Rabu, 18 Januari 2017

Shalat Dhuha (al-Quthb al-Maktum)

Kaifiat Shalat Dhuha

Oleh; H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy


بسم الله الرحمن الرحيم
حمدا له أظهر في الوجود *** نور حقيقة النبي المحمود

وصل يا رب على محمد *** الفاتح الخاتم طه الأمجد

وناصر الحق وهادينا الى *** صراطك القويم نهج الفضلا

وآله بحق قدره الفخيم *** وجاه مقدار مقامه العظيم.


أما بعد:


Shalat Dhuha adalah shalat sunnah yang dilakukan ketika waktu Dhuha. Waktu Dhuha adalah waktu ketika matahari mulai naik seukuran tombak atau kurang lebih 4 derajat dalam hitungan falakiyah astronomi (satu derajat adalah 4 menit. Jadi 4 derajat itu 16 menit) dari Syuruq (terbit matahari). Shalat Dhuha berakhir hingga waktu Zawal (Matahari gelincir dari titik kulminasi) masuk waktu shalat Zhuhur. 

Pakar bahasa Arab Imam Abu Nashar Ismail al-Jauhariy (wafat tahun 393 Hijriyah dalam kitab as-Shihah mengatakan;

وضحوة النهار ارتفاع الشمس

Waktu Dhuha itu adalah ketika matahari naik.

Kesimpulannya; Apabila matahari terbit (syuruq) jam 6:00 maka 16 menit kemudian sudah masuk waktu Dhuha).


Keutamaan Shalat Dhuha

Shalat Dhuha memiliki keutamaan yang luar biasa di antaranya:

@ Shalat Dhuha Wasiat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu beliau berkata:

أَوْصَانِى خَلِيلِى -صلى الله عليه وسلم- بِثَلاَثٍ بِصِيَامِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَرَكْعَتَىِ الضُّحَى وَأَنْ أُوتِرَ قَبْلَ أَنْ أَرْقُدَ

“Kekasihku (Muhammad) shallallahu ‘alaihi wasallam mewasiatkan kepadaku tiga perkara: puasa tiga hari setiap bulan (ayyamul bidh), shalat Dhuha dua rakaat dan shalat witir sebelum tidur” (Shahih Imam Al Bukhari no: 1981 dan Shahih Imam Muslim, no: 721).

@ Shalat Dhuha mengundang ampunan dosa:

مَنْ حَافَظَ عَلَى شُفْعَةِ الضُّحَى غُفِرَ لَهُ ذُنُوبُهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ البَحْرِ.

“Siapapun yang rutin shalat dhuha, akan diampuni dosanya, sekalipun dosa itu sebanyak busa lautan” (Sunan at=Tirmidzi no: 476)

@ Dhuha Nama Pintu surga:
«إِنَّ فِي الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ: الضُّحَى، فَإِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ نَادَى مُنَادٍ: أَيْنَ الَّذِينَ كَانُوا يُدِيمُونَ عَلَى صَلَاةِ الضُّحَى؟ هَذَا بَابُكُمْ فَادْخُلُوهُ بِرَحْمَةِ اللَّهِ»

“Sesungguhnya di dalam syurga, ada pintu yang dinamakan pintu DHUHA, maka ketika datang hari kiamat memanggillah (yang memanggil Allah), dimanakah orang yang selalu mengerjakan sembahyang atas Ku dengan sembahyang DHUHA? inilah pintu kamu, maka masuklah kamu ke dalam syurga dengan rahmat Allah”. (Mu’jam al-Aushat no: 5060).

@ Shalat Dhuha merupakan shadaqah
Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى

“Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at” (Shahih Imam Muslim no.  720).

@ Shalat Dhuha bernilai ibadah haji dan umrah
 Dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

« مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِى جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ ». قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ

“Siapa yang melaksanakan shalat shubuh secara berjama’ah lalu ia duduk sambil berdzikir pada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia melaksanakan shalat dua raka’at, maka ia seperti memperoleh pahala haji dan umroh.” Beliau pun bersabda, “Pahala yang sempurna, sempurna dan sempurna.” (Sunan Imam Tirmidzi no. 586)

@ Shalat Dhuha adalah jihad

 مَنْ تَوَضَّأَ، ثُمَّ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لِسُبْحَةِ الضُّحَى، فَهُوَ أَقْرَبُ مَغْزًى، وَأَكْثَرُ غَنِيمَةً، وَأَوْشَكُ رَجْعَةً "

“Siapa yang berwudhu kemudian pergi pada waktu pagi ke masjid untuk melaksanakan shalat dhuha, maka hal itu adalah peperangan yang paling dekat, ghanimah yang paling banyak, dan kembalinya lebih cepat” (Musnad Imam Ahmad no: 6638)

@ Shalat Dhuha Ibadah orang yang kembali Kepada Allah:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;

«لَا يُحَافِظُ عَلَى صَلَاةِ الضُّحَى إِلَّا أَوَّابٌ» . قَالَ: «وَهِيَ صَلَاةُ الْأَوَّابِينَ»

“Tidaklah menjaga shalat sunnah Dhuha melainkan awwab (orang yang kembali taat). Inilah shalat awwabin.” (Shahih Imam Ibnu Khuzaimah no; 1224)

@ Shalat Dhuha Menjanjikan kemuliaan:
Imam al-Baihaqiy meriwayatkan:

«مَنْ صَلَّى الضُّحَى سَجْدَتَيْنِ لَمْ يُكْتَبْ مِنَ الْغَافِلِينَ، وَمَنْ صَلَّى أَرْبَعًا كُتِبَ مِنَ الْقَانِتِينَ، وَمَنْ صَلَّى سِتًّا كُفِيَ ذَلِكَ الْيَوْمِ، وَمَنْ صَلَّى ثَمَانِيًا كَتَبَهُ اللَّهُ مِنَ الْعَابِدِينَ، وَمَنْ صَلَّى ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ .

“Siapa saja yang melaksanakan shalat dhuha 2 rakaat, maka akan ditulis sebagai orang- orang yang tidak lalai dalam mengingat Allah. Siapa yang melaksanakan 4 rakaat, akan ditulis sebagai orang- orang yang suka beribadah. Siapa yang melaksanakan 6 rakaat, maka akan dicukupkan dirinya pada hari tersebut. Siapa yang melaksanakan 8 rakaat, akan ditulis sebagai orang- orang yang selalu berbuat taat. Dan Siapa yang melaksanakan 12 rakaat, maka Allah akan membina baginya mahligai di dalam Surga”. (Imam al-Bayhaqiy Sunan as-Shaghir n0: 825)

@ Shalat Dhuha sebagai benteng perlindungan kejahatan dan kefaqiran:
Dari Nu’aim bin Hammar Al Ghothofaniy, beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَا ابْنَ آدَمَ لاَ تَعْجِزْ عَنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ أَكْفِكَ آخِرَهُ

“Allah Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat raka’at shalat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang.” (Sunan Imam Abu Daud no. 1289)

Shalat Dhuha tidak hanya berguna untuk mempersiapkan diri menghadapi hari dengan rangkaian gerakan teraturnya, tapi juga menangkal stress yang mungkin timbul dalam kegiatan sehari-hari, sesuai dengan keterangan dr. Ebrahim Kazim tentang shalat, "Ada ketegangan yang lenyap karena tubuh secara fisiologis mengelurakan zat-zat seperti enkefalin dan endorfin. Zat ini sejenis morfin, termasuk opiat. Efek keduanya juga tidak berbeda dengan opiate lainnya. Bedanya, zat ini alami, diproduksi sendiri oleh tubuh, sehingga lebih bermanfaat dan terkontrol.

Imam Abdul Hamid as-Syarwaniy mengatakan dalam kitab Hasyiyah Tuhfah: “Pendapat yang mengatakan lazim melakukan shalat Dhuha dapat menghentikan keturunan adalah hal batil, tidak memiliki sumber yang jelas. Itu merupakan bisikan syetan yang dicuatkan oleh orang awam agar shalat Dhuha ditinggalkan orang.”

Dalam kitab Bugyatul Hudzzaq disimpulkan;


ثم الضحى مجلبة لليسر ** لانها نافية للفقر

صلاتها شكر على النعماء ** لكونها تزكية الاعضاء

Shalat Dhuha dapat menyedot kemudahan segala usaha (rizki) karena dapat menolak kefaqiran. Mengerjakan sholat dhuha merupakan aflikasi syukur atas ni'mat Allah lantaran sebagai upaya pensucian anggota badan dari dosa.


Bilangan Rakaat Shalat Dhuha


Jumlah rakaat shalat Dhuha minimal 2 rakaat. Adapun maksimal dan yang paling utamanya, para ulama berbed pendapat. Di antaranya: Imam Muhammad ar-Ramliy mengatakan dalam kitab Nihayatul Muhtaj, 8 rakaat adalah bilangan maksimal dan utama. Imam Ibn Hajar al-Haitamiy, 12 rakaat. Sedangkan menurut Imam Syarafuddin Al-Amrithiy: Minimal 2 rakaat. Adnal Kamal (ideal) 4 rakaat. Yang afdhol 6 rakaat dan al-Aktsar (maksimal) 8 rakaat.

Imam Abdullah as-Syarqawiy rahimahullah menyebutkan khilafiyah tersebut dalam Nazhm Tahrir:

ثم الضحى أقلها اثنتان * فصاعدا زوجا الى ثمان
وزادها قوم الى ثنتى عشر * وفي صلاة التوبة الحديث قر

Kemudian shalat Sunnah Dhuha, minimal 2 rakaat, atau lebih dikerjakan tiap 2 rakaat salam sampai 8 rakaat. Sekelompok ulama mengatakan maksimal 12 rakaat. Adapun shalat taubat memiliki dalil dari hadits yang tetap.”

Kaifiat Shalat Dhuha

@ Niat Shalat Dhuha dalam hati berbarengan ketika Takbiratul Ihram dan sunnah melafazhkan niat sebelum takbiratul ihram (Ushalli Sunnatad Dhuha Lillahi Taala).

@ Membaca surat al-Fatihah

@ Membaca surat al-Qur’an. Hukum membaca surat setelah al-Fatihah, hukumnya sunnah. Diperbolehkan membaca ayat-ayat dari surat al-Qur’an yang kita hafal. Tetapi yang afdhol membaca surat as-Syams dan surat ad-Dhuha (sebagaimana riwyat Imam al-Baihaqiy) atau Surat al-Kafirun dan al-Ikhlash.

Imam Al-Ahsan al-Ba'qiliy Radhiyallahu anhu (wafat tahun 1368 Hijriyah) dalam kitab Ira'ah Arais Syumus Falakil Haqaiqil Irfaniyah jilid 2 halaman 228, menyebutkan:


"Siapa yang melakukan shalat Dhuha 4 rakaat. setiap rakaatnya setelah membaca al-Fatihah 10 kali lalu ia membaca ayat kursiy 10 kali, surat al-Kafirun 10 kali, Qul Audzu Birabbil Falaq 10 kali dan Qul Audzu Birabbin Nas 10 kali. kemudian setelah salam ia membaca Istighfar 70 kali, maka ia akan mendapat perlindungan dari segala kejahatan, diqabulkan 70 hajatnya, mendapat karomah bila ia lewat kuburan dan berbicara kepada penghuni kubur mereka akan menjawabnya dan dianugrahkan keridhaan Allah Yang terbesar."

Hal di atas dikuatkan Hadits Riwayat Imam Abu Daud:

قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَا ابْنَ آدَمَ لاَ تَعْجِزْ عَنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ أَكْفِكَ آخِرَهُ

“Allah Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat raka’at shalat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang.” (Sunan Imam Abu Daud no. 1289).

@ Setiap dua rakaat, melakukan salam.

@Membaca doa setelah shalat Dhuha:

اَللهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقَى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ

"Allahumma innad dhuha-a dhuha-uka, wal baha-a baha-uka, wal jamala jamaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrota qudrotuka, wal 'ismata 'ismatuka. Allahumma in kana rizqi fis sama-i fa-anzilhu, wa in kana fil ardhi fa akhrijhu, wa in kana mu’assaron fa yassirhu, wa in kana haroman fathohhirhu, wa in kana ba’idan faqorribhu, bihaqqi dhuha-ika, wa baha-ika, wa jamalika, wa quwwatika, wa qudrotika, aatini ma atayta 'ibadakas sholihin".

Artinya: "Ya Allah, bahwasannya waktu dhuha itu adalah waktu dhuha-Mu, dan keagungan itu adalah keagungan-Mu, dan keindahan itu adalah keindahan-Mu, dan kekuatan itu adalah kekuatan-Mu, dan perlindungan itu adalah perlindungan-Mu. Ya Allah, jika rizkiku masih di atas langit, maka turunkanlah, jika masih di dalam bumi, maka keluarkanlah, jika masih sukar, maka mudahkanlah, jika (ternyata) haram, maka sucikanlah, jika masih jauh, maka dekatkanlah, Berkat waktu dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaan-Mu, limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hambaMU yang sholeh".

Dalam kitab Maslakul Qarib. li Kulli Salik Munib karya al-Habib Thahir Bin Husain Bin Thahir al-Husainiy ditambahkan doa:

اللَّهُمَّ بِكَ أُحاوِلُ، وَبِكَ أُصَاوِلُ، وَبِكَ أُقاتِلُ

Allaahumma bika uhaawilu, Wabika ushawilu Wabika uqaatilu


Ya Allah atas idzin-Mu aku berusaha, Atas namamu aku mendapat kemenangan Dan dengan pertolongan-Mu aku berperang.

Dan membaca:

رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.

Ya Tuhanku, ampunilah aku, dan berilah rahmat kepadaku, dan terimalah taubatku. Sesungguhnya Engkau adalah dzat yang Maha Menerima Taubat lagi Maha Penyayang" (40 atau 100 kali)



Nb: Shalat Dhuha dilakukan sendiri, tidak disunnahkan untuk diberjamaahkan.


Adapun sanad Muttashil kepada Imam Abu Daud Sulaiman Bin al-Asy’ats as-Sijistaniy rahimahullah sampai kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, sebagai berikut:

الحاج رزقي ذو القرنين اصمت البتاوي عن العلامة الدكتور يوسف خطار محمد عن المحدث المحقق الشيخ عبد الفتاح ابو غدة عن الشيخ عبد القادر شلبي عن عبد الله بن عودة بن عبد الله صوفان القدومي عن حسن الشطي عن مصطفى الرحيباني عن احمد البعلي عن عبد القادر التغلبي عن عبد الباقي بن عبد الباقي الحنبلي عن منصور البهوتي عن يوسف بن زكريا الانصاري عن أبيه عن ابن الفرات عن عمر بن الحسن بن اميلة. اخبرنا علي بن احمد بن عبد الواحد بن البخاري اخبرنا عمر بن محمد بن معمر بن طبرزد اخبرنا ابو البدر ابراهيم بن محمد الكرخي وابو الفتح مفلح بن احمد الدومي سماعا قالا اخبرنا ابو بكر احمد بن علي بن ثابت الخطيب عن ابي عمر الهاشمي عن ابي علي محمد بن احمد اللؤلؤي عن أبي داود سليمان بن الأشعث السجستاني قال حَدَّثَنَا دَاوُدُ بْنُ رُشَيْدٍ، حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ، عَنْ مَكْحُولٍ، عَنْ كَثِيرِ بْنِ مُرَّةَ أَبِي شَجَرَةَ، عَنْ نُعَيْمِ بْنِ هَمَّارٍ، عن رسول اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ


Dikutip ulang dari kitab ittihaful amajid bi nafaisil fawaid karya Abu Mun'yah as-Sakunjiy at-Tijaniy jilid 2 halaman 43.



Khadimul Majlis al-Mu'afah
H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy M.A

Ikuti Kajian Islam:

instagram.com/rizkialbatawi


@rizkialbatawi



 ********* ******** ********

Shalawat Fatih (Raja Shalawat)

اللهمَّ صلَّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَولاَنَا مُحَمَّدِ الفَاتِحِ لِمُغْلَقَاتِ خَزَائِنِ العَوالِمِ الوجُودِيَّةِ الَّتِي برَزَتْ مِنْ حَيْزِ بُطُونِ العَدمِ الأَزَلِيِّ الْمَقْهُوْرِ. إِلَى سَاحَاتِ مَيَادِينِ الظُّهُورِ. والَخاتِمِ لِمَا سَبَقَ فِي عِلمِ اللهِ بُروزُ سرِّهِ مِن أَوامِرِ مَظَاهِرِ الْمَمْلَكَةِ الإلهِيةِ الذِي هُوَ قُطبُ رَحَاهَا وشُؤونُهَا عَلَيهِ تَدُورُ. نَاصِرِ أَعْلاَمِ دَولَةِ الْحَقِّ بِجَحَافِلِ جُيُوشِ الصِّدْقِ الْمُبِيدَةِ بِبَوَارِقِ أَسِنَّتِهَا الْمُحَمَّدِيةِ الأَحْمديةِ طَوَاغِيتَ الإِجْحَافِ وَالظُّلَمِ وَالْجُورِ. وَالْهَادِي إِلَى الصِّرَاطِ الْمُستَقِيمِ والْمَنهَجِ الرَّبَّانِي القَوِيْمِ بِالسِّيَاسَةِ الْحَقَّانِيةِ وَالْمَعرِفَةِ التَامةِ الإيقَانِيَةِ وَالْحِكمَةِ البَالِغَةِ وَالْحُجةِ الدّامِغَةِ السَّاطِعَةِ النُّور. اللهمَّ صلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيهِ وَعَلَى آلِهِ الأَفْرَادِ البُدُورِ. وَصحَابَتِهِ الأمْجَادِ الصُّدُور. حَقَّ قَدرِهِ الفَخِيمِ فِي سَائِرِ الْحَضرَات والْخطَرَاتِ، وَمِقدَارِهِ العَظِيمِ عِندَ رَبِّ البَرِيَّاتِ، صَلاَةً جَامِعَةً لامِعَةً نَافعةً رَافِعَةً مَانِعَةً يَانِعَةً تَتَوَالَى ما قُرِئَتِ السُّطُورُ. وتفتقَ رتقُ الدهُورِ بِتَعَاقُبِ أَدْوَارِ الأمُور. نَجِدُهَا يَا أللهُ ذَخِيْرةً وَعُمدَةً، وزَادًا وَعُدَّةً يَوْمَ الْعَرَضِ وَالنُّشُوْرِ.

صَلاَةً تَهَبُ لَنَا نُفُوْسًا رَاضِيةً، وَصُدُوْرًا مِن الْهَمِّ خَالِيةً، وَقُلُوْبًا بِحُبِّهِ صَافِيَةً، وَأَنْ تُتِمَّ عَلَيْنَا بِالصِّحَّةِ وَالْعَافِيَةِ وَخَيْرِ الذُّرِّيَّةِ.

(لَيْسَ لَهَا مِن دُونِ اللَّـهِ كَاشِفَةٌ)

اللَّهـُمَّ بِـحَقِّ هَذِهِ الْآيَةِ الشَّرِيفَةِ وَمَا بِـهَا مِنْ أَسْرَارٍ أَنْ تَكْشِفَ ضُرَّنَا وَتَصْرِفَ عَنَّا كَيْدَ مَنْ كَادَنَا وَشَرَّ مَنْ أَرَادَ بِنَا شَرَّاً وَرُدَّ كَيْدَهُ فِي نَحْرِهِ وَاَشْغِلْهُ عَنَّا بِشَاغِلٍ لَا يَسْتَطِيعُ رَدَّهُ  يَا اللَّـه .



Alamat Yayasan al-Muafah
Jalan Tipar Cakung Rt: 05 Rw 08 NO: 5 Kampung Baru, Cakung Barat Jakarta Timur 13910





36 komentar:

Ahmad Kholiluddin mengatakan...

Insya Allah.. Mohon izin mengamalkan pak kyai

Unknown mengatakan...

Yaa syaikhunal Mukarom, sy mohon ijazahnya beserta sanadnya.serta izin untuk mengamalkan sholat Dhuha seperti yg ada di blog ini. Jazakallah Khoir insyaallah Amin

Unknown mengatakan...

Yaa syaikhunal Mukarom, sy mohon ijazahnya beserta sanadnya.serta izin untuk mengamalkan sholat Dhuha seperti yg ada di blog ini. Jazakallah Khoir insyaallah Amin

Yayasan Almuafah mengatakan...

Saya ijazahkan akhi kholiluddin dan akhi dani barokallahu fikum wa zadakum fi ma'nakum

mufti mengatakan...

kami mohon ihazahnya, serta doa supaya dapat istiqomah mengerjakannya

Ahmad Kholiluddin mengatakan...

Qobilna Kyai, Allahumma Aamiin

Unknown mengatakan...

Amin Allahuma Amin

Unknown mengatakan...

Alhamdulillah

Unknown mengatakan...

Izin mengamalkan ustad

Unknown mengatakan...

Yaa syaikhunal Mukarom, sy mohon ijazahnya beserta sanadnya.serta izin untuk mengamalkan sholat Dhuha seperti yg ada di blog ini. Jazakallah Khoir insyaallah Amin

Syaeful bahar mengatakan...

Ijazahin saya ustadz

Faisal Amri mengatakan...

Alhamdulillah Baginda.....

Unknown mengatakan...

siap kyai

Lukman Hakim mengatakan...

Alhmdulillah..... Mhn ridho dan ijazahnya pak kiyai

Lukman Hakim mengatakan...

Alhmdulillah..... Mhn ridho dan ijazahnya pak kiyai

Syawai mengatakan...

Qobiltu

Syawai mengatakan...

Qobiltu

Unknown mengatakan...

Mohon ijazah & sanadnya Abuya, smg bs istiqomah liridhoillaah...

Unknown mengatakan...

qabiltu ijazataka yaa ustadzi

m3makkie mengatakan...

Qabiltu pak kyai.semoga pak kyai diberikan kesehatan yang sempurna. Dan mohon ketiduran pak kyai untuk kami, murid² pak kyai. Terima kasih

Unknown mengatakan...

qabiltu ijazataka yaa ustadzi

Unknown mengatakan...

Saya ijazahkan .. semoga kita bisa istiqomah

Unknown mengatakan...

Qobiltu Tuan Guru. Jazakumullah khoiron kasirro

Unknown mengatakan...

Qobiltu ,ustadz

Lutfi mengatakan...

Qobiltu ustadz...

Markoem mengatakan...

Qobiltu kiai

Umar faruq mengatakan...

Qobiltu kyai

Rahadian 'Abdurrohman mengatakan...

Ijin mengamalkan kyai...qobiltu wa jazakallohu khoir (ian 'Abdurrohman Lombok )

Anonim mengatakan...

Qobiltu Baginda

HIjrah mengatakan...

Assalamu'alaikum, Qobilti Ijazah dan sanadnya Pak Kyai,,mohn ridho untuk diamalkan..makasih, wassalam

Gilang mengatakan...

Qobiltu ijazah yai

Unknown mengatakan...

Mohon izin dan ijazah nya
Untuk mengamalkan nya tuan guru

Opan71 mengatakan...

بسم الله الرحن الرحيم
قبلت

Mohamad rashdan mengatakan...

qobiltu

Anonim mengatakan...

qobiltu

Anonim mengatakan...

qobiltu