Diriwayatkan bahwa Imam
Ma'ruf al-Karkhiy Radhiyallahu Anhu berkata: "Sewaktu wafat Imam Abu Yusuf
seorang ulama besar yang menjadi murid kebanggan Imam Abu Hanifah Radhiyallahu
Anhuma, tidak ada orang yang mendatangi jenazah beliau lantaran orang-orang memandang
beliau sering bergaul akrab dengan penguasa. Pada malam beliau wafat aku
bermimpi bertemu beliau dan aku bertanya: "Apa yang Allah lakukan pada
dirimu? Beliau menjawab: "Allah telah mengampuni dosa-dosaku". Aku bertanya
lagi: "Dengan sebab apa gerangan.?" Beliau menjawab: "Dengan
sebab nasehat-nasehatku kepada para penuntut ilmu." Tatkala aku terbangun
dari mimpi itu, aku langsung bergegas untuk menghadiri jenazah Imam Abu Yusuf."
Kisah ini menjelaskan keutamaan dan kemulian sebagai seorang guru, walaupun seorang guru itu ulama besar tapi ia juga sebagai manusia biasa yang punya salah dan dosa. Seandainya kita ingin mencari guru yang tanpa memiliki kesalahan maka sulit, mungkin lebih sulit dari pada kita mencari gajah beranak tujuh bahkan tidak ada. Apalagi kita sebagai murid orang yang masih awam tentunya lebih banyak lagi kesalahan dan kelalaian kita. oleh karenanya bila kita temukan aib pada diri seorang guru, maka tutupilah aibnya lantaran boleh jadi saja dengan sebab amal kebaikannya dapat menjadi penggugur dosa dan kesalahannya.
H. Rizqi Zulqornain al-Batawiy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar