Imam Muhammad Ibn Ya’qub al-Fairuz al-Abadiy mengatakan:
وَلاَ يَنْبَغِي أَنْ تَرْمُزَ لِلصَّلاَةِ كَمَا يَفْعَلُهُ بَعْضُ الْكُسَالَى وَالْجَهَلَةُ وَعَوَامُّ الطَّلَبَةِ فَيَكْتُبُوْنَ صُوْرَةَ (صلعم) بَدَلاً مِنْ (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) .
Artinya:”Tidak pantas untuk menulis shalawat dengan singkatan sebagaimana hal itu dilakukan oleh sebagian manusia malas, tidak mengerti dan para penuntut ilmu yang masih awam, banyak diantara mereka menulis singkatan SAW sebagai ganti dari Shallallahu Alaihi Wasallam.”[1]
Syaikh
al-Thahthawiy mengatakan dalam kitab Hasyiyah al-Durrul Mukhtar;
“Hukumnya makruh, menulis singkatan Shallahu Alaihi Wa sallam dengan
menggunakan SAW untuk Nabi atau istilah Radhiyallahu Anhu dengan singkatan RA
untuk para sahabat dan para ulama.
Diriwayatkan
oleh sebagian orang shalih, aku memiliki seseorang tetangga yang profesinya
sebagai penyalin naskah kitab. Ketika ia meninggal, pada malam harinya aku menjumpainya
dalam mimpiku. Aku bertanya kepadanya, apa yang Allah lakukan kepadamu?
Kemudian ia menjawab: ”Allah telah mengampuni dosa-dosaku” Aku bertanya lagi,
dengan sebab apa Allah mengampunimu? Ia menjawab: “Setiap aku menulis nama Nabi
Muhammad di dalam tulisanku, aku selalu menulis shalawat atas beliau. Dengan
sebab itulah Allah memberikan keistimewaan kepadaku.[2]
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
صَلاَةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ الاَهْوَالِ وَالأفَاتِ وَتَقْضِىْ لَنَا
بِهَا مِنْ جَمِيْعِ الْحَاجَاتِ وَتُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ
السَّيِّئَاتِ وَتَرْفَعُنَابِهَا عِنْدَكَ اَعْلَى الدَّرَجَاتِ وَتُبَلِّغُنَا
بِهَا اقْصَى الْغَايَاتِ مِنْ جَمِيْعِ الْخَيْرَاتِ فِىالْحَيَاتِ وَبَعْدَ
الْمَمَاتِ
Khadimul Janabin Nabawiy
H. Rizqi Zulqornain al-Batawiy
H. Rizqi Zulqornain al-Batawiy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar