طلعة الأنوار في علم أثار النبي المختار
الشيخ عبد الله بن ابراهيم العلوي الشنقيطي
Ulumul Hadis memiliki peranan yang
sangat penting untuk mengetahui otentisitas dan orisinalitas hadis Nabi. Sebelum seseorang mempelajari atau mengadakan penelitian hadis, maka
terlebih dahulu harus mengerti istilah-istilah yang dipakai para ulama dalam
mempelajari hadis.
Banyaknya
kitab-kitab para ulama dalam ulumul hadis menjadi tanda bahwa mereka memiliki
perhatian khusus dalam ilmu ini. Di antara para ulama yang memberikan sumbangan
intelektualnya dalam ulumul hadis adalah Syekh Abdullah Bin Ibrahim al-Alawiy
as-Syinqithiy (Wafat 1233 H) seorang ulama kharismatik dari kota Syinqith, Mauritania,
Afrika Utara melalui karya beliau "Thal'ah al-Anwar Fi Ilm Atsar an-Nabiy
al-Mukhtar". Kitab ini berbentuk nazham dan terdiri kurang lebih dari 300
bait.
Syekh
Abdullah Bin Ibrahim al-Alawiy as-Syinqithiy Rahimahullah pada muqaddimah
kitabnya menyebutkan beberapa faktor pentingnya mempelajari ilmu hadis:
لا
سيما ان كان علم الأثر * اذ دونه يقصر في الفقه نظر
وأهله
فيه لهم يرى اصطلاح * مشترط مرتبط به النجاح
Artinya; " Di antara ilmu
yang harus dipelajari terutama adalah ilmu astar (hadis), karena tanpa
mengetahui ilmu hadis pemahaman seseorang tentang hadis menjadi terbatas. Para
ulama hadis memiliki banyak istilah (terminologi) yang dijadikan persyaratan
yang tidak boleh diabaikan untuk mendapatkan kesuksessan memahami hadis."
Penulis
kitab juga menjelaskan bahwa karya beliau merupakan perasan bagian terpenting
dari kitab "Alfiyah al-Atsar" karya Imam al-Hafizh Zainnuddin Abdurrahim
Bin al-Husen al-Iraqiy (Wafat 806 H).Beliau menjelaskan muatan kitab dan latar
belakang penulisan nazham, dalam bait:
نُظِمَ
فِيْهِ رَجَزُ الْعِرَاقِي * مُشَيِّد الْبِنَاءِ وَالْمَرَاقِي
لَكِنَّهُ
تَقَاصَرَتْ عَنْهُ الْهِمَمْ * وَالْعَجْزُ غَيْرُ حَاشِمٍ بِهِ أَلَمْ
فَأَسْأَلُ
الإِلهَ نَظْمَ مُخْتَصَرْ * يُنَاسِبُ الْمَقَامَ خَالٍ مِنْ كَدَرْ
Artinya: "Disusun dalam kitab
ini karya Imam al-Iraqiy yang berbentuk nazham berbahar Rajaz. Dengan maksud
mengokohkan bangunan dan anak tangga. Akan tetapi, Himmah (semangat) orang
zaman sekarang makin lemah untuk mempelajari seluruh al-Fiyah al-Iraqiy. Dan
kelemahan tersebut bukan menjadi satu kehinaan adanya. Maka aku memohon kepada
Tuhan membuat nazham singkat yang kedudukannya sesuai dihajati orang zaman
sekarang, sunyi dari hal yang keruh."
Dalam
penulisan nazahm, Syekh Abdullah Bin Ibrahim al-Alawiy as-Syinqithiy
menggunakan gaya bahasa yang mudah dipahami sehingga tidak sulit dihapalkan.
Bukan semata-mata meringkas kitab "al-Fiyah al-Iraqiy", tetapi beliau
juga menambahkan pembahasan yang tidak disentuh oleh Imam Zainuddin al-Iraqiy
dalam kitabnya. Kitab "Thal'ah al-Anwar" digemari oleh para penuntut
ilmu khususnya oleh para pemerhati hadis. Hal ini terbukti banyak para ulama
yang memberikan komentar atau membuat catatan terhadap kitab "Thal'ah
al-Anwar". Sebut saja nama al-Muhaddist al-Musnid Syekh Hasan Muhammad
Massyath (Wafat 1399 H) seorang guru besar di Masjid al-Haram, Makkah, menulis
kitab "Raf' al-Astar An Muhayya Mukhaddirat Thal'ah al-Anwar". Bahkan
Syekh Abdullah Bin Ibrahim as-Sinqithiy sebagai pengarang nazham "Thal'ah
al-Anwar" telah lebih dahulu memberikan komentar nazham yang beliau karang
pada kitab "Hady al-Abrar Ala Thal'ah al-Anwar"
Lihat selengkapnya:
http://yayasanalmuafah.blogspot.com/2014/03/kitab-thalah-al-anwar-di-mata-para.html
Lihat selengkapnya:
http://yayasanalmuafah.blogspot.com/2014/03/kitab-thalah-al-anwar-di-mata-para.html
H. Rizqi Zulqornain al-Batawiy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar