Membasuh Tengkuk Dalam Berwudhu
Oleh; H. Rizqi Dzulqornain
al-Batawiy
بسم الله الرحمن الرحيم
حمدا
له أظهر في الوجود *** نور حقيقة النبي المحمود
وصل يا رب على محمد *** الفاتح الخاتم طه الأمجد
وناصر الحق وهادينا الى *** صراطك القويم نهج الفضلا
وآله بحق قدره الفخيم *** وجاه مقدار مقامه العظيم.
أما بعد:
Pertanyaan Saudara Sa’ban Said at-Tijaniy dari Kampung Baru Cakung
Barat Jakarta Timur:
Saya pernah mendengar satu kajian rutin di sebuah masjid, seorang
ustadz yang menyampaikan materi tentang wudhu. Ia berkata bahwa salah satu
kesalahan yang kerap dilakukan orang saat berwudhu adalah membasuh tengkuk
(leher belakang).
Pertanyaan saya apakah benar yang disebutkan ustadz tersebut, dan
banyak orang tua dahulu yang hidupnya rajin beribadah ketika berwudhu saya perhatikan
mereka membasuh tengkuk. Adakah doa khusus saat membasuh tengkok. Tolong berikan referensi masalah ini?
JAWABAN:
Membasuh tengkok (bagian belakang leher) dalam berwudhu terdapat
perbedaan pendapat para ulama: Mazhab Imam Malik dan Imam Syafiiy membasuh
tengkok tidak disunnahkan. Adapun mazhab Imam Abu Hanifah, Imam Ahmad Bin Hambal
dan sebagian mazhab Imam Syafiiy membasuh tengkok hukumnya disunnahkan. Qaul (pendapat)
yang menolak membasuh tengkok beralasan bahwa tidak ada hadis yang valid
menetapkan hal tersebut. Sedangkan qaul yang mengamalkan membasuh tengkok
berpijak pada sebuah hadis riwayat imam ad-Dailamiy:
مَسْحُ
الرَّقَبَةِ أَمَانٌ مِنْ الْغُلِّ
Artinya: “Membasuh tengkok pelindung dari belenggu di hari kiamat”.
Para ahli tasawuf telah mengujicoba sesungguhnya membasuh tengkok
memiliki fadhilah dapat menghilangkan galau dan BT (Boring Today). Walaupun hadis
riwayat imam ad-Dailamiy di atas dhaif (lemah), ketika melalui proses Tajribah
(eksperimen) mendatangkan hikmah maka para ahli tasawuf mengamalkannya.
Sayyid al-Bakriy Bin Muhammad Syatha dalam kitab Ianatut Thalibin
Jilid 1 halaman: 49 menyebutkan ( الغل ) bila dibaca dhammah huruf Ghain menjadi
al-Ghulli artinya adalah rantai yang membelenggu di hari kiamat. Jika dibaca
dengan kasrah huruf Ghain menjadi al-Ghill artinya adalah dengki.”
Imam al-Qadhi al-Husain menyebutkan khilafiyah seputar perkara tersebut
dalam kitab Ta’liqatnya halaman 279:
وأما مسح العنق لم ترد فيه سنة،
وقد قيل: فيه وجهان: إن قلنا: يسن ذلك: يمسح بالماء الذي يمسح به الأذنان
تبعًا لهما، لقوله عليه السلام: (مسح العنق أمان من الغل)
Masalah membasuh tengkuk, tidak ditemukan hadis yang shahih
menganjurkannya. Pada masalah tersebut ada dua pendapat: Bila kita mengatakan
itu sebuah kesunnahan wudhu, maka pembasuhan tengkuk dilakukan bersamaan dengan
air yang dijadikan untuk menyapukan air di dua telinga karena ada hadis yang
menyebutkan basuhan tengkuk dalam wudhu dapat membentengi seseorang dari sifat
dengki.
Imam Ibn ar-Rif’ah dalam kitab Kifayatun Nabih Syarh at-Tanbih jilid
1 halaman 315 berkomentar: “Adapun imam ar-Ruyaniy condong pembasuhan tengkuk
dilakukan setelah membasuh telinga dengan air yang baru, bukan dijadikan satu dengan
air yang digunakan menyapu telinga sebagaimana pendapat imam al-Qadhi Husain.”
Imam Abdul Karim ar-Rafiiy dalam kitab Fathul Aziz Syarh al-Wajiz
jilid 1 halaman 130: Jika membasuh tengkuk disebut perbuatan sunnah wudhu, maka
membasuhnya dengan menggunakan air yang baru. Jika hanya dikatakan sebuah adab
wudhu, maka membasuhnya cukup sekalian membasuhnya dengan air yang digunakan
menyapu kedua telinga. Walaupun mayoritas ulama mengukuhkan pembasuhan tengkuk
dengan air sisa basahan membasuh telinga. Imam Al-Mas’udiy dan Imam al-Baghawiy
menambahkan bahwa membasuh tengkuk itu sebagai bentuk ithalah ghurrah
(memanjangkan cahaya anggota wudhu di hari kiamat) dengan melebihkan basuhan anggota wudhu dari basuhan yang semestinya.
Imam al-Haramain Abdul Malik al-Juwainiy dalam kitab Nihayatul
Mathlab Fi Dirayatil Mazhab jilid 1 halaman 84 menyebutkan: Para elite ahli
hadis tidak ridho mengenai sanad hadis tersebut dan mereka memperkarakannya
karena membasuh tengkuk diberikan label sunnah, sedangkan dalilnya tidak kuat.
Imam Muhyiddin an-Nawawi ad-Dimasyqiy dalam kita al-Majmu Syarh
al-Muhazzab jilid 1 halaman 465 mengatakan:
وَأَمَّا قَوْلُ الْغَزَالِيِّ
إنَّ مَسْحَ الرَّقَبَةِ سُنَّةٌ لِقَوْلِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
مَسْحُ الرَّقَبَةِ أَمَانٌ مِنْ الْغُلِّ فَغَلَطٌ لِأَنَّ هَذَا مَوْضُوعٌ
لَيْسَ مِنْ كَلَامِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَجَبٌ
قَوْلُهُ لِقَوْلِهِ بِصِيغَةِ الْجَزْمِ وَاَللَّهُ
أَعْلَمُ
Pendapat imam al-Ghazali terkait membasuh tengkuk sebagai
perbuatan sunnah berdasarkan hadis Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam:
Membasuh tengkuk melindungi jeratan rantai di hari kiamat” itu merupakan
kekeliruan. Karena hadis tersebut palsu bukan perkataan Nabi Muhammad
Shallallahu alaihi wa sallam. Sangat aneh al-Ghazaliy, menyebut hadis palsu
dengan menggunakan kelugasan (terlalu pede). Allah Maha mengetahui.”
Mengenai Doa yang dibaca ketika membasuh tengkuk disebutkan oleh Imam al-Ghazaliy dalam kitab Ihya Ulumiddin jilid 1 halaman 34:
Artinya: Ya Allah, selamatkan tengkukku dari neraka api neraka dan aku berlindung kepadaMu dari jeratan rantai dan belenggu di hari kiamat."
Mengenai Doa yang dibaca ketika membasuh tengkuk disebutkan oleh Imam al-Ghazaliy dalam kitab Ihya Ulumiddin jilid 1 halaman 34:
اللهم فك رقبتي من النار وأعوذ بك من السلاسل والأغلال
Allahumma Fukka Roqobati Minan Nar, Wa Audzubika Minas Salasili Wal Aghlal
Artinya: Ya Allah, selamatkan tengkukku dari neraka api neraka dan aku berlindung kepadaMu dari jeratan rantai dan belenggu di hari kiamat."
Kesimpulannya: Bagi yang mengamalkan membasuh tengkuk dalam
berwudhu mengikuti para ahli ma’rifah dan yang menolak berpegang kepada ahli
hadis. Semuanya punya dalil dalam mengamalkan ibadah. Boleh jadi Syekh Abdul
Hamid as-Syarawani dalam Hasyiyah Tuhfatuh Muhtaj jilid 1 halaman 241, nandak mengutip pendapat Syekh Sulaiman al-Kurdiy:
وَخَبَرُ
«مَسْحُ الرَّقَبَةِ أَمَانٌ مِنْ الْغِلِّ» مَوْضُوعٌ لَكِنَّهُ مُتَعَقَّبٌ بِأَنَّ الْخَبَرَ لَيْسَ
بِمَوْضُوعٍ . وَقَالَ
الْكُرْدِيُّ عَلَيْهِ وَالْحَاصِلُ أَنَّ الْمُتَأَخِّرِينَ مِنْ أَئِمَّتِنَا
قَدْ قَلَّدُوا الْإِمَامَ النَّوَوِيَّ فِي كَوْنِ الْحَدِيثِ لَا أَصْلَ لَهُ
وَلَكِنْ كَلَامُ الْمُحَدِّثِينَ يُشِيرُ إلَى أَنَّ الْحَدِيثَ لَهُ طُرُقٌ
وَشَوَاهِدُ يَرْتَقِي بِهَا إلَى دَرَجَةِ الْحَسَنِ فَاَلَّذِي يَظْهَرُ
لِلْفَقِيرِ أَنَّهُ لَا بَأْسَ بِمَسْحِهِ
Artinya: “Pernyataan hadis membasuh tengkuk melindungi dari
belenggu di hari kiamat adalah hadis palsu, itu dikritik oleh para ulama
setelah dikaji ulang ternyata bukan hadis palsu. Syekh Sulaiman al-Kurdiy
menyimpulkan sesesungguhnya ulama mutaakhir (terkemudian) bermakmum kepada imam
Nawawiy yang memberikan vonis hadis tentang membasuh tengkuk sebagai hadis
bajakan (odong-odong). Akan tetapi pendapat ahli hadis memberikan pernyataan
bahwa hadis tersebut memiliki banyak jalur periwayatan yang masing-masing menguatkan
sehingga hadis yang lemah naik pangkat menjadi hadis hasan. Dan pendapat inilah
yang saya pegang bahwa membasuh tengkuk boleh saja dilakukan.
Imam Abdul Qadir al-Fakihiy (wafat tahub 998 Hijriyah) dalam kitab al-Kifayah Syarh Bidayatil Hidayah halaman 133 berkata: "Mengenai hadis membasuh tengkuk, imam nawawiy memberikan bandrol palsu tetapi ulama hadis papan atas Imam Zainuddin al-Iraqiy mengatakan hadis Dhaif. Imam Ali Bin Muhammad al-Bakriy berkata walaupun dhaif tetapi boleh diamalkan
Dikutip ulang dari kitab ittihaful
amajid bi nafaisil fawaid karya Abu Mun'yah as-Sakunjiy at-Tijaniy jilid 2
halaman 250.
Khadimul Majlis al-Mu'afah
H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy
instagram.com/rizkialbatawi
instagram.com/Zulqornain_Muafiy
********* ******** ********
يا فالق الحب والنوى، أعط كل واحد من الخير ما نوى، وارفع عنا كل
شكوى، واكشف عنا كل بلوى، وتقبل منا كل نجوى، وألبسنا لباس التقوى، واجعل الجنة
لنا مأوى .
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْفَاتِحِ لِمَا
أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ وَالْهَادِي
إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ، وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ
العَظِيْمِ.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلامٌ
عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
Alamat Yayasan al-Muafah
Jalan Tipar Cakung Rt: 05 Rw 08
NO: 5 Kampung Baru, Cakung Barat 13910
31 komentar:
Alhamdulillah bertambah lgi ilmu ana..
Syukron baginda
Alhamdulillah bertambah lgi ilmu ana..
Syukron baginda
dengan wawasan cakrawala pengetahuan yang luas kita tidak mudah menyalahkan orang yang berbeda praktek ibadahnya dengan kita
Pantesan nenek nenek banyak yang ngamalin.alhamdulillah terjawab
Pantesan nenek nenek banyak yang ngamalin.alhamdulillah terjawab
Setujuuu baginda
Betul Baginda kita kudu punya wawasan pengetahuan yg luas
Setujuuu baginda
sekarang banyak muncul ustadz yang ngaku paling sunnah tetapi kaga khatam mengkaji induk kitabkitab hadis dan menguasai fiqh secara mendalam
Itulah ilmu, bainas samaawaati wal ardh...
Tidak akan pernah habis untuk digali....
Gentaaaaqqq.....
kalo ilmu nambah banyak manfaat, tapi kalo bini nambah bisa bikin puyeng.. shoheh apa kaga?
ilmu adalah warisan para nabi sedangkan ulama para pewarisnya
Belajar dgn guru yg sanadnya sampai kepada rosulullah itu lebih baik dari pada guru yg sanadnya sampai kepada goegle...syukron katsiron baginda ilmunya semoga bermanmanfaat dunia dab akhirat aamiin
Alhamdulillah...Ilmu n pewaris dunia akhirat..
belajar tanpa guru bisa sesat.. ketahuilah belajar dengan guru yang tidak memiliki sanad ilmu maka dipastikan akan lebih sesat ... ingat itu , waspadalah waspadalah
Aku berlindung dari belenggu dihari kiamat.
Aku berlindung dari belenggu dihari kiamat.
Alhamdulillah.... Berkah tuk baginda, serta kt semua instiqomah tuk mengali ilmu ya baginda
aaaminn...
belenggu asmara bini muda boleh..
semoga kita diberikan kekuatan mengamalkannya, bukan sekedar rajin ngaji nya
mencari ilmu itu mulia, lebih mulia lagi adalah mengamalkan dan memasyarakatkan ilmu (mensyiarkannya)
Syukron baginda ilmunye insyalloh d amalkan.
Aamiin Yaa Baginda..
Syukron pak kyai
Subhanallah....
Subhanallah....
Ane juga mau belenggu asmara bini muda
Ane juga mau belenggu asmara bini muda
Robbi dzidnii 'ilman naafi'ah wa'amalam mutaqobbala
Alhamdulillah bertambah ilmu
alhamdulillah..tinggal amalkan saja skarang...jazakallohu khoir kyai..(ian-lombok)
Posting Komentar