Selasa, 10 Februari 2015

Keberkahan Adzan (Musafir, Bayi, Orang Kesurupan)

Seorang ahli ma’rifah Sayyid Mushtafa Bin Kamal al-Bakriy as-Shiddiqiy Radhiyallahu Anhu (wafat 1126 Hijriyah) menyebutkan dalam kitab al-Mathlab at-Tam as-Sawiy Syarh Hizb al-Imam an-Nawawiy :” Di antara manfaat yang tidak diketahui banyak orang bahwa redaksi lafazh adzan dan iqomah memiliki khasiat (kemanjuran) jika ditulis di punggung orang yang sedang mengalami “Mahmum” (meriang tingkat tinggi) maka akan cepat sembuh seketika itu dengan izin Allah Taala.”

Dan keutamaan lain dari adzan dan iqomah, jika seorang yang ingin melakukan safar (perjalanan) diadzankan dan diiqomahkan di belakang kepalanya, maka dengan izin Allah Taala ia akan kembali ke rumahnya dalam keadaan selamat.

Imam Syihabud Din Ahmad Bin Ahmad Abdul Lathif as-Syarajiy az-Zabidiy ahli hikmah dari negri Zabid, Yaman (wafat 893 Hijriyah) berkata: “ Di antara keutamaan adzan, jika seseorang merasa tersesat (pergi tak tahu arah pulang) di satu tempat, hendaknya ia melakukan adzan maka dengan izin Allah Taala ia akan mendapat petunjuk.”[1]

Subhanallah ternyata adzan bukan hanya dijadikan syiar menandakan masuknya waktu shalat saja, tetapi banyak keutamaan lainnya. Dalam hadis Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Imam at-Thabaraniy dalam al-Mu’jamul Ausath dengan sanad yang bersambung kepada Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu:

اذا تغولت لكم الغيلان فنادوا بالاذان فان الشيطان اذا سمع النداء ادبر وله حصاص .

Artinya:”  Apabila kalian digoda oleh Ghilan (kesurupan setan), maka serulah dengan adzan lantaran syetan apabila mendengar adzan ia buron terbirit-birit sambil terkentut-kentut.”

          Bahkan dalam keterangan hadis shoheh riwayat imam at-Tirmidziy, imam al-Hakim an-Naisyaburiy dalam kitab al-Mustadrak dan para elite ulama hadis lainnya menjelaskan bahwa Rasulullah menganjurkan bayi yang dilahirkan untuk diadzankan kuping kanannya dan diiqomahkan kuping kirinya. Untuk mendapat info lebih danta lagi coba lihat kitab Tuhfatudz Dzakirin dan kitab Nailul Authar karya Imam Muhammad bin Ali as-Saukaniy radhiyallahu anhu, supaya anda jangan terkecoh dengan perkataan orang yang mengatakan bahwa mengadzani bayi yang baru lahir itu termasuk Bid’ah. “Bid’ah biji mata luh kendor” !!! Masa perintah Rasulullah shallallahu alaihi wa ala alihi wa sallam ente bilang Bid’ah. Kalo sudah ada perintah Allah dan Rasulullah, maka perkataan siapapun kaga usah kita endain (pertimbangkan).

          Boleh jadi, saban ada orang di kampung saya yang mau melakukan perjalan ibadah haji atau umrah pake diadzanin dan diqomatin. Ternyata mereka semata-mata Mengharap barokah dari kalimat-kalimat mulia dalam redaksi adzan yang di awali dengan kalimat takbir berlanjut dua kalimat syahadat, terdapat kalimat ajakkan ibadah shalat dan meraih al-Falah (keberuntungan) dan diakhiri dengan takbir dan kalimat tauhid “La ilaha illalllah”.  

Dikutip dari kitab ittihaful amajid bi nafaisil fawaid jilid 2 halaman 235 karya Abu Mun'yah as-Sakunjiy at-Tijaniy.


Khadimul Ma'had al-Muafah
Abu Mun'yah H. Rizqi Dzulqornain


Qodhi Ahmad Sukairij Radhiyallahu Anhu
sedang membaca kitab Jawahirul Maa'niy






[1] Al-mathlab at-Tam as-Sawiy Syarh Hizb Imam an-Nawawiy, h. 42-43.

4 komentar:

Unknown mengatakan...

Alhamdulillah, qobiltu ijazah ustadz

Unknown mengatakan...

Baru tau ada ajian: Biji Mata lu Kendor

business idea mengatakan...

terima kasih atas infonya

popo mengatakan...

kalau orang meninggal mau di kubur itu juga di adzan nin apa ada hadisnya ?