Jumat, 24 Januari 2014

Thal'ah al-Anwar (Syekh Abdullah Bin Ibrahim as-Syinqithiy)


طلعة  الأنوار في علم أثار النبي المختار
الشيخ عبد الله بن ابراهيم العلوي الشنقيطي 


Ulumul Hadis memiliki peranan yang sangat penting untuk mengetahui otentisitas dan orisinalitas hadis Nabi. Sebelum seseorang mempelajari atau mengadakan penelitian hadis, maka terlebih dahulu harus mengerti istilah-istilah yang dipakai para ulama dalam mempelajari hadis.


Banyaknya kitab-kitab para ulama dalam ulumul hadis menjadi tanda bahwa mereka memiliki perhatian khusus dalam ilmu ini. Di antara para ulama yang memberikan sumbangan intelektualnya dalam ulumul hadis adalah Syekh Abdullah Bin Ibrahim al-Alawiy as-Syinqithiy (Wafat 1233 H) seorang ulama kharismatik dari kota Syinqith, Mauritania, Afrika Utara melalui karya beliau "Thal'ah al-Anwar Fi Ilm Atsar an-Nabiy al-Mukhtar". Kitab ini berbentuk nazham dan terdiri kurang lebih dari 300 bait.


Syekh Abdullah Bin Ibrahim al-Alawiy as-Syinqithiy Rahimahullah pada muqaddimah kitabnya menyebutkan beberapa faktor pentingnya mempelajari ilmu hadis:


لا سيما ان كان علم الأثر * اذ دونه يقصر في الفقه نظر

وأهله فيه لهم يرى اصطلاح * مشترط مرتبط به النجاح



Artinya; " Di antara ilmu yang harus dipelajari terutama adalah ilmu astar (hadis), karena tanpa mengetahui ilmu hadis pemahaman seseorang tentang hadis menjadi terbatas. Para ulama hadis memiliki banyak istilah (terminologi) yang dijadikan persyaratan yang tidak boleh diabaikan untuk mendapatkan kesuksessan memahami hadis."  


Penulis kitab juga menjelaskan bahwa karya beliau merupakan perasan bagian terpenting dari kitab "Alfiyah al-Atsar" karya Imam al-Hafizh Zainnuddin Abdurrahim Bin al-Husen al-Iraqiy (Wafat 806 H).Beliau menjelaskan muatan kitab dan latar belakang penulisan nazham, dalam bait:



نُظِمَ فِيْهِ رَجَزُ الْعِرَاقِي * مُشَيِّد الْبِنَاءِ وَالْمَرَاقِي

لَكِنَّهُ تَقَاصَرَتْ عَنْهُ الْهِمَمْ * وَالْعَجْزُ غَيْرُ حَاشِمٍ بِهِ أَلَمْ

فَأَسْأَلُ الإِلهَ نَظْمَ مُخْتَصَرْ * يُنَاسِبُ الْمَقَامَ خَالٍ مِنْ كَدَرْ



Artinya: "Disusun dalam kitab ini karya Imam al-Iraqiy yang berbentuk nazham berbahar Rajaz. Dengan maksud mengokohkan bangunan dan anak tangga. Akan tetapi, Himmah (semangat) orang zaman sekarang makin lemah untuk mempelajari seluruh al-Fiyah al-Iraqiy. Dan kelemahan tersebut bukan menjadi satu kehinaan adanya. Maka aku memohon kepada Tuhan membuat nazham singkat yang kedudukannya sesuai dihajati orang zaman sekarang, sunyi dari hal yang keruh."


Dalam penulisan nazahm, Syekh Abdullah Bin Ibrahim al-Alawiy as-Syinqithiy menggunakan gaya bahasa yang mudah dipahami sehingga tidak sulit dihapalkan. Bukan semata-mata meringkas kitab "al-Fiyah al-Iraqiy", tetapi beliau juga menambahkan pembahasan yang tidak disentuh oleh Imam Zainuddin al-Iraqiy dalam kitabnya. Kitab "Thal'ah al-Anwar" digemari oleh para penuntut ilmu khususnya oleh para pemerhati hadis. Hal ini terbukti banyak para ulama yang memberikan komentar atau membuat catatan terhadap kitab "Thal'ah al-Anwar". Sebut saja nama al-Muhaddist al-Musnid Syekh Hasan Muhammad Massyath (Wafat 1399 H) seorang guru besar di Masjid al-Haram, Makkah, menulis kitab "Raf' al-Astar An Muhayya Mukhaddirat Thal'ah al-Anwar". Bahkan Syekh Abdullah Bin Ibrahim as-Sinqithiy sebagai pengarang nazham "Thal'ah al-Anwar" telah lebih dahulu memberikan komentar nazham yang beliau karang pada kitab "Hady al-Abrar Ala Thal'ah al-Anwar"

Lihat selengkapnya:

http://yayasanalmuafah.blogspot.com/2014/03/kitab-thalah-al-anwar-di-mata-para.html

H. Rizqi Zulqornain al-Batawiy



Tidak ada komentar: