Minggu, 22 Maret 2015

Faqir Miskin Orang Mulia Jangan Membangkit Pemberian

Jangan kau berikan shodaqohmu kepada kaum dhuafa karena merasa merekalah yang sangat butuh belas kasih sayangmu. Tetapi berikanlah kepada mereka karena kau ingin mengharap ampunan dan qobul (penerimaan) dari Allah Taala.

Jangan pernah menyangka dirimu lebih mulia saat engkau memberikan bantuan dari orang yang menerima kebaikkanmu. Justru karena mereka mau nerima pemberianmu, barulah Allah Taala datangkan kebaikkan buatmu.

Oleh karenanya, ucapkanlah terimakasih dan kata-kata santun kepada orang yang menerima shodaqohmu. Pada hakekatnya Orang yang membangkit-bangkit pemberian adalah orang yang tidak tahu diri alias kacang polong gandasturi sudah di tolong kaga tahu diri.

Tuan guru Daud al-Fathaniy mengatakan seandainya seseorang ingin mengerjakan shalat tetapi ia tidak memiliki pakaian yang suci dari najis kemudian dia pinjam sana pinjam sini tidak ada juga yang mau meminjamkan pakaian kepadanya dan ditemukan seseorang tukang bangkit yang mau memberikan shodaqoh pakaian kepadanya, maka ia tidak wajib menerima pakaian itu. Kondisi sholat yang ia lakukan dalam keadaan tidak berpakaian seperti ia sholat dengan lumpur yang suci atau sholat di tempat gelap adalah lebih baik ketimbang ia menerima shodaqoh dari tukang bangkit. Ia dilarang menerima shodaqoh si tukang bangkit karena akan adanya madhorrot (dampak negatif) di kemudian hari.

Mendengar bangkitan dari satu pemberian itu amat menyakitkan. Sakitnya lebih dahsyat dari digebuk dengan pecut yang ada baut besi di ujung pecutnya. Dipecut saja sudah sakit apalagi ada baut di ujungnya.

Sampai ada semboyan menyatakan:

منن الرجال اثقل من الجبال

Artinya: Bangkitan orang itu lebih berat dari memikul gunung.

Lain halnya jika ia sekedar meminjam kepada si tukang bangkit, maka diperbolehkan. Lantaran pinjaman tersebut bisa dipulangkan. Si tukang bangkit nga bakal bisa membangkit pemberian yang sudah dikembalikan. Kebangetan banget kalo ada orang yang bangkit pemberian yang sudah dikembalikan.

Dalam hal ini Allah berfiman dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 263 yakni:
 قول معروف ومغفرة خير من صدقة يتبعها اذى والله غني حليم (البقر ة : ٢٦٣)

Artinya: "Perkataan yang baik dan pemberian ma'af, lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan penerimanya), Allah Maha Kaya Lagi Maha Penyantun.(al-Baqarah :263).



يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تُبْطِلُواْ صَدَقَاتِكُم بِالْمَنِّ وَالأذَى كَالَّذِي يُنفِقُ مَالَهُ رِئَاء النَّاسِ وَلاَ يُؤْمِنُ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُ وَابِلٌ فَتَرَكَهُ صَلْداً لاَّ يَقْدِرُونَ عَلَى شَيْءٍ مِّمَّا كَسَبُواْ وَاللّهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir . “ (Al Baqarah:264).

Disarikan dari kitab Ittihaful Amajid Bi Nafais al-Fawaid, halaman: 113 karya H. Rizqi Zulqornain 
al-Batawiy.







2 komentar:

mohammad mengatakan...

Tukang bangkit itu apa sih baginda

Unknown mengatakan...

Kacang polong gandasturi udah ditolong ga tau diri