Senin, 21 September 2015

Batal Wudhu Ketika Thawaf

Batal Wudhu Ketika Thawaf

Oleh; H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy

بسم الله الرحمن الرحيم

 حمدا له أظهر في الوجود *** نور حقيقة النبي المحمود
وصل يا رب على محمد *** الفاتح الخاتم طه الأمجد
وناصر الحق وهادينا الى *** صراطك القويم نهج الفضلا
وآله بحق قدره الفخيم *** وجاه مقدار مقامه العظيم.

أما بعد:


Pertanyaan saudara Irwan Hendrawan Tijani dari Kampung Baru Cakung:

Alhamdulillah, pada tahun ini saya sudah berniat untuk menunaikan ibadah haji, persiapan ilmu berkenaan ibadah haji sudah mulai saya pelajari. Ketika mempelajari manasik haji ada pertanyaan yang sampai saat ini saya belum tahu secara jelas jawabannya, disebutkan dalam buku-buku manasik haji bahwa satu thawaf  itu 7 kali putaran. Bagaimana hukumnya jika seseorang yang melakukan thawaf baru 3 kali putaran mengalami batal wudhu, apakah setelah menyempurnakan wudhu ia balik lagi thawaf cara mula dari awal lantaran batal thawafnya atau ia melanjutkan thawafnya? Tolong sebutkan referensinya?

JAWABAN:

Di antara syarat sah thawaf adalah orang yang berthawaf wajib dalam keadaan suci dari najis dan hadas baik hadas kecil atau hadas besar. Seandainya orang yang sedang melakukan thawaf mengalami hadas kecil yang menyebabkan wudhunya batal seperti kentut ataupun hadas besar yang menyebabkan mandi seperti keluar mani atau di pakaian atau badannya terdapat najis yang tidak dimaaf, maka batal thawafnya.

Orang yang berhadas kecil, batal wudhu dan sekaligus thawafnya. Adapun yang pada pakaian atau badannya terdapat najis, maka hanya batal thawafnya, wudhunya tidak batal. Akan tetapi ia tidak boleh melanjutkan thawafnya sebelum ia menghilangkan dan mencuci bagian yang terkena najis.

Sedangkan apabila orang yang berhadas tadi kembali berwudhu hendaknya ia kembali berthawaf dan langsung memulai dari tempat di mana ia mengalami batal wudhu ketika thawaf dan kemudian melanjutkan putaran thawaf yang masih tersisa.

Disebutkan oleh Imam Yusuf Bin Ibrohim al-Ardabiliy (wafat 779 Hijriyah) dalam kitab al-Anwar Li A'malil Abror jilid 1 halaman: 180 sebagai berikut:

فلو أحدث في الطواف عمدا توضا وبنى ولا يجب الاستئناف وان طال الفصل .

Artinya: " Seandainya seseorang berhadas dengan sengaja ketika melakukan thawaf, maka hendaknya ia berwudhu dan setelah itu melanjutkan kembali thawafnya dan tidak wajib mengulang dari awal، sekalipun terjadi jeda yang lama antara wudhu dan thawaf selanjutnya."

Adapun yang terkena najis lantaran ia tidak mengetahui kapan najis itu mengenai pakaian atau badannya, maka hendaknya ia ulangi putaran thawafnya dari awal.



Khadimul Majlis al-Mu'afah
Abu Mu'nyah H. Rizqi Dzulqornain



 ********* ******** ********


اللهم صل على سيدنا محمد الفاتح لما أغلق والخاتم لما سبق ناصر الحق بالحق والهادي إلى صراطك المستقيم وعلى آله حق قدره ومقداره العظيم

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَدَدَ مَا فِي عِلْمِ الله صَلاَةً دَائِمَةً بِدَوَامِ مُلْكِ الله.

صلاة تهب لنا نفوسا راضية، وصدورا من الهم خالية، وقلوبا بحبه صافية، وان تتم علينا بالصحة والعافية، وخير الذرية .


صلاة تحدقنا ببركاتها سرادقات الطافك الخفية وتحرسنا بسيوفك القهرية وتتحفنا بسوابغ نعمك الحسية والمعنوية في جميع الحركات والسكنات وتجري الطافك في سائر امورنا وامور المسلمين والمسلمات .






Alamat Yayasan al-Muafah
Jalan Tipar Cakung Rt: 05 Rw 08 NO: 5 Kampung Baru, Cakung Barat Jakarta Timur 13910


1 komentar:

Unknown mengatakan...

Syukron Katsiro ya Kyai atas jawabannya,
bermanfaat buat saya dan keluarga.