Senin, 28 September 2015

Ibadah Sunnah Yang Tidak Sembarangan

Tebakan

Oleh; H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy

بسم الله الرحمن الرحيم

 حمدا له أظهر في الوجود *** نور حقيقة النبي المحمود
وصل يا رب على محمد *** الفاتح الخاتم طه الأمجد
وناصر الحق وهادينا الى *** صراطك القويم نهج الفضلا
وآله بحق قدره الفخيم *** وجاه مقدار مقامه العظيم.

أما بعد:

Tebak-tebakan merupakan kerjaan atau trik orang pandai untuk melatih kecerdasan seseorang. Terkadang kalau terlalu sulit menebaknya bisa bikin gegaruk kepala padahal kaga gatel.

Terlebih lagi menebak teka-teki dari al-Qur'an yang tentunya tujuan memberikan tebakkan itu adalah untuk meningkatkan kuantitas qiroah dan Tadabbur al-Qur'an. Sehingga orang yang mentadabburkan kandungan al-Qur'an bukan hanya mendapat pahala membacanya tetapi juga pahala ganda dari mentadabburkan al-Qur'an.

Sebagai contoh:

Ada ibadah sunnah yang jika seseorang melakukannya, maka pada waktu yang sama, seluruh manusia di muka bumi tidak ada yang bisa melakukannya.

Apakah itu?

Jawabannya;

Mencium Hajar Aswad

Mencium Hajar Aswad adalah bagian ibadah sunnah. Dalam riwayat hadis disebutkan:

عَنْ عَابِسِ بْنِ رَبِيعَةَ قَالَ رَأَيْتُ عُمَرَ يُقَبِّلُ الْحَجَرَ وَيَقُولُ إِنِّى لأُقَبِّلُكَ وَأَعْلَمُ أَنَّكَ حَجَرٌ وَلَوْلاَ أَنِّى رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُقَبِّلُكَ لَمْ أُقَبِّلْكَ

“Dari ‘Abis bin Robi’ah, ia berkata, “Aku pernah melihat ‘Umar (bin Al Khottob) mencium hajar Aswad. Lantas ‘Umar berkata, “Sesungguhnya aku menciummu dan aku tahu bahwa engkau hanyalah batu. Seandainya aku tidak melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menciummu, maka tentu aku tidak akan menciummu.” (HR. Bukhari no. 1597, 1605 dan Muslim no. 1270).

Dalam redaksi lain disebutkan,

إِنِّى لأُقَبِّلُكَ وَإِنِّى أَعْلَمُ أَنَّكَ حَجَرٌ وَأَنَّكَ لاَ تَضُرُّ وَلاَ تَنْفَعُ وَلَوْلاَ أَنِّى رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَبَّلَكَ مَا قَبَّلْتُكَ

“Sesungguhnya aku menciummu dan aku tahu bahwa engkau adalah batu yang tidak bisa memberikan mudhorot (bahaya), tidak bisa pula mendatangkan manfaat. Seandainya bukan karena aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menciummu, maka aku tidak akan menciummu.” (HR. Muslim no. 1270).

Mencium hajar aswad dikategorikan ibadah sunnah sangat yang luar biasa, jika seseorang menciumnya, maka seada-adanya orang di dunia biar kata kelas ulama besar maupun pejabat tinggi di waktu yang sama tidak bakal bisa memciumnya lantaran mencium hajar aswad itu dilakukan secara bergantian.

Dikisahkan Pada suatu musim Haji, Hisyam bin Abdul Malik, seorang Khalifah Bani Umayyah tidak berhasil menyentuh dan mencium Hajarul Aswad, karena banyaknya jumlah Jama'ah Haji saat itu. Para pengawalnya yang datang bersama Hisyam dari negeri Syam juga gagal menjaga keagungan Khalifahnya di hadapan kebesaran dan keagungan amal Ibadah Haji. Berulang kali Hisyam berusaha untuk sampai ke Hajarul Aswad, namun selalu saja ia gagal.

Akhirnya dia mengalah dan mundur, Hisyam duduk di sebuah kursi yang telah tersedia di tempat yang agak tinggi sembari memandang Jama'ah Haji yang sedang mengitarinya. Tiba-tiba datanglah seseorang yang berwajah ramah nan mulia. Mula-mula beliau bertawaf mengelilingi Ka'bah tujuh kali, lalu dengan wajah tenang dan langkah yang mantap, beliau berjalan menuju ke arah Hajarul Aswad. Jama'ah yang berdesakan itu pun seketika memberikan jalan ketika melihat beliau datang.

Melihat hal itu, orang-orang Syam terkejut. Mereka heran karena seorang Khalifah seperti Hisyam yang memiliki status sosial yang tinggi gagal mencapai Hajarul Aswad, tapi orang yang sederhana itu justru dengan mudah bisa mencapainya. “Siapa gerangan orang itu wahai Amirul Mu'minin ?” tanya orang kepada Hisyam. “Entahlah, aku tidak kenal siapa dia” jawab Hisyam tak acuh.

Hisyam sebenarnya sangat mengenal siapa orang itu tapi ia berpura-pura tidak mengenalnya. Orang itu adalah Imam Ali Zainal Abidin, putra Imam Husain. Saat itu tak ada seorang pun yang berani mengenalkan Imam Ali As Sajjad kepada Hisyam, Khalifah Zalim yang tangan dan pedangnya berlumuran darah umat Islam. Dalam keadaan seperti itu, Farazdaq berkata : "Aku kenal dia." Hisyam menyahutinya dan berkata : "Memangnya siapa dia ?"

Spontan Farazdaq berdiri di sebuah tempat yang agak tinggi dan melantunkan bait-bait syair berikut ini :

Dialah yang dikenal jejak langkahnya,
Oleh butiran pasir yang dilaluinya,
Rumah Allah Ka’bah pun mengenalnya,
Dan dataran tanah suci sekelilingnya.

Dialah putra insan termulia,
Dari hamba Allah seluruhnya,
Dialah manusia hidup berhias Taqwa,
Kesuciannya ditentukan oleh Fitrahnya.

Di saat ia menuju Ka’bah,
Bertawaf mencium Hajar jejak kakeknya,
Ruknul Hatim enggan melepaskan tangannya,
Karena mengenal betapa ia tinggi nilainya.

Itulah Ali cucu Rasulullah,
Cucu pemimpin segenap umat manusia,
Dengan agamanya manusia bahagia,
Dengan bimbingannya mencapai keridhaan-Nya.

Jika Anda belum mengenal dia,
Dia itulah putra Fatimah,
Putri Nabi utusan Allah,
Penutup para Rasul dan Anbiya.

Pertanyaan anda “Siapa Dia ?”,
Tak kan mengurangi keharuman namanya,
Arab dan Ajam mengenal dia,
Walau anda hendak mengingkarinya.

Tidak pernah ia berucap “Tidak”,
Kecuali dalam ucapan Syahadatnya,
Kalau bukan karena Syahadatnya,
“Tidak”nya berubah menjadi “Iya”.

Mereka berasal dari Keluarga mulia,
Mencintai mereka Fardhu dalam agama,
Membenci mereka Kufur dalam agama,
Dekat pada mereka selamat dari bencana.

Kalau dihitung-hitung orang yang Taqwa,
Merekalah para pemimpinnya,
Bila ada orang bertanya,
Siapakah penghuni bumi paling utama ?
Jawabnya pasti, itulah mereka !

Yang mengenal Allah pasti mengenal dia,
Yang mengenal dia mengenal keutamaannya,
Yang bersumber pada lingkungan Keluarganya,
Tempat manusia bermandikan cahaya.



Khadimul Majlis al-Mu'afah
Abu Mu'nyah H. Rizqi Dzulqornain

 

 ********* ******** ********


اللهم صل على سيدنا محمد الفاتح لما أغلق والخاتم لما سبق ناصر الحق بالحق والهادي إلى صراطك المستقيم وعلى آله حق قدره ومقداره العظيم

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَدَدَ مَا فِي عِلْمِ الله صَلاَةً دَائِمَةً بِدَوَامِ مُلْكِ الله.

صلاة تهب لنا نفوسا راضية، وصدورا من الهم خالية، وقلوبا بحبه صافية، وان تتم علينا بالصحة والعافية، وخير الذرية .


صلاة تحدقنا ببركاتها سرادقات الطافك الخفية وتحرسنا بسيوفك القهرية وتتحفنا بسوابغ نعمك الحسية والمعنوية في جميع الحركات والسكنات وتجري الطافك في سائر امورنا وامور المسلمين والمسلمات .




Khadimul Ma'had al-Muafah
H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy

HP: 08164856876 / 082122549831
PIN: 22580F48


Alamat Yayasan al-Muafah
Jalan Tipar Cakung Rt: 05 Rw 08 NO: 5 Kampung Baru, Cakung Barat Jakarta Timur 13910



1 komentar:

Rahadian 'Abdurrohman mengatakan...

subhaanalloh! (ian-Lombok)