Imam Muhammad Daud Zhahiri Menolak Qiyas
Oleh; H. Rizqi Dzulqornain
al-Batawiy
بسم الله الرحمن الرحيم
حمدا
له أظهر في الوجود *** نور حقيقة النبي المحمود
وصل يا رب على محمد *** الفاتح الخاتم طه الأمجد
وناصر الحق وهادينا الى *** صراطك القويم نهج الفضلا
وآله بحق قدره الفخيم *** وجاه مقدار مقامه العظيم.
أما بعد:
Dikisahkan pada suatu hari Imam Ahmad Bin Suraij al-Baghdadiy
(wafat 306 Hijriyah) berada di satu majlis dengan Imam Muhammad Bin Daud
az-Zhahiriy (wafat tahun 297 Hijriyah). Imam Ahmad Bin Suarij menegur: “Wahai
Ibn Daud, kau hanya menggunakan dalil ayat-ayat al-Qur’an secara zhahir (tekstual)
dan menolak qiyas (analogi). Kalau begitu adanya, Sekarang aku mau bertanya pandanganmu
tentang ayat al-Qur’an:
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ
Siapa saja yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya
dia akan melihat (balasan) nya.
وَمَنْ
يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
Dan siapa saja yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula.
Bila ayat tersebut menjelaskan
balasan kebaikan dan kejahatan sebesar dzarrah, maka bagaimana balasan bagi
orang yang melakukan kebaikan dan kejahatan separuh Dzarrah?
Imam Ibn Daud diam seribu bahasa
lalu beliau berkata: “pertanyaan tersebut tak ubahnya menjadikan diriku menelan
ludahku. Imam Ahmad Bin Suraij berkata: “Bukan sebatas ludahmu, tapi aku telah
memenuhi mulutmu dengan sungai Dijlah (Tigris)”. Imam Ibn Daud berkata: Berikan
aku waktu satu jam untuk menemukan jawabannya”. “Engkau tak akan bisa jawab
walaupun aku tunggu sampai hari kiamat”, sahut Imam Ahmad Bin Suraij.
Akhirnya Imam Ahmad Bin Suraij
meninggalkan Imam Ibn Daud az-Zhahiriy lantaran diyakini pertanyaan itu tak
bisa dijawab oleh para penggugat Qiyas.
Imam Badruddin az-Zarkasyiy
(wafat 794 Hijriyah) mengomentari kisah di atas: Sebagian ulama menyebutkan
bahwa sebenarnya pertanyaan yang dilontarkan Ibn Suraij kepada Ibn Daud hal
yang sangat keliru dan Ibn Daud sendiri kurang cermat hingga gagal faham. Karena
kata dzarrah adalah molekul atau bagian paling terkecil yang tidak bisa dibagi
lagi baik setengah, seperapat dan sebagainya. Sehingga pernyataan setengah
dzarrah merupakan kesalahan besar.
Firman Allah Taala menyebutkan:
{إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ مثقال
ذرة}
Sesungguhnya Allah tidak berbuat zhalim meskipun
sebesar dzarrah pun.
Ditafsirkan oleh para ulama:
فذكر سبحانه مالا يُتَخَيَّلُ فِي الْوَهْمِ أَجْزَاؤُهُ وَلَا
يُدْرَكُ تَفَرُّقُهُ
Allah Taala menyebut istilah
dzarrah yang berarti sesuatu yang tidak bisa dibayangkan bagiannya dan tidak
bisa dibagi atau dipecah lagi.
Dikutip ulang dari kitab ittihaful
amajid bi nafaisil fawaid karya Abu Mun'yah as-Sakunjiy at-Tijaniy jilid 2
halaman 76.
Khadimul Majlis al-Mu'afah
H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy
instagram.com/rizkialbatawi
instagram.com/Zulqornain_Muafiy
********* ******** ********
يا فالق الحب والنوى، أعط كل واحد من الخير ما نوى، وارفع عنا كل
شكوى، واكشف عنا كل بلوى، وتقبل منا كل نجوى، وألبسنا لباس التقوى، واجعل الجنة
لنا مأوى .
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْفَاتِحِ لِمَا
أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ وَالْهَادِي
إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ، وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ
العَظِيْمِ.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلامٌ
عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
Alamat Yayasan al-Muafah
Jalan Tipar Cakung Rt: 05 Rw 08
NO: 5 Kampung Baru, Cakung Barat 13910
4 komentar:
Berbuat baik tanpa ada anu anu
Nya...
Ikhlasin ajaa
.
Syukron tuan guru
Berbuat baik tanpa ada anu anu
Nya...
Ikhlasin ajaa
.
Syukron tuan guru
melawan kebatilan kaga kudu pake dalil shoheh
melawan kebatilan kaga kudu pake dalil yang shoheh
Posting Komentar