Selasa, 16 Desember 2014

Keagungan Ayat al-Qur’an

** Keagungan Ayat al-Qur’an **

Ada ayat dalam surat al-Qur'an yang di dalam ayat itu disebutkan 2 khobar (berita), 2 Amr (perintah), 2 Nahi (larangan) dan 2 bisyaroh (kabar gembira). Surat apa dan ayat berapakah itu?

Jawaban:

Surat al-Qashash ayat: 7
وَأَوْحَيْنَا إِلَى أُمِّ مُوسَى أَنْ أَرْضِعِيهِ فَإِذَا خِفْتِ عَلَيْهِ فَأَلْقِيهِ فِي الْيَمِّ وَلا تَخَافِي وَلا تَحْزَنِي إِنَّا رَادُّوهُ إِلَيْكِ وَجَاعِلُوهُ مِنَ الْمُرْسَلِينَ  .
Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa, "Susuilah dia (Musa), dan apabila engkau khawatir terhadapnya maka hanyutkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah engkau khawatir dan jangan (pula) bersedih hati, sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) rasul.

 Rinciannya sebagai berikut:
-      2 khobar (berita)
وَأَوْحَيْنَا إِلَى أُمِّ مُوسَى
فَإِذَا خِفْتِ عَلَيْهِ
-      2 Amr (perintah)
أَنْ أَرْضِعِيهِ
فَأَلْقِيهِ فِي الْيَمِّ
-      2 Nahi (larangan)
وَلا تَخَافِي
وَلا تَحْزَنِي
-      2 bisyaroh (kabar gembira)
إِنَّا رَادُّوهُ إِلَيْكِ
وَجَاعِلُوهُ مِنَ الْمُرْسَلِينَ

Abu Mun’yah H. Rizqi Zulqornain al-Batawiy 




Mengusir Jin Dengan Shalawat Fatih

** Mujarrobat Mengusir Jin **

Dalam kananisy (catatan) ulama Thoriqoh Tijaniyah membaca sholawat fatih sebanyak 84 dapat mengusir jin dari satu tempat.

Al-Faqir Abu Mun'yah Rizqi Dzulqornain al-Batawiy mendapat ijazah dari as-Sayyid Abdul Karim Baqqasy al-Idrisiy al-Hasaniy al-Maghribiy untuk menyembuhkan orang kesurupan dengan membaca sholawat Fatih sebanyak 84 kali.

Kenapa kudu dibaca 84 kali ??

Dalam hisabul Jumal (hitungan angka) kata al-Jin ( الجن ) terdiri dari 4 hurup: 

Alif; 1. 
Lam; 30. 
Jim: 3 
Sekarang; 50 
Total: 84.

Inilah rahasia jumlah 84 sholawat fatih dapat mengusir jin yang jahat.

          Kaifiat ini telah teruji coba oleh para ulama di Maroko, Sudan, al-Jazair dan beberapa negri lainnya. Tentunya semua ini terjadi dengan izin Allah.

          Pengalaman lain yang al-faqir temukan, sewaktu ada seorang perempuan tetangga saya, seorang ibu rumah tangga yang sering melamun ketika di rumahnya tiba-tiba dia mengalami kesurupan, mengeluarkan suara yang menakutkan sambil ngeranyos sekata-katanya. Kondisi demikian membuat keluarganya ketakutan, kemudian salah satu keponakan si ibu itu mendatangi saya, minta saran agar jin yang ada di dalam tubuhnya keluar. Kemudian saya memerintahkan agar keponakkannya menyebut di telinga kanan si ibu itu: "Ya Fulan, Sayyidi Syekh Ahmad Tijani Ballaghokas Salam, Anikhruj" (Wahai si anu, Syekh Ahmad Tijani kirim salam buat ente agar ente keluar). Ketika sampai di tempat, keponakannya langsung membaca kalimat pérsis seperti yang saya ajarkan, Sekonyong-konyong ibu itu berhenti dari ngeranyos dan diam kemudian lemes. Dapat diketahui Jin tersebut sudah buron kuntul.

          Para ahli ma'rifah mengatakan bahwa pangkat ketinggian Sayyidi Syekh Ahmad Tijani Radhiyallahu Anhu bukan hanya diakui oleh para wali di kalangan manusia tetapi juga di kalangan jin. Bisa jadi, bila disebut nama beliau, jin bubar.

Abu Mun’yah H. Rizqi Zulqornain al-Batawiy 





Senin, 24 November 2014

Sanad Shalat Munjiyah



Shalawat al-Munjiyah
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ . صَلاَةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ اْلاَهْوَالِ وَاْلآفَاتِ . وَتَقْضِىْ لَنَا بِهَا جَمِيْعَ الْحَاجَاتِ . وَتُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ السَّيِّئَاتِ . وَتَرْفَعُنَا بِهَا عِنْدَكَ اَعْلَى الدَّرَجَاتِ . وَتُبَلِّغُنَا بِهَا اَقْصَى الْغَايَاتِ مِنْ جَمِيْعِ الْخَيْرَاتِ فِى الْحَيَاتِ وَبَعْدَ الْمَمَاتِ .
Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah shalawat (rahmat) atas penghulu kami Nabi Muhammad dan keluarga beliau, semoga dengan berkah shalawat itu Engkau lepaskan kami dari segala bencana dan musibah, Engkau tunaikan segala hajat kami, Engkau bersihkan kami dari segala kejahatan dan Engkau tingkatkan derajat kami di sisi Engkau, Engkau sampaikan tujuan maksimal kami dari semua kebaikan kehidupan kami baik di dunia maupun sesudah wafat.
Diantara shalawat yang mujarrab untuk mendatangkan manfaat dan menolak mushibah adalah shalawat al-Munjiyat. Shalawat ini dinisbahkan kepada seorang ulama besar yang bernama Syaikh al-Shalih Musa al-Dharir. Imam al-Samhudiy mengatakan dalam kitabnya Jawahir al-Iqdain Fi Fadhl al-Sarafain, “Siapa saja yang menginginkan selamat dari Thaun (wabah), maka hendaknya ia memperbanyak membaca shalawat al-Munjiyah.[1]
          Syaikh Ahmad al-Shawiy al-Malikiy menamakan shalawat ini dengan nama shalawat al-Munajah (permohonan) dan shalawat Tafrij al-Kurub (menghempas kesulitan).

Biografi Syaikh Musa al-Dharir
Dari berbagai sumber yang penulis miliki tidak ditemukan catatan mengenai tahun kelahiran dan wafat beliau, meski diketahui qurun (masa) beliau hidup. Syaikh Musa al-Dharir adalah seorang ulama besar yang menjadi salah satu maha guru dari Syaikh Umar Ibn Ali Ibn Salim al-Lakhamiy al-Malikiy yang terkenal dengan julukan Tajuddin al-Fakihaniy. Diantara para raksasa ilmu yang menjadi guru Syaikh Umar Ibn Ali Ibn al-Fakihaniy adalah:
1.    Syaikh Nashiruddin Ibn al-Munayyir al-Malikiy (W. 683 H)
2.    Syaikh Ahmad Ibn Idris al-Shanhajiy al-Qarafiy (W. 684 H)
3.    Syaikh Taqyuddin Ibn Daqiq al-I’d (W. 702 H)
4.    Syaikh Syarafuddin al-Dimyathiy (W. 705 H)[2]

Keistimewaan dan keutamaan shalawat al-Munjiyat adalah:
1. Imam Dinawariy meriwayatkan; pada suatu ketika masyarakat muslim ditimpa kesusahan atau penyakit menular. Maka mereka kemudian membaca shalawat al-Munjiyah ini secara bersama-sama dan tidak berapa lama, masyarakat bebas dari penyakit. Shalawat ini diakui oleh banyak ulama, mendatangkan sangat banyak manfaat.
2. Syaikh Ali al-Buniy dan Imam al-Jazuliy mengatakan bahwa; “Siapa saja yang mempunyai hajat, baik hajat dunia, maupun hajat akhirat, bacalah shalawat ini sebanyak 1.000 kali, sebaiknya di waktu tengah malam, insya Allah akan dikabulkan hajatnya dengan segera. Shalawat al-Munjiyah lebih cepat dalam mendatangkan ijabah dari kilat yang menyambar, ia merupakan eklisir (bahan untuk mengubah logam murah menjadi emas) dan anti oksin yang mujarrab.”[3]
Imam Umar Ibn Ali al-Lakhamiy al-Fakihaniy al-Malikiy dalam kitabnya al-Fajrul Munir Fi Shalawat Ala al-Nabiy al-Basyir al-Nadzir meriwayatkan bahwa: Syaikh Musa al-Dharir, seorang yang shaleh suatu ketika bercerita: “Aku sedang belayar menggunakan sebuah perahu besar yang terbuat dari kayu namun tiba-tiba ada angin besar yang disebut angin al-Iqlabiyyah, jarang sekali orang bisa selamat dari angin tersebut, sehingga menyebabkan perahu yang aku tumpangi menabrak karang dan hendak karam. Pada saat itu entah kenapa saya tidak panik seperti kebanyakan penumpang kapal. Saya malah dikuasai rasa kantuk yang berat. Antara sadar dan tidak, Rasulullah datang mengajarkan aku shalawat al-Munjiyah dan beliau berkata: ”Hendaknya orang-orang yang ada di perahu ini membaca sebanyak 1000 kali. Saya pun terbangun dan membaca di dalam hati. Saat saya sudah membaca sebanyak 300 kali, maka perahu yang awalnya mulai oleng hampir tenggelam itu perlahan kembali tegak seperti biasa dan pelayaran dilanjutkan seperti tidak terjadi bencana apapun.[4]
Imam Muhammad Ibn Ya’qub Fairuz al-Abadiy mengatakan:” Telah mengabarkan kepadaku Syaikh Hasan Ibn Ali al-Aswaniy bahwa siapa saja yang membaca shalawat al-Munjiyah sebanyak 1000 kali, maka Allah akan mengabulkan segala hajatya dan Allah akan hilangkan kesusahan hidupnya.”[5]
          Sebagian ulama menyatakan “siapa saja yang membaca shalawat al-Munjiyah ketika naik kapal laut, maka akan selamat dari bahaya tenggelam. Siapa saja yang membacanya saat terjadi thaun (wabah), maka ia akan diberikan perlindungan dan rasa aman. Siapa saja yang membaca sebanyak 500 kali, maka ia akan mendapat manfaat besar dan hidup dalam kecukupan.[6]
          Habib Salim Ibn Hafizh Ibn Syaikh Abi Bakr Ibn Salim mengatakan: “Para ulama salaf telah mengamalkan amalan yang teruji coba khasiatnya sebagai mediasi menggapai cita-cita dan menolak segala mushibah diantaranya: membaca shalawat al-Munjiyah 1000 kali, melakukan ziarah Nabi Hud, membaca surat Yasin 40 kali, membaca kitab Shahih al-Bukhariy dan membaca 16.000 kali “Ya Lathif”.[7]
          Sebagian orang membaca shalat al-Munjiyah menggunakan lafaz (صَلاَةً تُنَجِّيْنَا ), lafaz (تُنَجِّيْنَا) adalah bentuk fiil Mudhari’ dari kata dasar fiil Madhi Mudha’af ( نَجَّى ), sedangkan lafaz ( تُنْجِيْنَا ) fiil Mudhari’ bentukan kata dasar fiil Madhi ( أَنْجَى ) dengan tambahan Hamzah. Lafaz Tunajjina ataupun Tunjina keduanya merupakan bentuk fiil Mudhari’ dari fiil Madhi Mutaaddiy (butuh kepada objek) yang memiliki arti menyelamatkan. Jadi bacaan Tunajjina atau Tunjina jangan diributkan karena keduanya memiliki arti yang sama. Hanya saja dari berbagai Naskah kumpulan kitab-kitab shalawat yang penulis miliki, seluruh kitab-kitab tersebut menggunakan lafaz Tunjina. Imam Muhammad Mahdi al-Fasiy dalam kitab Syarh Dalail al-Khairat, Imam Muhammad Abdul Aziz al-Jazuliy ar-Rasmukiy dalam kitab Wardah al-Juyub Fi shalat Ala al-Habib al-Mahbub dan Sayyid Muhammad Ibn Alawiy al-Malikiy al-Hasaniy dalam kitab beliau Syawariq al-Anwar Min Ad’iyyah al-Sadah al-Akhyar pun mencatatkan shalawat al-Munjiyah dengan redaksi “Tunjiina”. Inilah yang menjadi alasan, kenapa penulis dalam buku ini memilih untuk menyebutkan redaksi (تُنْجِيْنَا) ketimbang redaksi (تُنَجِّيْنَا ). 
          Untuk mendapat informasi tambahan tentang shalawat al-Munjiyah ini, kami persilahkan para pembaca untuk mentelaah tulisan kami dalam kitab "Dzakhiratul Muhtaj Fi Shalawat Ala Shahibil Liwa Wa at-Taj".
Adapun sanad yang penulis dapatkan sebagai berikut:

الحاج رزقي ذو القرنين أصمت البتاوي عن العلامة السيد أحمد بن أبي بكر بن أحمد الحبشي عن العلامة محدث الحرمين أبو حفص عمر بن حمدان المحرسي التونسي المالكي عن أحمد بن اسماعيل البرزنجي المدني عن السيد أحمد بن زيني دحلان المكي عن الشيخ عثمان بن حسن الدمياطي عن الشيخ عبد المنعم بن أحمد العمادي الأزهري عن الشيخ محمد بن عيسى الدفري عن الشيخ سالم بن عبد الله بن سالم البصري المكي عن والده عن المسند محمد بن سليمان الرداني والشيخ محمد بن علاء الدين البابلي عن العلامة شمس الدين محمد السخاوي عن ابن ظهيرة عن جمال الدين ابن عتيق بن حديدة الانصاري عن ابن الفاكهاني اللخمي عن الصالح موسى الضرير رضي الله تعالى عنه .






Khadimul Majlis al-Mu'afah
H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy M.A

Ikuti Kajian Islam:

instagram.com/rizkialbatawi

@rizkialbatawi

https://www.facebook.com/Rizqi-Zulqornain-Albatawi

 ********* ******** ********

يا فالق الحب والنوى، وبحق قلب النبي صلى الله عليه وسلم وما حوى، أعط كل واحد من الخير ما نوى، وارفع عنا كل شكوى، واكشف عنا كل بلوى، وتقبل منا كل نجوى، وألبسنا لباس التقوى، واجعل الجنة لنا مأوى .

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ وَالْهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ، وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ.
صلاةً تَجْعَلُنَا مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيْرًا، وَرِزْقًا كَثِيْرًا، وَقَلْبًا قَرِيْرًا، وَعِلْمًا غَزِيْرًا، وَعَمَلاً بَرِيْرًا، وَقَبْرًا مُنِيْرًا، وَحِسَابًا يَسِيْرًا، وَمُلْكًا فِي الْفِرْدَوْسِ كَبِيْرًا
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

Alamat Yayasan al-Muafah

Jalan Tipar Cakung Rt: 05 Rw 08 NO: 5 Kampung Baru, Cakung Barat, Jakarta Timur 13910


فَأَكْرِمِ اللَّهُمَّ مَنْ أَكْرَمَنَا .:. وَكَثِّرِ الْخَيْرَ لَدَيْهِ وَالْغِنَا
وَأَعْطِهِ مِمَّا رَجَى فَوْقَ الرَّجَا .:. وَاجْعَلْ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجَا
وَافْعَلْ كَذَلِكَ بِكُلِّ مُحْسِنِ .:. اِلَى ذَوِي الْعِلْمِ بِظَنٍّ حَسَنِ
وَاهْدِ جَمِيْعَنَا اِلَى الرَّشَادِ .:. وَلِطَرِيْقِ الْخَيْرِ وَالسَّدَادِ
وَابْسُطْ بِفَضْلِكَ عَلَيْنَا نِعْمَتَكْ .:. وَانْشُرْ عَلَيْنَا فِي الدَّارَيْنِ رَحْمَتَكْ
وَاخْتِمْ لَنَا عِنْدَ حُضُوْرِ الْأَجَلِ .:. بِالْعَفْوِ مِنْكَ وَالرِّضَى الْمُعَجَّلِ
أَمِيْنَ أَمِيْنَ اسْتَجِبْ دُعَانَا .:. وَلاَ تُخَيِّبْ سَيِّدِي رَجَـــــــــــــــــانَا











[1] Syaikh Ahmad Ibn Muhammad al-Shawiy, al-Asrar al-Rabbaniyyah Wa al-Fuyudh al-Rahmaniyyah Ala Shalawat al-Dardiriyyah (Surabaya: Bungkul Indah) h. 39.
[2]
[3] Syaikh Muhammad Haqqiy al-Naziliy, Khazinah al-Asrar Jaliyah al-Azkar h. 179; Syaikh Muhammad al-Mahdi Ibn Ahmad al-Fasiy, Mathali’ al-Masarrat Bi Jala Dalail al-Khairat (Jedah: al-Haramain) h. 257.
[4] Syaikh Abdurrahman al-Shafuriy, Nuzhah al-Majalis Wa Muntakhab al-Nafais (Jakarta: Dinamika Berkah Utama 1990) h. 295; Syaikh Ahmad Ibn Muhammad al-Shawiy, al-Asrar al-Rabbaniyyah Wa al-Fuyudh al-Rahmaniyyah Ala Shalawat al-Dardiriyyah (Surabaya: Bungkul Indah) h. 39; Sayyid Muhammad al-Tijaniy, al-Fauz Wa al-Najah (Beirut: Dar al-Fikr 1990) h. 238.
[5] Imam Muhammad Ibn Ya’qub al-Fairuz al-Abadiy, al-Shilat Wa al-Bisyr Fi Shalat Ala Khair al-Basyr (Beirut: Dar al-Kutub 1985) h. 162.
[6] Syaikh Yusuf Ibn Ismail al-Nabhaniy, Afdhal al-Shalawat Ala Sayyid al-Sadat (Beirut: Dar al-Fikr  2004) h. 76.
[7] Habib Ali Ibn Hasan Baharun, Fawaid al-Mukhtarah Li Salik Thariq al-Akhirah (Pasuruan: Ma’had Darul Lughah 2009) h. 221.

Kamis, 06 November 2014

Himmah (Semangat) Pencari Ilmu



Diriwatkan bahwa imam Nawawiy ad-Dimasyqiy Radhiyallahu Anhu mengkhatamkan kitab "al-Wasith" karya imam al-Ghazaliy sampai 400 kali.
Imam al-Muzaniy mengkhatamkan kitab ar-Risalah karya imam Syafii sampai 500 kali.
Imam Ibn Daqiq al-Ied telah mengkhatamkan kitab Syarah al-Kabir karya imam ar-Rofiiy yang terdiri 30 jilid berulang-ulang.
Syekh Muhammad Rajab Bayumiy menyebutkan bahwa Seorang pemikir Islam yang bernama Amir Syakib Arsalan membaca kitab al-Aghaniy karya Abul Faraj al-Ashfahaniy sampai khatam 40 kali. Padahal kitab tersebut terdiri dari 30 jilid.
Ini menandakan seorang pecinta ilmu kudu punya himmah (semangat) untuk mutholaah (mengulang) dan mengkaji kitab-kitab ulama terdahulu.


Khadimul Ma'had al-Muafah
Abu Mun'yah H. Rizqi Zulqornain