Sabtu, 11 April 2015

Mimpi La Wa La (Surat an-Nur Ayat: 35)

JANGAN SEMBARANG CERITAKAN MIMPI

Oleh: H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy

Ada orang sholih yang juga merupakan seorang pengusaha besar sedang menderita penyakit keras sekian lama belum kunjung sembuh meskipun upaya berobat dilakukan kemana-mana.

Hingga pada satu malam ia bermimpi ketemu Rasulullah shallallahu Alaihi wa sallam berpesan kepadanya: "Jika engkau ingin diberikan kesembuhan yang segera dan afiat yang menyeluruh maka ambillah "La Wa La" buat obatnya.

Ketika bangun tidur, ia masih sangat jelas pesan Rasulullah, tetapi ia tidak mengerti apa yang dimaksud "La Wa La".

Setelah sholat shubuh ia langsung mengirim utusan untuk mendatangi seorang ulama besar di zamannya yang bernama Imam Sufyan as-Stauriy Radhiyallahu Anhu untuk menanyakan arti dari "La Wa La". Kedatangan utusannya bukan sekedar untuk menanyakan arti La Wa La tetapi juga ingin menyampaikan amanat majikannya yang ingin tahadduts bin ni'mah karena dapat bermimpi ketemu Rasulullah. Sehingga ia memberikan shodaqoh berupa uang sebesar 10 ribu dirham kepada Imam Sufyan as- Stauriy agar beliau membagikannya kepada faqir miskin sebagai wujud syukur atas ni'mat mimpi ketemu Rasulullah.

Setelah menyerahkan uang kepada Imam Sufyan as_Stauriy, utusan pengusaha itu pun langsung mencritakan kronologi mimpi majikannya dan menanyakan arti " La Wa La" dari pesan Rasulullah. Imam Sufyan as-Stauriy menjelaskan bahwa yang dimaksud kata "La Wa La" adalah pohon Zaitun sebagaimana Allah Taala sebutkan dalam firmannya:

اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ نُورٌ عَلَى نُورٍ يَهْدِي اللَّهُ لِنُورِهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ .

Artinya: Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat (sesuatu), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manuisa, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (an-Nur ayat: 35)


Imam Sufyan as-Stauriy mengatakan hendaknya majikanmu kau perintahkan untuk berobat dengan buah Zaitun.

Jadi yang disebut "La Wa La" adalah:
La Syarqiyyah Wa La Ghorbiyyah (pohon yang tidak di Timur dan Tidak juga di Barat adalah (Zaitun).

Sesampainya di rumah majikan, sang utusan menjelaskan jawaban dari Imam Sufyan as-Stauriy dan akhirnya pengusaha besar itu berobat dengan mengkonsumsi buah Zaitun, hingga Allah Taala memberikan sehat afiat kepadanya lantaran barokah mengamalkan pesan Rasulullah dan penghormatannya kepada mimpi yang agung ketemu Rasulullah.


Disarikan dari kitab : Ittihaful Amajid Bi Nafaisil Fawaid halaman 253 karya H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy.

Jika kita bermimpi hal yang kita tidak ketahui hendaknya jangan ditakwilkan sendiri atau bertanya kepada orang yang bukan ahlinya, khawatir jika ditakwilkan asal-asalan atau ditebak-tebak maknanya itu akan berakibat buruk buat diri kita. Bertanyalah kepada orang yang pantas mendapat cerita dari mimpi kita atau orang yang ahli dan bijak dalam memberikan takwilnya.

Pada cerita di atas pengusaha mencritakan dan minta takwil mimpi kepada orang yang tepat. Terlebih lagi orang yang mentakwilkan mimpi itu orang alim, sholeh dan mengamalkan ilmunya sehingga mejawab dengan isyarat dari ayat al-Qur'an. 

Seandainya ia bertanya kepada kahin (dukun) bisa ditakwilkan melalui ilmu uka-uka dengan bacaan mantra-mantra bakal ngemat setan. Atau juga kalau ia bertanya kepada orang bodoh sangat berbahaya. Mengapa tidak? Bisa-bisa kata La Wa La ditakwilkan dengan arti daun kentut-kentutan. NAUDZUBILLAH.


JAKARTA 11 APRIL 2015

KHADIMUL MA'HAD AL MUAFAH
H. RUZQI DZULQORNAIN AL BATAWIY





Tidak ada komentar: