Rabu, 30 Agustus 2017

Hukum Memberikan Daging Qurban Kepada Non Muslim

Hukum Memberikan Daging Qurban Kepada Non Muslim

Oleh; H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy

بسم الله الرحمن الرحيم

 حمدا له أظهر في الوجود *** نور حقيقة النبي المحمود
وصل يا رب على محمد *** الفاتح الخاتم طه الأمجد
وناصر الحق وهادينا الى *** صراطك القويم نهج الفضلا
وآله بحق قدره الفخيم *** وجاه مقدار مقامه العظيم.

أما بعد:


Pertanyaan Saudara H. Nur Ali at-Tijaniy dari Pulogebang Jakarta Timur:

Di kampung saya ada seorang Rt yang punya tetangga dan warga non muslim. Sepertinya Hari raya qurban tahun ini masjid di lingkungan kami, hewan qurban akan lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya. 

Pertanyaan saya, Bagaimana hukumnya memberikan daging qurban kepada non muslim?

Jawaban:

Dalam permasalahan tersebut, terjadi khilafiyah (perbedaan pendapat) di kalangan ulama:

@ Haram memberikan Qurban kepada non Muslim secara mutlak.
@ Boleh, dengan syarat Qurban Sunnah dan hanya diberikan kepada kafir Dzimmi.

·         ** Mengharamkan Secara Mutlak
1)      Imam Muhammad ar-Ramliy dalam kitab Nihayatul Muhtaj jilid 8 halaman 141 menyebutkan:

(وَلَهُ) أَيْ الْمُضَحِّي عَنْ نَفْسِهِ إنْ لَمْ يَرْتَدَّ (الْأَكْلُ مِنْ أُضْحِيَّةِ تَطَوُّعٍ) وَهَدْيِهِ بَلْ يُنْدَبُ أَمَّا الْوَاجِبَةُ فَيُمْتَنَعُ أَكْلُهُ مِنْهَا سَوَاءٌ فِي ذَلِكَ الْمُعَيَّنَةُ ابْتِدَاءً أَوْ عَمَّا فِي الذِّمَّةِ، وَخَرَجَ بِمَا مَرَّ مَا لَوْ ضَحَّى عَنْ غَيْرِهِ أَوْ ارْتَدَّ فَلَا يَجُوزُ لَهُ الْأَكْلُ مِنْهَا كَمَا لَا يَجُوزُ إطْعَامُ كَافِرٍ مِنْهَا مُطْلَقًا، وَيُؤْخَذُ مِنْ ذَلِكَ امْتِنَاعُ إعْطَاءِ الْفَقِيرِ وَالْمُهْدَى إلَيْهِ مِنْهَا شَيْئًا لِلْكَافِرِ، إذْ الْقَصْدُ مِنْهَا إرْفَاقُ الْمُسْلِمِينَ بِالْأَكْلِ لِأَنَّهَا ضِيَافَةُ اللَّهِ لَهُمْ فَلَمْ يَجُزْ لَهُمْ تَمْكِينُ غَيْرِهِمْ مِنْهُ لَكِنْ فِي الْمَجْمُوعِ أَنَّ مُقْتَضَى الْمَذْهَبِ الْجَوَازُ .

Artinya, “Dibolehkan bahkan disunnahkan bagi orang yang berqurban selama ia tidak murtad untuk makan dari hewan qurban dan sembelihannya atas nama qurban dan sembelihan sunnah. Adapun qurban atau sembelihan wajib (nazar) ia tidak dibolehkan memakannya baik qurban wajib itu dita’yinkan atau memang masih dalam bentuk tanggungan (janji). Berbeda dari apa yang disebutkan jika ia menyembelih qurban untuk orang yang telah meninggal atau ia murtad setelah menyembelih, maka ia tidak dibolehkan memakan daging kurban tersebut sebagaimana tidak boleh memberikan makan dengan daging kurban kepada orang kafir secara mutlak. Dari sini dapat dipahami bahwa orang fakir atau kaya diberi yang qurban tidak boleh memberikan sedikitpun kepada orang kafir. Sebab, tujuan dari qurban adalah memberikan belas kasih kepada kaum Muslim dengan memberi makan kepada mereka, karena qurban itu sendiri adalah jamuan Allah untuk mereka. Maka tidak boleh bagi memberikan kepada selain kaum muslimin. Akan tetapi menurut pendapat imam Nawawiy dalam kitab al-Majmu’ memboleh memberi daging qurban ke non muslim.”

2)      Imam Ali Syabramallasiy menjelaskan pendapat Imam Muhammad ar-Ramliy dalam Hasyiyah Nihayah Muhtaj:

(قَوْلُهُ: كَمَا لَا يَجُوزُ إطْعَامُ كَافِرٍ) دَخَلَ فِي الْإِطْعَامِ مَا لَوْ ضَيَّفَ الْفَقِيرُ أَوْ الْمُهْدَى إلَيْهِ الْغَنِيُّ كَافِرًا فَلَا يَجُوزُ، نَعَمْ لَوْ اضْطَرَّ الْكَافِرُ وَلَمْ يَجِدْ مَا يَدْفَعُ ضَرُورَتَهُ إلَّا لَحْمَ الْأُضْحِيَّةِ فَيَنْبَغِي أَنْ يَدْفَعَ لَهُ مِنْهُ مَا يَدْفَعُ ضَرُورَتَهُ وَيَضْمَنُهُ الْكَافِرُ بِبَدَلِهِ لِلْفُقَرَاءِ وَلَوْ كَانَ الدَّافِعُ لَهُ غَنِيًّا كَمَا لَوْ أَكَلَ الْمُضْطَرُّ طَعَامَ غَيْرِهِ فَإِنَّهُ يَضْمَنُهُ بِالْبَدَلِ، وَلَا تَكُونُ الضَّرُورَةُ مُبِيحَةً لَهُ إيَّاهُ مَجَّانًا (قَوْلُهُ: مُطْلَقًا) أَيْ فَقِيرًا أَوْ غَنِيًّا مَنْدُوبَةٌ أَوْ وَاجِبَةٌ

Artinya:"Pendapat yang mengatakan non muslim tidak boleh diberikan qurban, larangan tersebut termasuk juga ketika orang faqir atau orang muslim kaya yang diberikan hadiah daging qurban kedatangan tamu orang kafir maka dilarang memberikan jamuan qurban kepadanya. Tetapi bila orang kafir tersebut nenamu dan ia kelaparan sampai tidak ada makanan untuk menolong nyawanya melainkan daging qurban, maka boleh diberikan kepadanya seukuran yang dapat menolong ia agar tidak mati. Dan si non muslim tersebut harus memberikan ganti rugi uang sebesar harga daging yang ia makan, sekalipun yang memberikan makan kepadanya orang kaya. Sebagaimana orang yang mengalami dharurat (terpaksa) mencuri atau makan makanan orang lain tanpa izin, maka ia harus berikan ganti rugi (untuk menghalalkannya). Kondisi darurat (terpakasa) yang dialami seseorang tidak begitu saja menjadikan gratis barang yang ia makan. Perkataan kafir dilarang secara mutlak, yang dimaksud kafir adalah seluruhnya baik ia faqir atau kaya. Baik qurban sunnah atau juga qurban wajib.

Mengenai pendapat imam Nawawiy ad-Dimasyqiy dalam kitab al-Majmu’ di atas yang membolehkan non muslim menjadi mustahiq qurban, dikomentari oleh Imam Ibn Qasim dalam Hasyiyah Tuhfah jlid 9 halaman 364:
.
(
قَوْلُهُ : وَلَا يُصْرَفُ شَيْءٌ مِنْهَا لِكَافِرٍ عَلَى النَّصِّ ) قَالَ فِي شَرْحِ الْعُبَابِ كَمَا نَقَلَهُ جَمْعٌ مُتَأَخِّرُونَ وَرَدُّوا بِهِ قَوْلَ الْمَجْمُوعِ وَنَقَلَهُ الْقَمُولِيُّ عَنْ بَعْضِ الْأَصْحَابِ وَهُوَ وَجْهٌ مَالَ إلَيْهِ الْمُحِبُّ الطَّبَرِيُّ أَنَّهُ يَجُوزُ إطْعَامُ فُقَرَاءِ الذِّمِّيِّينَ مِنْ أُضْحِيَّةِ التَّطَوُّعِ دُونَ الْوَاجِبَةِ أَيْ كَمَا يَجُوزُ إعْطَاءُ صَدَقَةِ التَّطَوُّعِ لَهُ وَقَضِيَّةُ النَّصِّ أَنَّ الْمُضَحِّيَ لَوْ ارْتَدَّ لَمْ يَجُزْ لَهُ الْأَكْلُ مِنْهَا وَبِهِ جَزَمَ بَعْضُهُمْ وَأَنَّهُ يَمْتَنِعُ التَّصَدُّقُ مِنْهَا عَلَى غَيْرِ الْمُسْلِمِ , وَالْإِهْدَاءُ إلَيْهِ ا هـ .

Artinya: "Perkataan tidak diperbolehkan memberikan sedikitpun bagian qurban kepada orang kafir berdasarkan nash imam Syafii. Hal tersebut dinyatakan oleh pengarang kitab al-Ubab sebagaimana dikutip oleh para ulama mutaakhirin dan mereka sepakat menolak pendapat imam Nawawiy dalam kitab al-Majmu’ yang membolehkan qurban diberikan kepada non muslim. Al-qamuli juga mengutip pendapat para pengikut mazhab syafii yang notabene sebagai pendapat yang digandrungi oleh Imam Muhibbuddin at-Thabari yakni adanya kecendrungan membolehkan memberikan makan orang kafir dzimmi (yang dilindungi undang-undang) dari daging qurban sunnah bukan qurban wajib. Dengan alasan Sebagaimana boleh memberikan shodaqoh sunnah kepada non muslim. Statemen nash imam syafii menyatakan bahwa orang yang berqurban bila ia murtad setelah menyembelih qurbannya, maka tidak diperbolehkan makan qurbannya. Dari sini dibangun logika bahwa diharamkan memberikan qurban baik atas nama shodaqah atau hadiah kepada non muslim."

Syeikhul Islam Ibrahim al-Bajuriy mengatakan bahwa pendapat yang mu’tamad (dipertanggungjawabkan dalilnya) adalah pendapat yang mengharamkan non muslim menjadi mustahiq qurban secara mutlak (lihat Hasyiyah al-Bajuriy ala Ibn Qasim cetakan Dar al-Kutub jilid 2 halaman 302).

·         ** Membolehkan Dengan Syarat
1)      Imam Ibn Qudamah al-Hambaliy menyebutkan dalam kitab al-Mughniy jilid 11 halaman: 105 sebagai berikut:

فَصْلٌ : وَيَجُوزُ أَنْ يُطْعِمَ مِنْهَا كَافِرًا .وَبِهَذَا قَالَ الْحَسَنُ ، وَأَبُو ثَوْرٍ ، وَأَصْحَابُ الرَّأْيِ وَقَالَ مَالِكٌ : غَيْرُهُمْ أَحَبُّ إلَيْنَا .وَكَرِهَ مَالِكٌ وَاللَّيْثُ إعْطَاءَ النَّصْرَانِيِّ جِلْدَ الْأُضْحِيَّةِ . وَلَنَا أَنَّهُ طَعَامٌ لَهُ أَكْلُهُ فَجَازَ إطْعَامُهُ لِلذِّمِّيِّ ، كَسَائِرِ طَعَامِهِ ، وَلِأَنَّهُ صَدَقَةُ تَطَوُّعٍ ، فَجَازَ إطْعَامُهَا الذِّمِّيَّ وَالْأَسِيرَ ، كَسَائِرِ صَدَقَةِ التَّطَوُّعِ .فَأَمَّا الصَّدَقَةُ الْوَاجِبَةُ مِنْهَا ، فَلَا يُجْزِئُ دَفْعُهَا إلَى كَافِرٍ لِأَنَّهَا صَدَقَةٌ وَاجِبَةٌ ، فَأَشْبَهَتْ الزَّكَاةَ ، وَكَفَّارَةَ الْيَمِينِ

Artinya, “Pasal: dan boleh memberikan makan dari hewan qurban kepada orang kafir. Inilah pandangan yang yang dikemukakan oleh Al-Hasanul Bashri, Abu Tsaur, dan kelompok rasionalis (ashhabur ra’yi). Imam Malik berkata, ‘Selain mereka (orang kafir) lebih kami sukai’. Menurut Imam Malik dan imam Al-Laits, makruh memberikan kulit hewan kurban kepada orang Nasrani. Sedang menurut kami, itu adalah makanan yang boleh dimakan karenanya boleh memberikan kepada kafir dzimmi sebagaimana makanan orang islam selain qurban. Alasan lain, qurban adalah shadaqah sunnah, maka boleh diberikan kepada non muslim (kafir dzimmi) dan para tawanan perang seperti shadaqah sunnah lainnya. Adapun shaqah wajib (qurban wajib) maka tidak dibolehkan memberikannya kepada non musim karena shadaqah wajib menyerupai zakat dan kaffarah summpah.”

·         Imam Nawawiy ad-Dimasyqiy dalam kitab al-Majmu’ Syarh al-Muhadzzab jilid 8 halaman 425:

اخْتَلَفُوا فِي إطْعَامِ فُقَرَاءِ أَهْلِ الذِّمَّةِ فَرَخَّصَ فِيهِ الْحَسَنُ الْبَصْرِيُّ وَأَبُو حَنِيفَةَ وَأَبُو ثَوْرٍ وَقَالَ مَالِكٌ غَيْرُهُمْ أَحَبُّ إلَيْنَا وَكَرِهَ مَالِكٌ إعْطَاءَ النَّصْرَانِيِّ جِلْدَ الْأُضْحِيَّةَ أَوْ شَيْئًا مِنْ لَحْمِهَا وَكَرِهَهُ اللَّيْثُ قَالَ فَإِنْ طُبِخَ لَحْمُهَا فَلَا بَأْسَ بِأَكْلِ الذِّمِّيِّ مَعَ الْمُسْلِمِينَ مِنْهُ مَا نَصُّهُ هَذَا كَلَامُ ابْنِ الْمُنْذِر وَلَمْ أَرَ لِأَصْحَابِنَا كَلَامًا فِيهِ وَمُقْتَضَى الْمَذْهَبِ أَنَّهُ يَجُوزُ إطْعَامُهُمْ مِنْ ضَحِيَّةِ التَّطَوُّعِ دُونَ الْوَاجِبَةِ ا هـ

Artinya: Para ulama berbeda pendapat pada masalah memberikan makanan kepada orang faqir kafir dzimmi. Imam Hasan al-Bashri, Imam Abu Hanifah, Imam Abu Staur membolehkan. Sedangkan imam Malik berkata: Memberikan qurban kepada kaum muslimin aku lebih sukai, imam malik dan imam Laits memakruhkan memberikan kulit atau bagian daging qurban kepada orang Nashrani. Imam Laist berkata: Bila dagingnya dimasak terlebih dahulu, maka boleh diberikan buat makan kafir dzimmi bersama-sama orang-orang muslim. Pendapat ini dipopulerkan oleh Imam Ibn al-Mundzir, tetapi aku tidak menemukan pengikut mazhab Imam Syafii yang membicarakan hal tersebut. sedangkan pendapat yang selaras dengan mazhab Imam Syafii adalah boleh memberikan daging qurban buat non muslim dengan qurban sunnah bukan qurban wajib.”

·         Fatawa Lajnah Daimah Jilid 11 halaman: 425 (Syekh Abdullah Bin Qaud, Syekh Abdur Razzaq Afifi dan Syekh Abdul Aziz Bin Abdullah Bin Baz:

يجوز لنا أن نطعم الكافر المعاهد والأسير من لحم الأضحية، ويجوز إعطاؤه منها لفقره أو قرابته أو جواره، أو تأليف قلبه؛ لأن النسك إنما هو في ذبحها أو نحرها؛ قربانًا لله، وعبادة له، وأما لحمها فالأفضل أن يأكل ثلثه، ويهدي إلى أقاربه وجيرانه وأصدقائه ثلثه، ويتصدق بثلثه على الفقراء، وإن زاد أو نقص في هذه الأقسام أو اكتفى ببعضها فلا حرج، والأمر في ذلك واسع، ولا يعطى من لحم الأضحية حربيًّا؛ لأن الواجب كبته وإضعافه، لا مواساته وتقويته بالصدقة، وكذلك الحكم في صدقات التطوع؛ لعموم قوله تعالى:لاَ يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ  
ولأن النبي صلى الله عليه وسلم أمر أسماء بنت أبي بكر رضي الله عنها أن تصل أمها بالمال وهي مشركة في وقت الهدنة.

Artinya: Boleh bagi kita memberikan daging qurban kepada orang kafir Muahad (yang dilindungi undang-undang) dan tawanan non muslim. Boleh memberikannya karena kefaqiran si non muslim atau karena adanya hubungan famili dan tetangga atau juga dengan tujuan agar non muslim tertarik hatinya untuk masuk Islam. Ibadah qurban disyariatkan menyembelihnya karena semata-mata untuk mendekatkan diri dan beribadah kepada Allah. Yang paling utama sepertiga dagingnya untuk dikonsumsi, sepertiga lagi diberikan hadiah kepada kerabat, tetangga dan teman. Sepertiga sisanya dishadaqahkan kepada faqir miskin. Apabila jatah pembagiannya ada yang lebih dan kurang dari yang disebutkan atau dicukupkan pada kelompok tertentu, maka tidak berdosa. Dalam perkara tersebut terdapat kelonggaran tetapi jangan diberikan hwan qurban kepada kafir harbi. Karena kewajiban kita kepada kafir harbi adalah melemahkan musuh islam bukan dengan memberikan kasih sayang dan menguatkannya dengan memberikan shadaqah begitu juga hukum memberikan shadaqah sunnah karena secara umum dibingkai dalam firman Allah Taala:

 
لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ ۚإِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ

Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. (al-Mumtahanah ayat: 8).

Karena Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah memerintahkan sayidatuna Asma Bint Abi Bakr Radhiyallahu anhuma untuk memberikan perhatian finansial kepada ibunya yang masih musyrik pada zaman Hudnah (genjatan senjata).


Kesimpulannya, Argumentasi yang dibangun oleh kelompok ulama yang mengharamkan qurban diberikan kepada non muslim secara mutlak karena adanya tujuan qurban itu sendiri untuk menunjukkan belas kasih kepada orang-orang Muslim dengan cara memberi makan kepada mereka. Disamping itu, qurban adalah Dhiyafatullah (jamuan Allah) secara khusus untuk kaum muslimin pada hari raya Idul Adha. Konsekuensi logis dari cara pandangan seperti demikian adalah tidak diperbolehkan memberikan daging kurban kepada non-Muslim.

Sedangkan kelompok ulama yang memperbolehkan memberikan daging qurban kepada non Muslim adalah bahwa qurban itu termasuk shadaqah. Tidak ada larangan memberikan shadaqah kepada non-Muslim. Dengan harapan solidaritas yang diberikan kepada non muslim memiliki nilai positif bagi non muslim untuk tertarik masuk Islam. Namun kebolehan memberikan daging kurban hanya kepada non-Muslim yang bukan harbi (yang tidak memusuhi orang Islam). Dan qurban tersebut adalah qurban sunnah bukan qurban wajib atau nazar.

Dari kedua pandangan di atas, lebih baik kita mengamalkan pendapat ulama yang melarang memberikan bagian apapun dari hewan qurban baik mentah atau sudah matang untuk non muslim. Bila kita ingin mengamalkan konsep islam rahmatan lil alamin, maka hendaknya kita berikan mereka daging selain qurban. Kita bertetangga, berinteraksi sehari-hari atau non muslim itu berdomisili di depan tempat eksekusi hewan qurban, lalu ada perasaan kaga enak bila mereka kita tidak diberikan, maka cukup kita berikan mereka daging yang kita beli di pasar. Dengan cara seperti itu kita benar-benar selamat mengamalkan agama dengan ihtiyath (hati-hati) dan mempunyai jiwa sosial yang tinggi kepada makhluq Allah Taala meskipun kepada non muslim.


Juga mengingat kaum muslimin di banyak tempat yang belum kebagian daging qurban dikarenakan jumlah kaum muslimin yang berqurban kaga sembabad (sepadan) dengan jumlah kaum muslimin yang ingin menjadi mustahiq daging Qurban.


Dikutip ulang dari kitab ittihaful amajid bi nafaisil fawaid karya Abu Mun'yah as-Sakunjiy at-Tijaniy jilid 2 halaman 253.




Khadimul Majlis al-Mu'afah
H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy


instagram.com/rizkialbatawi






 ********* ******** ********

يا فالق الحب والنوى، أعط كل واحد من الخير ما نوى، وارفع عنا كل شكوى، واكشف عنا كل بلوى، وتقبل منا كل نجوى، وألبسنا لباس التقوى، واجعل الجنة لنا مأوى .

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ وَالْهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ، وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.



Alamat Yayasan al-Muafah

Jalan Tipar Cakung Rt: 05 Rw 08 NO: 5 Kampung Baru, Cakung Barat 13910



Selasa, 29 Agustus 2017

Qashidah Sa'd as-Suud (Muhammad Amin al-Kutbiy)

Qashidah Sa'd as-Suud Karya Sayyid Muhammad Amin al-Kutbiy

Oleh; H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy

بسم الله الرحمن الرحيم

 حمدا له أظهر في الوجود *** نور حقيقة النبي المحمود
وصل يا رب على محمد *** الفاتح الخاتم طه الأمجد
وناصر الحق وهادينا الى *** صراطك القويم نهج الفضلا
وآله بحق قدره الفخيم *** وجاه مقدار مقامه العظيم.

أما بعد:

Salah satu kenangan yang sangat berkesan yang masih al-faqir rasakan sampai kini, pada tahun 2012 al-faqir menghadiri acara maulid di kota Rabath, Maroko berkumpul bersama para ulama thariqah at-Tijaniyah di antaranya: al-Faqih Muhammad al-Arabiy Bin Mahdi al-Hahiy, Sayyid Muhammad Amzaliy, Sayyid Abdul Karim Baqqasy dan lain-lain.

Setelah mendengarkan pembacaan kitab Maulid Bulugh al-Qashd Wa al-Maram Bi Qira’ah Maulid Khair al-Anam karya al-Hafizh Muhammad Bin Muhammad al-Hajjujiy (wafat tahun 1370 Hijriyah) beserta qashidah al-Hamziyah dan al-Burdah karya Imam Muhammad bin Said al-Bushairiy (wafat tahun 695 Hijriyah) salah seorang Munsyid membaca qashidah Sa’d as-Suud karya al-Allamah as-Sayyid Muhammad Bin Amin Bin Muhammad Shalih Bin Muhammad Husain al-Kutbiy al-Idrisiy al-Hasaniy al-Makkiy al-Hanafi (wafat tahun 1404 Hijriyah) seorang faqih, pakar sastra yang mendapat julukan Sibawaih Ashriy (Imam Sibawaih Masanya).

Qashidah Sa’d as-Suud sebagai berikut:

قصيدة سعد السعود
لشيخ الفقهاء الأحناف بالحرم المكي الشريف
الإمام السيد محمد أمين الكتبي الهاشمي
......
أشرق المولد في سعد السعود * وبدا الهادي الى دنيا الشهود
قبضة النور التي منها الوجود * وسراج الكون في جنح الظلام
اشهدوا ياأهل وادي المنحنى * كيف شع النور وهنا من هنا
فاستضاء الكون من هذا السنا * وانجلى بالمصطفى هذا القتام
ليلة سارت بذكراها الركاب * سادة الأزمان في ام الكتاب
ليلة سار بها الأنس وطاب * فرحا بالمصطفى عالي المقام
ليلة نالت بها أم القرى * شرفا أكبر مرفوع الذرى
أطلعت شمسا وابدت قمرا * آثر الله بها البيت الحرام
يارسول الله بالحق المبين * يامزيل الشك عنا باليقين
ياحياة الروح يانور العيون * ياشفيع الخلق في يوم القيام
انت بين الروح والجسم مقيم * انت عند الله محبوب كريم
انت في الدنيا وفي الأخرى مقيم * انت في الأولى وفي العقبى امام
انت قد اخرجتنا من كل ضيق * ثم حذرت بنيت الطريق
وشرعت الحج للبيت العتيق * فأتاه الناس من كل الأنام
هذه الكعبة في اسرارها * تسبح الأنفس في انوارها
حطت الأوزار عن زوارها * عند ركنيها وعند الاستلام
ان في ملتزم الكعبة بابا * يالعبد جاء فيه ثم تابا
ودعا الله دعاء مستجابا * بعدما طاف وصلى عند المقام
هذه زمزم ورد المؤمنين * وشفاء المخلصين الصادقين
ان فيها لذة للشاربين * خاتم مسك اذا فض الختام
هذه المروة حقا والصفا * مشعر الدين ومسعى الحنفى
طاب فيها الوقت والعيش صفا * وبها الأبدال تمشي في الزحام
يالقوم وقفوا في عرفة * اكملوا الدين وفي مزدلفة
بقلوب برة مؤتلفة * في سناء وبهاء ووئام
ثم نالوا في منى كل المنى * ثم راحوا زمرا للمنحنى
ينشد الحادي لهم بشرى لنا * اننا فزنا بغفران الاثام
ثم طافوا بعد هذا للصدر * بعدما فازوا بادراك الوطر
ثم زاروا المصطفى خير البشر * باشتياق واغتباط واحترام
ويح من قصر في حق الحبيب * فاته من حبه أوفى نصيب
فله حق على كل قريب * وبعيد باياديه الجسام
وخذ التفصيل من لو انهم * قدموا اذ ظلموا انفسهم
واحاديث رويناها لهم * ساقها السبكي في شاف السقام
رب فرحنا بانوار النبي * الرسول السيد المطلبي
سيد الكونين عالي الرتب * الذي نال مقاما لا يرام
حسن والله في كل العقول * حب طه وعلي والبتول
وبنيها السادة الغر الأصول * وجميع الآل والصحب الكرام
فعليهم صلوات طيبات * زاكيات غاديات رايحات
وعلى القطب واهل الدرجات * وتحيات وروح وسلام

Biografi Sayyid Muhammad Amin al-Kutbiy al-Hasaniy

Sayyid Muhammad Amin bin Muhammad Amin bin Muhammad Shalih bin Muhammad Husen Al-Kutbi Al-Hasani Al-Makki Al-Hanafi lahir di kota Mekah tahun 1327 H.

Pada tahun 1338 beliau berhasil menghafal Al-Qur’an di tangan Syaikh Hasan As-Sanari Al-Makkiy, kemudian masuk ke Madrasah Al-Falah dan belajar sampai selesai tahun 1346 H. Beliau kemudian diangkat menjadi pengajar di sana.

PENGALAMAN BELIAU :

Beliau mengajar di Masjidil Harom bersama para ulama lainnya, juga di Madrasah Al-Falah, Madrasah Tahdhir Al-Ba’atsat dan di Ma’had ‘Idad Al-Mu’alimin.
Pada tahun 1346 H beliau menjadi guru di Madrasah al-Falah
Pada tahun 1371 H beliau menjadi dosen di Kuliyah I’dad al-Mu’allimin

KARANGAN BELIAU:

Ta’liq Kitab Bulugul-Maram
Diwan Nafh Atthib Fi Madh Al-Habib
dan lain-lain

HARI WAFAT BELIAU:


Beliau wafat pada hari senin 4 Muharram 1404 H dan dimakamkan di samping maqom syeikh Assayyid Alawi Al-Maliki.

Guru-guru beliau : 
Syaikh Muhammad Al-Arobi At-Tabani
Syaikh Muhammad Yahya Aman Al-Hanafi
Syaikh Ahmad Nadhirin
Syaikh ‘Isa Rawas
Syaikh Salim Syafi
Syaikh Muhammad Thayib Al-Markasyi
Syaikh Sayyid Abdullah Hamdawah
Syaikh Umar ibn Hamdan Al-Mahrusi
Syaikh Abdul Ghani Al-Hanafi
Syaikh Muhammad Abdulbaqi Al-Kanawi
Syaikh Amin Faudah
Syaikh Sayyid Abdullah ibn Thahir Al-Haddad
Syaikh Ahmad At-Taiji
Syaikh Mushtofa Al-Hamami
Syaikh Abdulqadir Syalabi
Syaikh Sayyid Mushtofa Al-Muhdhor
Syaikh Muhammad Abu Khair Al-Maidani
Syaikh Muhammad Abdulhay Al-Katani
Syaikh Sayyid Muhammad Ibrahim Al-Fasi
Syaikh Sayyid Ahmad Asy-Syatiri
Syaikh Muhammad Ali ibn Husein Al-Maliki
Syaikh Sayyid Muhammad Al-Marzuq Abu Husein
Syaikh Sulaiman Ghazawi dan lainnya
Dll

MURID-MURID BELIAU:


Murid-murid beliau yang kemudian menjadi ulama besar antara lain:

Syeikh M.Zainuddin Abdul-Majid (Pendiri Organisasi Nahdlatul-Wathan Lombok NTB)
Syekh M. Yasin Al-Fadani (Ahli Hadits dan Mudir Madrasah Darul-Ulum Makkah)
Syekh M.Mukhtaruddin Palembang
Syekh Ibrahim Fathani
Syekh Isma’il Zain al-Yamani
Sayyid Ahmad Arraqimi bin Abdullah al-Qadimi
Sayyid Abdullah bin Hamid Albar
Sayyid Salim bin Abdullah al-Atthas
Assayyid M.Assyathiri
Sayyid Abdul-Qadir Assaqqaf
Assayyid Shalih Al-Idrus
dll


Dikutip ulang dari kitab ittihaful amajid bi nafaisil fawaid karya Abu Mun'yah as-Sakunjiy at-Tijaniy jilid 2 halaman 253.




Khadimul Majlis al-Mu'afah
H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy


instagram.com/rizkialbatawi


instagram.com/Zulqornain_Muafiy



 ********* ******** ********

يا فالق الحب والنوى، أعط كل واحد من الخير ما نوى، وارفع عنا كل شكوى، واكشف عنا كل بلوى، وتقبل منا كل نجوى، وألبسنا لباس التقوى، واجعل الجنة لنا مأوى .

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ وَالْهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ، وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

Alamat Yayasan al-Muafah

Jalan Tipar Cakung Rt: 05 Rw 08 NO: 5 Kampung Baru, Cakung Barat 13910

Senin, 28 Agustus 2017

Tujuh Permohonan Nabi Musa Alaihis Salam

Tujuh Permohonan Nabi Musa Alaihis Salam

Oleh; H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy

بسم الله الرحمن الرحيم

 حمدا له أظهر في الوجود *** نور حقيقة النبي المحمود
وصل يا رب على محمد *** الفاتح الخاتم طه الأمجد
وناصر الحق وهادينا الى *** صراطك القويم نهج الفضلا
وآله بحق قدره الفخيم *** وجاه مقدار مقامه العظيم.

أما بعد:


Tujuh Permohonan Nabi Musa Alaihis Salam

قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي (25) وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي (26) وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي (27) يَفْقَهُوا قَوْلِي (28) وَاجْعَلْ لِي وَزِيرًا مِنْ أَهْلِي (29) هَارُونَ أَخِي (30) اشْدُدْ بِهِ أَزْرِي (31) وَأَشْرِكْهُ فِي أَمْرِي (32)
“Nabi Musa berdoa: ‘Ya Rabbi, lapangkan dadaku, mudahkan urusanku, lepaskan kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku, jadikanlah untukku seorang wazir dari keluargaku, teguhkan dengan dia kekuatanku dan jadikan dia sekutu dalam urusanku.” (surat Thaha ayat 25-32)

Pada doa di atas, Nabi Musa mohon kepada Allah Taala diberikan 7 permohonan sekaligus:

1.      Lapang dada (legowo)
رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي
2.      kemudahan segala urusan
وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي
3.      Piawai dalam berdiplomasi
وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي
4.      Positioning dalam berdakwah
يَفْقَهُوا قَوْلِي
5.      Penasehat
وَاجْعَلْ لِي وَزِيرًا مِنْ أَهْلِي
6.      Keteguhan yang mantap
اشْدُدْ بِهِ أَزْرِي
7.      Teman yang solid
وَأَشْرِكْهُ فِي أَمْرِي

Dari ketujuh permohonan tersebut tujuannya adalah agar Nabi Musa alaihis salam senantiasa mengagungkan dan mengingat Allah Taala. Sebagaimana Allah Taala nyatakan:

كَيْ نُسَبِّحَكَ كَثِيرًا . وَنَذْكُرَكَ كَثِيرًا

Agar kami mensucikan Engkau dan mengingat Engkau selalu. (Thaha ayat: 34-35).

Yang Nabi Musa pinta semata-mata agar beliau diberikan pertolongan untuk dzikrullah bukan minta ilmu kanuragan untuk gegagahan mengalahi Fir’aun. Dalam 7 permohonan Nabi Musa tersebut terdapat sebuah hikmah bahwasanya Dzikrullah sangat membutuhkan perangkat-perangkat yang menyampaikan kita dan memantapkan keistiqamahan kita di jalan Allah. Alangkah indahnya bermuamalah (berinteraksi) kepada Allah, tujuh permohonan dalam satu waktu Allah kabulkan semuanya sekaligus secara bersamaaan. Allah Taala berfirman:

قَدْ أُوتِيتَ سُؤْلَكَ يَامُوسَى

Sungguh aku kabulkan permohonanmu, Wahai Musa. (surat Thaha ayat 36)

Sebutkan hajat dan cita-citamu kepada Allah sebanyak-banyaknya, lantaran Allah tak pernah bosen mendengar munajat hamba-Nya. Allah tidak pernah lalai mengabulkan seluruh permohonan hambanya. Mintalah kaya, jabatan, kesuksesan untuk berjuang membela agama Allah.


Dikutip ulang dari kitab ittihaful amajid bi nafaisil fawaid karya Abu Mun'yah as-Sakunjiy at-Tijaniy jilid 2 halaman 253.




Khadimul Majlis al-Mu'afah
H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy


instagram.com/rizkialbatawi


instagram.com/Zulqornain_Muafiy



 ********* ******** ********

يا فالق الحب والنوى، أعط كل واحد من الخير ما نوى، وارفع عنا كل شكوى، واكشف عنا كل بلوى، وتقبل منا كل نجوى، وألبسنا لباس التقوى، واجعل الجنة لنا مأوى .

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ وَالْهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ، وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

Alamat Yayasan al-Muafah

Jalan Tipar Cakung Rt: 05 Rw 08 NO: 5 Kampung Baru, Cakung Barat 13910