Kamis, 09 September 2021

KIsah Qadi, Nashrani dan Lelaki Miskin (Hikmah Muharram)

 Kisah Di Hari Asyura

Oleh Ummu Munyah


Ada sebuah kisah yang diceritakan oleh Syaikh al-Yafi’i. Kisah ini terjadi di sebuah daerah bernama Royya, yaitu daerah yang terletak di kawasan Iraq.

Di suatu yang cerah, bertepatan dengan hari Asyura atau 10 muharram, ada seorang lelaki miskin yang menjadi tulang punggung keluarganya mendatangi seorang qadli (hakim/penguasa) yang kaya raya. Kedatangan lelaki miskin ke rumah qadli tersebut adalah untuk meminta sedekah beberapa potong roti, daging beserta beberapa keping dirham, untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarganya.

Setelah si lelaki menyampaikan tujuannya dan Sang qadli menyanggupi permintaan si lelaki miskin tersebut dan berjanji untuk memberikannya nanti, lalu si lelaki miskin tadi pulang ke rumah dengan harapan dapat makan di sore hari bersama dengan keluarganya.

Ketika masuk waktu zuhur, si lelaki mendatangi si qadli untuk menagih janjinya, tetapi si qadli menunda janjinya hingga waktu ashar. Ketika ashar tiba, si lelaki kembali datang, tetapi sayang ternyata sang qadli mengingkari janjinya kepada si lelaki tersebut.

Si lelaki pulang dengan penuh rasa kecewa, hati hancur, serta kesedihan dalam hatinya, karena memikirkan keluarganya yang tengah menunggu makanan yang sekarang tidak dapat mereka makan.

Di tengah perjalanan, dia melihat seorang nashrani sedang berada di depan pintu rumahnya. Lalu dengan terpaksa, dia melangkahkan kakinya ke rumah nashrani tersebut, dan setelah sampai dia berkata, “Wahai tuan, dengan kemuliaan hari ini, berilah aku sesuatu!” Nashrani itu berkata, “Ada kemulyaan apa di hari ini?” lalu laki-laki miskin itu menuturkan sebagian sifat dan keistimewaan hari Asyura. Mendengar keistimewaan hari Asyuro tersebut, lalu si Nashrani tersebut berkata, “Aku bersumpah demi kemuliaan hari ini, sebutkanlah apa yang kau perlukan.” Lalu lelaki itupun diberi banyak barang yang diperlukan, bahkan melebihi dari kebutuhan yang dia sebutkan.

Ketika malam datang, dalam tidurnya si Qadli bermimpi melihat istana yang sangat indah dan megah. Emas dan perak serta mutiara merah melapisi istana tersebut. lalu si Qadli bertanya, untuk siapa istana indah dan megah tersebut, tiba-tiba ada suara yang menjawab memberitahukannya bahwa sesungguhnya istana itu untuk si Qadli, mendengar hal itu, sang Qadli langsung tersenyum lebar, lalu suara tersebut melanjutkan ucapannya, seandainya tadi engkau mengabulkan permintaan dari orang miskin yang datang kepadamu di hari Asyura, tetapi karena kamu menolaknya, maka istana yang megah tadi menjadi hak orang Nashrani yang memberi sedekah kepada lelaki miskin tadi.

Sang Qadli pun langsung terbangun dari mimpi tidurnya dengan rasa takut dan penuh penyesalan. Ketika pagi datang, si Qadli tadi buru-buru menemui si Nashrani, berniat menukar apa yang telah diberikan si Nashrani kepada lelaki miskin tersebut dengan nilai yang berlipat ganda. Ketika si Qadli akhirnya bertemu dengan si Nashrani, dia pun menceritakan mimpi yang dialaminya, tentang balasan dari Allah atas apa yang telah dilakukan si Nashrani tersebut kepada si lelaki miskin yang mendatanginya.

Mendengar cerita si Qadli, sang Nashrani pun menolak mentah-mentah tawaran harta berlimpah yang ditawarkan oleh si Qadli, bahkan si Nashrani itupun akhirnya mengucapkan dua kalimat Syahadat dan menjadi seorang muslim, menyisakan penyesalan yang dirasakan oleh si Qadli.

 

Diintisarikan dari Buku dengan Judul Hidayah hal 25 - 27



Raihana Quddus


2 komentar:

Anonim mengatakan...

suka baca ceritanya

Unknown mengatakan...

Syukron umi