Tampilkan postingan dengan label Meluruskan Pemahaman. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Meluruskan Pemahaman. Tampilkan semua postingan

Selasa, 06 Juni 2017

Nasehat Syekh Ahmad Bamba al-Khadim Tentang Pemimpin Kafir

Memilih Pemimpin Kafir
Oleh; H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله رب العالمين


اللهم نسألك أن تصليا *** على حبيبك إمام الأنبيا

صل على الفاتح ما قد أغلق *** محمد الخاتم ما قد سبق

وناصر الحق العلي بالحق *** سيدنا الهادي لكل الخلق

الى صراطك القويم المستقيم *** والأل مقدر قدره العظيم


Di antara nasehat Syekh Abu Mahamid ِAhmad Bamba al-Khadim (1853-1927 M) rahimahullah pendiri Thariqah al-Muridiyah yang merupakan salah satu tarekat Shufiah besar di Senegal, Afrika: “Sungguh aneh, bila ada komunitas muslim yang mengusung dan membela habis-habisan orang kafir untuk menjadi pemimpin di daerah mayoritas Muslim. Karena materi, mereka sampai rela bermusuhan dengan kelompok muslim bahkan berani memfitnah para ulama.”

وَأَحْبِبِ الْـمُؤْمِنَ لِلْإِيمَانِ * وَلْتُبْغِضَ الْكَافِرَ لِلْكُفْرَانِ
 
وَلَوْ أَتَى إِلَيْكَ بِالْـجِنَايَهْ * ذَاكَ، وَذَا بِالْـمَالِ ذِي الْكِفَايَهْ

Cintailah orang beriman karena imannya. Dan bencilah orang kafir karena kekufurannya. Sekalipun orang beriman itu punya aib dan kesalahan yang merugikan dirimu (dia tetap jauh lebih mulia dari kafir manapun) sekalipun si kafir tersebut telah memberikan donasi dan segala fasilitas hidup untukmu.

Carilah kemulian yang sesungghnya di jalan Allah, Rasulullah dan orang beriman. Dan Maha benar Allah dengan segala firman-Nya :

ولله العزة ولرسوله وللمؤمنين

Artinya : “ Dan kemuliaan itu, hanyalah bagi Allah dan Rasulnya, dan bagi orang - orang mukmin.” ( Qs. Al Munafiqun : 8 )


Dikutip ulang dari kitab ittihaful amajid bi nafaisil fawaid karya Abu Mun'yah as-Sakunjiy at-Tijaniy jilid 2 halaman 112.


Khadimul Majlis al-Mu'afah

H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy

instagram.com/rizkialbatawi

instagram.com/Zulqornain_Muafiy


Alamat Yayasan al-Muafah: Jalan Tipar Cakung Rt 05 Rw 08 No; 5 Kampung Baru, Cakung Barat Jakarta Timur 13910



Senin, 01 Mei 2017

Dalil Tawassul (al-Mushthafa Wa al-Murtadha)

Dalil Tawassul

Oleh; H. Rizqi Dzulqornain La Wa La



بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله رب العالمين


اللهم نسألك أن تصليا *** على حبيبك إمام الأنبيا

صل على الفاتح ما قد أغلق *** محمد الخاتم ما قد سبق

وناصر الحق العلي بالحق *** سيدنا الهادي لكل الخلق

الى صراطك القويم المستقيم *** والأل مقدر قدره العظيم


Imam Syihabuddin Ahmad Bin Salamah al-Qalyubiy (wafat tahun 1069 Hijriyah) menyebutkan dalam kitab Tuhfatur Raghib Fi Sirah Jama’at Min A’yan Ahlil Bait al-Athayib halaman: 53: Keutamaan dua bait Syair yang dapat menolak berbagai macam bala dan juga menjadi terapi segala penyakit. Bait tersebut sebagai berikut:

لي خمسة أطفي بهم * نار الكروب الحاطمة
المصطفى والمرتضى * وابناهما وفاطمة

Li Khomsatun, Uthfi Bihim * Narol Kurubil Hathimah
Al-Mushthofa Wal Murtadha * Wabnahuma Wa Fatimah

Artinya: Aku memiliki 5 wasilah (perantara), dengan sebab mereka Allah Taala izinkan aku dapat memadamkan panasnya segala kesulitan yang menyerang, mereka itu adalah Nabi Muhammad yang terpilih, Sayyidina Ali yang diridhai, Sayyidatuna Fatimah, dan kedua anaknya (Sayidina Hasan dan Sayyidina Husain)".

Siapa yang lazim membaca dua bait di atas, saat menghadapi hal pelik akan Allah Taala berikan solusi dengan segera, berbagai Penyakit ganas pada dirinya akan Allah sembuhkan dan mendapat perlindungan dari wabah penyakit.

Dua bait di atas merupakan apresiasi permohonan seorang hamba kepada Allah Taala yang menjadi maqshad (tumpuan harapan) dengan bertawassul kepada lima makhluq mulia. Bertawassul.

Tawassul memiliki arti dasar “mendekat”, sementara Wasilah adalah media perantara untuk mencapai tujuan. Tawassul yang dimaksud disini adalah mendekatkan diri kepada Allah Swt dengan menggunakan perantara lain, baik nama-nama Allah (al-Asma’ al-Husna), sifat-sifat Allah, amal shaleh, atau melalui makhluk Allah, baik dengan doanya atau kedudukannya yang mulia disisi Allah.

Dalil Tawassul:

surat Almaidah, ayat 35 :

ياأيها الذين آمنوااتقواالله  وابتغوا إليه الوسيلة

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan."

Suat Al-Isra', ayat 57:

 أُولَـئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُوراً

Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti. 


Dikisahkan di satu kampung ada orang sok paling islami, paling bener, paling paham tentang al-Qur’an dan Hadist, paling sesuai amalannya dengan salafus shalih, ia sangat benci kepada orang yang berdoa dengan bertawassul kepada para Nabi, wali dan orang shalih. Menurutnya tawassul hanya dibolehkan dengan menyebut nama dan sifat Allah serta amal shalih.

Pada suatu hari, ia datang ke rumah salah satu guru ngaji di daerah Cakung, ingin memaki-maki ustdz kampung tersebut yang telah mengajarkan masyarakat kesesatan. Sesampainya di rumah ustadz terjadi dialog. Sebut saja orang pengingkar tawassul dengan nama Abu al-Komentari:

Abu al-Komentari: Kok ente jadi orang penyebar Bid’ah  bukan pengamal sunnah?

Ustdz Cakung: Eh, kalo ngomong jangan sambawera aja ente, gua tabokin lak-lakan luh baru tau rasa?

Abu al-Komentari: Kalo doa cukup minta sama Allah, kaga usah minta sama Nabi dan para wali, itu semua perbuatan sesat, super neraka !!

Ustadz Cakung: oh, urusan Tawassul. Ente pelajarin al-Qur’an dengan benar, baca kitab-kitab tafsir dengan para ulama. Jangan Cuma rajin ngamalin ibadah tapi goblok kaga ilang-ilang, fanatic buta, gampang menganggap orang lain sesat, kafir musyrik !! kalo ente bener-bener paling faham al-Qur’an ane mau nanya. Ane bukan mau nanya berapa jumlah huruf alif atau wawu ama Ya dalam al-Qur’an. Yang ane mau tanya tentang pemahaman ente terhadap ayat-ayat al-Qur’an terkait tawassul.

Abu al-Komentari: boleh, boleh …

Ustadz Cakung: Siapa yang menganugrahkan anak kepada seseorang?

Abu al-Komentari: loh, kok jadi ustadz pertanyaaannya kaya orang tolol. Jawabannya pasti Allah dong!!

Ustadz Cakung: lalu gimana tentang firman Allah:

: قَالَ إِنَّمَا أَنَا رَسُولُ رَبِّكِ لِأَهَبَ لَكِ غُلَامًا زَكِيًّا

Artinya; sesungguhnya aku ini utusan Tuhanmu, untuk menganugrahkan diri seorang anak yang disucikan.

Abu al-Komentari: Malaikat dalam ayat itu Cuma sebagai perantara

Ustadz Cakung: Siapa yang memberikan hidayah?

Abu al-Komentari: Yang bisa memberi hidayah itu hanya Allah

Ustadz Cakung: Bagaimana memahami ayat:

: وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

Artinya: Sesungguhnya engkau Ya Muhammad benar-benar memberi petunjuk (hidayah) ke jalan yang lurus.

Abu al-Komentari: Nabi Muhammad hanya sebagai perantara saja, tidak lebih dari itu.

Ustadz Cakung: Siapa yang member rizki kepada Makhluq di alam ini?

Abu al-Komentari: seluruh makhluq di ala mini, Allah yang memberikan rizkinya

Ustadz Cakung: coba jelaskan ayat:

وَإِذَا حَضَرَ الْقِسْمَةَ أُولُو الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينُ فَارْزُقُوهُمْ مِنْهُ

Bila saat pembagian harta (warisan) kerabat, anak yatim dan orang miskin ikut hadir maka berikan mereka rizki ala kadarnya dari harta tersebut.

Abu al-Komentari: mereka Cuma sebagai perantara saja

Ustadz Cakung: Siapa yang menciptakan makhluq di ala mini?

Abu al-Komentari: Semua makhluq di ala mini, Allah yang menciptakannya.

Ustadz Cakung: lalu ayat ini apa maksudnya?

: أَنِّي أَخْلُقُ لَكُمْ مِنَ الطِّينِ كَهَيْئَةِ الطَّيْرِ

Artinya; Nabi Isa berkata aku ciptakan buat kalian dari tanah ini seekor burung.

Abu al-Komentari: Nabi Isa Cuma perantara saja

Ustadz Cakung: Siapa yang mematikan makhluq di ala mini?

Abu al-Komentari: Yang menghendaki kematian bagi makhluq di alam ini Cuma Allah

Ustadz Cakung: Penjelasan ente tentang ayat ini apa?

:قُلْ يَتَوَفَّاكُمْ مَلَكُ الْمَوْتِ

Katakanlah Ya Muhammad malaikat maut yang akan mewafatkan kalian.

Abu al-Komentari: Malaikat maut hanya sebagai perantara saja

Ustadz Cakung: Siapa yang memberikan pertolongan kepada orang beriman?

Abu al-Komentari: Allah Maha Penolong, tidak ada pertolongan melainkan pertolongan Allah

Ustadz Cakung: Bagaimana Memahami ayat:

: وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ

Minta tolonglah kalian dengan sabar dan shalat.

Abu al-Komentari: Kalo sabar dan shalat Cuma jadi penyebab saja.

Ustadz Cakung: Dari awal, ente Cuma bilang itu perantara, itu sebab saja.. kalo ente yakin itu semua sebagi perantara dan sebab lalu kenapa kerjaan ente pagi, siang dan malam selalu mengkafirkan dan memusyrikan orang islam kampung, lantaran mereka bertawassul dengan para Nabi, wali dan orang shalih. Padahal ayat-ayat al-Qur’an yang tadi ane sebutkan ente bilang para Nabi dan hamba-hamba Allah Yang shalih sebagai peranta dan sebab tercapainya kehendak Allah Taala. Ente berarti belum gagal paham tawassul atau bener-bener goblok?

Abu al-Komentari: nganu… nganu …. Nganu…. Sebenarnya, tawassul boleh kepada yang masih hidup saja, kalau orang shalih yang sudah meninggal haram dan sesat.

Ustadz Cakung: oh terus yang ente fahami dari Surat Alimron ayat 169

 ( ﻭﻻ ﺗﺤﺴﺒﻦ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻗﺘﻠﻮﺍ ﻓﻲ ﺳﺒﻴﻞ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻣﻮﺍﺗﺎ ﺑﻞ ﺃﺣﻴﺎﺀ ﻋﻨﺪ ﺭﺑﻬﻢ ﻳﺮﺯﻗﻮﻥ )

Artinya: jangan engkau menyangka orang yang meninggal di jalan Allah itu mati melainkan mereka  hidup dihadapan Allah dan diberi rizqi

Surat Albaqarah ayat 153 

( ﻭﻻ ﺗﻘﻮﻟﻮﺍ ﻟﻤﻦ ﻳﻘﺘﻞ ﻓﻲ ﺳﺒﻴﻞ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻣﻮﺍﺕ ﺑﻞ ﺃﺣﻴﺎﺀ ﻭﻟﻜﻦ ﻻ ﺗﺸﻌﺮﻭﻥ )

Artinya: jangan kau katakan bagi orang yang  meninggal di jalan Allah itu mati melainkan mereka  hidup hanya saja kau tidak merasakannya.

Kalau orang yang berjuang di jalan Allah Taala tidak boleh dibilang mereka mati, maka bagaimana dengan para Nabi?

Kenapa alasannya ente bilang tawassul hanya boleh kepada wali atau ulama yang masih hidup, yang sudah meninggal tidak boleh. Apakah dengan bertawassul kepada yang masih hidup ente punya keyakinan bahwa merekalah yang masih hidup yang mengabulkan doa atau permohonan. Betapa jahil dan sesatnya aqidah ente !! pandangan ahlus sunnah wal jamaah membolehkan bertawassul kepada para wali atau orang shalih baik yang masih hidup atau yang sudah wafat lantaran yang memberikan ta’stir (pengaruh) mendatangkan astar (bekas) secara mutlak adalah Allah Taala,

Abu al-Komentari: Waduh kalau begitu tawassul dengan menyebut pangkat wali atau orang shalih baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal tidak diperbolehkan. Kita tawassul dengan amal shalih saja, karena para Nabi, wali dan orang shalih itu makhluq, cukup kita tawassul dengan amal shalih saja.

Ustadz Cakung: eh, omongan luh muter-muter udah kaya obat nyamuk. Luh bener-bener dach, otak luh ada di tapakan kaki kiri, jadi kesandung dikit langsung gegerotak. Itu amal shalih atau ibadah yang luh kerjain adalah makhluq juga, khan ente yang bilang tawassul dengan makhluq sesat bapaknya musyrik.

Abu al-Komentari diam seribu bahasa seolah-olah mulutnya telah dibungkam batu kali yang besar langsung permisi pulang kaga ngucapin salam.

Adapun Sanad Muttaashil (bersambung) kepada Imam Syihabuddin Ahmad al-Qolyubiy Radhiyallahu Anhu, yang al-Faqir miliki sebagai berikut:

الحاج رزقي ذو القرنين أصمت البتاوي عن العلامة المحدث سيدي عبد الرحمن بن محمد عبد الحي الكتاني عن والده الامام أبي الإسعاد الحافظ مسند الدنيا سيدي محمد عبد الحي بن العارف الأشهر مولانا أبي المكارم الشيخ عبد الكبير الحسني الأدريسي الكتاني عن الشيخ عبد الله بن درويش السكري الحنفي عن محدث الشام المسند وجيه الدين عبد الرحمن بن محمد الكزبري عن الشيخ شهاب الدين العطار عن الشيخ محمد بن عبد الرحمن الغزي عن الشيخ يونس بن احمد الكفراوي المصري (1029-1120 هجرية) عن صاحب كتاب النوادر الامام شهاب الدين احمد بن سلامة القليوبي المصري الشافعي رضي الله عنه المتوفى سنة 1069 هجرية .

Dikutip ulang dari kitab ittihaful amajid bi nafaisil fawaid karya Abu Mun'yah as-Sakunjiy at-Tijaniy jilid 2 halaman 90.


Khadimul Majlis al-Mu'afah

H. Rizqi Dzulqornain Lawala




instagram.com/Zulqornain_Muafiy

@rizkialbatawi




Minggu, 06 November 2016

Sanad Maulid al-Azab (Muhammad al-Azab al-Madani)

Sanad Maulid al-Azab

Oleh; H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy


بسم الله الرحمن الرحيم


 حمدا له أظهر في الوجود *** نور حقيقة النبي المحمود

وصل يا رب على محمد *** الفاتح الخاتم طه الأمجد

وناصر الحق وهادينا الى *** صراطك القويم نهج الفضلا

وآله بحق قدره الفخيم *** وجاه مقدار مقامه العظيم.


أما بعد:


Aqidah ahlus sunnah wal jamaah menegaskan Kedua orang tua Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, sayyiduna Abdullah dan sayyidatuna Aminah termasuk ahlul iman (beriman) dan ahlul jannah (masuk surga). Lantarn banyak ditemukan hadits shahih di mana Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berkata seorang perempuan bernama ummu aiman radhiyalllahu anha yang pernah minum air seni (kencing) Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam:

لن تلج النار بطنك

Tidak akan tersentuh api neraka badanmu

Dalam riwayat lain:

لقد احنظرت بحظار مم نار

Sungguh dirimu mendapat perlindungan dari api neraka.

Ada juga sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bernama Malik Bin Sinan radhiyallahu anhu yang pernah minum darah Rasulullah shallallahu alaihi wa salam, beliau bersabda;

خالط دمي دمه لا تسمه الله

Telah bercampur darahku dan darahnya, hingga dirinya tidak akan tersentuh api neraka.

Setiap orang yang waras akan berkata: Bagaimana mungkin api neraka akan membakar orang yang pada dirinya menjadi darah daging Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.

Bagaimana mungkin neraka dimasuki oleh tubuh ayahanda Rasulullah yang telah mengalir nur nubuwwah (cahaya kenabian) pada sulbinya.

Bahkan dalam sebuah riwayat disebutkan Allah Taala berkata; Demi keagungan dan kemuliaanku, aku malu untuk mengazab seseorang yang dinamai Muhammad atau Ahmad di dalam neraka. Bila Allah Taala saja ta"zhim (memberikan penghormatan) kepada hamba-hambanya yang bernama muhammad atau ahmad, maka terlebih lagi kepada kedua orang tua Nabi Muhammad yang menjadi penyebab beliau dilahirkan ke alam dunia ini.

Syekh Muhammad Bin Muhammad al-Azab (wafat tahun 1293 Hijriyah) menyebutkan dalam kitab Maulidnya;

ولوالدي الرب قد أحيا كما ** قد جاء هذا بالدليل وايدا
قد آمنا به حقا فاستوجبا ** كل النجاة وبالجنان تخلدا
فهما يقينا ناجيان ومن يقل ** بخلافنا ضل السبيل وأبعدا

Kedua orang tuaku dihidupkan kembali oleh Allah. Riwayat ini disebutkan oleh dalil yang dikuatkan. Kedua orang tua Rasulullah beriman dan meniscayakan keduanya masuk surga secara kekal. Keduanya secara yaqin termasuk orang yang selamat dari api neraka. Siapa saja yang beranggapan dua orang tua Rasulullah masuk neraka adalah orang sesat dan tidak dapat hidayah.

Maulid al-Azab merupakan salah satu kitab pujian dan sejarah singkat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berbentuk nazham (syair) yang ringkas dan sangat bermutu. Penamaan Maulid Azab populer lantaran dinisbahkan kepada penulisnya yakni Syekh Muhammad al-Azab sebagaimana juga kitab-kitab maulid lainnya seperti; al-Barzanjiy, ad-Dibaiy, al-Hajjujiy dan sebagainya yang memang lebih familiar sebutannya di masyarakat dengan nama pengarangnya.

Maulid Al-Azab semarak dibaca di berbagai negeri Islam khususnya di Indonesia dan khususul khushus di bumi Betawi ini. Untuk di Betawi, dipopulerkan oleh para Habaib dan para kiayi di antaranya Habib Hud Bin Muhammad Baqir al-Atthas pimpinan Majlis as-Salafiyah Kebon Nanas Jakarta Timur, Kh Abdullah as-Syafiiy pendiri Pondok Pesantren as-Syafiiyah Bali Matraman Jakarta selatan.

Orang tua kami Abuya KH Saifuddin Amsir pendiri pondok pesantren Al-Asyirah al-Qur'aniyah Jakarta hafal kitab Maulid al-Azab ini bahkan tema-tema ceramah beliau berkenaan degan maulid Nabi Muhammad shalllallahu alaihi wa sallam sering kali nyangkok (mengutip) nazham Maulid al-Azab.

Adapun Sanad muttashil kepada pengarang kitab Maulid al-Azab Syekh Muhammad al-Azab, alfaqir riwayatkan sebagai berikut;

الحاج رزقي ذو القرنين البتاوي عن العلامة المحدث السيد عبد الرحمن الكتاني عن والده الحافظ السيد محمد عبد الحي الكتاني عن الشيخ محمد أمين بن أحمد رضوان المدني عن الشيخ محمد بن محمد العزب الدمياطي المدني رحمه الله

Untuk mengetahui secara tafsil (rinci) mengenai dalil kedua orang tua Rasulullah masuk surga, dipersilahkan untuk membaca kitab masalikul hunafa fi najati walidayil mushthafa, addarajatul munifah fil abais syarifah, irsyadul ghabiy fi islami abain nabiy dan lain lain.

Dikutip ulang dari kitab ittihaful amajid bi nafaisil fawaid karya Abu Mun'yah as-Sakunjiy at-Tijaniy jilid 2 halaman 258.




Khadimul Majlis al-Mu'afah
H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy

Ikuti Kajian Islam:

instagram.com/rizkialbatawi

@rizkialbatawi


https://www.facebook.com/Rizqi-Zulqornain-Albatawi




 ********* ******** ********

Shalawat Fatih (Raja Shalawat)

اللَّهُــــــــــــــمَّ صَلِّ عَلَى سيِّــــــــدِنَا محمدٍ الفاتِـــــــــحِ لِمَا أُغْلِــــــــــــــقَ والخَـاتِــــــــــــــــمِ لِمَا سَبَــــــــــقَ، نَاصِـــــــــرِ الحَقِّ بالحـــــــــــــــــقِّ، والهـــــــــــــــــادِي إلى صِرَاطِـــــــــكَ الْمُسْتَقِيـــــــــــــــــــمِ، وَعَلَى آلِهِ حـــــــــقَّ قَدْرِهِ ومِقْــــــــــــدَارِهِ العَظِيــــــــــــــمِ.


صَلاةً نَنَالُ بِهَا الْقَصْدَ وَالْمَطْلُوب* تُحَطُّ بِهَا الْخَطَايَا وَتُمْحَى الذُّنُوب* تُصَفِّي النُّفُوسَ وَتَسْتُرُ الْعُيُوب*

 وَيَدُومُ الرِّضَا وَيُغْفَرُ كُلُّ حُوب* صَلاةً لاحد لَهَا مِنْ شَمَالٍ أَوْ جَنُوب* وَاجْعَلْنَا بِهَا رَبَّنَا دَوْمًا إِلَيْكَ نَؤُب* وَنَهْتَدِي وَنَتُوب* فَاللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ مَاتَوَالَى سُكُونٌ أَوْهُبُوب* وَشُرُوقٌ أَوْغُرُوب* عَدَدَ الذَّرَّاتِ وَالْحُبُوب*

صَلاةً تَدْفَعُ بِهَا عَنَّا مَسَّ اللُّغُوب* وَكَيْدَ الْفِتَنِ وَالْمِحَنِ وَالْحُرُوب* صَلاةً عَدَدَ كُلِّ سَالِمٍ وَمَثقُوبْ* تُنَفِّسُ عَنْ كُلِّ مَكْرُوب* وَتُبْعِدُ عَنَّا الأَذَى وَالسُّقْمَ وَالشُّحُوب*

 وَتُقَرِّبُنَا إِلَى كُلِّ عَمَلٍ مَرْغُوب* صَلِّ عَلَيْهِ رَبَّنَا عَدَدَ مَافِي عِلْمِ رَبِّنَا مِنِ اسْتِحَالَةٍ وَجَوَازٍ وَوُجُوب* وَوَفِّقْنَا بِهَا لِكُلِّ خَيْرٍ مُسْتَحَبٍّ وَمَنْدُوب* وَأَحِلَّنَا دَارَ الْمُقَامَةِ لا يَمَسُّنَا فِيهَا نَصَبٌ وَلا يَمَسُّنَا فِيهَا لُغُوب*



(لَيْسَ لَهَا مِن دُونِ اللَّـهِ كَاشِفَةٌ)


اللَّهـُمَّ بِـحَقِّ هَذِهِ الْآيَةِ الشَّرِيفَةِ وَمَا بِـهَا مِنْ أَسْرَارٍ أَنْ تَكْشِفَ ضُرَّنَا وَتَصْرِفَ عَنَّا كَيْدَ مَنْ كَادَنَا وَشَرَّ مَنْ أَرَادَ بِنَا شَرَّاً وَرُدَّ كَيْدَهُ فِي نَحْرِهِ وَاَشْغِلْهُ عَنَّا بِشَاغِلٍ لَا يَسْتَطِيعُ رَدَّهُ  يَا اللَّـه .



Alamat Yayasan al-Muafah

Jalan Tipar Cakung Rt: 05 Rw 08 NO: 5 Kampung Baru, Cakung Barat Jakarta Timur 13910


Rabu, 23 Desember 2015

Surat al-Anbiya Ayat 87 (Koreksi Imam al-Qurthubiy)

Koreksi Imam al-Qurthubiy Tafsir surat al-Anbiya ayat: 87

Oleh; H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy

بسم الله الرحمن الرحيم

 حمدا له أظهر في الوجود *** نور حقيقة النبي المحمود
وصل يا رب على محمد *** الفاتح الخاتم طه الأمجد
وناصر الحق وهادينا الى *** صراطك القويم نهج الفضلا
وآله بحق قدره الفخيم *** وجاه مقدار مقامه العظيم.

أما بعد:

Tashhih (Koreksi) Imam al-Qurthubiy terhadap tafsir surat al-Anbiya ayat: 87

وَذَا النُّونِ إِذْ ذَهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَنْ لَنْ نَقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَىٰ فِي الظُّلُمَاتِ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Nabi Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: "Bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim."

Imam al-Qurthubiy dalam kitab al-Jami' Li Ahkam al-Qur'an jilid 11 halaman: 331 mengatakan: "Jika seseorang menterjemahkan:

((فَظَنَّ أَنْ لَنْ نَقْدِرَ عَلَيْهِ))

Kalimat: ((  لَنْ نَقْدِرَ  )) berasal dari kata Qodara yang maknanya al-Qudrah sehingga dia artikan kalimat tersebut dengan "Kami (Allah) tidak sanggup (kuasa)" ini terjemahan batil yang wajib ditolak lantaran bisa menjadikan seseorang kufur.

Makna yang shahih Kalimat: ((  لَنْ نَقْدِرَ  )) Qodara di situ bermakna "at-Taqdir" (sempit), sehingga artinya: Nabi Yunus menyangka Kami (Allah) tidak mempersempit (menyulitkan).

As-Sayyid Ahmad al-Marzuqiy dalam Aqidatul Awam berkata:

وجائز في حقهم من عرض *** بغير نقص كخفيف المرض

Artinya: "Boleh terjadi pada hak para Nabi dan Rasul segala sifat manusia seperti sakit ringan, tetapi yang bukan sifat-sifat hina (yang merendahkan martabat mereka)

Dalam kitab Tahshil Nailil Maram Syarh Aqidatil Awam, As-Sayyid Ahmad al-Marzuqiy halaman 18 menjelaskan: "Wajib bagi tiap mukallaf (orang yang kena beban agama) meyakini sifat jaiz (yang boleh) bagi para Nabi dan Rasul kepangku "al-A'radh al-Basyariyah" (sifat-sifat manusia) yang tidak menyebabkan kehinaan pada hak mereka seperti sakit ringan, tidur (hanya mata tetapi hati mereka tidak).

Maka berdosa jika seseorang menyifati Nabi dan Rasul dengan sifat-sifat yang menyebabkan martabat mereka menjadi hina seperti: stress, gila, putus asa, ragu-ragu, bingung dan sebagainya lantaran sifat-sifat kurang tersebut bukan hanya mereka jadi hina juga dapat merusak sifat-sifat yang wajib pada hak mereka yaitu: Shidiq (jujur), Tabligh (menyampaikan, Fathanah (cerdas) dan amanah (terpercaya).

Nabi Yunus Alaihis Salam seorang Nabi dan Rasul sangat tidak mungkin meragukan kekuasaan Allah Taala.

Disarikan dari kitab ittihaful Amajid Bi Nafasil Fawaid karya Abu Munyah as-Sakunjiy jilid 2 halaman 211.


Khadimul Majlis al-Mu'afah
H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy

HP: 08164856876 / 082122549831
PIN: 22580F48
instagram.com/Zulqornain_Muafiy



 ********* ******** ********

اللَّهُــــــــــــــمَّ صَلِّ عَلَى سيِّــــــــدِنَا محمدٍ الفاتِـــــــــحِ لِمَا أُغْلِــــــــــــــقَ والخَـاتِــــــــــــــــمِ لِمَا سَبَــــــــــقَ، نَاصِـــــــــرِ الحَقِّ بالحـــــــــــــــــقِّ، والهـــــــــــــــــادِي إلى صِرَاطِـــــــــكَ الْمُسْتَقِيـــــــــــــــــــمِ، وَعَلَى آلِهِ حـــــــــقَّ قَدْرِهِ ومِقْــــــــــــدَارِهِ العَظِيــــــــــــــمِ.

(لَيْسَ لَهَا مِن دُونِ اللَّـهِ كَاشِفَةٌ)

اللَّهـُمَّ بِـحَقِّ هَذِهِ الْآيَةِ الشَّرِيفَةِ وَمَا بِـهَا مِنْ أَسْرَارٍ أَنْ تَكْشِفَ ضُرَّنَا وَتَصْرِفَ عَنَّا كَيْدَ مَنْ كَادَنَا وَشَرَّ مَنْ أَرَادَ بِنَا شَرَّاً وَرُدَّ كَيْدَهُ فِي نَحْرِهِ وَاَشْغِلْهُ عَنَّا بِشَاغِلٍ لَا يَسْتَطِيعُ رَدَّهُ  يَا اللَّـه .


Alamat Yayasan al-Muafah
Jalan Tipar Cakung Rt: 05 Rw 08 NO: 5 Kampung Baru, Cakung Barat Jakarta Timur 13910


Rabu, 16 Desember 2015

Surat Thaha Ayat 18

Surat Thaha Ayat: 18

Oleh; H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy

بسم الله الرحمن الرحيم

 حمدا له أظهر في الوجود *** نور حقيقة النبي المحمود
وصل يا رب على محمد *** الفاتح الخاتم طه الأمجد
وناصر الحق وهادينا الى *** صراطك القويم نهج الفضلا
وآله بحق قدره الفخيم *** وجاه مقدار مقامه العظيم.

أما بعد:

Surat Thaha ayat: 18:

قَالَ هِيَ عَصَايَ أَتَوَكَّأُ عَلَيْهَا وَأَهُشُّ بِهَا عَلَى غَنَمِي وَلِيَ فِيهَا مَآرِبُ أُخْرَى (18)

Berkata Musa: “Ini adalah tongkatku, aku bertelekan padanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan yang lain padanya”.

Tidak sedikit orang menerjemahkan kata ( أهش ) dengan arti memberikan isyarat atau dalam bahasa Betawi menggetak atau menggesuh sesuatu dengan tangan.

Kurang tepat jika ada yang menerjemahkan ( أهش  ) dengan arti Nabi Musa Alaihis Salam menggunakan tongkatnya sebagai isyarat untuk menakut-nakuti hewan ternaknya.

Imam Ibnu Jarir at-Thabariy (wafat tahun 310 Hijriyah) menyebutkan dalam kitab tafsirnya Jami'ul Bayan Fi Ta'wil Ayil Qur'an jilid 18 halaman 293:

وَأَهُشُّ: أي أضرب بعصاي الشجر فتتساقط الأوراق لتأكل منه الغنم .

Arti perkataan Nabi Musa "Ahussyu" adalah Aku dapat memukul pohon dengan tongkat ini, kemudian daun-daunnya jatuh sehingga kambing dapat memakannya.

Dalam Tafsir Jalalain disebutkan:

أهش أي أخبط ورق الشجر

Kata "Ahussyu" artinya Aku dapat merontogkan daun pohon."

Imam Makkiy Bin Abi Thalib al-Qaisiy (wafat 437 Hijriyah) dalam kitab Tafsir al-Hidayah Ila Bulugh an-Nihayah jilid 4 halaman 453 mengatakan: Pendapat tersebut telah dimantapkan oleh Ikrimah, Qatadah, ad-Dahhak dan Ibnu Zaid.

Kesimpulannya

وليس المراد بالهش : التلويح بالعصا للزجر .

Yang dimaksud dengan "Hassyu" adalah bukan memberikan isyarat dengan tongkat untuk mencegah.


Disarikan dari kitab ittihaful Amajid Bi Nafaisil Fawaid jilid 2 halaman 208 karya Abu Mun'yah as-Sakunjiy.




Khadimul Majlis al-Mu'afah
H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy M.A

Ikuti Kajian Islam:

instagram.com/rizkialbatawi

@rizkialbatawi

https://www.facebook.com/Rizqi-Zulqornain-Albatawi

 ********* ******** ********

يا فالق الحب والنوى، أعط كل واحد من الخير ما نوى، وارفع عنا كل شكوى، واكشف عنا كل بلوى، وتقبل منا كل نجوى، وألبسنا لباس التقوى، واجعل الجنة لنا مأوى .

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ وَالْهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ، وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ.
صلاةً تَجْعَلُنَا مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيْرًا، وَرِزْقًا كَثِيْرًا، وَقَلْبًا قَرِيْرًا، وَعِلْمًا غَزِيْرًا، وَعَمَلاً بَرِيْرًا، وَقَبْرًا مُنِيْرًا، وَحِسَابًا يَسِيْرًا، وَمُلْكًا فِي الْفِرْدَوْسِ كَبِيْرًا
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

Alamat Yayasan al-Muafah

Jalan Tipar Cakung Rt: 05 Rw 08 NO: 5 Kampung Baru, Cakung Barat, Jakarta Timur 13910


فَأَكْرِمِ اللَّهُمَّ مَنْ أَكْرَمَنَا .:. وَكَثِّرِ الْخَيْرَ لَدَيْهِ وَالْغِنَا
وَأَعْطِهِ مِمَّا رَجَى فَوْقَ الرَّجَا .:. وَاجْعَلْ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجَا
وَافْعَلْ كَذَلِكَ بِكُلِّ مُحْسِنِ .:. اِلَى ذَوِي الْعِلْمِ بِظَنٍّ حَسَنِ
وَاهْدِ جَمِيْعَنَا اِلَى الرَّشَادِ .:. وَلِطَرِيْقِ الْخَيْرِ وَالسَّدَادِ
وَابْسُطْ بِفَضْلِكَ عَلَيْنَا نِعْمَتَكْ .:. وَانْشُرْ عَلَيْنَا فِي الدَّارَيْنِ رَحْمَتَكْ
وَاخْتِمْ لَنَا عِنْدَ حُضُوْرِ الْأَجَلِ .:. بِالْعَفْوِ مِنْكَ وَالرِّضَى الْمُعَجَّلِ
أَمِيْنَ أَمِيْنَ اسْتَجِبْ دُعَانَا .:. وَلاَ تُخَيِّبْ رَبَّـــــنَا رَجَـــــــــــــــــانَا




 ********* ******** ********

اللَّهُــــــــــــــمَّ صَلِّ عَلَى سيِّــــــــدِنَا محمدٍ الفاتِـــــــــحِ لِمَا أُغْلِــــــــــــــقَ والخَـاتِــــــــــــــــمِ لِمَا سَبَــــــــــقَ، نَاصِـــــــــرِ الحَقِّ بالحـــــــــــــــــقِّ، والهـــــــــــــــــادِي إلى صِرَاطِـــــــــكَ الْمُسْتَقِيـــــــــــــــــــمِ، وَعَلَى آلِهِ حـــــــــقَّ قَدْرِهِ ومِقْــــــــــــدَارِهِ العَظِيــــــــــــــمِ.

صَلاةً نَنَالُ بِهَا الْقَصْدَ وَالْمَطْلُوب* تُحَطُّ بِهَا الْخَطَايَا وَتُمْحَى الذُّنُوب* تُصَفِّي النُّفُوسَ وَتَسْتُرُ الْعُيُوب*
 وَيَدُومُ الرِّضَا وَيُغْفَرُ كُلُّ حُوب* صَلاةً لاحد لَهَا مِنْ شَمَالٍ أَوْ جَنُوب* وَاجْعَلْنَا بِهَا رَبَّنَا دَوْمًا إِلَيْكَ نَؤُب* وَنَهْتَدِي وَنَتُوب* فَاللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ مَاتَوَالَى سُكُونٌ أَوْهُبُوب* وَشُرُوقٌ أَوْغُرُوب* عَدَدَ الذَّرَّاتِ وَالْحُبُوب*
صَلاةً تَدْفَعُ بِهَا عَنَّا مَسَّ اللُّغُوب* وَكَيْدَ الْفِتَنِ وَالْمِحَنِ وَالْحُرُوب* صَلاةً عَدَدَ كُلِّ سَالِمٍ وَمَثقُوبْ* تُنَفِّسُ عَنْ كُلِّ مَكْرُوب* وَتُبْعِدُ عَنَّا الأَذَى وَالسُّقْمَ وَالشُّحُوب*
 وَتُقَرِّبُنَا إِلَى كُلِّ عَمَلٍ مَرْغُوب* صَلِّ عَلَيْهِ رَبَّنَا عَدَدَ مَافِي عِلْمِ رَبِّنَا مِنِ اسْتِحَالَةٍ وَجَوَازٍ وَوُجُوب* وَوَفِّقْنَا بِهَا لِكُلِّ خَيْرٍ مُسْتَحَبٍّ وَمَنْدُوب* وَأَحِلَّنَا دَارَ الْمُقَامَةِ لا يَمَسُّنَا فِيهَا نَصَبٌ وَلا يَمَسُّنَا فِيهَا لُغُوب*


(لَيْسَ لَهَا مِن دُونِ اللَّـهِ كَاشِفَةٌ)

اللَّهـُمَّ بِـحَقِّ هَذِهِ الْآيَةِ الشَّرِيفَةِ وَمَا بِـهَا مِنْ أَسْرَارٍ أَنْ تَكْشِفَ ضُرَّنَا وَتَصْرِفَ عَنَّا كَيْدَ مَنْ كَادَنَا وَشَرَّ مَنْ أَرَادَ بِنَا شَرَّاً وَرُدَّ كَيْدَهُ فِي نَحْرِهِ وَاَشْغِلْهُ عَنَّا بِشَاغِلٍ لَا يَسْتَطِيعُ رَدَّهُ  يَا اللَّـه .


Alamat Yayasan al-Muafah
Jalan Tipar Cakung Rt: 05 Rw 08 NO: 5 Kampung Baru, Cakung Barat Jakarta Timur 13910


Selasa, 15 Desember 2015

Surat Maryam Ayat; 23

Koreksi Imam al-Qurthubiy Surat Maryam ayat: 23

Oleh; H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy

بسم الله الرحمن الرحيم

 حمدا له أظهر في الوجود *** نور حقيقة النبي المحمود
وصل يا رب على محمد *** الفاتح الخاتم طه الأمجد
وناصر الحق وهادينا الى *** صراطك القويم نهج الفضلا
وآله بحق قدره الفخيم *** وجاه مقدار مقامه العظيم.

أما بعد:

Surat Maryam Ayat: 23


فَأَجَاءَهَا الْمَخَاضُ إِلَىٰ جِذْعِ النَّخْلَةِ قَالَتْ يَا لَيْتَنِي مِتُّ قَبْلَ هَٰذَا وَكُنْتُ نَسْيًا مَنْسِيًّا

Maka rasa sakit menjelang saat melahirkan anak memaksa ia (Maryam) (bersandar) kepada pangkal pohon kurma, dia berkata: "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan".

Sering kali kata (فاجاءها ) pada ayat di atas diartikan dengan mendatanginya. Terjemahan tersebut keliru. Dalam hal ini Imam Muhammad Bin Ahmad al-Qurthubiy al-Malikiy (wafat tahun 671 Hijriyah) memberikan Mulahazhah (koreksi) dalam kitabnya al_Jami' Li Ahkam al-Qur'an jilid 11 halaman: 92.

فَأَجَاءَهَا: أي ألجأها واضطرها المخاض إلى الجذع وليس أجاءها بمعنى أتاها .

Artinya: Rasa sakit menjelang melahirkan mendorong dan memaksa Siti Maryam untuk blonjor di pohon Kurma. Makna kata (فاجاءها ) bukan diartikan (أتاها) yang artinya  mendatanginya."

Siti Maryam mengeluh kepada Allah Taala saat diberikan ujian rasa sakit menjelang melahirkan lantaran beliau tidak mengetahui bahwa bayi yang ia kandung adalah seorang Nabi.

Terkadang banyak orang mengeluh saat mengalami kesulitan dan hal-hal yang ia tidak sukai sesungguhnya di dalamnya tersimpan kemulian yang Allah Taala telah siapkan untuknya. Jangan pernah mengeluh apalagi sampai  putus asa saat datangnya kesulitan dan mushibah. Mengeluh hanya akan membuat masalah menjadi semakin kusut. Yang harus kita lakukan adalah berpikir secara jernih, introspeksi diri, posisikan masalah pada sudut pandang yang tepat dan serahkan sepenuhnya kepada Allah Taala dan yakin seyakin-yakinnya apa yang terjadi merupakan pilihan terbaik dariNya.

Disarikan dari kitab ittihaful Amajid Bi Nafaisil Fawaid jilid 2 halaman 207 karya Abu Mun'yah as-Sakunjiy.


Khadimul Majlis al-Mu'afah
H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy

HP: 08164856876 / 082122549831
PIN: 22580F48
instagram.com/Zulqornain_Muafiy



 ********* ******** ********

اللَّهُــــــــــــــمَّ صَلِّ عَلَى سيِّــــــــدِنَا محمدٍ الفاتِـــــــــحِ لِمَا أُغْلِــــــــــــــقَ والخَـاتِــــــــــــــــمِ لِمَا سَبَــــــــــقَ، نَاصِـــــــــرِ الحَقِّ بالحـــــــــــــــــقِّ، والهـــــــــــــــــادِي إلى صِرَاطِـــــــــكَ الْمُسْتَقِيـــــــــــــــــــمِ، وَعَلَى آلِهِ حـــــــــقَّ قَدْرِهِ ومِقْــــــــــــدَارِهِ العَظِيــــــــــــــمِ.

صَلاةً نَنَالُ بِهَا الْقَصْدَ وَالْمَطْلُوب* تُحَطُّ بِهَا الْخَطَايَا وَتُمْحَى الذُّنُوب* تُصَفِّي النُّفُوسَ وَتَسْتُرُ الْعُيُوب*
 وَيَدُومُ الرِّضَا وَيُغْفَرُ كُلُّ حُوب* صَلاةً لاحد لَهَا مِنْ شَمَالٍ أَوْ جَنُوب* وَاجْعَلْنَا بِهَا رَبَّنَا دَوْمًا إِلَيْكَ نَؤُب* وَنَهْتَدِي وَنَتُوب* فَاللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ مَاتَوَالَى سُكُونٌ أَوْهُبُوب* وَشُرُوقٌ أَوْغُرُوب* عَدَدَ الذَّرَّاتِ وَالْحُبُوب*
صَلاةً تَدْفَعُ بِهَا عَنَّا مَسَّ اللُّغُوب* وَكَيْدَ الْفِتَنِ وَالْمِحَنِ وَالْحُرُوب* صَلاةً عَدَدَ كُلِّ سَالِمٍ وَمَثقُوبْ* تُنَفِّسُ عَنْ كُلِّ مَكْرُوب* وَتُبْعِدُ عَنَّا الأَذَى وَالسُّقْمَ وَالشُّحُوب*
 وَتُقَرِّبُنَا إِلَى كُلِّ عَمَلٍ مَرْغُوب* صَلِّ عَلَيْهِ رَبَّنَا عَدَدَ مَافِي عِلْمِ رَبِّنَا مِنِ اسْتِحَالَةٍ وَجَوَازٍ وَوُجُوب* وَوَفِّقْنَا بِهَا لِكُلِّ خَيْرٍ مُسْتَحَبٍّ وَمَنْدُوب* وَأَحِلَّنَا دَارَ الْمُقَامَةِ لا يَمَسُّنَا فِيهَا نَصَبٌ وَلا يَمَسُّنَا فِيهَا لُغُوب*


(لَيْسَ لَهَا مِن دُونِ اللَّـهِ كَاشِفَةٌ)

اللَّهـُمَّ بِـحَقِّ هَذِهِ الْآيَةِ الشَّرِيفَةِ وَمَا بِـهَا مِنْ أَسْرَارٍ أَنْ تَكْشِفَ ضُرَّنَا وَتَصْرِفَ عَنَّا كَيْدَ مَنْ كَادَنَا وَشَرَّ مَنْ أَرَادَ بِنَا شَرَّاً وَرُدَّ كَيْدَهُ فِي نَحْرِهِ وَاَشْغِلْهُ عَنَّا بِشَاغِلٍ لَا يَسْتَطِيعُ رَدَّهُ  يَا اللَّـه .


Alamat Yayasan al-Muafah
Jalan Tipar Cakung Rt: 05 Rw 08 NO: 5 Kampung Baru, Cakung Barat Jakarta Timur 13910



Sabtu, 12 Desember 2015

Makna Nafilah Surat al-Isra Ayat 79

Makna Nafilah Surat al~Isra; 79

Oleh; H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy

بسم الله الرحمن الرحيم

 حمدا له أظهر في الوجود *** نور حقيقة النبي المحمود
وصل يا رب على محمد *** الفاتح الخاتم طه الأمجد
وناصر الحق وهادينا الى *** صراطك القويم نهج الفضلا
وآله بحق قدره الفخيم *** وجاه مقدار مقامه العظيم.

أما بعد:

Al-Isra Ayat: 79

(79). وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَىٰ أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا

Dan pada sebagian malam hari shalat tahajjudlah kamu sebagai ibadah yang dapat meniggikan derajatmu: mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji."

Banyak orang menerjemahkan kata Nafilah pada ayat di atas sebagai ibadah tambahan. Pendapat tersebut dibantah oleh Syekh Abdurrahman Bin Nashir Bin Abdullah as-Saadiy (wafat 1376 Hijriyah) menjelaskan dalam Tafsir Taisir al-Karim al-Mannan jilid 1 halaman: 464 sebagai berikut:

نَافِلَةً: أي زيادة في العلو والرفعة لك

 Yang dimaksud "Nafilah" pada ayat di atas adalah tambahan pangkat dan kedudukan buat engkau Ya Rasulallah.

Nafilah jangan diartikan sebagai mandubah (shalat sunnah yang tidak wajib) atas Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Lantaran mayoritas ulama menyatakan bahwa shalat Tahajjud termasuk ibadah wajib buat Rasulullah. Pendapat kelompok yang menyatakan shalat Tahajjud tidak diwajibkan atas Rasulullah menyebutkan; Kata Nafilah diartikan sebagai tambahan kedudukan buat Rasulullah di sisi Allah Taala. Jika pada hak umatnya, maka shalat Tahajjud berfungsi ampunan dosa (selain pangkat tinggi).

Imam Khalil Bin Ishaq al-Malikiy dalam kitab Mukhtasharnya pada bab Khashaish Rasulillah Bi Wujub, mengatakan ada beberapa hal yang Alla Taala hanya Wajibkan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tidak kepada ummatnya:

1. Shalat Dhuha
2. shalat Idhul Adhha
3. Shalat Witir
4. Shalat Tahajjud
5. Bersiwak

Disarikan dari kitab ittihaful Amajid Bi Nafaisil Fawaid jilid 2 halaman 206 karya Abu Mun'yah as-Sakunjiy.


Khadimul Majlis al-Mu'afah
H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy

HP: 08164856876 / 082122549831
PIN: 22580F48
instagram.com/Zulqornain_Muafiy



 ********* ******** ********

اللَّهُــــــــــــــمَّ صَلِّ عَلَى سيِّــــــــدِنَا محمدٍ الفاتِـــــــــحِ لِمَا أُغْلِــــــــــــــقَ والخَـاتِــــــــــــــــمِ لِمَا سَبَــــــــــقَ، نَاصِـــــــــرِ الحَقِّ بالحـــــــــــــــــقِّ، والهـــــــــــــــــادِي إلى صِرَاطِـــــــــكَ الْمُسْتَقِيـــــــــــــــــــمِ، وَعَلَى آلِهِ حـــــــــقَّ قَدْرِهِ ومِقْــــــــــــدَارِهِ العَظِيــــــــــــــمِ.

صَلاةً نَنَالُ بِهَا الْقَصْدَ وَالْمَطْلُوب* تُحَطُّ بِهَا الْخَطَايَا وَتُمْحَى الذُّنُوب* تُصَفِّي النُّفُوسَ وَتَسْتُرُ الْعُيُوب*
 وَيَدُومُ الرِّضَا وَيُغْفَرُ كُلُّ حُوب* صَلاةً لاحد لَهَا مِنْ شَمَالٍ أَوْ جَنُوب* وَاجْعَلْنَا بِهَا رَبَّنَا دَوْمًا إِلَيْكَ نَؤُب* وَنَهْتَدِي وَنَتُوب* فَاللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ مَاتَوَالَى سُكُونٌ أَوْهُبُوب* وَشُرُوقٌ أَوْغُرُوب* عَدَدَ الذَّرَّاتِ وَالْحُبُوب*
صَلاةً تَدْفَعُ بِهَا عَنَّا مَسَّ اللُّغُوب* وَكَيْدَ الْفِتَنِ وَالْمِحَنِ وَالْحُرُوب* صَلاةً عَدَدَ كُلِّ سَالِمٍ وَمَثقُوبْ* تُنَفِّسُ عَنْ كُلِّ مَكْرُوب* وَتُبْعِدُ عَنَّا الأَذَى وَالسُّقْمَ وَالشُّحُوب*
 وَتُقَرِّبُنَا إِلَى كُلِّ عَمَلٍ مَرْغُوب* صَلِّ عَلَيْهِ رَبَّنَا عَدَدَ مَافِي عِلْمِ رَبِّنَا مِنِ اسْتِحَالَةٍ وَجَوَازٍ وَوُجُوب* وَوَفِّقْنَا بِهَا لِكُلِّ خَيْرٍ مُسْتَحَبٍّ وَمَنْدُوب* وَأَحِلَّنَا دَارَ الْمُقَامَةِ لا يَمَسُّنَا فِيهَا نَصَبٌ وَلا يَمَسُّنَا فِيهَا لُغُوب*


(لَيْسَ لَهَا مِن دُونِ اللَّـهِ كَاشِفَةٌ)

اللَّهـُمَّ بِـحَقِّ هَذِهِ الْآيَةِ الشَّرِيفَةِ وَمَا بِـهَا مِنْ أَسْرَارٍ أَنْ تَكْشِفَ ضُرَّنَا وَتَصْرِفَ عَنَّا كَيْدَ مَنْ كَادَنَا وَشَرَّ مَنْ أَرَادَ بِنَا شَرَّاً وَرُدَّ كَيْدَهُ فِي نَحْرِهِ وَاَشْغِلْهُ عَنَّا بِشَاغِلٍ لَا يَسْتَطِيعُ رَدَّهُ  يَا اللَّـه .


Alamat Yayasan al-Muafah
Jalan Tipar Cakung Rt: 05 Rw 08 NO: 5 Kampung Baru, Cakung Barat Jakarta Timur 13910