Nazham al-Baiquniyah
Oleh; H. Rizqi Dzulqornain
al-Batawiy
بسم الله الرحمن الرحيم
حمدا
له أظهر في الوجود *** نور حقيقة النبي المحمود
وصل يا رب على محمد *** الفاتح الخاتم طه الأمجد
وناصر الحق وهادينا الى *** صراطك القويم نهج الفضلا
وآله بحق قدره الفخيم *** وجاه مقدار مقامه العظيم.
أما بعد:
Manzhumah Al-Baiquniyah merupakan naskah kecil/saku (matan)
pengantar ilmu hadis (musthalah hadits) yang berupa rangkaian bait-bait syair (nazham)
yang memuat istilah dan hukum dasar seputar pembagian hadits dan
macam-macamnya. Kitab ini ditulis oleh Thaha bin Muhammad bin Futuh Al-Baiquni,
seorang ahli hadits yang wafat sekitar tahun 1080 H (1669/1670 M).
Terdapat perbedaan pendapat
tentang nama Syeikh Al-Baiquni, sebagian mengatakan bahwa ia bernama Thaha,
sebagian lain mengatakan bahwa namanya adalah 'Umar.
منظومة البيقونية
أَبْـدَأُ بِالحَمْـدِ مُـصَلِّياً علـى * مُحَمَّــدٍ خَيْرِ نَبيِّ
أُرْسِـلا
Aku memulai dengan memuji Allah dan bershalawat atas Muhammad, nabi
terbaik yang diutus
وَذي مـنْ أقسـامِ الحَديثِ عِدَّهْ * وَكُـلُّ وَاحِـدٍ أَتَى
وَعَـدَّهْ
Inilah berbagai macam pembagian hadits.. Setiap bagian akan datang
penjelasannya
أَوَّلُهَا الصَّحِيحُ وَهُـوَ مَا اتَّصَـلّْ* إسْنَادُهُ وَلَمْ
يَشُـذَّ أَوْ يُعَـلّْ
Pertama hadits shahih yaitu yang bersambung sanad nya, tidak
mengandung syadz dan ‘illat
يَرْويهِ عَدْلٌ ضَـابِطٌ عَنْ مِثْلِـهِ * مُعْتَمَـدٌ فِي
ضَبْطِهِ وَنَقْلِـهِ
Perawi nya ‘adil dan dhabith yang meriwayatkan dari yang semisalnya
(‘adil dan dhabith juga) yang dapat dipercaya ke-dhabith-an dan periwayatan nya
وَالحَسَنُ المَعْروفُ طُرْقـاً وَغدَتْ * رِجَالَهُ لا كَالصَّحِيحِ
اشْتَهَرَتْ
(Kedua) Hadits Hasan yaitu yang jalur periwayatannya ma’ruf.. akan
tetapi perawinya tidak semasyhur hadits shahih
وَكُلُّ مَا عَنْ رُتْبَةِ الحُسْنِ قَصُـرْ * فَهُوَ الضَّعِيفُ
وَهْوَ أَقْسَامَاً كَثُرْ
Setiap hadits yang lebih rendah dari derajat hadits hasan adalah
hadits (ketiga) Dhaif dan terbagi atas banyak bagian
وَمَـا أُضِيفَ لِلنَّبي المَرْفُــوعُ * وَمَـا لِتَابِعٍ هُـوَ المَقْطُـوعُ
Hadits yang disandarkan kepada nabi adalah Hadis Marfu’, dan yang
disandarkan kepada Tabi’in adalah Hadits Maqthu’
والمُسْنَدُ المُتَّصِلُ اْلإسْنَادِ مِــنْ * رَاوِيهِ حَتَّى
المُصْطَفَى ولَمْ يَبِنْ
Hadits Musnad adalah yang bersambung sanadnya perawinya sampai
kepada nabi tanpa terputus
وَمَـا بِسَـمْعِ كُلِّ رَاوٍ يَتَّصِـلْ * إسْنَادُهُ لِلْمُصْطَفَى
فَالْمُتَّصِـلْ
Hadits yang setiap perawi nya mendengar satu sama lain dan
bersambung sanad nya sampai nabi maka disebut Al Muttashil (bersambung)
مُسَلْسَلٌ قُلْ مَا عَلَى وَصْفٍ أَتَى * مِثْلُ أَمَا وَاللـهِ
أَنْبَانِي الْفَتَـى
Hadits Musalsal adalah hadits yang dibawakan dengan
menyertakan sifat (yang selalu sama) seperti perkataan perawi “Ketahuilah,
Demi Allah telah memberitahuku seorang pemuda”
كَـذَاكَ قَـدْ حَدَّثَنِيهِ قَائِمــا * أَوْ بَعْـدَ أَنْ
حَدَّثَنِـي تَبَسَّـما
Begitu juga seperti “Si Fulan Telah bercerita kepadaku sambil
berdiri” atau “setelah bercerita kepadaku, ia tersenyum”
عَزِيزُ مَرْوِي اثْنَينِ أَوْ ثَلاَثَــهْ * مَشْهُورُ مَرْوِي
فَوْقَ مَـا ثَلاَثَهْ
Hadits ‘Aziz adalah hadits yang diriwayatkan oleh dua atau tiga
orang perawi sedangkan Hadits Masyhur diriwayatkan oleh lebih dari tiga perawi
مُعَنْعَنٌ كَعَنْ سَعِيدٍ عَـنْ كَـرَمْ * وَمُبْهَمٌ مَـا فيهِ
رَاوٍ لَمْ يُسَـمّْ
Hadits Mu’an’an itu seperti perkataan perawi “dari
sa’id, dari Karom” dan Al Mubham itu hadits yang perawinya tidak diberi
nama
وَكُـلُّ مـَا قَلَّتْ رِجَالُهُ عَـلاَ * وَضِـدُهُ ذَاكَ الَّذِي
قَدْ نَـزَلاَ
Setiap hadits yang sedikit perawinya disebut hadits ‘Aaliy dan
kebalikannya disebut hadits Naazil
وَمَا أَضَفْتَهُ إِلى الأَصْحَـابِ مِنْ * قَوْلٍ وَفِعْلٍ فَهْوَ
مَوْقُوفٌ زُكِنْ
Perkataan atau perbuatan yang kau sandarkan kepada Sahabat adalah
Hadits Mauquf
وَمُرْسَـلٌ مِنْهُ الصَّحَابِيُّ سَقَطْ * وَقُلْ غَرِيبٌ مَا رَوَى
رَاوٍ فَقَطْ
Hadits Mursal adalah hadits yang perawinya gugur di tingkat Sahabat
dan katakanlah Hadits Gharib itu hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi
saja
وَكُـلُّ مَا لَـمْ يَتَّصِلْ بِحَـالِ * إِسْـنَادُهُ مُنْقَطِعُ
اْلأوْصَـالِ
Setiap hadits yang tidak bersambung sanadnya disebut Hadits
Munqathi’
وَالمُعْضَلُ السَّـاقِطُ مِنْهُ اثْنَـانِ * وَمَـا أَتَى
مُدَلَّسـاً نَوْعَـانِ
Hadits Mu’dhal adalah hadits yang gugur pada sanadnya dua rawi.
Hadits yang ditadlis ada dua macam
الأَوَّلُ الاسْـقَاطُ للشَّيْخِ وَأنْ * يَنْقُـلَ عَـمَّنْ فَوْقَهُ
بِعَنْ وَأَنْ
Pertama, menggugurkan syaikhnya dan menukil dari perawi di atas nya
dengan kata ” dari (عَنْ) ” dan “bahwa (أَنَّ)”
وَالثَّانِ لا يُسْـقِطُهُ لَكِنْ يَصِفْ * أَوْصَـافَهُ بِمَا بِـهِ
لا يَنْعَـرِفْ
Kedua, tidak menggugurkan (syaikh) nya akan tetapi mensifatinya
dengan sifat yang tidak dikenal
وَمَا يُخَـالِفْ ثِقَةٌ فِيـه المَـلا * فَالشَّاذُّ وَالمَقْلُوبُ
قِسْمَانِ تَـلا
Hadits (tsiqah) yang menyelisihi hadits yang (lebih) tsiqah disebut
dengan Hadits Syadz. Hadits Maqlub ada dua jenis
إِبْـدَالُ رَاوٍ مَا بِرَاوٍ قِسْــمُ * وَقَلْبُ إِسْـنَادٍ لِمَتْنٍ
قِسْــمُ
Pertama, terganti (terbolak-balik) rawi yang satu dengan yang lain.
Kedua, terbolak-baliknya sanad matan tertentu dengan sanad matan yang lain
وَالْفَـرْدُ مَا قَيَّدْتَـهُ بِثِقَــةِ * أَوْ جَمْعٍ أَوْ قَصْرٍ
عَلَى رِوَايَـةِ
Hadits Fard adalah hadits yang kau kaitkan dengan periwayatan
seorang yang tsiqah, atau periwayatan sebuah kelompok tertentu, atau
terbatas/dikhusukan pada riwayatnya saja
وَمَـا بِعِلَّةٍ غُمُوضٍ أَوْ خَفَــا * مُـعَلَّلٌ عِنْدَهُـمُ
قَـدْ عُرِفَـا
Hadits yang mengandung cacat yang samar atau tersembunyi dikenal
oleh Ahli Hadits dengan Hadits Mu’allal
وَذو اخْتِلافِ سَـنَدٍ أَوْ مَتْـنِ * مُضْطَرِبٌ عِنْدَ أُهَـيْلِ
الْفَـنِّ
Hadits yang sanad atau matannya berselilih (memiliki perbedaan)
menurut Ahli Hadits disebut Hadits Mudhtharib
وَالمُدْرَجَاتُ في الحَدِيثِ مَا أَتَتْ * مِنْ بَعْضِ أَلْفَاظِ
الرُّواةِ اتَّصَلَتْ
Hadits Mudraj yaitu hadits yang datang (ditambahkan) pada (sanad
atau matan) nya sebagian lafaz-lafaz perawi
وَمَا رَوَى كُلُّ قَرِينٍ عَنْ أَخِـهْ * مُدَبَّجٌ فَاعْرِفْهُ
حَقَـاً وَانْتَخِـهْ
Hadist yang diriwayatkan oleh setiap teman dari saudaranya disebut
Hadits Mudabbaj
مُتَّفِقٌ لَفْظـاً وَخَطـاً مُتَّفِـقُ * وَضِدُّهُ فِيمَــا
ذَكَرْنَا المُفْتَرِقْ
Kesesuaian lafaz dan tulisan (nama perawi) nya disebut Muttafiq dan
kebalikan dari yang kami sebutkan disebut Muftariq
مُؤتَلِفٌ مُتَّفِقُ الخَطِّ فَقَـــطْ * وَضِدُّهُ مُخْتَلِفٌ
فَاخْشَ الغَلَطْ
Mu’talif itu jika sesuai tulisan (nama perawi) nya saja (tidak
lafaznya) dan kebalikannya disebut Mukhtalif maka waspadailah kekeliruan
وَالمُنْكَرُ الْفَرْدُ بِهِ رَاو غَــدَا * تَعْدِيلُهُ لا
يَحْمِــلُ التَّفَـرُّدَا
Hadits munkar adalah hadits yang diriwayatkan oleh seorang rawi
yang tidak diterima ta’dil nya dalam keadaan menyendiri
مَتْرُوكُهُ مَا وَاحِدٌ بِهِ انْفَــرَدْ * وَأَجْمَعُوا لِضَعْفِهِ
فَهْوَ كَــرَدّْ
Hadits Matruk adalah hadits yang menyendiri perawinya dan mereka
(para ahli hadits) menyepakati Kedhaifan Rawi tersebut dan menolaknya
وَالكَــذِبُ المُخْتَلَقُ المَصْنُوعُ * عَلَى النَّبِي فَــذَلِكَ
المَوْضُوعُ
Hadits dusta yang dibuat-buat (dipalsukan) atas nama nabi maka
itulah Hadits Maudhu’
وَقَــدْ أَتَتْ كَالجَوْهَرِ المَكْنُونِ * سَــمَّـيْتُهَا
مَنْظُومَةَ البَيْقُونِي
Sungguh nadzham ini seperti Al Jauhar Al Maknun yang ku beri nama
Mandzhumah Al Baiquuniyah
فَـــوْقَ الثَّلاثِينَ بِأَرْبَعٍ أَتَتْ * أَبْيَاتُهـــَا ثُمَّ
بِخَيرٍخُـتِمَتْ
Datang dengan 34 bait kemudian ditutup dengan baik
Khadimul Majlis al-Mu'afah
H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy
instagram.com/rizkialbatawi
instagram.com/Zulqornain_Muafiy
********* ******** ********
يا فالق الحب والنوى، أعط كل واحد من الخير ما نوى، وارفع عنا كل
شكوى، واكشف عنا كل بلوى، وتقبل منا كل نجوى، وألبسنا لباس التقوى، واجعل الجنة
لنا مأوى .
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْفَاتِحِ لِمَا
أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ وَالْهَادِي
إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ، وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ
العَظِيْمِ.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلامٌ
عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
Alamat Yayasan al-Muafah
Jalan Tipar Cakung Rt: 05 Rw 08 NO:
5 Kampung Baru, Cakung Barat 13910
2 komentar:
Subhanalloh.mohon ijazahnya ya syaikhi
saya ijzahkan
Posting Komentar