Sayyid Ahmad Bin Zaini Dahlan mufti Makkah dalam kitabnya "Taqribul Ushul Li Tashilil Wusul Lima'rifatillah War Rasul mengutip penjelasan Sayyidi Abul Abbas al-Mursiy Radhiyallahu Anhu tentang ayat di atas beliau mengatakan bahwa Yang disebut malam adalah perbuatan ma'siat. Sedangkan cahaya siang diartikan perbuatan taat. Allah bisa menghendaki masuknya maksiat dalam perbuatan taat yang dilakukan seorang hamba. Saat seorang hamba merasa ujub dengan ibadahnya dan ia memandang rendah orang-orang yang tidak melakukan ibadah seperti yang ia lakukan, maka inilah yang dimaksud kegelapan di dalam siang, kebaikan yang menyimpan maksiat.
Dan seorang pendosa yang melakukan maksiat kemudian dia bertaubat kepada Allah dengan menyesali segala dosanya dan berjanji tidak akan mengulangi lagi serta melakukan kebaikan dan merasa dirinya sangat hina di sisi Allah dan sangat memuliakan manusia lainnya lntaran tidak melakukan dosa seperti yang ia lakukan, maka ini yang dimaksud cahaya siang di dalam kegelapan.
يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ اْلمَيِّتِ وَيُخْرِجُ اْلمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَيُحْيِي اْلاَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَكَذَلِكَ تُخْرَجُوْنَ
Allah SWT mengeluarkan dari yang mati, mengeluarkan kehidupan dari kematian dan mengeluarkan kematian dari kehidupan, dan menghidupkan bumi setelah kematiannya, dan demikianlah mereka akan dikeluarkan kelak dihari Kiamat.
Sayyidi Abul Abbas al-Mursiy mengatakan yang dimaksud hidup adalah perbuatan taat dan mati adalah dosa.
Seorang hamba yang melakukan dosa kemudian menyesali dosanya dan ia merasa sangat hina di sisi Allah dan manusia. Dosa yang ia lakukan melahirkan perbuatan baik dan tawadu.
Begitu juga ada seorang hamba yang melakukan ibadah tetapi ibadah yang ia lakukan menyebabkan ia sombong, maka ini yang dimaksud dari yang hidup keluar yang mati.
Dari yang mati mengeluarkan yang hidup, ada orang tua yang kafir tetapi melahirkan anak yang menjadi orang beriman. Bagai sebuah telur mengeluarkan anak ayam. Telur benda mati bisa melahirkan yang hidup..
Dari yang hidup mengeluarkan yang mati, ada orang beriman memiliki keturunan yang murtad menjadi kafir. Naudzu billah. Bagai ayam mengeluarkan kotoran (tai).
Disarikan dari kitab: Ittihaful Amajid Bi Nafaisil Fawaid, halaman: 234. Karya H. Rizqi Zulqornain al-Batawiy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar