Doa Ngakurin Suami Istri Yang Lagi Betotakan
Oleh; H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين
والصلاة والسلام على سيدنا محمد الفاتح الخاتم وعلى اله وصحبه اجمعين . أما بعد:
Jalannya kehidupan berumah tangga tidak selamanya mulus, terlebih lagi bila masing-masing pasangan tidak memiliki bekal ilmu dalam mengarungi bahtera rumah tangga.
Kurang-kurangnya sifat inshaf (kesadaran) dan salamatus shudur (legowo) antara suami istri, akan menyebabkan masalah yang dihadapi makin kusut walaupun masalah yang dihadapi sangat sepele.
Masing-masing membela diri menyatakan kebenarannya dan memvonis mutlak kesalahan pasangannya. Seada-adanya hari suami istri betotakan kaga karuan. Sore ribut, pagi minta bercerai. Pagi ribut, sore minta bercerai. Kata-kata bercerai kudunya jadi pantangan, malah jadi wiridan.
Perlu diketahui, seribu kali dalam sehari seoramg istri ngucapin kata talak (cerai), maka talak tidak jatuh, kecuali dalam kasus talak fasakh dimana istri mengadukan hal-hal kezhaliman penganiayaan suami terhadap istri kepada pengadilan.
Tetapi jika suami yang mengucapkannya, maka konsekwensinya jatuh bilangan talaknya baik diucapkan lantaran marah, kesel, becanda atau sungguhan.
Imam Muhammad Yusuf as-Shalihiy as-Syamiy wafat 942 Hijriyah menyebutkan dalam kitabnya "Subulul Huda War Rasyad Fi Sirati Khairil Ibad" jilid ke-10 halaman: 210 sebuah riwayat imam al-Baihaqiy dari sahabat Rasulullah Abdullah Bin Umar Radhiyallahu Anhu: " Ada seorang wanita datang bersama suaminya mengadukan segala perihal suaminya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Beliau bertanya: apakah engkau membencinya? Wanita itu menjawab; sudah pasti Ya Rasul. Beliau berkata: coba kamu berdua saling mendekatkan kepala kalian. Akhirnya suami istri tersebut mendekatkan kepalanya sehingga keduanya menempelkan jidat satu sama lainnya. Lalu beliau membaca doa:
اللهم ألف بينهما وحبب احدهما الى صاحبه
Allahumma allif bainahuma, wa habbib ahadahuma ila shohibih.
Artinya: Ya Allah, berikan kasih sayang kepada keduanya dan jadikan salah satu di antara keduanya mahabbah (cinta)kepada pasangannya."
Setelah itu hilanglah kebencian wanita tersebut kepada suaminya. Sampai saking sayang dan cintanya si istri mencium-cium suaminya sampai bagian kakinya.
Rasulullah bertanya: bagaimana kondisimu sekarang dan bagaimana suamimu? Wanita itu menjawab: mulai saat ini tidak ada sesuatu yang baru, maupun yang lama dan terlahir yang aku lebih cintai melainkan suamiku."
Ini sebuah adab yang diajarkan Rasulullah kepada kita, jika ada yang curhat urusan problem rumah tangga hendaknya kita berikan solusi yang baik agar keduanya harmonis kembali. Angkat dan eratkan hubungan keduanya ceritakan kebaikan pasangan mereka, jangan kondisi mereka yang sedang terpuruk makin kita amblesin.
Kalau memang kita tak bisa membuat keduanya akur kembali, maka paling tidak kita upayakan untuk memberikan kata-kata dan doa yang baik kepda keduanya.
Jalanin bahtera rumah tangga kudu banyak bersyukur dan bersabar. Madak-madak dateng suka, maka banyakin syukur untuk melakukan taqorrub (mendekatkan diri) kepada Allah dengan ibadah dan amal sholih. Tempo-tempo datang duka, bersabarlah serahkan semua kepada Allah Taala, bersangka baik kepada-Nya dan hamba-hambanya serta wujudkan kesadaran untuk introsfeksi bukan malah mencari-cari kesalahan orang lain dan kebenaran buat diri sendiri. Kalau orang Salah pengen bener, siapa gurunya? Sudah pasti iblis.
Dikisahkan ada seorang suami datang ke dokter untuk konsultasi masalah yang dia hadapi. Pak dokter belakangan ini kalau saya panggil istri saya sepertinya dia sudah kurang jangkep pendengarannya. Adakah cara agar istri saya bisa mendengar ketika saya panggil. Dokter menjawab: kalau memang dalam jarak 5 meter istri anda tidak mendengar panggilan anda, coba anda mendekatinya sekitar 3 meter kemudian panggil istri anda. Jika tidak, dekatkan diri anda 2 meter atau 1 meter. Jika masih belum mendengar juga, maka kau bisikkan di telinganya.
Akhirnya sang suami pulang dan mempraktekan saran dokter. Begitu masul rumah si suami mengucap salam dengan kencang, suami tidak mendengar apa-apa ternyata istrinya sedang di dapur. Suami itu mendekati istrinya skitar 5 meter dan memanggil istrinya, sang suamipun belum mendengar jawaban istrinya. Lalu lebih mendekat lagi jarak 3 sampai 2 meter, suamipun tidak mendengar jawaban isrtinya. Nambah penasaran, suami memanggil sekitar harak 1 meter, tidak juga si istri menjawab panggilannta. Si suamipun berkata dalam hatinya kalau begini budeg beneran dah. Karena kesal sang suami langsung memeluk punggung istrinya sambil teriak "woy emang udah budeg beneran yah" si istri jengkel lalu menjawab: sudah 5 kali aku jawab panggilanmu, kuping kamu aja yang udah bejad.
Dari kisah di atas, banyak orang teriak selebar jagat ampung-ampungan menceritakan kesalahan orang lain seolah-olah ia menyatakan bahwa dirinyalah orang yang sangat dizholimi. Kenyataannya kesalahan fatal bukan pada orang lain melainkan pafa dirinya.
Laksana orang mikul, pengki yang di bagian depan kita letakkan tumpukan kesalahan orang lain sehingga terlihat jelas. Sedangkan kesalahan kita, kita taro pengki bagian belakang punggung kita, boleh jadi kita kaga bisa liat. Seandainya kita lihat bisa jadi tumpukan kesalahannya lebih banyak.
Doa diatas jika ingin diamalkan buat suami istri yang ingin rumah tangganya harmonis:
اللهم ألف بيننا وحبب بيننا الى صاحبه
Allahumma allif bainana wa habbib bainana ila shohibihi.
_________________
(1) Dikutip dari kitab Ittihaful Amajid Bi Nafaisil Fawaid karya H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy, jilid 2 halaman: 17.
********* ******** ********
اللهم صل على سيدنا محمد الفاتح لما أغلق والخاتم لما سبق ناصر الحق بالحق والهادي إلى صراطك المستقيم وعلى آله حق قدره ومقداره العظيم
صلاة تحدقنا ببركاتها سرادقات الطافك الخفية وتحرسنا بسيوفك القهرية وتتحفنا بسوابغ نعمك الحسية والمعنوية في جميع الحركات والسكنات وتجري الطافك في سائر امورنا وامور المسلمين والمسلمات
Jakarta: 05 Juni 2015
Khadimul Ma'had al-Muafah
H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy
3 komentar:
Alhamdulillah qobiltu ijazah ustadz
بسم الله الرحمن الرحيم
قبلت 🤲
qobiltu..bismillah
Posting Komentar