Sabtu, 09 Januari 2016

Hukum Mencium Istri Di Tempat Umum

Cipika-Cipiki Di Tempat Ramai

Oleh; H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy

بسم الله الرحمن الرحيم

 حمدا له أظهر في الوجود *** نور حقيقة النبي المحمود
وصل يا رب على محمد *** الفاتح الخاتم طه الأمجد
وناصر الحق وهادينا الى *** صراطك القويم نهج الفضلا
وآله بحق قدره الفخيم *** وجاه مقدار مقامه العظيم.

أما بعد:

Pertanyaan Saudara Irwan Hendrawan Tijani:

Apa hukumnya seorang lelaki mencium istrinya, anak perempuannya yang dewasa atau saudara perempuannya (mahramnya) di tempat umum seperti kita sering temukan di mall atau di bandara, stasiun dan seumpamanya bahkan tak sedikit di antara mereka berpelukan hingga mungkin orang lain yang melihatnya cuma jatuh di pengen doang (bikin ngiler)?

Jawaban:

Hukum seorang lelaki mencium istrinya atau wanita-wanita mahramnya di tempat umum adalah makruh dan bisa jadi haram. Lantaran selempang (khawatir) adanya suuz zhon (sangka buruk) dari orang lain yang tidak mengetahui bahwa yang lelaki itu cium  adalah istri atau mahramnya.

Habib Usman Mufti Betawi Rahimahullah menyatakan di dalam kitab Iqazhun Niyam: "bahwa Seorang lelaki yang pernah mencium istrinya di tempat umum, maka ia tidak boleh diterima persaksiannya (sudah tidak boleh jadi saksi dalam berbagai aqad).

Para ulama dalam kitab-kitab fiqh mengemukakan: "Lelaki yang mencium istrinya atau mahramnya di tempat umum kudu diberikan Ta'zir (sangsi) atau hukuman lantaran kurang adab. Dalam sebuah hadis disebutkan:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلاَ يَقِفَنَّ مَوَاقِفَ التُّهَمِ

"Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah berdiri di tempat-tempat yang menyebabkan sangka buruk (fitnah)."

Cipika-cipiki (cium pipi kanan cium pipi kiri) yang dilakukan seorang pria kepada wanita mahram di tempat keramain termasuk hal yang tidak etis menurut Islam. Tidaklah hal tersebut dilakukan kecuali orang yang jahil dan miskin rasa malu. Rasulullah bersabda:

وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنْ الْإِيمَانِ

Dan sikap malu adalah salah satu cabang dari keimanan (riwayat Imam al-Bukhari dan Imam Muslim).

الْحَيَاءُ مِنَ الْإِيمَانِ وَالْإِيمَانُ فِي الْجَنَّةِ وَالْبَذَاءُ مِنَ الْجَفَاءِ وَالْجَفَاءُ فِي النَّارِ

Malu adalah bagian dari iman, dan iman di surga. Sedangkan berkata kasar adalah termasuk perangai yang kasar, dan perangai yang kasar (tempatnya) di neraka (riwayat imam at-Tirmidziy dan imam Ibnu Majah)

الْحَيَاءُ وَالإِيمَانُ قُرِنَا جَمِيعًا ، فَإِذَا رُفِعَ أَحَدُهُمَا رُفِعَ الآخَر

Sesungguhnya malu dan iman adalah kedua hal yang beriringan. Jika diangkat salah satu, maka terangkat yang lain (Imam Hakim al-Hakim)

Ketahuilah bahwa Sikap malu akan memperindah sesuatu:

وَلَا كَانَ الْحَيَاءُ فِي شَيْءٍ قَطُّ إِلَّا زَانَهُ

Dan tidaklah perasaan malu ada pada sesuatu, kecuali akan memperindahnya (riwayat imam at-Tirmidziy dan imam Ibnu Majah)

Jika sifat malu sudah hilang dalam diri seorang niscaya ia akan berani mengerjakan apa saja. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.

عَنْ أَبِي مَسْعُوْدٍ عُقْبَةَ بِنْ عَمْرٍو الأَنْصَارِي الْبَدْرِي رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلاَمِ النُّبُوَّةِ الأُوْلَى، إِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ.[رواه البخاري ]

Dari Abu Mas’ud, ‘Uqbah bin ‘Amr Al Anshari Al Badri radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya di antara ungkapan yang dikenal manusia dari ucapan kenabian terdahulu ialah: Jika engkau tidak malu, berbuatlah semaumu.” (Riwayat imam al-Bukhariy).

Di akhir zaman banyak orang yang tidak tahu malu, orang yang urat malunya sudah putus dan orang-orang yang berani bangat buat bikin malu. Naudzu Billah.


Khadimul Majlis al-Mu'afah
H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy

HP: 08164856876 / 082122549831
PIN: 22580F48
instagram.com/Zulqornain_Muafiy



 ********* ******** ********

اللَّهُــــــــــــــمَّ صَلِّ عَلَى سيِّــــــــدِنَا محمدٍ الفاتِـــــــــحِ لِمَا أُغْلِــــــــــــــقَ والخَـاتِــــــــــــــــمِ لِمَا سَبَــــــــــقَ، نَاصِـــــــــرِ الحَقِّ بالحـــــــــــــــــقِّ، والهـــــــــــــــــادِي إلى صِرَاطِـــــــــكَ الْمُسْتَقِيـــــــــــــــــــمِ، وَعَلَى آلِهِ حـــــــــقَّ قَدْرِهِ ومِقْــــــــــــدَارِهِ العَظِيــــــــــــــمِ.

(لَيْسَ لَهَا مِن دُونِ اللَّـهِ كَاشِفَةٌ)

اللَّهـُمَّ بِـحَقِّ هَذِهِ الْآيَةِ الشَّرِيفَةِ وَمَا بِـهَا مِنْ أَسْرَارٍ أَنْ تَكْشِفَ ضُرَّنَا وَتَصْرِفَ عَنَّا كَيْدَ مَنْ كَادَنَا وَشَرَّ مَنْ أَرَادَ بِنَا شَرَّاً وَرُدَّ كَيْدَهُ فِي نَحْرِهِ وَاَشْغِلْهُ عَنَّا بِشَاغِلٍ لَا يَسْتَطِيعُ رَدَّهُ  يَا اللَّـه .


Alamat Yayasan al-Muafah
Jalan Tipar Cakung Rt: 05 Rw 08 NO: 5 Kampung Baru, Cakung Barat Jakarta Timur 13910



1 komentar:

Unknown mengatakan...

Alhamdulillah makin pintar ilmu agama