Dalil Tawassul
Oleh; H. Rizqi Dzulqornain La Wa La
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين
اللهم نسألك أن تصليا *** على حبيبك إمام الأنبيا
صل على الفاتح ما قد أغلق *** محمد الخاتم ما قد سبق
وناصر الحق العلي بالحق *** سيدنا الهادي لكل الخلق
الى صراطك القويم المستقيم *** والأل مقدر قدره العظيم
Imam Syihabuddin Ahmad Bin Salamah al-Qalyubiy (wafat tahun 1069
Hijriyah) menyebutkan dalam kitab Tuhfatur Raghib Fi Sirah Jama’at Min A’yan
Ahlil Bait al-Athayib halaman: 53: Keutamaan dua bait Syair yang dapat menolak
berbagai macam bala dan juga menjadi terapi segala penyakit. Bait tersebut
sebagai berikut:
لي
خمسة أطفي بهم * نار الكروب الحاطمة
المصطفى
والمرتضى * وابناهما وفاطمة
Li Khomsatun, Uthfi Bihim * Narol Kurubil Hathimah
Al-Mushthofa Wal Murtadha * Wabnahuma Wa Fatimah
Artinya: Aku memiliki 5 wasilah (perantara), dengan sebab mereka
Allah Taala izinkan aku dapat memadamkan panasnya segala kesulitan yang
menyerang, mereka itu adalah Nabi Muhammad yang terpilih, Sayyidina Ali yang
diridhai, Sayyidatuna Fatimah, dan kedua anaknya (Sayidina Hasan dan Sayyidina Husain)".
Siapa yang lazim membaca dua bait di atas, saat menghadapi hal
pelik akan Allah Taala berikan solusi dengan segera, berbagai Penyakit ganas
pada dirinya akan Allah sembuhkan dan mendapat perlindungan dari wabah penyakit.
Dua bait di atas merupakan apresiasi permohonan seorang hamba
kepada Allah Taala yang menjadi maqshad (tumpuan harapan) dengan bertawassul
kepada lima makhluq mulia. Bertawassul.
Tawassul memiliki arti dasar “mendekat”,
sementara Wasilah adalah media perantara untuk mencapai tujuan. Tawassul yang
dimaksud disini adalah mendekatkan diri kepada Allah Swt dengan menggunakan
perantara lain, baik nama-nama Allah (al-Asma’ al-Husna), sifat-sifat Allah,
amal shaleh, atau melalui makhluk Allah, baik dengan doanya atau kedudukannya
yang mulia disisi Allah.
Dalil Tawassul:
surat Almaidah, ayat 35 :
ياأيها الذين آمنوااتقواالله وابتغوا إليه الوسيلة
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan."
Suat Al-Isra', ayat 57:
أُولَـئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ
يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ
رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُوراً
Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan
kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan
mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; sesungguhnya azab Tuhanmu
adalah suatu yang (harus) ditakuti.
Dikisahkan di satu kampung ada orang sok paling islami, paling
bener, paling paham tentang al-Qur’an dan Hadist, paling sesuai amalannya
dengan salafus shalih, ia sangat benci kepada orang yang berdoa dengan bertawassul
kepada para Nabi, wali dan orang shalih. Menurutnya tawassul hanya dibolehkan
dengan menyebut nama dan sifat Allah serta amal shalih.
Pada suatu hari, ia datang ke rumah salah satu guru ngaji di daerah
Cakung, ingin memaki-maki ustdz kampung tersebut yang telah mengajarkan
masyarakat kesesatan. Sesampainya di rumah ustadz terjadi dialog. Sebut saja
orang pengingkar tawassul dengan nama Abu al-Komentari:
Abu al-Komentari: Kok ente
jadi orang penyebar Bid’ah bukan
pengamal sunnah?
Ustdz Cakung: Eh, kalo ngomong jangan sambawera aja ente, gua
tabokin lak-lakan luh baru tau rasa?
Abu al-Komentari: Kalo doa cukup minta sama Allah, kaga usah minta
sama Nabi dan para wali, itu semua perbuatan sesat, super neraka !!
Ustadz Cakung: oh, urusan Tawassul. Ente pelajarin al-Qur’an dengan
benar, baca kitab-kitab tafsir dengan para ulama. Jangan Cuma rajin ngamalin
ibadah tapi goblok kaga ilang-ilang, fanatic buta, gampang menganggap orang
lain sesat, kafir musyrik !! kalo ente bener-bener paling faham al-Qur’an ane
mau nanya. Ane bukan mau nanya berapa jumlah huruf alif atau wawu ama Ya dalam
al-Qur’an. Yang ane mau tanya tentang pemahaman ente terhadap ayat-ayat al-Qur’an
terkait tawassul.
Abu al-Komentari: boleh, boleh …
Ustadz Cakung: Siapa yang menganugrahkan anak kepada seseorang?
Abu al-Komentari: loh, kok jadi ustadz pertanyaaannya kaya orang
tolol. Jawabannya pasti Allah dong!!
Ustadz Cakung: lalu gimana tentang firman Allah:
: قَالَ إِنَّمَا أَنَا
رَسُولُ رَبِّكِ لِأَهَبَ لَكِ غُلَامًا زَكِيًّا
Artinya; sesungguhnya aku ini utusan Tuhanmu, untuk menganugrahkan diri seorang anak yang disucikan.
Abu al-Komentari: Malaikat dalam ayat itu Cuma sebagai perantara
Abu al-Komentari: Malaikat dalam ayat itu Cuma sebagai perantara
Ustadz Cakung: Siapa yang memberikan hidayah?
Abu al-Komentari: Yang bisa memberi
hidayah itu hanya Allah
Ustadz Cakung: Bagaimana memahami
ayat:
: وَإِنَّكَ
لَتَهْدِي إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Artinya: Sesungguhnya engkau Ya Muhammad benar-benar memberi petunjuk (hidayah) ke jalan yang lurus.
Abu al-Komentari: Nabi Muhammad hanya sebagai perantara saja, tidak lebih dari itu.
Abu al-Komentari: Nabi Muhammad hanya sebagai perantara saja, tidak lebih dari itu.
Ustadz Cakung: Siapa yang member rizki
kepada Makhluq di alam ini?
Abu al-Komentari: seluruh makhluq di
ala mini, Allah yang memberikan rizkinya
Ustadz Cakung: coba jelaskan ayat:
وَإِذَا حَضَرَ الْقِسْمَةَ أُولُو
الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينُ فَارْزُقُوهُمْ مِنْهُ
Bila saat pembagian harta (warisan) kerabat, anak yatim dan orang miskin ikut hadir maka berikan mereka rizki ala kadarnya dari harta tersebut.
Abu al-Komentari: mereka Cuma sebagai perantara saja
Abu al-Komentari: mereka Cuma sebagai perantara saja
Ustadz Cakung: Siapa yang
menciptakan makhluq di ala mini?
Abu al-Komentari: Semua makhluq di ala
mini, Allah yang menciptakannya.
Ustadz Cakung: lalu ayat ini apa
maksudnya?
: أَنِّي أَخْلُقُ لَكُمْ مِنَ الطِّينِ
كَهَيْئَةِ الطَّيْرِ
Artinya; Nabi Isa berkata aku ciptakan buat kalian dari tanah ini seekor burung.
Abu al-Komentari: Nabi Isa Cuma perantara saja
Abu al-Komentari: Nabi Isa Cuma perantara saja
Ustadz Cakung: Siapa yang mematikan
makhluq di ala mini?
Abu al-Komentari: Yang menghendaki
kematian bagi makhluq di alam ini Cuma Allah
Ustadz Cakung: Penjelasan ente
tentang ayat ini apa?
:قُلْ يَتَوَفَّاكُمْ
مَلَكُ الْمَوْتِ
Katakanlah Ya Muhammad malaikat maut yang akan mewafatkan kalian.
Abu al-Komentari: Malaikat maut hanya sebagai perantara saja
Abu al-Komentari: Malaikat maut hanya sebagai perantara saja
Ustadz Cakung: Siapa yang memberikan
pertolongan kepada orang beriman?
Abu al-Komentari: Allah Maha
Penolong, tidak ada pertolongan melainkan pertolongan Allah
Ustadz Cakung: Bagaimana Memahami
ayat:
: وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ
وَالصَّلَاةِ
Minta tolonglah kalian dengan sabar dan shalat.
Abu al-Komentari: Kalo sabar dan shalat Cuma jadi penyebab saja.
Abu al-Komentari: Kalo sabar dan shalat Cuma jadi penyebab saja.
Ustadz Cakung: Dari awal, ente Cuma bilang
itu perantara, itu sebab saja.. kalo ente yakin itu semua sebagi perantara dan
sebab lalu kenapa kerjaan ente pagi, siang dan malam selalu mengkafirkan dan
memusyrikan orang islam kampung, lantaran mereka bertawassul dengan para
Nabi, wali dan orang shalih. Padahal ayat-ayat al-Qur’an yang tadi ane sebutkan
ente bilang para Nabi dan hamba-hamba Allah Yang shalih sebagai peranta dan
sebab tercapainya kehendak Allah Taala. Ente berarti belum gagal paham tawassul
atau bener-bener goblok?
Abu al-Komentari: nganu… nganu …. Nganu….
Sebenarnya, tawassul boleh kepada yang masih hidup saja, kalau orang shalih
yang sudah meninggal haram dan sesat.
Ustadz Cakung: oh terus yang ente fahami dari Surat Alimron ayat 169
( ﻭﻻ ﺗﺤﺴﺒﻦ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻗﺘﻠﻮﺍ ﻓﻲ ﺳﺒﻴﻞ ﺍﻟﻠﻪ
ﺃﻣﻮﺍﺗﺎ ﺑﻞ ﺃﺣﻴﺎﺀ ﻋﻨﺪ ﺭﺑﻬﻢ ﻳﺮﺯﻗﻮﻥ )
Artinya: jangan engkau menyangka orang yang meninggal di jalan
Allah itu mati melainkan mereka hidup dihadapan Allah dan diberi
rizqi
Surat Albaqarah ayat 153
( ﻭﻻ ﺗﻘﻮﻟﻮﺍ ﻟﻤﻦ ﻳﻘﺘﻞ ﻓﻲ ﺳﺒﻴﻞ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻣﻮﺍﺕ ﺑﻞ
ﺃﺣﻴﺎﺀ ﻭﻟﻜﻦ ﻻ ﺗﺸﻌﺮﻭﻥ )
Artinya: jangan kau katakan bagi orang yang meninggal di
jalan Allah itu mati melainkan mereka hidup hanya saja kau tidak
merasakannya.
Kalau orang yang berjuang di jalan Allah Taala tidak
boleh dibilang mereka mati, maka bagaimana dengan para Nabi?
Kenapa alasannya ente bilang tawassul hanya boleh kepada wali
atau ulama yang masih hidup, yang sudah meninggal tidak boleh. Apakah dengan
bertawassul kepada yang masih hidup ente punya keyakinan bahwa merekalah yang
masih hidup yang mengabulkan doa atau permohonan. Betapa jahil dan sesatnya
aqidah ente !! pandangan ahlus sunnah wal jamaah membolehkan bertawassul kepada
para wali atau orang shalih baik yang masih hidup atau yang sudah wafat
lantaran yang memberikan ta’stir (pengaruh) mendatangkan astar (bekas) secara
mutlak adalah Allah Taala,
Abu al-Komentari: Waduh kalau begitu tawassul dengan menyebut
pangkat wali atau orang shalih baik yang masih hidup maupun yang sudah
meninggal tidak diperbolehkan. Kita tawassul dengan amal shalih saja, karena
para Nabi, wali dan orang shalih itu makhluq, cukup kita tawassul dengan amal
shalih saja.
Ustadz Cakung: eh, omongan luh muter-muter udah kaya obat
nyamuk. Luh
bener-bener dach, otak luh ada di tapakan kaki kiri, jadi kesandung dikit langsung
gegerotak. Itu amal shalih atau ibadah yang luh kerjain adalah makhluq juga,
khan ente yang bilang tawassul dengan makhluq sesat bapaknya musyrik.
Abu al-Komentari diam seribu bahasa seolah-olah mulutnya
telah dibungkam batu kali yang besar langsung permisi pulang kaga ngucapin
salam.
Adapun Sanad Muttaashil (bersambung) kepada Imam Syihabuddin Ahmad
al-Qolyubiy Radhiyallahu Anhu, yang al-Faqir miliki sebagai berikut:
الحاج
رزقي ذو القرنين أصمت البتاوي عن العلامة المحدث سيدي عبد الرحمن بن محمد عبد الحي
الكتاني عن والده الامام أبي الإسعاد الحافظ مسند الدنيا سيدي محمد عبد الحي بن
العارف الأشهر مولانا أبي المكارم الشيخ عبد الكبير الحسني الأدريسي الكتاني عن
الشيخ عبد الله بن درويش السكري الحنفي عن محدث الشام المسند وجيه الدين عبد
الرحمن بن محمد الكزبري عن الشيخ شهاب الدين العطار عن الشيخ محمد بن عبد الرحمن
الغزي عن الشيخ يونس بن احمد الكفراوي المصري (1029-1120 هجرية) عن صاحب كتاب
النوادر الامام شهاب الدين احمد بن سلامة القليوبي المصري الشافعي رضي الله عنه
المتوفى سنة 1069 هجرية .
Dikutip ulang dari kitab
ittihaful amajid bi nafaisil fawaid karya Abu Mun'yah as-Sakunjiy at-Tijaniy
jilid 2 halaman 90.
Khadimul Majlis al-Mu'afah
H. Rizqi Dzulqornain Lawala
instagram.com/Zulqornain_Muafiy
@rizkialbatawi
32 komentar:
قبلت أجازتك يا أستاذي
Alhamdulillah....wasilah dan wasilah
Ya Allah jauhkan dari sifat si abu komentari...
Itu aliran uka uka kali
Itu aliran uka uka kali
Qobiltu baginda.
Qobiltu baginda.
Alhamdulillah, biar cepet Insyaf dah tuch ustadz komentari.....
Alhamdilillah...Yaa Rabb dekatkan lah hati kani yg hina dina ini dgn Wali2-Mu n Kekasih2-Mu yg kami tdk ketahui Nama,Pangkat n Kedudukan mereka d sisi-Mu..karena Engkau lah sumber kemuliaan.Aamiin Yaa Rabb
Alhamdilillah...Yaa Rabb dekatkan lah hati kani yg hina dina ini dgn Wali2-Mu n Kekasih2-Mu yg kami tdk ketahui Nama,Pangkat n Kedudukan mereka d sisi-Mu..karena Engkau lah sumber kemuliaan.Aamiin Yaa Rabb
qabiltu yaa syaikhi
Qabiltu pak kyai. Mantap dah ilmu tentang Tawasul nya..
قبلت أجازتك يا أستاذي
Qobiltul ijazah ...syukron katsiiron baginda
terimaksih wawasan ilmu nya guru
قبلت يا شيخ
Mohon ijazahnya ustadz
qabiltu ustadzy
qabiltu ustadzy
Kisahnya sungguh luar biasa...
nyook aah kita tawassulan...
Tawassul biar wushul bang haji
qobiltu....
Qobiltu ijazah tawassulnya pa ustad
Qobiltu yai
Do you need free Facebook Likes?
Did you know you can get these ON AUTO-PILOT & TOTALLY FREE by using Like 4 Like?
ijin mengamalkan kyai...qobiltu (ian - Lombok)
Qobiltu ijazah kyai
Qobiltu kyai .
mohon ijazah dn sanadnya
Qobiltu Baginda
Qobiltu Baginda
Mohon ijazah nya..qabiltu
Qobiltu baginda
Qobiltu
Posting Komentar