Hikmah Basmalah Dalam Surat at-Taubah
Oleh; H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy
Pertanyaan dari saudara Syarqowi Sarmidi Tijani, Sukapura Jakarta Utara:
Saya pernah mendengar satu qaul (pendapat) yang mengatakan bahwa ketika kita membaca surat at-Taubah tidak diperintahkan untuk membaca Bismillahirrohmanir Rohim karena ayat-ayat awal dalam surat at-Taubah berbicara tentang perang sehingga tidak cocok menyebut sifat Rohman dan Rohim Allah ketika membaca surat at-Taubah itu. Apakah kuat alasan itu? Lalu alasan atau jawaban apa sebenarnya tidak dianjurkan membaca Bismillahirrohmanir Rohim pada surat at-Taubah?
Jawaban;
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين
والصلاة والسلام على سيدنا محمد الفاتح الخاتم وعلى اله وصحبه اجمعين . أما بعد:
Untuk menjawab pertanyaan akhina Syarqowi Sarmidi saya teringat sebuah pernyataan dalam kitab Minhajul Wusul halaman 326 disebutkan:
Imam Abdul Wahhab as-Sya'raniy Radhiyallahu Anhu mengatakan sebagian ulama menyebutkan alasan surat at-Taubah tidak diawali dengan Bismillahirrohmanirrohim lantaran di awal surat at-Taubah membicarakan tema peperangan yang identik dengan kekerasan, pembunuhan dan sebagainya sehingga tidak memiliki munasabah (korelasi) untuk disebutkan Bismillahirrohmanirrohim di mana penyebutan ar-Rohman dan ar-Rohim (kasih sayang Allah) dalam bab perang menjadi ternafikan (tiada) makna kasih sayang Allah dalam perang.
Menurutku (Imam Abdul Wahhab As-Sya'raniy) jawaban di atas kurang tepat dan sangat lemah. Lantaran dalam al-Qur'an ditemukan surat-surat yang diawali dengan kata-kata Wail (celaka) seperti dalam surat al-Muthoffifin di awali (Wailul Lil Muthoffifin) dalam surat al-Humazah diawali dengan (Wailul Likulli Humazatil Lumazah).
Dimana korelasinya antara kata-kata celaka dengan Rahman dan Rahim sifat Allah dalam Bismillah. Seandainya alasan kenapa membaca surat at-Taubah tidak diawali Bismillahirrohmanirrohim karena tidak munasabah antara awal ayat yang berbicara tentang perang dengan kandungan makna Rahman dan Rohim Allah, maka tentunya dalam surat al-Muthoffifin dan al-Humazah tidak diawali dengan Bismillahirrohmanir Rohim lantaran kedua surat tersebut diawali kata-kata celaan buat si tukang korupsi timbangan dan si tukang gosip.
Alasan yang baik untuk menjawab pertanyaan di atas adalah demikian itu merupakan perkara Tauqifi (hanya Allah yang mengetahuinya) dan tidak Alla Taala wajibkan manusia melakukan ijtihad dalam hal tersebut.
Disarikan dari kitab: Ittihaful Amajid Bi Nafaisil Fawaid karya H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy halaman: 354.
اللهم صل على سيدنا محمد الفاتح لما أغلق والخاتم لما سبق ناصر الحق بالحق والهادي إلى صراطك المستقيم وعلى آله حق قدره ومقداره العظيم
صلاة تحدقنا ببركاتها سرادقات الطافك الخفية وتحرسنا بسيوفك القهرية وتتحفنا بسوابغ نعمك الحسية والمعنوية في جميع الحركات والسكنات وتجري الطافك في سائر امورنا وامور المسلمين والمسلمات
Jakarta: 29 April 2015
Khadimul Ma'had al-Muafah
H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar