Selasa, 15 Agustus 2017

Imam Muhammad Daud Zhahiri Menolak Qiyas

Imam Muhammad Daud Zhahiri Menolak Qiyas

Oleh; H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy

بسم الله الرحمن الرحيم

 حمدا له أظهر في الوجود *** نور حقيقة النبي المحمود
وصل يا رب على محمد *** الفاتح الخاتم طه الأمجد
وناصر الحق وهادينا الى *** صراطك القويم نهج الفضلا
وآله بحق قدره الفخيم *** وجاه مقدار مقامه العظيم.

أما بعد:

Dikisahkan pada suatu hari Imam Ahmad Bin Suraij al-Baghdadiy (wafat 306 Hijriyah) berada di satu majlis dengan Imam Muhammad Bin Daud az-Zhahiriy (wafat tahun 297 Hijriyah). Imam Ahmad Bin Suarij menegur: “Wahai Ibn Daud, kau hanya menggunakan dalil ayat-ayat al-Qur’an secara zhahir (tekstual) dan menolak qiyas (analogi). Kalau begitu adanya, Sekarang aku mau bertanya pandanganmu tentang ayat al-Qur’an:

 فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ

Siapa saja yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya.

 وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ

Dan siapa saja yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula.

Bila ayat tersebut menjelaskan balasan kebaikan dan kejahatan sebesar dzarrah, maka bagaimana balasan bagi orang yang melakukan kebaikan dan kejahatan separuh Dzarrah?
Imam Ibn Daud diam seribu bahasa lalu beliau berkata: “pertanyaan tersebut tak ubahnya menjadikan diriku menelan ludahku. Imam Ahmad Bin Suraij berkata: “Bukan sebatas ludahmu, tapi aku telah memenuhi mulutmu dengan sungai Dijlah (Tigris)”. Imam Ibn Daud berkata: Berikan aku waktu satu jam untuk menemukan jawabannya”. “Engkau tak akan bisa jawab walaupun aku tunggu sampai hari kiamat”, sahut Imam Ahmad Bin Suraij.

Akhirnya Imam Ahmad Bin Suraij meninggalkan Imam Ibn Daud az-Zhahiriy lantaran diyakini pertanyaan itu tak bisa dijawab oleh para penggugat Qiyas.

Imam Badruddin az-Zarkasyiy (wafat 794 Hijriyah) mengomentari kisah di atas: Sebagian ulama menyebutkan bahwa sebenarnya pertanyaan yang dilontarkan Ibn Suraij kepada Ibn Daud hal yang sangat keliru dan Ibn Daud sendiri kurang cermat hingga gagal faham. Karena kata dzarrah adalah molekul atau bagian paling terkecil yang tidak bisa dibagi lagi baik setengah, seperapat dan sebagainya. Sehingga pernyataan setengah dzarrah merupakan kesalahan besar.

Firman Allah Taala menyebutkan:

{إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ مثقال ذرة}

Sesungguhnya Allah tidak berbuat zhalim meskipun sebesar dzarrah pun.

Ditafsirkan oleh para ulama:

فذكر سبحانه مالا يُتَخَيَّلُ فِي الْوَهْمِ أَجْزَاؤُهُ وَلَا يُدْرَكُ تَفَرُّقُهُ

Allah Taala menyebut istilah dzarrah yang berarti sesuatu yang tidak bisa dibayangkan bagiannya dan tidak bisa dibagi atau dipecah lagi.

Dikutip ulang dari kitab ittihaful amajid bi nafaisil fawaid karya Abu Mun'yah as-Sakunjiy at-Tijaniy jilid 2 halaman 76.




Khadimul Majlis al-Mu'afah
H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy


instagram.com/rizkialbatawi


instagram.com/Zulqornain_Muafiy



 ********* ******** ********

يا فالق الحب والنوى، أعط كل واحد من الخير ما نوى، وارفع عنا كل شكوى، واكشف عنا كل بلوى، وتقبل منا كل نجوى، وألبسنا لباس التقوى، واجعل الجنة لنا مأوى .

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ وَالْهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ، وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

Alamat Yayasan al-Muafah

Jalan Tipar Cakung Rt: 05 Rw 08 NO: 5 Kampung Baru, Cakung Barat 13910


4 komentar:

Unknown mengatakan...

Berbuat baik tanpa ada anu anu
Nya...
Ikhlasin ajaa
.

Syukron tuan guru

Unknown mengatakan...

Berbuat baik tanpa ada anu anu
Nya...
Ikhlasin ajaa
.

Syukron tuan guru

Yayasan Almuafah mengatakan...

melawan kebatilan kaga kudu pake dalil shoheh

Yayasan Almuafah mengatakan...

melawan kebatilan kaga kudu pake dalil yang shoheh