Sabtu, 03 Januari 2015

Siapakah Makhluq Yang Pertama Kali Sujud Kepada Nabi Adam?


Siapakah nama tokoh yang pertama kali melakukan sujud ketika Allah Taala memerintahkan kepada seluruh penghuni surga untuk melakukan sujud kepada Nabi Adam Alaihis Salam. ??

Jawabannya:
Malaikat Isrofil. Dalam riwayat lain Malaikat Jibril.

Imam Jalaluddin Abdurrahman as-Suyuthi semoga rahmat Allah tercurah kepadanya mengatakan bahwa Imam Ibn Abi Hatim meriwayatkan dari Dhomroh dan as-Salafiy dalam at-Tuyuriyyat riwayat dari Umar Bin Abdul Aziz bahwa makhluq yang pertama kali melakukan sujud atas perintah Allah kepada Nabi Adam  Alaihis Salam adalah Malaikat Isrofil Alaihis Salam.[1]
Riwayat Imam Ja’far shodiq Radhiyallahu Anhu menyebutkan yang pertama kali melakukan sujud adalah Malaikat Jibril disusul Malaikat Mikail, Isrofil kemudian Malaikat Izroil setelah itu Seluruh Malaikat lainnya Alaihimus Salam.
Imam Muhammad as-Syarbiniy al-Khatib Rahimahullah mengatakan: ”salah satu riwayat menyebutkan bahwa durasi peristiwa sujud tersebut terjadi di hari Jum’at dari waktu gelincir matahari sampai waktu sholat Ashar.”
Imam Suyuthiy dalam Tafsir Jalalain mengatakan bahwa: “sujudnya para malaikat kepada Nabi Adam Alaihis Salam merupakan ( سجود تحية ) sujud sebagai penghormatan saja dengan cara membungkukkan punggung atau dada seperti orang melakukan separo ruku’ yang disebut sujud lughowiy (secara bahasa) saja bukan sujud syar’iy dengan meletakkan dahi (jidat) ke tanah. Imam Muhammad as-Syarbiniy al-Khatib mengatakan Sujud yang seperti ini (sujud Lughowiy)  juga dilakukan oleh saudara-saudara Nabi Yusuf dimana mereka sujud kepada Nabi Yusuf dengan membungkukkan badannya saja.”
Imam Sulaiman al-Jamal menambahkan bahwa sujud yang dilakukan para malaikat adalah sujud semata-mata menjalankan perintah Allah Taala, sebagaimana kita melakukan sujud menghadap ka’bah, yang memang Allah Taala jadikan qiblat dalam sholat. Nabi Adam ketika itu Allah jadikan qiblat bagi para malaikat dimana mereka sujud yang pada hakikatnya mereka sujud kepada Allah Taala.[2]

Khodimul Ilm Ma’had al-Muafah Jakarta
Abdu Robbih H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy







[1] Jalaluddin as-Suyuthiy, Al-Wasail, (Dar al-Kutub 1986) h. 6.
[2] Sulaiman Jamal, AL-Futuhat Ilahiyyah, vol. 1 (Dar al-Fikr 1994) h. 65-66.

Tidak ada komentar: