Ijazah Sanad Sayyidul Istighfar (The King Of Istighfar)
Oleh; H. Rizqi
Dzulqornain al-Batawiy
بسم
الله الرحمن الرحيم
حمدا له أظهر في الوجود *** نور حقيقة النبي المحمود
وصل
يا رب على محمد *** الفاتح الخاتم طه الأمجد
وناصر
الحق وهادينا الى *** صراطك القويم نهج الفضلا
وآله
بحق قدره الفخيم *** وجاه مقدار مقامه العظيم.
أما
بعد:
Istighfar,
memohon ampunan Allah subhanahu wa ta’ala, merupakan solusi bagi problema
kehidupan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
من أكْثَرَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ
اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا وَرَزَقَهُ
مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ
“Siapa
saja yang memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada Allah), niscaya Allah
menjadikan baginya pada setiap kesedihannya jalan keluar dan pada setiap
kesempitan ada kelapangan dan Allah akan memberinya rezeki (yang halal) dari
arah yang tiada disangka-sangka.” (Hadits riwayat imam Ahmad, Imam Abu
Dawud, dan Imam Ibnu Majah).
Ada
seseorang yang mengadu kepada Imam Hasan al-Bashri rahimahullah, tentang
musim paceklik. Lalu Hasan al-Bashri berkata, “Perbanyaklah Istighfarlah.” Ada
lagi orang yang mengadu bahwa dia miskin. Imam Hasan al-Bashri tetap menjawab,
“perbanyaklah istighfar kepada Allah.” Pengadu berikutnya mengatakan,
“Do’akanlah saya agar dikaruniai anak.” Imam Hasan al-Bashri lagi-lagi
menjawab, “Perbanyaklah Istighfar kepada Allah.” Kemudian ada lagi yang mengadu
bahwa kebunnya kekeringan. Imam Hasan al-Bashri tetap menjawab, “Perbanyaklah
Istighfar.”
Melihat
hal itu, Rabi’ bin Shubaih terheran heran dan berkata pada imam Hasan
Al-Bashri. “Tadi orang-orang berdatangan kepadamu mengadukan berbagai
permasalahan yang berbeda-beda, dan engkau memerintahkan mereka semua agar
beristighfar, mengapa demikian?’
Imam
Hasan al-Bashri rahimahullah menjawab, “Aku tidak menjawab dari
diriku pribadi, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengatakan
dalam firman-Nya:
اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ
كَانَ غَفَّارًا﴿١٠﴾يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا﴿١١﴾وَيُمْدِدْكُمْ
بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا
“Lalu aku berkata kepada kaumku, ‘Hendaklah
kalian mohon ampun kepada Tuhan kalian dari kekafiran dan dosa-dosa kalian.
Tuhan kalian itu senantiasa Maha Pengampun. Allah menurunkan hujan dari
langit secara terus menerus kepada kalian. Allah memberikan harta dan anak
kepada kalian. Allah memberikan kebun-kebun dan sungai-sungai kepada kalian.’“ (Qs.
Nuh [71]: 10-12)
Imam
Abdullah bin Abbas yang lebih dikenal dengan Ibnu Abbas radhiyallahu
‘anhuma pernah berkata:
كان فيهم أمانان
: النبي صلى الله عليه وسلم ، والاستغفار . فذهب النبي صلى الله عليه وسلم ، وبقي
الاستغفار .
“Di
tengah kaum muslimin, ada dua pengaman, yaitu keberadaan Nabi Muhammad Shallallahu‘alaihi wa
sallam dan istighfar. Tetapi sekarang, Nabi telah wafat, sehingga alat
pengaman yang masih ada adalah istighfar (memohon ampun kepada Allah).”
Ucapan
Ibnu Abbas radhiyallahu anhu di atas, dinukil oleh Imam Ibnu Katsir dalam Tafsirnya (2/372) ketika
mengomentari ayat 33 surah Al-Anfal:
وَمَا كَانَ
اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنتَ فِيهِمْ ۚ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ
وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
“Wahai
Muhammad Rasulullah, Allah sama sekali tidak akan menurunkan adzab kepada kaum
kafir Quraisy selama kamu berada di tengah-tengah mereka. Dan Allah tidak akan
mengadzab mereka selama mereka mau memohon ampun kepada-Nya”.
Salah
satu menu dzikir utama yang diperintahkan Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam adalah Sayyidul Istighfar (Raja Istighfar): Imam al_Bukhariy rahimahullah meriwayatkan dalam kitab Shahihnya;
حَدَّثَنَا
أَبُو مَعْمَرٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الوَارِثِ، حَدَّثَنَا الحُسَيْنُ، حَدَّثَنَا
عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بُرَيْدَةَ، قَالَ: حَدَّثَنِي بُشَيْرُ بْنُ كَعْبٍ
العَدَوِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنِي شَدَّاد بْنِ أَوْسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : سَيِّدُ الْاِسْتِغْفارِ أَنْ
يَقُوْلَ الْعَبْدُ: اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ ، لَا إِلٰـهَ إِلاَّ أَنْتَ
خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا
اسْتَطَعْتُ ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمتِكَ
عَلَيَّ ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ ، فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ
الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ مَنْ قَالَهَا مِنَ النَّهَارِ مُوْقِنًا بِهَا ،
فَمَـاتَ مِنْ يوْمِهِ قَبْل أَنْ يُمْسِيَ ، فَهُو مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ ،
وَمَنْ قَالَهَا مِنَ اللَّيْلِ وَهُوَ مُوْقِنٌ بِهَا فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ
يُصْبِحَ ، فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ .
Menceritakan
kepada kami Abu Ma’mar dari Abdul Warits menceritakan kepada kami al-Husain
menceritakan kepada kami Abdullah Bin Buraidah ia berkata menceritakan kepada
kami Busyair Bin Kaab ia berkata menceritakan kepadaku Dari Syaddad bin Aus
Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , “Sesungguhnya rajanya
Istighfâr adalah seseorang hamba mengucapkan :
ALLAHUMMA
ANTA RABBII LÂ ILÂHA ILLÂ ANTA KHALAQTANII WA ANA ‘ABDUKA WA ANA ‘ALA ‘AHDIKA
WA WA’DIKA MASTATHA’TU A’ÛDZU BIKA MIN SYARRI MÂ SHANA’TU ABÛ`U LAKA
BINI’MATIKA ‘ALAYYA WA ABÛ`U BIDZANBII FAGHFIRLÎ FA INNAHU LÂ YAGHFIRU ADZ
DZUNÛBA ILLÂ ANTA
(Ya
Allâh, Engkau adalah Rabbku, tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar
selain Engkau. Engkau yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu. Aku
menetapi perjanjian-Mu dan janji-Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung
kepada-Mu dari keburukan perbuatanku, aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku
mengakui dosaku kepada-Mu, maka ampunilah aku. Sebab tidak ada yang dapat
mengampuni dosa selain Engkau).
(Rasulullah
shallallahu laihi wa sallam bersabda) “Siapa saja yang mengucapkannya di waktu
siang dengan penuh keyakinan lalu meninggal pada hari itu sebelum waktu sore,
maka ia termasuk penghuni surga. Siapa yang membacanya di waktu malam dengan
penuh keyakinan lalu meninggal sebelum masuk waktu pagi, maka ia termasuk
penghuni surga.
Imam
at-Thibiy dalam Syarah Kitab Misykatul Mashabih berkata: Sayyidul Istighfar
mengandung pengertian hubungan erat
antara seorang hamba dengan Tuhannya dan mengandung pengakuan atas kelalaian
dan kelengahan manusia dalam melaksanakan kewajiban terhadap Tuhan. Padahal
manusia telah membuat perjanjian ketika ia masih dalam rahim ibu (dalam alam
arwah) bahwa ia dalam hidupnya akan senantiasa berta’at dan berbakti kepada
Tuhan. Mengakui atas nikmat-nikmat Tuhan, nikmat harta benda, nikmat
kelengkapan anggota tubuh dan kesempurnaan panca indera, kesehatan badan,
pikiran, kebahagiaan dan sebagainya.
Disebut The King Of Istighfar sebagaimana dijelaskan oleh imam Mula al-Qariy dalam kitab Mirqatul Mafatih: lantaran di dalam redaksinya mencakup seluruh pengakuan bersalah atau berdosa. Pengakuan tersebut terbit dari ruh taubat yaitu nadamah (penyesalan).
Imam Abdurrauf al_Munawiy berkata di dalamnya terdapat pengakuan seorang hamba akan Uluhiyyah dan Rububiyyah (Allah Taala sebagai sembahan yang hak dan pemelihara alam semesta), pengakuan Allah sebagai pencipta, pengakuan terhadap perjanjian seorang hamba kepada Allah, permohonan ampunan dari dosa, pengakuan ni'mat dan anugrah Allah, pengakuan dosa seorang hamba dan harapan besar untuk mendapat ampunanNya dan pengakuan tidak ada yang dapat memberikan itu semua melainkan Allah Taala.
Imam Muhammad Abdurrauf al-Munawiy dalam kitab At-Taisir mengatakan;
الاعتراف يمحو الاقتراف
Mengakui kesalahan dapat menghapus dosa yang menyebabkan kebinasaan.
Disebut The King Of Istighfar sebagaimana dijelaskan oleh imam Mula al-Qariy dalam kitab Mirqatul Mafatih: lantaran di dalam redaksinya mencakup seluruh pengakuan bersalah atau berdosa. Pengakuan tersebut terbit dari ruh taubat yaitu nadamah (penyesalan).
Imam Abdurrauf al_Munawiy berkata di dalamnya terdapat pengakuan seorang hamba akan Uluhiyyah dan Rububiyyah (Allah Taala sebagai sembahan yang hak dan pemelihara alam semesta), pengakuan Allah sebagai pencipta, pengakuan terhadap perjanjian seorang hamba kepada Allah, permohonan ampunan dari dosa, pengakuan ni'mat dan anugrah Allah, pengakuan dosa seorang hamba dan harapan besar untuk mendapat ampunanNya dan pengakuan tidak ada yang dapat memberikan itu semua melainkan Allah Taala.
Imam Muhammad Abdurrauf al-Munawiy dalam kitab At-Taisir mengatakan;
الاعتراف يمحو الاقتراف
Mengakui kesalahan dapat menghapus dosa yang menyebabkan kebinasaan.
Sanad
muttashil kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melalui jalur Imam
al-Bukhariy rahimahullah sebagai berikut:
الحاج رزقي ذو
القرنين أصمت البتاوي قال:
1. أجازنا الشيخ المحدث المسند العلامة
السيد فريد بن علي بن عبد الله الباجي الحسني قال:
2. أجازنا بالقراءة والسماع شيخنا
المحدث عبد اللطيف الشريف الشابي
3. أخبرنا محمد الطاهر بن عاشور بأكثره.
4. أخبرني جدي محمد العزيز بو عتور بجله.
5. أخبرنا محمد صالح الرضوي بجميعه.
6. أخبرنا رفيع الدين القندهاري بجميعه.
7. أخبرنا محمد بن محمد بن عبد الله المغربي بجميعه.
8. أخبرنا عبد الله بن سالم البصري لبعضه والباقي إجازة إن لم يكن
لجميعه.
9. أخبرنا الحافظ محمد بن العلاء البابلي لبعضه والباقي إجازة.
10. أخبرنا محمد حجازي الواعظ قراءة عليه لبعضه وإجازة.
11. أخبرنا أحمد بن سند سماعا وإجازة بثلاثياته.
12. أخبرنا الفخر عثمان بنت محمد الديمي
13. أخبرنا إبراهيم بن صدقة الحنبلي لجميعه
14. أخبرنا الحجار بجميعه
15. أخبرنا الزبيدي بجميعه
16. أخبرنا السجزي بجميعه
17. أخبرنا الداودي بجميعه
18. أخبرنا السرخسي بجميعه
19. أخبرنا الفربري
20. أخبرنا الامام البخاري
21 . حَدَّثَنَا أَبُو مَعْمَرٍ
22. حَدَّثَنَا عَبْدُ الوَارِثِ
23. حَدَّثَنَا الحُسَيْنُ
24. حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بُرَيْدَةَ
25. حَدَّثَنِي بُشَيْرُ بْنُ كَعْبٍ العَدَوِيُّ
26. حَدَّثَنِي شَدَّادُ بْنُ أَوْسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
27. عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Dikutip ulang dari kitab ittihaful amajid bi nafaisil fawaid karya
Abu Mun'yah as-Sakunjiy at-Tijaniy jilid 2 halaman 287.
Khadimul Majlis
al-Mu'afah
H. Rizqi
Dzulqornain al-Batawiy
Ikuti Kajian Islam:
instagram.com/rizkialbatawi
@rizkialbatawi
https://www.facebook.com/Rizqi-Zulqornain-Albatawi
*********
******** ********
Shalawat Fatih
(Raja Shalawat)
اللَّهُــــــــــــــمَّ
صَلِّ عَلَى سيِّــــــــدِنَا محمدٍ الفاتِـــــــــحِ لِمَا
أُغْلِــــــــــــــقَ والخَـاتِــــــــــــــــمِ لِمَا سَبَــــــــــقَ،
نَاصِـــــــــرِ الحَقِّ بالحـــــــــــــــــقِّ، والهـــــــــــــــــادِي
إلى صِرَاطِـــــــــكَ الْمُسْتَقِيـــــــــــــــــــمِ، وَعَلَى آلِهِ
حـــــــــقَّ قَدْرِهِ ومِقْــــــــــــدَارِهِ العَظِيــــــــــــــمِ.
صَلاةً
نَنَالُ بِهَا الْقَصْدَ وَالْمَطْلُوب* تُحَطُّ بِهَا الْخَطَايَا وَتُمْحَى
الذُّنُوب* تُصَفِّي النُّفُوسَ وَتَسْتُرُ الْعُيُوب*
وَيَدُومُ الرِّضَا وَيُغْفَرُ كُلُّ حُوب* صَلاةً لاحد لَهَا
مِنْ شَمَالٍ أَوْ جَنُوب* وَاجْعَلْنَا بِهَا رَبَّنَا دَوْمًا إِلَيْكَ نَؤُب*
وَنَهْتَدِي وَنَتُوب* فَاللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ مَاتَوَالَى سُكُونٌ أَوْهُبُوب*
وَشُرُوقٌ أَوْغُرُوب* عَدَدَ الذَّرَّاتِ وَالْحُبُوب*
صَلاةً
تَدْفَعُ بِهَا عَنَّا مَسَّ اللُّغُوب* وَكَيْدَ الْفِتَنِ وَالْمِحَنِ
وَالْحُرُوب* صَلاةً عَدَدَ كُلِّ سَالِمٍ وَمَثقُوبْ* تُنَفِّسُ عَنْ كُلِّ
مَكْرُوب* وَتُبْعِدُ عَنَّا الأَذَى وَالسُّقْمَ وَالشُّحُوب*
وَتُقَرِّبُنَا إِلَى كُلِّ عَمَلٍ مَرْغُوب* صَلِّ عَلَيْهِ
رَبَّنَا عَدَدَ مَافِي عِلْمِ رَبِّنَا مِنِ اسْتِحَالَةٍ وَجَوَازٍ وَوُجُوب*
وَوَفِّقْنَا بِهَا لِكُلِّ خَيْرٍ مُسْتَحَبٍّ وَمَنْدُوب* وَأَحِلَّنَا دَارَ
الْمُقَامَةِ لا يَمَسُّنَا فِيهَا نَصَبٌ وَلا يَمَسُّنَا فِيهَا لُغُوب*
(لَيْسَ لَهَا مِن دُونِ اللَّـهِ كَاشِفَةٌ)
اللَّهـُمَّ
بِـحَقِّ هَذِهِ الْآيَةِ الشَّرِيفَةِ وَمَا بِـهَا مِنْ أَسْرَارٍ أَنْ تَكْشِفَ
ضُرَّنَا وَتَصْرِفَ عَنَّا كَيْدَ مَنْ كَادَنَا وَشَرَّ مَنْ أَرَادَ بِنَا
شَرَّاً وَرُدَّ كَيْدَهُ فِي نَحْرِهِ وَاَشْغِلْهُ عَنَّا بِشَاغِلٍ لَا
يَسْتَطِيعُ رَدَّهُ يَا اللَّـه .
Alamat Yayasan
al-Muafah
Jalan Tipar Cakung
Rt: 05 Rw 08 NO: 5 Kampung Baru, Cakung Barat Jakarta Timur 13910
Sanad Sayyidul Istighfar (The King Of Istighfar)
15 komentar:
The king
70 100 150 atau sebanyak banyak dlm 1hari ..ya sidi
Mohon ijazah nya ustadz
mohon ijazahnya kyai rizki untuk memohon ampunan allah ,semoga kyai sekeluarga selalu mendapat ampunan dari allah swt
Mohon ijazah tuan Guru, Qobiltu
Mohon ijazah nya baginda
Mohon ijazah nya baginda
Tuan kiayi fajar mohon ijazah nya
Syukron...
Sy sudah mengamalkan tapi belum punya ijazahnya,mohon diijazahkan baginda..
saya iajzahkan
Ikuti Kajian Islam:
instagram.com/rizkialbatawi
@rizkialbatawi
https://www.facebook.com/Rizqi-Zulqornain-Albatawi
Qobiltu ya kyai
Qobiltu yai
Qobiltu ustadz...
بسم الله الرحن الرحيم
قبلت
qobiltu yai...
Posting Komentar