Kamis, 11 September 2014

Surga Kepincut Dengan Doa Bocah Angon



SURGA KEPINCUT DENGAN DOA BOCAH ANGON
Di satu desa ada seorang lelaki yang memiliki akhlaq madzmumah (perangai buruk), sunggalan pojok kampung tidak ada orang yang suka dengannya. Laksana pohon, apa yang kita petik sesuai apa yang kita tanam. Lantaran perangai buruknya ketika orang itu meninggal tidak ada orang kampung yang mau ikut terlibat dalam pengurusan janazahnya. Jangankan memandikan, mengapankan menyalatkan serta ikut menguburkan bahkan datang ke tempat ta'ziyah pun tak ada satu orang yang melongokinya. Akhiranya semua pengurusan itu hanya ditangani oleh Ahmad yang merupakan anak satu-satunya. Waktu membawa janazah ayahnya di jalan, ia kepapagan dengan seorang pengembala kambing. Pengembala itu bertanya: wahai fulan, janazah siapa yang kau bawa? Ahmad menjawab: ini janazah ayahku. Pengembala: innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Kok sendirian, Pada kemana keluarga, sodara dan tetanggamu. Gerangan apa yang menyebabkan mereka tidak membantu mengantarkan janazahnya? Ahmad menjawab: "seorang anak yang baik tentunya tidak ingin membuka aib orang tuanya. La haula wala quwwata illa billah." Tanpa banyak Tanya lagi, si pengembala langsung membantu Ahmad membawa dan sampai selesai proses penguburan ayahnya. Setelah selesai pengembala itu mengangkat tangannya sambil komat-kamit berdoa dan Ahmad tidak mendengar secara jelas doa apa yang ia baca. Kemudian Ahmad mengucapkan terima kasih atas bantuan si pengembala itu lalu pulang kerumah.
Pada saat menjelang subuh, Ahmad terbangun dari tidurnya ternyata barusan ia bermimpi bertemu ayahnya dalam keadaan tertawa penuh kegembiraan. Ayahnya ia lihat berada di satu tempat yang sangat indah penuh dengan ni'mat. Sekonyong-konyong Ahmad bertanya kepada ayahnya: "Apa yang menyebabkan engkau sehingga Allah Taala memberikanmu kemuliaan berada tempat ini?" Sang ayah menjawab: "Allah berikan aku kemuliaan lantaran doa si bocah angon."
Setelah shalat subuh, Ahmad tegere-gere (bergegas) ingin bertemu si pengembala kambing ia ingin menyampaikan berita baik ini sekaligus bertanya doa apa yang ia baca buat ayahnya. Sasar-susur, akhirnya Ahmad menemukan sang pengembala yang sedang berada di muka gang sedang menggiring kambing-kambing menuju tempat ngangon. Ahmad langsung bertanya: Wahai pengembala yang baik hati, demi Allah saya mau bercerita dan bertanya kepadamu. Tadi malam aku bermimpi bertemu ayahku dalam keadaan senang dan ia berada di tempat yang sangat indah. Doa apa kiranya yang kau baca buat ayahku? Si pengembala menjawab: Aku hanya berdoa kepada Allah layaknya doa seseorang yang hina dan lemah. Aku hanya berkata dalam doaku; "Ya Allah, aku hambamu yang sangat lemah dan hina, tiada kemulian bagiku melainkan yang Engkau berikan. Ya Allah, jika saja ada tamu yang datang kepadaku niscaya tamu itu akan aku muliakan. Si mayyit ini adalah tamu Engkau Ya Allah, Engkau adalah Yang Maha Mulia, maka muliakan dia Ya Akromal Akromin (wahai yang maha paling memiliki kemuliaan.) 

H. Rizqi Zulqornain al-Batawi

Sayyid Shalahuddin at-Tijaniy al-Hasaniy

1 komentar:

Anugrahsellershopf01 mengatakan...

terharu saya membacanya .