai Rasulullah, kami akan melakukan sebagaimana yang dilakukan tahun yang lalu (yaitu tidak menyimpan daging qurban lebih dari tiga hari, -pen). Beliau bersabda, “(Tidak), sekarang silakan kalian makan, memberi makan, dan menyimpannya, karena sesungguhnya pada tahun lalu manusia ditimpa kesulitan (kelaparan/krisis pangan, -pen), sehingga aku ingin kalian membantu mereka (yang membutuhkan makanan, -pen).” (HR. Bukhari no. 5569 dan Muslim no. 1974).

@ Dari Jabir bin Abdillah radliyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bahwasanya beliau pernah melarang untuk memakan daging hewan qurban lebih dari tiga hari. Setelah itu beliau bersabda:
كُلُوا وَتَزَوَّدُوا وَادَّخِرُوا

“Makanlah daging hewan qurban, jadikanlah bekal perjalanan dan simpanlah!”. [HR Muslim: 1972 (29), al-Bukhoriy: 5567, an-Nasa’iy: II/ 208 dan Ahmad: III/ 317, 388].

Dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

يَا أَهْلَ الْمَدِينَةِ لاَ تَأْكُلُوا لُحُومَ الأَضَاحِىِّ فَوْقَ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ ». فَشَكَوْا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّ لَهُمْ عِيَالاً وَحَشَمًا وَخَدَمًا فَقَالَ : « كُلُوا وَأَطْعِمُوا وَاحْبِسُوا أَوِ ادَّخِرُوا »

“Wahai penduduk kota Madinah, Janganlah kalian makan daging qurban melebihi tiga hari (Tasyriq, tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah)”. Mereka mengadu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa mereka memiliki keluarga, sejumlah orang (kerabat) dan pembantu. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “(Kalau begitu) silakan kalian memakannya, memberikannya kepada yang lain, menahannya atau menyimpannya.” (HR. Muslim no.1973).

Dalil-dalil tersebut terjadi kontradiksi antara yang melarang dan membolehkan. solusi menghadapi dalil-dalil yang kontradiksi dan tidak dapat ditemukan kompromi antara keduanya, adalah dengan mengetahui asbabubul wurud hadis (kronologi Hadis). Mengetahui asbabul wurud mutlak diperlukan, agar terhindar dari kesalahpahaman (misunderstanding) dalam menangkap maksud suatu Hadis. 

Pada tahun ke-10 H, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

عَنْ قَتَادَةَ بْنِ النُّعْمَانِ اَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَامَ (فِى حَجَّةِ الْوَدَاعِ) فَقَالَ : إِنِّى كُنْتُ أَمَرَتُكُمْ اَنْ لاَ تَأْكُلُوا اْلأَضَاحِيَ فَوْقَ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ لِتَسَعَكُمْ وَإِنِّى أُحِلُّهُ لَكُمْ فَكُلُوا مِنْهُ مَا شِئْتُمْ وَلاَ تَبِيْعُوا لُحُومَ الْهَدْيَ وَاْلأَضَاحِي فَكُلُوا وَتَصَدَّقُوا وَاسْتَمْتِعُوا بِجُلُوْدِهَا وَلاَ تَبِيْعُواهَا وَاِنْ أُطْعِمْتُمْ مِنْ لُحُوْمِهَا فَكُلُوا إِنْ شِئْتُمْ

Dari Qatadah bin Nu'man, "Bahwa sesungguhnya Nabi saw. berdiri (diwaktu haji wada'), maka beliau bersabda, "Kami pernah memerintahkan kamu agar tidak memakan daging kurban lebih dari tiga hari, supaya daging itu merata diterima , dan sekarang sungguh aku membolehkannya, maka silahkan makan sekehendak kamu, dan janganlah menjual daging hadyu atau kurban, makanlah, sedekahkanlah, dan manfaatkanlah kulitnya, dan jangan dijual, kalau kamu diberi daging kurban, maka makanlah jika kamu mau." (H.R. Ahmad,Musnad Ahmad, IV:15, No. hadis 16.311, 16.312).

Imam Ibn Hajar al-Asqalani dalam kitab Fathul Bari jilid 9 halaman 553 memberikan komentar terkait kontradiksi antara dalil yang melarang dan membolehkan mengawetkan daging qurban lebih dari 3 hari. Larangan menyimpan daging qurban itu terjadi pada tahun 9 hijriyah, sedangkan dibolehkannya menyimpan terjadi pada tahun 10 hijriyah.

بَيَّنَتْ عَائِشَةُ فِي هَذَا الْحَدِيثِ أَنَّ النَّهْيَ عَنِ ادِّخَارِ لُحُومِ الْأَضَاحِيِّ بَعْدَ ثَلَاثٍ نُسِخَ وَأَنَّ سَبَبَ النَّهْيِ كَانَ خَاصًّا بِذَلِكَ الْعَامِ لِلْعِلَّةِ الَّتِي ذَكَرَتْهَا

Siti Aisyah menjelaskan dalam hadisnya bahwasanya larangan menyimpan daging qurban lebih dari 3 hari itu dihapus dan penyebab pelarangan tersebut khusus pada tahun itu saja karena adanya alasan siti Aisyah sendiri menyebutkannya:

مَا فَعَلَهُ إِلاَّ فِى عَامٍ جَاعَ النَّاسُ فِيهِ ، فَأَرَادَ أَنْ يُطْعِمَ الْغَنِىُّ الْفَقِيرَ ، وَإِنْ كُنَّا لَنَرْفَعُ الْكُرَاعَ فَنَأْكُلُهُ بَعْدَ خَمْسَ عَشْرَةَ
Rasulullah shalllallahu alaihi wa sallam hanya melarang hal itu karena kelaparan yang dialami sebagian masyarakat. sehingga beliau ingin agar orang yang kaya memberikan makanan (daging qurban) kepada orang miskin. Karena kami menyimpan dan mengambili daging paha kambing, lalu kami memakannya setelah 15 hari. (HR. Bukhari 5107).

Imam an-Nawawi ad-Dimasyqi dalam kitab al-majmu’ jilid 8 halaman 418 mengatakan:

يَجُوزُ أَنْ يَدَّخِرَ مِنْ لَحْمِ الْأُضْحِيَّةِ وَكَانَ ادِّخَارُهَا فَوْقَ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مَنْهِيًّا عَنْهُ ثُمَّ أَذِنَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيهِ وَذَلِكَ ثَابِتٌ فِي الْأَحَادِيثِ الصَّحِيحَةِ الْمَشْهُورَةِ

Penyimpanan daging kurban boleh. Dahulu penyimpanan daging kurban melebihi tiga hari sempat dilarang. Tetapi kemudian Rasulullah mengizinkannya. Hal ini sudah tetap di dalam hadits-hadits shahih yang masyhur,”

Imam an-Nawawi menegaskan:

وَالصَّوَابُ الْمَعْرُوفُ أَنَّهُ لَا يَحْرُمُ الِادِّخَارُ الْيَوْمَ بِحَالٍ وَإِذَا أَرَادَ الِادِّخَارَ فَالْمُسْتَحَبُّ أَنْ يَكُونَ مِنْ نَصِيبِ الْأَكْلِ لَا مِنْ نَصِيبِ الصَّدَقَةِ وَالْهَدِيَّةِ

“Yang benar dan terkenal, bahwa penyimpanan hewan kurban hari ini dalam situasi apa pun tidak haram. Daging yang disimpan dianjurkan adalah jatah yang dikonsumsi, bukan kuota yang seharusnya disedekahkan dan menjadi hadiyyah”.

Kesimpulan:
Perihal larangan mengawetkan daging kurban lebih dari 3 hari itu hukumnya dihapus pada tahun 10 Hijriyah (sebelumnya dilarang tahun pada 9 Hijriyah), Karena terjadi perubahan situasi, Rasulullah SAW kemudian mengizinkan para sahabatnya untuk menyimpan daging kurban lebih dari 3 hari. Hanya saja para ulama kemudian menyarankan bahwa penyimpanan itu berlaku untuk sepertiga maksimal daging kurban yang menjadi bagian si pengorban. Sedangkan dua pertiga daging kurban yang seharusnya dihadiahkan dan disedekahkan jangan disimpan, tetapi dibagikan kepada mustahiqnya.

Dalam kitab Raudhatut Thalibin, Imam Nawawi ad-Dimasyqi mengutip perkataan Imam as-Syafii yang menyebutkan:

أُحِبُّ أَنْ لَا يَتَجَاوَزَ بِالْأَكْلِ وَالِادِّخَارِ الثُلُثَ، أَنْ يَهْدِيَ الثُلُثَ، وَيَتَصَدَّقَ بِالثُلُثِ

Hal yang aku senangi adalah, bahwa daging yang untuk dikonsumsi dan disimpan jangan lebih dari sepertiga daging qurban. Hendaknya dihadiahkan daging qurban itu sepertiganya dan sepertiganya lagi dishadaqahkan.

Dikutip ulang dari kitab ittihaful amajid bi nafaisil fawaid karya al-Qadhi Abu Mun'yah as-Sakunjiy at-Tijaniy jilid 2 halaman 253.




Khadimul Majlis al-Mu'afah
H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy M.A

Ikuti Kajian Islam:

instagram.com/rizkialbatawi

@rizkialbatawi

https://www.facebook.com/Rizqi-Zulqornain-Albatawi

 ********* ******** ********

يا فالق الحب والنوى، أعط كل واحد من الخير ما نوى، وارفع عنا كل شكوى، واكشف عنا كل بلوى، وتقبل منا كل نجوى، وألبسنا لباس التقوى، واجعل الجنة لنا مأوى .

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ وَالْهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ، وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ.
صلاةً تَجْعَلُنَا مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيْرًا، وَرِزْقًا كَثِيْرًا، وَقَلْبًا قَرِيْرًا، وَعِلْمًا غَزِيْرًا، وَعَمَلاً بَرِيْرًا، وَقَبْرًا مُنِيْرًا، وَحِسَابًا يَسِيْرًا، وَمُلْكًا فِي الْفِرْدَوْسِ كَبِيْرًا
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

Alamat Yayasan al-Muafah

Jalan Tipar Cakung Rt: 05 Rw 08 NO: 5 Kampung Baru, Cakung Barat, Jakarta Timur 13910


فَأَكْرِمِ اللَّهُمَّ مَنْ أَكْرَمَنَا .:. وَكَثِّرِ الْخَيْرَ لَدَيْهِ وَالْغِنَا
وَأَعْطِهِ مِمَّا رَجَى فَوْقَ الرَّجَا .:. وَاجْعَلْ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجَا
وَافْعَلْ كَذَلِكَ بِكُلِّ مُحْسِنِ .:. اِلَى ذَوِي الْعِلْمِ بِظَنٍّ حَسَنِ
وَاهْدِ جَمِيْعَنَا اِلَى الرَّشَادِ .:. وَلِطَرِيْقِ الْخَيْرِ وَالسَّدَادِ
وَابْسُطْ بِفَضْلِكَ عَلَيْنَا نِعْمَتَكْ .:. وَانْشُرْ عَلَيْنَا فِي الدَّارَيْنِ رَحْمَتَكْ
وَاخْتِمْ لَنَا عِنْدَ حُضُوْرِ الْأَجَلِ .:. بِالْعَفْوِ مِنْكَ وَالرِّضَى الْمُعَجَّلِ
أَمِيْنَ أَمِيْنَ اسْتَجِبْ دُعَانَا .:. وَلاَ تُخَيِّبْ رَبَّـــــنَا رَجَـــــــــــــــــانَا