Rabu, 26 Maret 2014

Doa Bercocok Tanam Riset Imam al-Qurthubiy (kajian Surat al-Waqiah ayat: 63-64)



Doa Bercocok Tanam Riset Imam al-Qurthubiy

Imam Muhammad Bin Ahmad Bin Abi Bakr al-Anshariy al-Khajrajiy yang nyohor dengan sebutan Imam al-Qurthubiy (wafat 671 Hijriyah) ulama besar dari mazhab Imam Malik, pakar tafsir kondang beliau menyebutkan dalam kitab tafsirnya al-Jami' Li Ahkam al-Qur'an doa yang dibaca untuk menanam tumbuhan (pohon) agar terhindar dari berbagai macam hama, wereng dan jauh dari thaun (wabah) serta syarrul Ain (kejahatan mata panas tukang sihir). Bagi para petani atau siapa saja yang ingin menanam pohon, sangat bangus jika ia mengamalkan doa ini. Barokah ayat al-Qur'an tentunya sudah tidak diragukan lagi oleh orang beriman, karenanya doa ini banyak diamalkan dan telah teruji coba oleh para ulama. Tata cara membaca Doanya sebagai berikut:


Pertama baca Isti'adzah (perlindungan) kepada Allah:

أعوذ بالله من الشيطان الرجيم . بسم الله الرحمن الرحيم


Kemudian membaca ayat: 63-64 surat al-Waqi'ah:


(أَفَرَأَيْتُمْ مَا تَحْرُثُونَ . أَأَنْتُمْ تَزْرَعُونَهُ أَمْ نَحْنُ الزَّارِعُونَ)

Artinya: Maka perhatikanlah tentang sesuatu yang kalian tanam? Kaliankah yang menumbuhkannya ataukah Kami yang menumbuhkannya?


Kemudian membaca:


بَلِ اللهُ الزَّارِعُ، وَالْمُنْبِتُ وَالْمُبَلِّغُ، اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَارْزُقْنَا ثَمَرَهُ، وَجَنِّبْنَا ضَرَرَهُ، وَاجْعَلْنَا ِلأَنْعُمِكَ مِنَ الشَّاكِرِيْنَ، وَلِآلاَئِكَ مِنَ الذَّاكِرِيْنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِيْهِ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.


Artinya: Allah yang menghidupkan, menumbuhkan dan menyampaikan. Ya Allah berikanlah rahmat yang disertai pengagungan kepada pemimpin kami Nabi Muhammad, berikan kami hasil dari tanaman ini, hindarkan kami dari segala madharrat (bahaya), jadikan kami orang yang bersyukur atas ni'mat-Mu, orang yang selalu mengingat anugrah-Mu, berikan kami keberkahan pada tanaman ini Wahai Pemilik dan pengatur alam semesta."




Keutamaannya:

Imam Qurthubiy menyatakan:

إن هذا القول أمان لذلك الزرع من جميع الآفات : الدود والجراد وغير ذلك ، سمعناه من ثقة وجرب فوجد كذلك .


Artinya: Dengan izin Allah doa tersebut akan mendatangkan perlindungan bagi tanaman dari berbagai mushibah seperti ulat, belalang dan hama ganas lainnya. Kami mendengar dari orang-orang terpercaya dan telah teruji coba hasilnya memuaskan."



Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Waaqi'ah 63 – 64

 
أَفَرَأَيْتُمْ مَا تَحْرُثُونَ (63) أَأَنْتُمْ تَزْرَعُونَهُ أَمْ نَحْنُ الزَّارِعُونَ (64)
Dalam ayat ini, dengan cara mengemukakan pertanyaan, Allah SWT mengungkapkan kepada manusia, yang sebagian besar dari mereka lupa akan keagungan nikmat yang diungkapkan tersebut, walaupun mereka merasakan kelezatan nikmat-nikmat tersebut sepanjang masa.
Allah SWT menyampaikan pertanyaan kepada manusia, untuk dipikirkan dan direnungkan mengenai berbagai tanaman yang ditanam oleh manusia, baik tanaman yang di sawah, di ladang, maupun bibit pohon-pohonan yang ditanam di perkebunan. Diungkapkan bahwa bagi semua tanaman tersebut di atas, kedudukan manusia hanya sekadar sebagai penanamnya, pemupuk dan memeliharanya dari berbagai gangguan yang membawa kerugian.
Tetapi, kebanyakan manusia lupa terhadap siapakah yang menumbuhkan tanaman tersebut. Siapakah yang menambah panjang akarnya menembus ke dalam tanah. sehingga pohon tersebut dapat berdiri tegak? Siapakah yang menumbuhkan daun dan dahannya? Siapa pulakah yang menumbuhkan bunga dan buahnya?
Pertanyaan-pertanyaan yang dikumpulkan dalam ayat ini adalah soal-soal yang penting yang sering diabaikan oleh manusia.
Bukankah manusia sekadar mencangkul dan menggemburkan tanahnya? Bukankah manusia sekadar menanamkan bibit yang telah dipilihnya sebagai bibit yang terbaik? Dan bukankah manusia sekadar menyiram, mengairinya, dan membersihkannya dari berbagai rumput dan hama yang mengganggu pertumbuhannya dan bukankah manusia sekadar memupuknya?
Tetapi yang terang dan jelas serta tidak ragu-ragu lagi adalah:
1. Allahlah yang menumbuhkan tanaman tersebut.
2. Allahlah yang menumbuhkan tunas, membesarkan pohon-pohonnya, dan menambah dahan serta rantingnya.
3. Allahlah yang memekarkan bunga dan membesarkan buahnya, sejak buah itu muda dan tidak enak rasanya sampai menjadi buah yang besar dan dinikmati manusia.












Khadim Ma'had al-Muafah
H. Rizqi Zulqornain MA




15 komentar:

Santri sarap mengatakan...

termakasih izin mengamalkan

HAJI NORIZAN PILUS mengatakan...

terima kasih. Izin amalkannya. Insyaallah

Unknown mengatakan...

شکرا يااستاذ mohon idzin untuk saya amalkan

Unknown mengatakan...

شکرا يااستاذ mohon idzin untuk saya amalkan

Muhammad 'Abd ALLAH mengatakan...

qobiltu

Unknown mengatakan...

Subbhanalloh

Apa Ajjah mengatakan...

Subhanallah
شکرا يااستاذ mohon idzin untuk saya amalkan

Unknown mengatakan...

Terimakasih izin mengamalkan kan ny.

zainal woyla mengatakan...

Mohon izin utk saya amalkan

Ahmad Kholiluddin mengatakan...

Qobiltu

Unknown mengatakan...

Aslmklkm..mohon ijin untuk mengamalkan
Terima kasih

Sigit Sugiarto mengatakan...

Qobiltu Al Ijazah

Unknown mengatakan...

Qobiltu,, izin kan saya untuk mengamalkan. Matur nuwun

Unknown mengatakan...

Subhanallah izin mengamalkan jazakallah Khairan


adam mengatakan...

Qabiltu