Selasa, 17 November 2015

Kewajiban Orang Tua

Kewajiban Orang Tua

Oleh; H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy

بسم الله الرحمن الرحيم

 حمدا له أظهر في الوجود *** نور حقيقة النبي المحمود
وصل يا رب على محمد *** الفاتح الخاتم طه الأمجد
وناصر الحق وهادينا الى *** صراطك القويم نهج الفضلا
وآله بحق قدره الفخيم *** وجاه مقدار مقامه العظيم.

أما بعد:

Diceritakan ada seorang bapak dan istrinya datang ke rumah seorang Muallim (guru) mengadukan keluhan tentang prilaku anaknya yang sudah keliwatan. Saban hari itu anak nabokin muka bapak-ibunya.

Mendengar keluhan tersebut, sang guru tidak langsung mencela anaknya, melainkan guru itu bertanya kepada kedua orang tuanya yang lagi sambil nangis sampe sesengukan. Sang guru ingin tahu penyebab utama si anak berani nabokin muka kedua orang tuanya.

Guru; "Itu anak sudah umur berapa?
Ortu: " bangsa 19 Tahun, guru !!
Guru: " Tu anak, ente sudah suruh sekolah belom?
Ortu: " Belom"
Guru: "Sudah ente suruh ngaji?
Ortu: "Belom"
Guru: "Sudah ente suruh bergaul dengan orang-orang baik?
Ortu: "Belum"
Guru: "Innalillahi, itu anak ente suruh ngapain aja?
Ortu: "Cuma ngangon kebo aja guru di sawah"
Guru: "Boleh jadi dach, rupanya sampe waya gini anak ente belom kenal mana muka bapaknya ama muka kebo !!

Kisah ini disarikan dari kitab "Ittihaful Amajid Bi Nafaisil Fawaid jilid 2 halaman 155 karya Abu Mun'yah as-Sakunjiy.

Bocah laksana kertas kosong yang belum ada warna apa-apa. Bocah longor, nakal, bangor, glajis, gladak dan urakan bukan semata-mata anak itu punya kepengenan atau mungkin user-userannya ada 2 atau 3. Tetapi penyebab utamanya adalah bapak dan ibunya tidak memberikan pendidikan, pengawasan dan bimbingan untuk memiliki pergaulan yang fositif sehingga tidak kena polusi pergaulan dengan rombongan undur-undur dan kodok berud.

Dalam hal ini Rasulullah shallallahu Alaihi wa sallam menyatakan dalam sabdanya:

كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، حَتَّى يُعْرِبَ عَنْهُ لِسَانُهُ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ

“Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah hingga ia fasih (berbicara), maka kedua orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.”

Hadits ini diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam kitab Syuabul Iman dan ath-Thabarani dalam al-Mu’jamul Kabir.

Imam Muslim meriwayatkan dengan lafadz:

كُلُّ إِنْسَانٍ تَلِدُهُ أُمُّهُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
“Setiap manusia dilahirkan ibunya di atas fitrah. Kedua orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.”

Adapun al-Imam al-Bukhari meriwayatkan dengan lafadz:

كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ، كَمَثَلِ الْبَهِيْمَةِ تَنْتِجُ الْبَهِيْمَةَ، هَلْ تَرَى فِيْهَا مِنْ جَدْعَاءَ؟

“Setiap anak dilahirkan di atas fitrah. Kedua orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Laksan hewan yang dilahirkan oleh hewan, apakah kalian melihat pada anaknya ada yang terpotong telinganya? (Anaknya lahir dalam keadaan telinganya tidak cacat, namun pemiliknya lah yang kemudian memotong telinganya.

Anak merupakan anugrah sekaligus amanah Allah Taala kepada orang tuanya, oleh karenanya orang tua punya kewajiban yang harus dilakukan: mendoakan, mendidik dengan ekstra agar supaya menjadi orang yang baik, jangan sampai anak tersebut menjadi liar laksana puun ciplukan di tengah kebon.

Jangan cuma bikinnya doang sampe merem-melek, gelap-gelap malem-malem dilakonin, begitu sudah lahir seolah-olah cuek. Ketahuilah, kewajiban orang tua terhadap anaknya bukan hanya memberikan nafkah, tetapi lebih dari itu orang tua harus mengarahkan dan memberikan teladan yang baik kepada anak-anaknya supaya mereka menjadi generasi beriman, berilmu dan berakhlaq karimah.

Allah Taala berfirman:

يايُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا قُوْآ اَنْفُسَكُمْ وَ اَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَ اْلحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلئِكَةٌ غِلاَظٌ شِدَادٌ لاَّ يَعْصُوْنَ اللهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَ يَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ.

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, tidak mendurhakai (perintah) Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. [At-Tahrim ayat: 6)

Syekhul Islam Ibrahim al-Baijuriy mengatakan:

من أدب ولده صغيرا سر به كبيرا

Artinya: "Siapa saja yang mendidik anaknya di waktu kecil, maka ia akan dibuat senang ketika anak itu dewasa."

Sebaliknya ketika anak tersebut kita tidak berikan pendidikan yang baik, maka kita sebagai orang tua yang akan menjadi korban utama dari keburukan anak itu. Seolah-olah, orang tua yang tidak peduli dengan pendidikan anaknya, maka ia laksana sedang merakit bom waktu di badannya sendiri.



Khadimul Majlis al-Mu'afah
H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy

HP: 08164856876 / 082122549831
PIN: 22580F48
instagram.com/Zulqornain_Muafiy

 

 ********* ******** ********

اللَّهُــــــــــــــمَّ صَلِّ عَلَى سيِّــــــــدِنَا محمدٍ الفاتِـــــــــحِ لِمَا أُغْلِــــــــــــــقَ والخَـاتِــــــــــــــــمِ لِمَا سَبَــــــــــقَ، نَاصِـــــــــرِ الحَقِّ بالحـــــــــــــــــقِّ، والهـــــــــــــــــادِي إلى صِرَاطِـــــــــكَ الْمُسْتَقِيـــــــــــــــــــمِ، وَعَلَى آلِهِ حـــــــــقَّ قَدْرِهِ ومِقْــــــــــــدَارِهِ العَظِيــــــــــــــمِ.

(لَيْسَ لَهَا مِن دُونِ اللَّـهِ كَاشِفَةٌ)

اللَّهـُمَّ بِـحَقِّ هَذِهِ الْآيَةِ الشَّرِيفَةِ وَمَا بِـهَا مِنْ أَسْرَارٍ أَنْ تَكْشِفَ ضُرَّنَا وَتَصْرِفَ عَنَّا كَيْدَ مَنْ كَادَنَا وَشَرَّ مَنْ أَرَادَ بِنَا شَرَّاً وَرُدَّ كَيْدَهُ فِي نَحْرِهِ وَاَشْغِلْهُ عَنَّا بِشَاغِلٍ لَا يَسْتَطِيعُ رَدَّهُ  يَا اللَّـه .


Alamat Yayasan al-Muafah
Jalan Tipar Cakung Rt: 05 Rw 08 NO: 5 Kampung Baru, Cakung Barat Jakarta Timur 13910



3 komentar:

Rooney mengatakan...

Artikel ini luar biasa... bagus... tapi sayang, ada larangan keras mencopy nya. beda dengan artikel2 yang ada di web kaum wahabi yang sangat bebas mencopy, menggandakan, menyebarluaska tanpa ada syarat2 tertentu. ini menyadarkan saya kenapa mereka cepat menyebarnya. wallohu a'lam...

Yayasan Almuafah mengatakan...

Masya Allah.. nanti saya hunbungi kawan saya yg membuat setingan pengaturan blog ini adapun saya cuma memberikan materi saja.. trimaksih buat madukannya ya akhi.. barokallahu fikum

Unknown mengatakan...

Alhamdulillah qobiltu ijazah Yaa syaikhunal Mukarom