SURGA
KEPINCUT DENGAN DOA BOCAH ANGON
Di satu desa ada seorang lelaki yang memiliki akhlaq madzmumah (perangai
buruk), sunggalan pojok kampung tidak ada orang yang suka dengannya. Laksana pohon,
apa yang kita petik sesuai apa yang kita tanam. Lantaran perangai
buruknya ketika orang itu meninggal tidak ada orang kampung yang mau ikut
terlibat dalam pengurusan janazahnya. Jangankan memandikan, mengapankan
menyalatkan serta ikut menguburkan bahkan datang ke tempat ta'ziyah pun tak ada
satu orang yang melongokinya. Akhiranya semua pengurusan itu hanya ditangani
oleh Ahmad yang merupakan anak satu-satunya. Waktu membawa janazah ayahnya di
jalan, ia kepapagan dengan seorang pengembala kambing. Pengembala itu bertanya:
wahai fulan, janazah siapa yang kau bawa? Ahmad menjawab: ini janazah ayahku. Pengembala:
innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Kok sendirian, Pada kemana keluarga, sodara
dan tetanggamu. Gerangan apa yang menyebabkan mereka tidak membantu
mengantarkan janazahnya? Ahmad menjawab: "seorang anak yang baik tentunya tidak
ingin membuka aib orang tuanya. La haula wala quwwata illa billah." Tanpa banyak
Tanya lagi, si pengembala langsung membantu Ahmad membawa dan sampai selesai
proses penguburan ayahnya. Setelah selesai pengembala itu mengangkat tangannya
sambil komat-kamit berdoa dan Ahmad tidak mendengar secara jelas doa apa yang
ia baca. Kemudian Ahmad mengucapkan terima kasih atas bantuan si pengembala itu
lalu pulang kerumah.
Pada saat menjelang subuh, Ahmad terbangun dari tidurnya ternyata barusan
ia bermimpi bertemu ayahnya dalam keadaan tertawa penuh kegembiraan. Ayahnya ia
lihat berada di satu tempat yang sangat indah penuh dengan ni'mat. Sekonyong-konyong
Ahmad bertanya kepada ayahnya: "Apa yang menyebabkan engkau sehingga Allah
Taala memberikanmu kemuliaan berada tempat ini?" Sang ayah menjawab:
"Allah berikan aku kemuliaan lantaran doa si bocah angon."
Setelah shalat subuh, Ahmad tegere-gere (bergegas) ingin bertemu si
pengembala kambing ia ingin menyampaikan berita baik ini sekaligus bertanya doa
apa yang ia baca buat ayahnya. Sasar-susur, akhirnya Ahmad menemukan sang
pengembala yang sedang berada di muka gang sedang menggiring kambing-kambing
menuju tempat ngangon. Ahmad langsung bertanya: Wahai pengembala yang baik
hati, demi Allah saya mau bercerita dan bertanya kepadamu. Tadi malam aku
bermimpi bertemu ayahku dalam keadaan senang dan ia berada di tempat yang
sangat indah. Doa apa kiranya yang kau baca buat ayahku? Si pengembala menjawab:
Aku hanya berdoa kepada Allah layaknya doa seseorang yang hina dan lemah. Aku hanya
berkata dalam doaku; "Ya Allah, aku hambamu yang sangat lemah dan hina,
tiada kemulian bagiku melainkan yang Engkau berikan. Ya Allah, jika saja ada
tamu yang datang kepadaku niscaya tamu itu akan aku muliakan. Si mayyit ini
adalah tamu Engkau Ya Allah, Engkau adalah Yang Maha Mulia, maka muliakan dia Ya
Akromal Akromin (wahai yang maha paling memiliki kemuliaan.)
H. Rizqi Zulqornain al-Batawi
Sayyid Shalahuddin at-Tijaniy al-Hasaniy
1 komentar:
terharu saya membacanya .
Posting Komentar