Kitab al-Muwattha Bab Mandi Junub
Oleh; H. Rizqi Dzulqornain
al-Batawiy
بسم الله الرحمن الرحيم
حمدا
له أظهر في الوجود *** نور حقيقة النبي المحمود
وصل يا رب على محمد *** الفاتح الخاتم طه الأمجد
وناصر الحق وهادينا الى *** صراطك القويم نهج الفضلا
وآله بحق قدره الفخيم *** وجاه مقدار مقامه العظيم.
أما بعد:
بَابُ الْعَمَلِ فِي غُسْلِ الْجَنَابَةِ
Bab yang menjelaskan aktifitas Mandi Junub
67 - حَدَّثَنِي يَحْيَى، عَنْ مَالِكٍ، عَنْ هِشَامِ بْنِ
عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، كَانَ إِذَا اغْتَسَلَ مِنَ
الْجَنَابَةِ، بَدَأَ «بِغَسْلِ يَدَيْهِ، ثُمَّ تَوَضَّأَ كَمَا يَتَوَضَّأُ
لِلصَّلَاةِ، ثُمَّ يُدْخِلُ أَصَابِعَهُ فِي الْمَاءِ، فَيُخَلِّلُ بِهَا أُصُولَ
شَعَرِهِ، ثُمَّ يَصُبُّ عَلَى رَأْسِهِ ثَلَاثَ غَرَفَاتٍ بِيَدَيْهِ، ثُمَّ
يُفِيضُ الْمَاءَ عَلَى جِلْدِهِ كُلِّهِ»
Artinya: Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari Hisyam
bin Urwah dari bapaknya dari Aisyah, Ummul Mukminin; bahwa apabila Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam mandi dari junub, beliau memulai dengan membasuh
kedua tangannya. Berwudlu sebagaimana wudlu untuk shalat. Memasukkan
jari-jarinya ke dalam air dan menyelah-nyelahinya ke pangkal rambut, lalu
beliau menuangkan air di atas kepalanya tiga gayung dengan kedua tangannya,
kemudian meratakan air ke seluruh kulitnya."
Hadis ini menjelaskan sifat mandi junub Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam. Di dalamnya terdapat amaliah fardhu dan sunnah. Di antara
amaliyah sunnah adalah membaca Basmalah sebelum mandi. Jika dilakukan di kamar
mandi yang jadi satu dengan tempat yang lazim digunakan untuk buang air besar atau
kecil, maka membaca Basmalah cukup di dalam hati saja karena tidak layak menyebut dengan keras nama Allah pada tempat tersebut. Bila pada tempat yang tak
lazim digunakan untuk buang hajat, maka boleh dikeraskan bacaan Basmalahnya. Dan
disunnahkan juga mencuci dua tangan dan melakukan wudhu sebelum mandi, meniga
kalikan basuhan (bagian kanan depan, bagian kanan belakang, bagian kiri depan
dan bagian kiri belakang), menyelat-nyelatkan jari tangan ke rambut atau
bulu-bulu agar memudahkan air menjangkau mengenai bagian rambut, bulu-bulu dan kulitnya.
Adapun yang wajib dalam mandi junub adalah meratakan air ke seluruh bagian
kulit zhahir anggota badan.
68- حَدَّثَنِي عَنْ مَالِكٍ، عَنْ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ عُرْوَةَ
بْنِ الزُّبَيْرِ، عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ «يَغْتَسِلُ مِنْ إِنَاءٍ هُوَ الْفَرَقُ
مِنَ الْجَنَابَةِ»
Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari Ibnu Syihab dari Urwah
bin Az Zubair dari Aisyah, Ummu Mukminin; bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam mandi junub dari bejana Al Faraq.”
Imam Sufyan Ibn Uyainah, Abu Ubaid mengatakan bahwa yang dimaksud
al-Faraq adalah nama bejana seukuran 3 Sha’ (16 Rithal). Pendapat ini
berdasarkan riwayat Ibn Hibban dari Jalur Atha dan Siti Aisyah yang mengatakan
bahwa al-Faraq adalah 6 Aqsath dan Satu Qisth adalah setengah Sha’. Sedangkan imam
Nawawi dan mayoritas ulama fiqh menyatakan al-faraq itu ukuran 2 sha’.
Hadis di atas menjadi riwayat tambahan mengenai jumlah air yang
digunakan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam saat mandi junub. Riwayat
lain masyhur menyatakan air yang beliau gunakan sebanyak satu Sha’ (4 Mud).
Atau juga bisa dipahami bahwa air bejana tersebut terdiri dari al-Faraq (2 atau
3 Sha’) tetapi yang beliau habiskan Cuma satu Sha’ saja.
69 - وَحَدَّثَنِي عَنْ مَالِكٍ عَنْ نَافِعٍ، أَنَّ عَبْدَ
اللَّهِ بْنَ عُمَرَ كَانَ إِذَا اغْتَسَلَ مِنَ الْجَنَابَةِ، بَدَأَ «فَأَفْرَغَ
عَلَى يَدِهِ الْيُمْنَى، فَغَسَلَهَا، ثُمَّ غَسَلَ فَرْجَهُ، ثُمَّ مَضْمَضَ
وَاسْتَنْثَرَ. ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ، وَنَضَحَ فِي عَيْنَيْهِ، ثُمَّ غَسَلَ
يَدَهُ الْيُمْنَى، ثُمَّ الْيُسْرَى. ثُمَّ غَسَلَ رَأْسَهُ. ثُمَّ اغْتَسَلَ
وَأَفَاضَ عَلَيْهِ الْمَاءَ»
Artinya: "Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari Nafi' bahwa Abdullah
bin Umar apabila mandi dari junub, memulai dengan menuangkan air di atas tangan
kanannya. Dia membasuhnya, lalu membasuh kemaluannya. Dia berkumur-kumur lalu
memasukkan dan menyemburkan air yang dia masukkan ke dalam hidungnya. Membasuh
wajahnya dan memercikkan air ke kedua matanya, membasuh tangan kanannya lalu
kirinya, kemudian dia membasuh kepalanya. Dia mandi dan meratakan air ke
seluruh tubuhnya.”
Di antara sunnah mandi adalah mendahulukan membasuh bagian angota
tubuh yang kanan, menggosok kemaluan dengan tangan kiri, berkekumur dengan
tangan tangan, istinsyaq (memasukan air ke hidung) dengan tangan kanan,
Istinstar (mengeluarkan air dari hidung) dengan tangan kiri. Mazhab Imam Abu
Hanifah memandang wajib melakukan kekumur dan istinsyaq pada mandi junub,
tetapi sunnah pada wudhu. Berbeda dengan imam Ahmad bin Hambal yang berpendapat
wajib kekumur dan istinsyaq pada mandi junub dan berwudhu.
Ibn Abdil Bar berkomentar mengenai memercikan air ke dua mata yang
dilakukan sayyiduna Abdullah Bin Umar tidak diikuti oleh seseorang sahabat
lainnya ketika itu. Imam Malik pernah ditanya terkait hal tersebut, maka beliau
menjawab: Itu tidak diamalkan. Sedangkan ada riwayat Abu Hurairah yang
menyatakan:
أَشْرِبُوا
أَعْيُنَكُمْ مِنَ الْمَاءِ عِنْدَ الْوُضُوءِ
Artinya: "Nenabkan air pada kedua mata kalian ketika berwudhu.”
Hadis itu diriwayatkan oleh Abu Ya’la dan Ibn Adiy. Imam Zainuddin
al-Iraqiy memberikan vonis hadis yang sanadnya lemah. Bahkan Imam Ibn Shalah
dan an-Nawawiy menyatakan: “kami tidak menemukan sanad yang valid hadis
tersebut.”
70 - وَحَدَّثَنِي عَنْ مَالِكٍ أَنَّهُ بَلَغَهُ أَنَّ عَائِشَةَ
سُئِلَتْ عَنْ غُسْلِ الْمَرْأَةِ مِنَ الْجَنَابَةِ، فَقَالَتْ: «لِتَحْفِنْ
عَلَى رَأْسِهَا ثَلَاثَ حَفَنَاتٍ مِنَ الْمَاءِ، وَلْتَضْغَثْ رَأْسَهَا
بِيَدَيْهَا»
Artinya: Menceritakan kepadaku Imam Malik, sesungguhnya sampai kepada beliau
bahwa siti Aisyah pernah ditanya perihal mandi junub seorang wanita. Beliau menjawab:
Hendaknya para wanita mencauk air 3 caukan untuk kepalanya kemudian mereka
memasukan jari-jari tangan lalu menggosok-gosokannya kepala dengan tangannya.”
Riwayat siti Aisyah di atas tidak senada dengan hadis riwayat Abdullah Bin Amr Bin
al-Ash. Siti Aisyah tidak memerintahkan seorang wanita membuka ikatan rambutnya
saat mandi wajib, cukup baginya hanya menyelat-nyelatkan jari-jari tangannya
dan menuangkan air 3 kali.
Hal tersebut tentunya bagi wanita berkonde yang yakin bila ia
selat-selatkan jari-jari tangan di kepalanya air bisa rata ke seluruh bagian
rambut dan kulit kepala. Adapun bagi wanita yang tidak yakin, maka masih wajib
ia membuka ikatan atau konde kepalanya bila bukan dengan cara seperti itu air
tidak akan rata ke bagian rambuat dan kulit kepalanya.
Khadimul Majlis al-Mu'afah
H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy
instagram.com/rizkialbatawi
instagram.com/Zulqornain_Muafiy
********* ******** ********
يا فالق الحب والنوى، أعط كل واحد من الخير ما نوى، وارفع عنا كل
شكوى، واكشف عنا كل بلوى، وتقبل منا كل نجوى، وألبسنا لباس التقوى، واجعل الجنة
لنا مأوى .
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْفَاتِحِ لِمَا
أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ وَالْهَادِي
إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ، وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ
العَظِيْمِ.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلامٌ
عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
Alamat Yayasan al-Muafah
Jalan Tipar Cakung Rt: 05 Rw 08
NO: 5 Kampung Baru, Cakung Barat 13910
10 komentar:
Nambah lagi....
Nambah lagi....
Biar yang tidak hadir bisa muthalaah juga. .. tinggal kitab azkar, anwarul masalik dan jamius shogir kudu dicangkok di blog tapi kita butuh orang buat yg ngerjain semoga bisa
Penting..banget
Aamin...
Aamin...
Alhamdulillah lanjut baginda..
Apa kabar?
Alhamdulillah
Setdach jgn iklan di sini
Posting Komentar