Kamis, 07 Mei 2015

Menggebuk Dalil Orang Malas Shalat

Shalat Kebutuhan Ruhani

Oleh; H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy


بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين
والصلاة والسلام على سيدنا محمد الفاتح الخاتم وعلى اله وصحبه اجمعين . أما بعد:

Ada seorang pemuda yang menjadi mahasiswa di Universitas Islam ternama ketika datang waktu shalat kawan-kawannya bergegas menuju masjid akan tetapi pemuda itu enggan. Seorang kawan bertanya kepadanya: "Kenapa kamu tidak ikut sholat? Pemuda itu menjawab: " saya tidak ingkari bahwa shalat itu wajib, dahulu saya juga orang yang sering mengerjakan shalat akan tetapi akhirnya aku amati pelan-pelan halus-halus banyak orang-orang yang mengerjakan shalat zhohirnya saja ia shalat tetapi tingkah lakunya seperti Dajjal, masih sering mengerjakan maksiat, berbohong, tidak amanah, tukang gosip, menipu dan lain sebagainya. Saya sangat membenci mereka.

Kawannya berkata: " Apa karena alasan itu kamu tidak mau mengerjakan shalat? Pemuda itu menjawab: Ya, karena itu aku tidak mau shalat.

Kawannya berusaha mengubah pola pikir pemuda itu kemudian iseng-iseng bertanya: " Apakah kamu masih makan dan Kenapa kamu butuh makan? Pemuda itu menjawab: " jelas, Sampai saat ini saya masih makan. Mengapa saya tidak mau makan memangnya saya orang bodoh tidak mau makan. Kawannya menjawab: " Kenapa kamu masih makan, padahal banyak para pencuri, pembohong, pezina, perampok, penipu, tukang korupsi dan lain sebagainya mereka semua suka makan.!! Pemuda itu menjawab: " saya sama seperti mereka sebagai manusia yang butuh makan untuk menguatkan jasmani (fisik)." Kalau alasan kamu tidak mau shalat cuma lantaran melihat orang yang mengerjakan shalat masih mengerjakan maksiat sehingga kau benci kepada mereka. Lalu kenapa kamu tidak berhenti makan bukankah mereka juga makan? Kalau merek

Ketahuilah shalat itu merupakan kebutuhan ruhani kita. Jangan karena sifat malas kamu mencari-cari alasan untuk tidak mau shalat.

Kau boleh benci kepada perbuata maksiat, tetapi jangan kau benci orang-orang yang melakukan maksiat, lantaran seandainya para pelaku maksiat itu bertaubat apakah engkau masih tetap membenci mereka.

Setelah mendengar argumen tersebut si pemuda itu diam seribu bahasa seolah-olah mulutnya telah dibungkam batu kali yang paling besar.(1)

_________________

(1) Dikutip dari kitab Ittihaful Amajid Bi Nafaisil Fawaid karya H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy halaman: 423.


 ********* ******** ********


اللهم صل على سيدنا محمد الفاتح لما أغلق والخاتم لما سبق ناصر الحق بالحق والهادي إلى صراطك المستقيم وعلى آله حق قدره ومقداره العظيم

صلاة تحدقنا ببركاتها سرادقات الطافك الخفية وتحرسنا بسيوفك القهرية وتتحفنا بسوابغ نعمك الحسية والمعنوية في جميع الحركات والسكنات وتجري الطافك في سائر امورنا وامور المسلمين والمسلمات


Jakarta: 07 Mei 2015


Khadimul Ma'had al-Muafah
H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy


Tidak ada komentar: