Tampilkan postingan dengan label Peribahasa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Peribahasa. Tampilkan semua postingan

Senin, 17 Oktober 2016

Hikmah Tukang Gali Lubang Kuburan

Hikmah Tukang Gali Lubang


Oleh; H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy

بسم الله الرحمن الرحيم

حمدا له أظهر في الوجود *** نور حقيقة النبي المحمود
وصل يا رب على محمد *** الفاتح الخاتم طه الأمجد
وناصر الحق وهادينا الى *** صراطك القويم نهج الفضلا
وآله بحق قدره الفخيم *** وجاه مقدار مقامه العظيم.

أما بعد:

Ada seorang pemuda yang sedang dirundung kesedihan yang tak berkesudahan. Bulan lalu ia ditinggl oleh kekasihnya, belum kesumbat penderitaannya, hatinya nambah terguncang karena ayah pemuda itu meninggal dunia laksana pribahasa sudah jatuh kesumur ketiban kerekan. Pada suatu hari si pemuda mendatangi ahli hikmah untuk minta nasehat.

Anak muda: Wahai ahli hikmah, berikan aku nasehat.
Ahli hikmah: Nasehat apa yang kau inginkan?
Anak muda: beberapa hari lalu, ayahku meninggal dunia. Hikmah apa yang bisa aku dapat dari mushibah ini?
Ahli hikmah: “apa profesi ayahmu?
Anak muda: “Ayahku pekerja serabutan, tapi profesi tetapnya adalah tukang gali kuburan.
Ahli hikmah: sudahlah, jangan kau terlalu bersedih tentang kematian ayahmu. Jangan heran bila ayahmu juga mendapat giliran masuk ke lubang kubur. Hikmah buat dirimu adalah:


من حفر حفرة لأخيه وقع فيها

He who digs a pit to his brother, falls into it

Artinya: Siapa saja yang menggali lubang buat saudaranya, maka dipastikan ia juga akan memasuki lubang itu.

Dikutip ulang dari kitab ittihaful amajid bi nafaisil fawaid karya Abu Mun'yah as-Sakunjiy at-Tijaniy jilid 2 halaman 78.


Khadimul Majlis al-Mu'afah

H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy
instagram.com/Zulqornain_Muafiy

 ********* ******** ********

Shalawat Fatih (Raja Shalawat)

اللَّهُــــــــــــــمَّ صَلِّ عَلَى سيِّــــــــدِنَا محمدٍ الفاتِـــــــــحِ لِمَا أُغْلِــــــــــــــقَ والخَـاتِــــــــــــــــمِ لِمَا سَبَــــــــــقَ، نَاصِـــــــــرِ الحَقِّ بالحـــــــــــــــــقِّ، والهـــــــــــــــــادِي إلى صِرَاطِـــــــــكَ الْمُسْتَقِيـــــــــــــــــــمِ، وَعَلَى آلِهِ حـــــــــقَّ قَدْرِهِ ومِقْــــــــــــدَارِهِ العَظِيــــــــــــــمِ.

اللهم نسألك أن تصليا *** على حبيبك إمام الأنبيا
صل على الفاتح ما قد أغلق *** محمد الخاتم ما قد سبق
وناصر الحق العلي بالحق *** سيدنا الهادي لكل الخلق
الى صراطك القويم المسنقيم *** والأل مقدر قدره العظيم

(لَيْسَ لَهَا مِن دُونِ اللَّـهِ كَاشِفَةٌ)


اللَّهـُمَّ بِـحَقِّ هَذِهِ الْآيَةِ الشَّرِيفَةِ وَمَا بِـهَا مِنْ أَسْرَارٍ أَنْ تَكْشِفَ ضُرَّنَا وَتَصْرِفَ عَنَّا كَيْدَ مَنْ كَادَنَا وَشَرَّ مَنْ أَرَادَ بِنَا شَرَّاً وَرُدَّ كَيْدَهُ فِي نَحْرِهِ وَاَشْغِلْهُ عَنَّا بِشَاغِلٍ لَا يَسْتَطِيعُ رَدَّهُ  يَا اللَّـه .



Alamat Yayasan al-Muafah

Jalan Tipar Cakung Rt: 05 Rw 08 NO: 5 Kampung Baru, Cakung Barat Jakarta Timur 13910




H. RIZQI DZULQORNAIN AL-BATAWI


Selasa, 19 November 2013

Tong Kosong Nyaring Bunyinya



 Tong Kosong Nyaring Bunyinya


Imam Ibn Hajar al-Asqallaniy Rahimahullah menceritakan dalam kitabnya Inba al-Gumr Fi Abna al-Umr tentang salah satu kebohongan orang yang sok tahu sebagai berikut: Ada seseorang yang bernama Syamsuddin Ibn A'thaillah al-Raziy al-Harawiy yang wafat pada tahun 887 H. Teman dekat penguasa Timurlank dia pernah mengaku punya daya ingat dan ilmu pengetahuan yang luar biasa mengaku hafal kitab shahih Imam Bukhari dan kitab Shahih Imam Muslim beserta sanad-sanad keduanya. Ia juga mengaku hafal 12.000 hadis lainnya sehingga banyak orang yang mengaguminya. 

         Pada Suatu hari dia mengajar di satu majlis spontan dia mengeluarkan fatwa bahwa shalat Maghrib itu boleh diqoshor dalam perjalanan, hal itu berdasarkan hadis Jabir yang terdapat dalam kitab al-Firdaus karya Imam Abu al-Laits al-Samarqandiy. Para jamaah yang cerdas tidak mempercayainya, mereka pun tidak puas dengan mendengar fatwa nyeleneh Ibn A'tha tersebut. Mereka mencari kitab yang dia sebutkan, tetapi setelah dilihat dalam kitab tersebut, ternyata mereka tidak menemukan hadis Jabir yang disebutkan Ibn A'tha'. Dan sewaktu hal itu diberitahukan kepadanya, Ibn A'tha' menjawab:" Kitab karya Abu al-laits al-Samarqandiy itu ada 3 macam. Yang Kabir (besar), yang Ausath (sedang) dan yang Ashghar (kecil). Dan hadis Jabir itu terdapat dalam kitab yang Kabir (besar), tetapi sayang sudah tidak bisa ditemukan di negri ini. Orang-orang yang hadir di majlis tersebut merasa yakin dengan kebohongannya. Ini sebuah contoh dari kelugasan makna perkataan : "Jika seseorang berbicara tidak dalam kapasitasnya (tanpa ilmu), maka dipastikan dia akan mengeluarkan pendapat yang aneh-aneh."


Sama halnya dengan seorang ustadzah di satu kampung yang mengharamkan Rebana/Hadhrah, dia mengatakan bahwa haramnya Rebana/Hadhrah itu ada hadisnya, tetapi ketika ia ditanya oleh salah seorang jamaahnya tentang hadis tersebut, ia tidak bisa menyebutkan redaksi (lafaz) hadisnya, riwayat siapa? dan di dalam kitab apa? Bahkan, ia hanya bisa memaki jamaahnya yang bertanya itu.


Ustadzah itu malah menyebutkan dalil bikinan bahwa orang tuanya tidak suka dengan Rebana/Hadhrah. Masya Allah kebodohan yang sangat nyata, sejak kapan dalil haramnya sesuatu dalam hukum agama itu didasari oleh ketidaksukaan orang tuanya. Perlu diketahui ketidaksukaan orang tuanya terhadap Rebana/Hadhrah itu hal yang boleh-boleh saja. Tetapi, bukan jadi dalil bahwa Rebana/Hadhrah itu haram. Apakah kemudian bila orang tuanya tersebut tidak suka jengkol, maka hukum makan jengkol jadi haram?


Perhatikanlah keadaan orang yang mengaku-ngaku pintar itu. Karena tidak melihat ada orang lain yang mencela dan menyalahkan tindakannya, dengan leluasa ia asik menikmati sikap sok tahunya. Karena merasa malu kalau sampai tidak bisa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh orang yang bertanya, sehingga ia tak segan-segan mengada-adakan kebohongan tanpa didasari ilmu. Ia memberikan fatwa dengan menggunakan ilmu Kirata yaitu memikirkan sesuatu yang kira-kira nyata, tanpa mengerti bagaimana mengambil jawaban yang terkandung dalam al-Qur'an dan Hadis. Ia hanya menduga-duga saja, padahal menduga-duga itu adalah ucapan paling dusta. ini sikap orang  yang sok tahu dan hanya punya modal keberanian dan kenekatan. Bagai Ikan teri mengaku ikan Bandeng.


H. Rizqi Zulqornain al-Batawiy 


اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الَّذِي جَاءَ بِالْآيَاتِ البَيِّنَاتِ ، وَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُؤَيَّدِ بِجَلَائِلِ الْمُعْجِزَاتِ ، وَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْقَائِلِ إِنِّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ ، وَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ السَّاِري سِرُّهُ فِي سَائِرِ الْكَائِنَاتِ،وَصَلِّ وَسَلَّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَكَفِّرْ بِها عَنَّا السَّيِّئَاتِ ، وَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَأَيِّدْنَا بِالْكَرَامَاتِ