Kamis, 16 April 2015

Sampaikan Kebenaran Pada Situasi & Kondisi Yang Tepat

Adab Dalam Menyampaikan Kebenaran

Oleh: H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين
والصلاة والسلام على سيدنا محمد الفاتح الخاتم وعلى اله وصحبه اجمعين . أما بعد:


Ada seorang suami sudah 20 tahun berumah tangga dengan istrinya diam-diam berencana ingin menikah lagi, tetapi saban hari dia sedang mencari-cari alasan yang logis agar istrinya menerima alasan itu sehingga mengizinkan dia nikah dengan wanita lain.

Pada satu kesempatan si lelaki sudah menemukan alasan yang menurutnya sangat kuat dan masuk akal dia yakin istrinya akan menerima alasan tersebut.

Akhirnya pada suatu hari lelaki itu mengungkapkan argumennya ketika itu sang istri sedang berada di dapur sehingga terjadi dialog antara keduanya;

Suami; wahai istriku tercinta, siapa di antara anak-anakmu yang paling kau cintai?

Istri; wahai suamiku, ketahuilah semua anak-anakku baik yang besar, yang kecil yang wanita dan lelaki mereka itu aku paling cintai.

Suami; Subhanallah, alang luasnya hatimu sehingga kau dapat memasukkan rasa cinta kepada mereka semua di hatimu.

Istri: itulah kemulian yang Allah Taala berikan kepada seorang ibu dimana hati seorang ibu bisa memayungi kecintaan kepada anak-anaknya.

Mendengar jawaban sang istri seperti demikian sang suami tersenyum alus-alus seraya berkata kepada istrinya; " mulai sekarang kau bisa faham wahai istriku, bahwa seorang lelaki juga memiliki hati yang mampu untuk mengayomi 4 istri secara bersamaan."

Betapa jengkel dan nyengkal hati istrinya mendengar argumen suaminya, langsunf saja sang istri menikam suaminya dengan pisau dapur 3 kali tusukan dan akhirnya suami masuk rumah sakit sampai di rawat 3 minggu.


Dari kisah di atas dapat kita pahami bahwa trik atau siasat sang suami sudah sangat jitu menggiring sang istri untuk menerima argumennya akan tetapi kesalahan besar yang tidak disadari suami adalah dia telah mengatakan sesuatu yang tidak tepat kondisi dan tempatnya.

Dalam satu ungkapan sering kita dengar;

لكل مقال مقام و لكل مقام مقال

“Setiap ucapan ada tempatnya dan setiap tempat ada ucapannya tersendiri.”

Jika suami mengatakan hal tersebut saat istri berada di kamar tidur paling-paling istri ngamuk dengan cara menggebuk suami dengan bantal. Atau bila disampaikan di ruang tamu, istri paling banter ngelempar remote tv.

Perkataan benar, jika diucapkan bukan pada tempatnya maka akan menjadi mushibah. Pandai-pandailah menempatkan sesuatu pada situasi dan kondisi yang tepat."


Jakarta 16 April 2015

Khadimul Ma'had al-Muafah
H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy


اللهم صل على سيدنا محمد الفاتح لما أغلق والخاتم لما سبق ناصر الحق بالحق والهادي إلى صراطك المستقيم وعلى آله حق قدره ومقداره العظيم 
صلاة تحدقنا ببركاتها سرادقات الطافك الخفية وتحرسنا بسيوفك القهرية وتتحفنا بسوابغ نعمك الحسية والمعنوية في جميع الحركات والسكنات وتجري الطافك في سائر امورنا وامور المسلمين والمسلمات




Tidak ada komentar: