Doa Kesembuhan Yang Segera Dan Afiat Yang Menyeluruh (Ya Lathifu)

Doa Kesembuhan Yang Segera Dan Afiat Yang Menyeluruh

Dalam cacatan ulama Thoriqoh Tijaniyah, terdapat doa-doa dan taujihat (arahan) yang memiliki asror (rahasia) yang sangat tinggi dan telah teruji coba khasiatnya secara zhahir. Salah satunya adalah membaca dzikir “Ya Lathifu”. Ahli Hadis dari kota Makkah Prof. Dr. al-Musnid Sayyid Muhammad Bin Alawiy Bin Abbas al-Malikiy al-Hasaniy dalam kitab Abwab al-Faraj menyebutkan bahwa beliau mendapat ijazah dari al-Muhaddist Sayyid Muhammad al-Hafizh al-Mishriy at-Tijaniy Radhiyallahu Anhu, di antara keutamaan membaca dizkir “Ya Lathifu” 1000 kali pagi dan sore adalah untuk mendatangkan solusi dari persoalan yang pelik, menolak bala dan menepis segala macam bentuk kesedihan. Setelah membaca Ya Lathifu 1000 kali di sempurnakan dengan membaca shalawat Fatih 100 kali.” Jika problem yang dihadapi makin memuncak, maka bacalah Ya Lathifu 1000 kali setiap shalat fardhu.

Sayyid Muhammad bin Alawiy Bin Abbas al-Malikiy al-Hasaniy Radhiyallahu Anhu juga mengutip kaifiyat (tatacara) membaca Ya Lathifu dari Sayyid Muhammad al-Arobiy Bin as-Saih at-Tijaniy Radhiyallahu Anhu.[1]

Al-Faqir mendapat ijazah dari para ulama Thoriqoh Tijaniyah untuk membaca dzikir “Ya Lathifu” 1000 kali jika menghadapi kondisi-kondisi rungseb (pelik). Sayyid Abdul Kariem Baqqasy al-Idisriy al-Hasaniy dan Sayyid Muhammad al-Habib Bal Hasan Jakkaniy Hafizhohumallahu menjelaskan kepada al-Faqir bahwa membaca Ya Lathifu dengan bacaan rofa’ (didommahkan) ujung hurufnya tidak disukunkan, lantaran bertafaul (berharap baik) dari makna rofa’ yang artinya terangkat, tinggi atau naik, pendek kata artinya diterima. Dan dzikir Ya Lathifu dengan bilangan 1000 kali ini hanya dibaca dalam kondisi-kondisi pelik saja. Adapun dalam jumlah bilangan seperti: 7, 100, 129, 270 boleh dibaca kapan saja dalam beberapa kesempatan.

Al-Faqir juga mendapat ijazah membaca dzikir “Ya Lathifu” beserta asrornya dari Sayyid Abdul Karim Baqqasy al-Idrisiy al-Hasaniy Hafizhahullah sebuah kaifiat dan tawajjuh doa untuk menyembuhkan orang sakit parah dimana para dokter sudah tidak sanggup lagi mengobatinya:

Pertama: orang yang sakit tersebut membaca surat al-Fatihah satu kali berniat mendapat kesembuhan dari Allah.

Kedua: Membaca shalawat al-Fatih sebanyak 100 kali niatkan dengan barokah shalawat penyakit zhohir dan batin hilang.

Ketiga: membaca 3, 5 atau sampai 7 kali bait di bawah ini, 4 bait qashidah ini Mutawwaj (diawali tiap bait) huruf-huruf dari kata (لطيف):

ل) : لإن عجز العراف عن طب علتي * فربي عليه كل شيء يهون  
ط ) : طبيب وهل لي من طبيب سوى الذي * يقول لما يشاء كن فيكون
ي ) : يداوي ويشفي علتي ولو أنني * ظلوم جهول بالعهود خؤون
ف ) : فما لي سواك ان رددت تضرعي * ومن لي على ضعف سواك معين

Lain ajazal urrofu an thibbi illati * farobbi alaihi kullu syai'in yahunu.
Thobibun wa hal li min thobibin siwal ladzi * yaqulu lima yasya'u kun fayakunu.
Yudawi wa yasyfi illati walaw annani * zholumun jahulun bil uhudi kho'unu
Famali siwaka in rodaddta tadhorru'i * wa man li ala dhu'fin siwaka mu'inu."

Artinya: “ Sekalipun para dokter tak mampu mengobati penyakitku ini, maka aku masih punya Tuhan yang Maha kuasa atas segala sesuatu. Dia yang mendatangkan kesembuhan, tidak ada yang dapat menyembuhkan penyakitku ini selain Dia, yang apabila berkata “Kun” jadilah maka terjadi hal tersebut. Dia mengobati dan menyembuhkan penyakitku sekalipun diriku termasuk orang zhalim, bodoh, lalai dalam menjalankan kewajiban sebagai hamba-Nya. Ya Allah Ya Tuhanku, tidak ada yang dapat mengabulkan permohonanku jika Engkau tolak kerendahan hati ini. Tidak ada pula yang dapat menolongku hamba yang sangat lemah ini.”[2]

Sayyid Abdul karim Baqqasy al-Idrisiy al-Hasaniy mengatakan: "Bahwa dengan izin Allah, kaifiat yang disebutkan di atas juga dapat menyembuhkan berbagai penyakit akibat dari sihir, pelet, guna-guna, santet, syarrul ain dan lain sebagainya."



Khadimul Ma'had al-Muafah

H. Rizqi Zulqornain al-Batawiy

HP: 08164856876 / 082122549831
PIN: 22580F48
instagram.com/Zulqornain_Muafiy

---

[1] Abwabul Faraj, (Jeddah: al-Haramain) h. 250.

[2] Al-Haj Rizqi zulqornain al-Batawiy, kitab al-Fawaid, (Jakarta: Yayasan al-Muafah) h. 267.