Merapikan Shaf (Barisan) Shalat Mengocorkan Keran Rizqi
Syaikh Abdurrahman Syamilah al-Ahdal dalam kitabnya Bughyatul Huzzdaq Li Ma'rifati Mafatihil Arzaq menyebutkan di antara amalan ke-12 yang dapat melancarkan kocoran rizqi adalah merapikan
dan meluruskan shaf (barisan) shalat berjamaah. Dalam banyak riwayat
hadis disebutkan tentang keutamaan merapatkan shaf ketika shalat di antaranya
adalah hadis yang diriwayatkan oleh imam Nasai, imam Ibn Huzaimah, imam Hakim
dalam al-Mustadrak dan para ahli hadis lainnya dengan sanad yang shahih dari
Ibn Umar Radhiyallahu Anhuma dari Rasulullah shallallahu alaihi wa alihi wa
sallam:
أقيموا
الصفوف وحاذوا بين المناكب وسدوا الخلل ولينوا بأيدي إخوانكم ولا تذروا فرجات
للشيطان، ومن وصل صفا وصله الله ومن قطع صفا قطعه الله
“Luruskanlah shaf-shaf, sejajarkanlah
pundak dengan pundak, isilah bagian yang masih renggang, bersikap lembutlah
terhadap lengan teman-teman kalian (ketika mengatur shaf), dan jangan biarkan
ada celah untuk (dimasuki oleh) syaithan. Barangsiapa yang menyambung shaf maka
Allah akan menyambungnya (dengan rahmat-Nya), dan barangsiapa yang memutus shaf
maka Allah akan memutuskannya (dari rahmat-Nya).”
من سد فرجة رفعه الله بها درجة وبنى له بيتا في الجنة
“Siapa saja yang menutup suatu
celah (dalam shaf), maka Allah akan mengangkat derajatnya dan akan dibangunkan
untuknya sebuah rumah di dalam surga” (H.R. Ibnu Majah, Imam at-Thabaraniy dengan
derajat shahih)
Rapat dan rapinya shaf
dalam shalat jamaah merupakan miniatur kebersamaan, kekompakkan dan kerempuggan
sesame muslim. Shalat merupakan amal shalih yang mencakup segala bentuk ibadah:
dari mulai qiraatul qur’an, dzikir, shalawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu
alaihi wa ala alihi wa sallam dan juga di dalamnya ada muatan silaturrohim. Dari
keterangan hadis di atas memiliki kesimpulan bahwa: “Silaturrohim bukan hanya
terjadi di luar shalat, tetapi dapat dilakukan sebelum, dan setelah shalat dan bahkan
terjadi di saat melakukan shalat. Sebagaimana kita ketahui silaturrohim
memiliki keutamaan manjangin usia dan gampangin datengnya rizqi. Siapa yang
mutusin silaturrohim, maka rizqinya seret, urusannya kusut dan gampang kena
penyakit. Begitu juga siapa yang waktu shalat dia menyambungkan shaf (barisan),
maka Allah Taala akan sambungkan dia dengan rahmatnya. Yang dimaksud disambungkan
dengan rahmat Allah Taala banyak maknanya bisa dengan mendapat keluasan rizqi,
gampangnya segala urusan, mendapat solusi terbaik dan lain-lain. Mengingat istilah
“al-Jaza’ min jinsil amal” balasan sesuatu perbuatan dilihat dari bentuk
perbuatan yang dilakukan.” Jika bersatu dalam satu barisan maka Akan Allah
Taala satukan hati kita. Jika tidak, masing-masing mau bawa cara dan gaya
masing-masing maka akan berantakan ambrak-ambrakkan udah kaya tanduran
diicak-icak rombongan bebek.
Keadaan shaf dalam shalat
menjadi cermin zhahir dan batin ummat Islam. Rasulullah bersabda:
استووا ولا تختلفوا فتختلف قلوبكم
"Luruskan shafmu, jangan
bengkok-bengkok. Shaf yang bengkok akan menyebabkan hatimu
terpecah-belah." (HR. Muslim).
Hadis di atas mengandung
makna bahwa ada hubungan yang erat antara keadaan shaf ummat Islam ketika
salat berjamaah dengan keadaan hati mereka.
Jika ketidaksempurnaan
shaf shalat bisa mengakibatkan hati umat Islam terpecah-belah, tentu akan lebih
besar lagi pengaruhnya jika salat jamaah itu sendiri memang tidak ditegakkan
oleh umat Islam.
Bahkan Alquran menyatakan
bila hati bercerai-berai, kendatipun di luar tampak ada persatuan, itu hanya
persatuan semu. (surat al-Hasyr ayat: 14:
تَحْسَبُهُمْ جَمِيعاً وَقُلُوبُهُمْ شَتَّى
"Kamu kira mereka itu
bersatu, padahal hati mereka bercerai-berai."
Khadimul Ma'had al-Muafah
H. Rizqi Zulqornain al-Batawiy
1 komentar:
Alhamdulillah, makin pintar ilmu agama
Posting Komentar