Imam Abu
Thalib al-Makki dalam kitabnya Qut al-Qulub (nutrisi hati) menceritakan kisah
seorang wali kondang bernama Fudhail Bin Iyadh semoga rahmat Allah selalu
tercurah kepadanya. Pada suatu hari Fudhail Bin Iyadh sedang memperhatikan
anaknya yang sedang membersihkan kotoran yang ada pada kepingan-kepingan uang dinar yang ia ingin gunakan untuk
belanja. Dia cuci dan dia gosok-gosok kotoran tersebut dengan tapis agar
timbangan dinar tersebut tidak bertambah lantaran ada daki dan kotoran yang nempel.
Melihat demikian Fudhail Bin Iyadh berkata: "Wahai anakku, ketahuilah apa
yang kau lakukan ini lebih utama pahalanya dari mengerjakan ibadah haji 20
kali."
Subhanallah,
para salafus shalih sangat wara' (hati-hati) dalam hal aqidah, ibadah dan
muamalah (adab). Sungguh sangat bedanya dengan prilaku para pedagang zaman
sekarang, segala tipu muslihat dijadikan wiridan untuk mengelabuhi para pembeli.
Ada yang nepu lewat timbangan yang sudah diakalin tidak sesuai dengan timbangan
atau literan yang shoheh. Ada juga yang jual daging kadaluarsa, ayam tiren,
ikan asin pake formalin. Ada juga jual rongsokkan kaleng di dalamnya taroin
batu atau jual kardus terlebih dulu dibasain dua hari ape demek tujuannya biar pas
ditimbang oleh pembeli jadi bertambah berat, barang palsu ngaku asli, dan masih banyak lagi
modus tipuan lainya. Hal itu terjadi karena tipisnya iman dan kurang ilmu sehingga
mereka berdagang seenak beronya tidak lagi memperhatikan halal-haram yang
penting untung besar. Naudzu Billah…
semoga kita semua dapet Hidayah dan Taufiq.
Orang jujur, udah jadi makhluk langka zaman sekarang apalagi orang wara'. Boleh jadi, kerjaan orang yang wara' bobot pahalanya sangat besar sampai ngimbangin amalan lebih dari pahala haji 20 kali.
H. Rizqi
Zulqornain al-Batawiy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar