بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين .
وصلى الله على سيدنا محمد الفاتح الخاتم وعلى أله
وصحبه وسلم
Adab
Membunuh Ular
إذا ظَهَرَتِ الْحَيَّةُ في الْمَسْكَنِ فَقُولُوا
لَها: "إِنَّا نَسْألُكِ بَعَهْدِ نُوحٍ وبِعَهْدِ سُلَيْمانَ بْنِ دَاوُدَ أنْ
لاَ تُؤْذِينَا" فَإنْ عادَتْ فاقْتُلُوهَا .
Artinya: Apabila muncul seekor ular di dalam rumah, maka katakanlah oleh
kalian kepada ular itu: "Saya berpesan kepadamu dengan perjanjian Nabi Nuh
dan perjanjian Nabi Sulaiman putra Nabi Daud bahwa janganlah engkau menyakiti
atau mengganggu kami". Jika ular itu kembali lagi muncul, maka hendaknya
kalian matikan ular itu.
Penjelasan:
Hadis ini diriwayatkan oleh imam at-Tirmidzi dengan sanad yang
bersambung kepada Abdurrahman Ibnu Abi Laila. Menurut imam Tirmidzi, Imam
Suyuthi dan Imam Munawi kualitas hadis ini hasan. Adapun menurut al-AlBaniy
hadis ini dhaif.
Dalam hadis ini ada kesunnahan minta izin yang berisi peringatan ketika
kita melihat seekor ular di dalam rumah atau di satu tempat. Dalam pendapat
lain mengatakan hukumnya wajib memberikan peringatan, tetapi pendapat tersebut
lemah.
Secara zhahir kita dilarang membunuh ular yang ujug-ujug (tiba-tiba) kita temukan di dalam rumah, sebelum kita memberi peringatan kepadanya. Para ulama mengatakan: seandainya setelah diberikan peringatan ular itu masih juga muncul atau balik lagi datang ke rumah dapat dipastikan ular itu bukan termasuk Ummar (jin penunggu suatu tempat) atau bukan juga jin Islam, maka ular tersebut wajib dibunuh lantaran ia syaitan yang tidak layak dihormati. Jika ular itu termasuk Ummar atau jin Islam yang sedang nyamar menjadi ular ketika disebutkan pesan peringatan, maka ia tidak berani untuk kembali lagi memuncukan dirinya lantaran takut kualat dengan perjanjian Nabi Nuh dan Nabi Sulaiman.
Sebagian Muhassyiy (ulama yang memberikan catatan) berkata: bahwa perintah
memberikan peringatan terlebih dahulu sebelum membunuh itu hanya berlaku pada
masa awal-awal Islam. Kemudian perintah tersebut dinasakh (dihapus) dengan
perintah membunuh ular secara mutlak (kapan saja, dimana saja tanpa memberi
peringatan sebelumnya).
Sedangkan menurut Imam al-Mawardiy dan Imam Iyadh kesunnahan memberikan
peringatan sebelum membunuh ular itu hanya berlaku pada ular yang ditemukan di
kota Madinah.
Imam az-Zarqaniy mengatakan kesunnahan isti'dzan (memberi izin
peringatan) hanya berlaku pada rumah. Adapun di kebun, sawah, hutan atau padang
pasir tidak berlaku. Tidak berlaku pula pada ular jenis Abtar dan Dzut
Thafyatain yang kita diperintahkan
membunuh kedua. Abtar adalah ular berbuntut kecil sedangkan dzut Thafyatain
adalah ular yang memiliki dua garis pada punggungnya.
Ada pendapat lain menyebutkan bahwa memberi peringatan itu sampai 3
kali, lebih dari 3 kali masih muncul juga baru dibolehkan membunuh.
Ibnu Ishaq berkata: Yang dimaksud perjanjian Nabi Nuh adalah perjanjian seluruh
binatang ketika masuk ke perahu Nabi Nuh saat dunia ingin dikaramkan oleh Allah
Taala.
Imam Ali Bin Ahmad al-Aziziy dalam as-Siraj al-munir berkata: Yang dimaksud
perjanjian Nabi Sulaiman adalah dalam kaitan bahwasanya Allah Taala telah
memberikan kepada beliau mu'jizat menundukkan bangsa jin.
******************
Pustaka:
-Faidh al-Qadir jilid satu halaman: 502
-as-Siraj al-Munir jilid satu halaman: 157
Khadimul Janabin Nabawiy
H. Rizqi Zulqornain al-Batawiy
1 komentar:
Qobiltu yai
Posting Komentar