اَللَّهُمَّ صَلِّ
عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ . صَلاَةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ اْلاَهْوَالِ
وَاْلآفَاتِ . وَتَقْضِىْ
لَنَا بِهَا جَمِيْعَ الْحَاجَاتِ . وَتُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ السَّيِّئَاتِ
. وَتَرْفَعُنَا بِهَا عِنْدَكَ اَعْلَى الدَّرَجَاتِ . وَتُبَلِّغُنَا بِهَا اَقْصَى
الْغَايَاتِ مِنْ جَمِيْعِ الْخَيْرَاتِ فِى الْحَيَاتِ وَبَعْدَ الْمَمَاتِ . وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا
كَثِيْرًا .
Artinya:“Ya
Allah, limpahkanlah shalawat (rahmat) atas penghulu kami Nabi Muhammad, semoga
dengan berkah shalawat itu Engkau lepaskan kami dari segala bencana dan
musibah, Engkau tunaikan segala hajat kami, Engkau bersihkan kami dari segala
kejahatan dan Engkau tingkatkan derajat kami di sisi Engkau, Engkau sampaikan
tujuan maksimal kami dari semua kebaikan kehidupan kami baik di dunia maupun
sesudah wafat. Dan limpahkanlah shalawat kepada keluarga dan para
sahabat beliau. Dan limpahkan juga sebenar-benar salam kepada mereka.”
Diantara shalawat yang mujarrab untuk mendatangkan manfaat dan menolak
mushibah adalah shalawat al-Munjiyah. Shalawat ini dinisbahkan kepada seorang
ulama besar yang bernama Syaikh al-Shalih Musa al-Dharir. Imam al-Samhudiy
mengatakan dalam kitabnya Jawahir al-Iqdain Fi Fadhl al-Sarafain, “Siapa
saja yang menginginkan selamat dari Thaun (wabah), maka hendaknya ia
memperbanyak membaca shalawat al-Munjiyah.[1]
Syaikh Ahmad al-Shawiy al-Malikiy
menamakan shalawat ini dengan nama shalawat al-Munajah (permohonan) dan
shalawat Tafrij al-Kurub (menghempas kesulitan).
Biografi Syaikh Musa al-Dharir
Dari berbagai
sumber yang penulis miliki tidak ditemukan catatan mengenai tahun kelahiran dan
wafat beliau, meski diketahui qurun (masa) beliau hidup. Syaikh Musa al-Dharir
adalah seorang ulama besar yang menjadi salah satu maha guru dari Syaikh Umar
Ibn Ali Ibn Salim al-Lakhamiy al-Malikiy yang terkenal dengan julukan Tajuddin
al-Fakihaniy. Diantara para raksasa ilmu yang menjadi guru Syaikh Umar Ibn Ali
Ibn al-Fakihaniy adalah:
1. Syaikh
Nashiruddin Ibn al-Munayyir al-Malikiy (W. 683 H)
2. Syaikh
Ahmad Ibn Idris al-Shanhajiy al-Qarafiy (W. 684 H)
3. Syaikh
Taqyuddin Ibn Daqiq al-I’d (W. 702 H)
Keistimewaan dan keutamaan shalawat al-Munjiyat adalah:
1. Imam Dinawariy meriwayatkan; pada suatu ketika masyarakat muslim
ditimpa kesusahan atau penyakit menular. Maka mereka kemudian membaca shalawat
al-Munjiyah ini secara bersama-sama dan tidak berapa lama, masyarakat bebas
dari penyakit. Shalawat ini diakui oleh banyak ulama, mendatangkan sangat
banyak manfaat.
2. Syaikh Ali al-Buniy dan Imam al-Jazuliy mengatakan bahwa; “Siapa saja
yang mempunyai hajat, baik hajat dunia, maupun hajat akhirat, bacalah shalawat
ini sebanyak 1.000 kali, sebaiknya di waktu tengah malam, insya Allah akan
dikabulkan hajatnya dengan segera. Shalawat al-Munjiyah lebih cepat dalam
mendatangkan ijabah dari kilat yang menyambar, ia merupakan eklisir (bahan
untuk mengubah logam murah menjadi emas) dan anti oksin yang mujarrab.”[3]
Imam Umar Ibn Ali al-Lakhamiy al-Fakihaniy al-Malikiy dalam kitabnya al-Fajrul
Munir Fi Shalawat Ala al-Nabiy al-Basyir al-Nadzir meriwayatkan bahwa: Syaikh
Musa al-Dharir, seorang yang shaleh suatu ketika bercerita: “Aku sedang
belayar menggunakan sebuah perahu besar yang terbuat dari kayu namun tiba-tiba ada
angin besar yang disebut angin al-Iqlabiyyah, jarang sekali orang bisa selamat
dari angin tersebut, sehingga menyebabkan perahu yang aku tumpangi menabrak
karang dan hendak karam. Pada saat itu entah kenapa saya tidak panik seperti
kebanyakan penumpang kapal. Saya malah dikuasai rasa kantuk yang berat. Antara
sadar dan tidak, Rasulullah datang mengajarkan aku shalawat al-Munjiyah dan
beliau berkata: ”Hendaknya
orang-orang yang ada di perahu ini membaca sebanyak 1000 kali. Saya pun
terbangun dan membaca di dalam hati. Saat saya sudah membaca sebanyak 300 kali,
maka perahu yang awalnya mulai oleng hampir tenggelam itu perlahan kembali
tegak seperti biasa dan pelayaran dilanjutkan seperti tidak terjadi bencana
apapun.[4]
Imam Muhammad Ibn Ya’qub Fairuz al-Abadiy mengatakan:” Telah mengabarkan
kepadaku Syaikh Hasan Ibn Ali al-Aswaniy bahwa siapa saja yang membaca shalawat
al-Munjiyah sebanyak 1000 kali, maka Allah akan mengabulkan segala hajatya dan
Allah akan hilangkan kesusahan hidupnya.”[5]
Sebagian ulama menyatakan “siapa saja
yang membaca shalawat al-Munjiyah ketika naik kapal laut, maka akan selamat
dari bahaya tenggelam. Siapa saja yang membacanya saat
terjadi thaun (wabah), maka ia akan diberikan perlindungan dan rasa aman. Siapa
saja yang membaca sebanyak 500 kali, maka ia akan mendapat manfaat besar dan
hidup dalam kecukupan.[6]
Habib Salim Ibn Hafizh Ibn Syaikh Abi
Bakr Ibn Salim mengatakan: “Para ulama salaf telah mengamalkan amalan yang teruji
coba khasiatnya sebagai mediasi menggapai cita-cita dan menolak segala mushibah
diantaranya: membaca shalawat al-Munjiyah 1000 kali, melakukan ziarah Nabi Hud,
membaca surat Yasin 40 kali, membaca kitab Shahih al-Bukhariy dan membaca
16.000 kali “Ya Lathif”.[7]
Sebagian orang membaca shalawat
al-Munjiyat menggunakan lafaz (صَلاَةً
تُنَجِّيْنَا ), lafaz (تُنَجِّيْنَا)
adalah bentuk fiil Mudhari’ dari kata dasar fiil Madhi Mudha’af ( نَجَّى
), sedangkan lafaz ( تُنْجِيْنَا
) fiil Mudhari’ bentukan kata dasar fiil Madhi ( أَنْجَى
) dengan tambahan Hamzah. Lafaz Tunajjina ataupun Tunjina keduanya merupakan
bentuk fiil Mudhari’ dari fiil Madhi Mutaaddiy (butuh kepada objek) yang
memiliki arti menyelamatkan. Jadi bacaan Tunajjina atau Tunjina jangan
diributkan karena keduanya memiliki arti yang sama. Hanya saja dari berbagai
Naskah kumpulan kitab-kitab shalawat yang penulis miliki, seluruh kitab-kitab
tersebut menggunakan lafaz Tunjina. Imam Muhammad Mahdi al-Fasiy dalam kitab Syarh
Dalail al-Khairat dan Sayyid Muhammad Ibn Alawiy al-Malikiy dalam kitab
beliau Syawariq al-Anwar Min Ad’iyyah al-Sadah al-Akhyar pun mencatatkan
shalawat al-Munjiyah dengan redaksi “Tunjiina”. Inilah yang menjadi alasan,
kenapa penulis dalam buku ini memilih untuk menyebutkan redaksi (تُنْجِيْنَا)
ketimbang redaksi (تُنَجِّيْنَا
).
Sanad
Adapun sanad yang penulis dapatkan sebagai berikut:
الحاج رزقي ذو القرنين أصمت البتاوي عن العلامة السيد أحمد بن أبي بكر بن أحمد الحبشي عن العلامة محدث الحرمين أبو حفص عمر بن حمدان المحرسي التونسي المالكي عن أحمد بن اسماعيل البرزنجي المدني عن السيد أحمد بن زيني دحلان المكي عن الشيخ عثمان بن حسن الدمياطي عن الشيخ عبد المنعم بن أحمد العمادي الأزهري عن الشيخ محمد بن عيسى الدفري عن الشيخ سالم بن عبد الله بن سالم البصري المكي عن والده عن المسند محمد بن سليمان الرداني والشيخ محمد بن علاء الدين البابلي عن العلامة شمس الدين محمد السخاوي عن ابن ظهيرة عن جمال الدين ابن عتيق بن حديدة الانصاري عن ابن الفاكهاني اللخمي عن الصالح موسى الضرير رضي الله تعالى عنه ..[8]
Sayyid Shalahuddin at-Tijani al-Hasaniy
[1]
Syaikh Ahmad Ibn Muhammad al-Shawiy, al-Asrar al-Rabbaniyyah Wa al-Fuyudh
al-Rahmaniyyah Ala Shalawat al-Dardiriyyah (Surabaya: Bungkul Indah) h.
39.
[3]
Syaikh Muhammad Haqqiy al-Naziliy, Khazinah al-Asrar Jaliyah al-Azkar h.
179; Syaikh Muhammad al-Mahdi Ibn Ahmad al-Fasiy, Mathali’ al-Masarrat Bi
Jala Dalail al-Khairat (Jedah: al-Haramain) h. 257.
[4]
Syaikh Abdurrahman al-Shafuriy, Nuzhah al-Majalis Wa Muntakhab al-Nafais
(Jakarta: Dinamika Berkah Utama 1990) h. 295; Syaikh Ahmad Ibn Muhammad
al-Shawiy, al-Asrar al-Rabbaniyyah Wa al-Fuyudh al-Rahmaniyyah Ala
Shalawat al-Dardiriyyah (Surabaya: Bungkul Indah) h. 39; Sayyid
Muhammad al-Tijaniy, al-Fauz Wa al-Najah (Beirut: Dar al-Fikr
1990) h. 238.
[5]
Imam Muhammad Ibn Ya’qub al-Fairuz al-Abadiy, al-Shilat Wa al-Bisyr Fi
Shalat Ala Khair al-Basyr (Beirut: Dar al-Kutub 1985) h. 162.
[6]
Syaikh Yusuf Ibn Ismail al-Nabhaniy, Afdhal al-Shalawat Ala Sayyid
al-Sadat (Beirut: Dar al-Fikr
2004) h. 76.
[7]
Habib Ali Ibn Hasan Baharun, Fawaid al-Mukhtarah Li Salik Thariq
al-Akhirah (Pasuruan: Ma’had Darul Lughah 2009) h. 221.
[8] Al-Haj
Rizqi Zulqornain al-Batawi, Dzakhiratul Muhtaj Fi Shalawat Ala Shahib al-Liwa
Wa at-Taj, vol. 1 (Jakarta: Maktabah al-Muafah 2013) h. 356.
34 komentar:
Subha nallah..
Tuan kiayi fajar mohon ijazahnya qolbitu
Qobiltu ijazah dan sanad sholawatnya.
Qobiltu ijazah dan sanad sholawatnya.
Qobiltu ijazah beserta sanadnya
Qobiltu
Qobiltu
qobiltu
Qobiltu
Qobiltu
Qobiltu ijazah dan sanadnya
Qobiltu ijazataka...barakallahu. jazakallahu khairan katsiiro.
Qobiltu ijazah dan sanadnya
Qobiltu
Mohon izin kyai
Mohon izin amalkan, qobiltu.
Qobiltu Ya Sayyidi
Qobiltu Ya Sayyidi
Qobiltu Ya Sayyidi
Qobiltu
قبلت يا شيخي
قبلت يا شيخي
Qobiltu yai, ijin mengamalkannya semoga bermanfaat dunia ahirat yai.
qobiltu pak ustaz
Assalamualaikum izin copy
Assalamualaikum izin copy
Qobiltu ijazah
Alhamdulillah...Qobiltu, semoga Alloh Ta'ala menyampaikan kepada Beliau mohon ridho dan ijazah secara bathiniah kepada saya. Amin Ya Robbal'alamin
Qobiltu
qobiltu
قبلت تجازتكم ياشيخ. شكرا
QOBILTU
Syukron KATSIRO
Alhamdulillaah...qobiltu
Posting Komentar