Selasa, 10 Februari 2015

Kondisi Ummat Islam Bagai Tanduran Diicak-icak Bebek

Merapikan Shaf (Barisan) Shalat Mengocorkan Keran Rizqi
Syaikh Abdurrahman Syamilah al-Ahdal dalam kitabnya Bughyatul Huzzdaq Li Ma'rifati Mafatihil Arzaq menyebutkan di antara amalan ke-12 yang dapat melancarkan kocoran rizqi adalah merapikan dan meluruskan shaf (barisan) shalat berjamaah. Dalam banyak riwayat hadis disebutkan tentang keutamaan merapatkan shaf ketika shalat di antaranya adalah hadis yang diriwayatkan oleh imam Nasai, imam Ibn Huzaimah, imam Hakim dalam al-Mustadrak dan para ahli hadis lainnya dengan sanad yang shahih dari Ibn Umar Radhiyallahu Anhuma dari Rasulullah shallallahu alaihi wa alihi wa sallam:
أقيموا الصفوف وحاذوا بين المناكب وسدوا الخلل ولينوا بأيدي إخوانكم ولا تذروا فرجات للشيطان، ومن وصل صفا وصله الله ومن قطع صفا قطعه الله
“Luruskanlah shaf-shaf, sejajarkanlah pundak dengan pundak, isilah bagian yang masih renggang, bersikap lembutlah terhadap lengan teman-teman kalian (ketika mengatur shaf), dan jangan biarkan ada celah untuk (dimasuki oleh) syaithan. Barangsiapa yang menyambung shaf maka Allah akan menyambungnya (dengan rahmat-Nya), dan barangsiapa yang memutus shaf maka Allah akan memutuskannya (dari rahmat-Nya).”
من سد فرجة رفعه الله بها درجة وبنى له بيتا في الجنة
Siapa saja yang menutup suatu celah (dalam shaf), maka Allah akan mengangkat derajatnya dan akan dibangunkan untuknya sebuah rumah di dalam surga” (H.R. Ibnu Majah, Imam at-Thabaraniy dengan derajat shahih)
Rapat dan rapinya shaf dalam shalat jamaah merupakan miniatur kebersamaan, kekompakkan dan kerempuggan sesame muslim. Shalat merupakan amal shalih yang mencakup segala bentuk ibadah: dari mulai qiraatul qur’an, dzikir, shalawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa ala alihi wa sallam dan juga di dalamnya ada muatan silaturrohim. Dari keterangan hadis di atas memiliki kesimpulan bahwa: “Silaturrohim bukan hanya terjadi di luar shalat, tetapi dapat dilakukan sebelum, dan setelah shalat dan bahkan terjadi di saat melakukan shalat. Sebagaimana kita ketahui silaturrohim memiliki keutamaan manjangin usia dan gampangin datengnya rizqi. Siapa yang mutusin silaturrohim, maka rizqinya seret, urusannya kusut dan gampang kena penyakit. Begitu juga siapa yang waktu shalat dia menyambungkan shaf (barisan), maka Allah Taala akan sambungkan dia dengan rahmatnya. Yang dimaksud disambungkan dengan rahmat Allah Taala banyak maknanya bisa dengan mendapat keluasan rizqi, gampangnya segala urusan, mendapat solusi terbaik dan lain-lain. Mengingat istilah “al-Jaza’ min jinsil amal” balasan sesuatu perbuatan dilihat dari bentuk perbuatan yang dilakukan.” Jika bersatu dalam satu barisan maka Akan Allah Taala satukan hati kita. Jika tidak, masing-masing mau bawa cara dan gaya masing-masing maka akan berantakan ambrak-ambrakkan udah kaya tanduran diicak-icak rombongan bebek.
Keadaan shaf dalam shalat menjadi cermin zhahir dan batin ummat Islam. Rasulullah bersabda:
استووا ولا تختلفوا فتختلف قلوبكم
"Luruskan shafmu, jangan bengkok-bengkok. Shaf yang bengkok akan menyebabkan hatimu terpecah-belah." (HR. Muslim).
Hadis di atas mengandung makna bahwa ada hubungan yang erat antara keadaan shaf ummat Islam ketika salat berjamaah dengan keadaan hati mereka.
Jika ketidaksempurnaan shaf shalat bisa mengakibatkan hati umat Islam terpecah-belah, tentu akan lebih besar lagi pengaruhnya jika salat jamaah itu sendiri memang tidak ditegakkan oleh umat Islam.
Bahkan Alquran menyatakan bila hati bercerai-berai, kendatipun di luar tampak ada persatuan, itu hanya persatuan semu. (surat al-Hasyr ayat: 14:
تَحْسَبُهُمْ جَمِيعاً وَقُلُوبُهُمْ شَتَّى
"Kamu kira mereka itu bersatu, padahal hati mereka bercerai-berai."




Khadimul Ma'had al-Muafah
H. Rizqi Zulqornain al-Batawiy




1 komentar:

Unknown mengatakan...

Alhamdulillah, makin pintar ilmu agama