Sabtu, 06 September 2014

Sifat Wara' Anak Fudhail Bin Iyadh



Imam Abu Thalib al-Makki dalam kitabnya Qut al-Qulub (nutrisi hati) menceritakan kisah seorang wali kondang bernama Fudhail Bin Iyadh semoga rahmat Allah selalu tercurah kepadanya. Pada suatu hari Fudhail Bin Iyadh sedang memperhatikan anaknya yang sedang membersihkan kotoran yang ada pada kepingan-kepingan  uang dinar yang ia ingin gunakan untuk belanja. Dia cuci dan dia gosok-gosok kotoran tersebut dengan tapis agar timbangan dinar tersebut tidak bertambah lantaran ada daki dan kotoran yang nempel. Melihat demikian Fudhail Bin Iyadh berkata: "Wahai anakku, ketahuilah apa yang kau lakukan ini lebih utama pahalanya dari mengerjakan ibadah haji 20 kali."
Subhanallah, para salafus shalih sangat wara' (hati-hati) dalam hal aqidah, ibadah dan muamalah (adab). Sungguh sangat bedanya dengan prilaku para pedagang zaman sekarang, segala tipu muslihat dijadikan wiridan untuk mengelabuhi para pembeli. Ada yang nepu lewat timbangan yang sudah diakalin tidak sesuai dengan timbangan atau literan yang shoheh. Ada juga yang jual daging kadaluarsa, ayam tiren, ikan asin pake formalin. Ada juga jual rongsokkan kaleng di dalamnya taroin batu atau jual kardus terlebih dulu dibasain dua hari ape demek tujuannya biar pas ditimbang oleh pembeli jadi bertambah berat,  barang palsu ngaku asli, dan masih banyak lagi modus tipuan lainya. Hal itu terjadi karena tipisnya iman dan kurang ilmu sehingga mereka berdagang seenak beronya tidak lagi memperhatikan halal-haram yang penting untung besar.  Naudzu Billah… semoga kita semua dapet Hidayah dan Taufiq.
Orang jujur, udah jadi makhluk langka zaman sekarang apalagi orang wara'. Boleh jadi, kerjaan orang yang wara' bobot pahalanya sangat besar sampai ngimbangin amalan lebih dari pahala haji 20 kali.

H. Rizqi Zulqornain al-Batawiy


Tidak ada komentar: