Selasa, 08 Desember 2015

Kajian Rabu Terakhir Bulan Shafar Hari Sial

Amalan Rabu Wakasan
Oleh; H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy


بسم الله الرحمن الرحيم

حمدا له أظهر في الوجود *** نور حقيقة النبي المحمود
وصل يا رب على محمد *** الفاتح الخاتم طه الأمجد
وناصر الحق وهادينا الى *** صراطك القويم نهج الفضلا
وآله بحق قدره الفخيم *** وجاه مقدار مقامه العظيم.


أما بعد:


Rabu Wakasan merupakan istilah yang popular di nusantara. Wekasan atau pungkasan, dan panungtung dalam bahasa Sunda artinya terakhir. Rabu Wekasan adalah Sebuah tradisi yang berisi ritual atau amalan terdiri dari doa dan Shalat yang dilakukan pada hari Rabu terakhir bulan Shafar bertujuan untuk Daf’ul Bala (tolak bala). Dalam istilah ahli shufi disebut “Amaliyah Arbia Akhir Min as-Shafar”, cukup panjang juga hingga rada sulit menyebutnya.

Menurut pakar hadist papan atas dari India, Syekh Abdul Hay Bin Muhammad Abdul Halim al-Luknawiy (wafat 1304 Hijriyah): “Banyak berbagai persi kaifiat doa dan shalat Rabu akhir bulan shafar disebutkan oleh para pencatat Wazhifah (amalan) sepanjang tahun diriwayatkan dari para ahli shufi dengan menyebutkan hadis-hadist marfu’ (yang langsung disandarkan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam) atau hadis Mauquf (yang dinisbahkan kepada para sahabat Rasulullah).

Para ahli hadis menolak mentah-mentah dan matang-matang seluruh riwayat yang berkenaan dengan hadits-hadist yang menjelaskan tata cara shalat Akhir Arbia Minas Shafar. Jika memang benar adanya setiap tahun bakal turun tiga ratus dua pulu ribu bala, maka tentunya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam akan memberikan informasi bahaya tersebut kepada para sahabat beliau.

Kajian Hadis Rabu Wakasan

Imam Jalaluddin as-Suyuthiy menyebutkan dalam kitab al-Jami’ as-Shaghir:

آخِرُ أَرْبِعاءَ فِي الشَّهْرِ يَوْمُ نَحْسٍ مُسْتَمِرٍّ . (وكيع في الغرر ابن مردَوَيْه فِي التَّفْسِيرِ خطّ) عَن ابْن عَبَّاس . ) ض)

Artinya: “Hari Rabu terakhir pada bulan tertentu terdapat hari sial yang berlanjut.” (disebutkan oleh Waki’ dalam kitab al-Ghurar, Ibn Mardawaih dalam Tafisrnya dan al-Khatib al-Baghdadiy dalam Tarikh Baghdad riwayat Ibn Abbas. Hadist Dhaif).”

Menurut ahli tasawuf yang dimaksud Rabu Terakhir adalah Rabu terakhir bulan Shafar. Berdasarkan kasyaf (terbukanya hijab) mereka para wali menyaksikan dengan kasat mata saban tahun di bulan tersebut bagaimana bala turun dalam jumlah besar-besaran. oleh karenanya mereka menghimbau pada hari dan bulan tersebut untuk memperbanyak doa dan amal shalih sebagai tolak bala.

Imam Al-Munawiy mengatakan dalam at-Taisir bahwa Waki’ periwayat hadist yang disebut oleh as-Suyuthi adalah Waki’ Bin al-Jarah Abu Sufyan ar-Ruasiy pemilik kitab al-Ghurar. Sedangkan dalam kitab Faidh al-Qadir adalah al-Qadhi Abu Bakr Muhammad Bin al-Khalaf pengarang kitab al-Ghurar Min al-Akhbar.

Sayyid Ahmad al-Ghumariy berkata dalam kitab al-Mudawiy: “Pernyataan al-Munawiy dalam kitab at-Taisir jelas sangat keliru dan aku telah membuat cacatan kecil dikitab at-Taisir tentang siapa Waki’ yang sebenarnya, hingga di kemudian hari aku menemukan kitab Faidh al-Qadir, ternyata al-Munawiy menjelaskan bahwa Waki’ yang dimaksud adalah al-Qadhi Abu Bakr Muhammad Bin al-Khalaf. Aku simpulkan bahwa penjelasan al-Munawiy yang benar terdapat dalam kitab Fadihul Qadir. Al-Munawiy dalam at-Taisir menjustifikasi tokoh Waki’ pada riwayat yang disebutkan as-Suyuthiy dengan nama Ibn al-Jarah. Memang nama Waki’ yang populer adalah Ibn al-Jarah Abu Sufyan ar-Rawaisiy (wafat 196 Hijriyah) salah satu ulama besar pakar hadist yang memiliki gelar al-Hafizh, tokoh zuhud dan merupakan guru dari imam Ahmad Bin Hambal dan Ibn Ma’in. Adapun Waki’ yang dimaksud as-Suyuthiy adalah nama lengkapnya Muhammad Bin al-Khalaf Bin Hayyan Bin Shadaqah Bin Ziyad Abu Bakar ad-Dhabiy seorang pakar sejarah, ahli sastra, fiqih dan al-Qur’an. Meriwayatkan dari para guru di antaranya: az-Zubair Bin Bukkar, al-Hasan Bin Arfah, Abu Hudzafah as-Suhamiy, al-Ala Bin Salim, Ali Bin Muslim at-Thusiy, Muhammad Bin Abdullah al-Makhramiy, al-Hasan Bin Muhammad az-Za’faraniy, Muhammad Bin Abdurrahman as-Shairafiy, Muhammad Bin Ustman Bin Karamah dan masih banyak lagi dari para guru pemilik 6 induk kitab hadist. Di antara karya-karya beliau: al-Ghurar Min al-Akhbar (pada kitab ini beliau takhrij hadis di atas), Adad Ayi al-Qur’an Wa al-Ikhtilaf Fihi, Thabaqat al-Qudhat, as-Syarif, ar-Ramyu Wa an-Nidhal, al-Makayil Wa al-Mawazin dan lain-lain. Beliau menjadi mahkamah agung di kota Ahwaz dan wafat pada tahun 306 Hijriyah.

Sayyid Ahmad al-Ghumariy. dalam kitab al-Mudawiy menyebutkan berbagai jalur sanad periwayatan dan takhrij hadist dari referensi yang telah beliau lacak. kesimpulannya, para periwayat hadis tersebut banyak yang eksistensinya dicurigai seperti:

-       @   Maslamah Bin as-Shalt
Abu Hatim menyatakan: matruk al-hadist. Sedangkan al-Azdiy menyebutnya dengan Dhaif al-Hadist Laisa Bi Hujjah.
-        @  Abzariy
Ibn al-Jauziy memvonis sebagai pendusta.
-         @ Ibrahim Bin Abi Hayyah
Ibn Hibban menyebutnya Munkar al-Hadits.
-        @  Ibrahim Bin Harasah
Imam an-Nasaiy mengatakannya: La Yuktabu Haditsuhu. Al-Ajuriy mengatakan: Yuthlaqu Fihi al-Kidzbu. Ulama lain berkomentar: Dhaif Matruk.
-        @  Yahya Bin al-Ala
Imam Ahmad menyatakannya sebagai Kadzzab dan sering membuat hadist palsu.
-         @ Isa Bin Abdullah
Imam ad-Daraquthniy mengatakan: Matruk al-Hadits.

Sayyid Ahmad al-Ghumariy mengatakan: “Walaupun ditemukan beberapa riwayat menyebutkan hadist di atas sebagai hadist Marfu dari jalur sahabat Jabir, Aisyah dan Ali Bin Abi Thalib, tetapi seluruh sanadnya bermasalah.”

Dalam pembahasan di atas sayyid Ahmad al-Ghumariy bukan hanya menjelaskan kekeliruan imam al-Munawiy mengenai Jarh Wa at-Ta’dil tetapi juga menyebutkan dhabit (catatan) rijal (tokoh hadis) secara Tahqiq (benar), yang dalam cabang ilmu hadis, disebut al-Muttafaq dan al-Muftaraq. Manfaat dari mengetahui hal ini adalah menghindari kerancuan. Bisa jadi orang banyak mempunyai nama atau laqab (gelar) yang sama dianggap satu orang. Bisa jadi salah satu dari mereka lemah hafalannya. Dikarenakan tidak dapat membedakan maka perawi yang terpercaya dianggap lemah dan sebaliknya perawi yang lemah dianggap terpercaya.

Dari paparan takhrij hadist di atas Para Ahli hadist menolak tentang adanya anggapan bahwa hari Rabu terakhir bulan Shafar adalah hari sial atau apes dan turun bala secara kolosal. Lantaran mereka mempertahankan basic keilmuan mereka yakni ilmu riwayat dan dirayat. 

Sedangkan ahli Tasawuf menggunakan pendekatan ilmu Kasyaf (terbukanya hijab). Banyak sekali kita baca dalam sejarah kelompok para wali bertanya berbagai permasalahan secara langsung kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Di antaranya: al-Imam Sayiidi Syekh Ahmad Tijaniy, imam al-Hafizh as-Suyuthiy, Imam Abdul Qadir al-Jilaniy, Imam Ahmad ar-rifaiy, Imam Ibnul Arabiy al-Hatimiy, Imam Abu Madyan al-Maghribiy, Imam abul Hasan as-Syadzilliy, Imam Ahmad al-Badawiy, Imam Abul Abbas al-Mursiy dan lain-lain Radhiyallahu Anhum ajmain.

Dengan hujjah demikian, para ahli Tasawuf mengukuhkannya. Sebut saja Imam Ahmad ad-Dairabiy dalam kitab Mujarrabatnya Fathul Malikil Majid Li Naf'il Abid sebagaimana dikutip oleh Syaikh abdul Hamid Qudus dalam kitab Kanzun Najah Was Surur halaman: 25: “Sebagian ahli ma’rifat dari kelompok ahli kasyaf dan tamkin menyebutkan, bahwa dalam setiap tahun akan turun tiga ratus dua puluh ribu malapetaka, semuanya terjadi pada Rabu terakhir bulan Shafar, sehingga hari tersebut menjadi hari tersulit dalam hari-hari tahun itu.

Syekh Abdul Hamid Qudus berkata: Syekh al-Kamil Fariduddin Syakar Kan dalam kitab Awrad al-Khawajah Mughniddin, seperti yang disebutkan pula dalam kitab Al-Jawahir al-Khams karya Imam Muhammad Khatiruddin al-Atthar, mengatakan Asy-Syaikh Al-Buniy di dalam kitab Al-Firdaus menyebutkan bahwa Allah ‘Azza wa Jalla menurunkan bala pada hari Rabu terakhir bulan Shafar antara langit dan bumi. Lalu diterima oleh Malaikat Quthbul Gauts yang menyebarkannya ke penjuru alam. Apapun yang terjadi berupa kematian, bala atau musibah itu adalah yang disebarkan oleh Quthbul-Gauts.

Menurut ahli tasawwuf hal ini juga berdasarkan hadis-hadis shalih, Di antaranya adalah yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah radhiallahu anhu, sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda: 

 إِذَا كَانَ جُنْحُ اللَّيْلِ أَوْ أَمْسَيْتُمْ فَكُفُّوا صِبْيَانَكُمْ ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْتَشِرُ حِينَئِذٍ ، فَإِذَا ذَهَبَ سَاعَةٌ مِنْ اللَّيْلِ فَخَلُّوهُمْ ، وَأَغْلِقُوا الْأَبْوَابَ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لَا يَفْتَحُ بَابًا مُغْلَقًا ، وَأَوْكُوا قِرَبَكُمْ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ ، وَخَمِّرُوا آنِيَتَكُمْ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ وَلَوْ أَنْ تَعْرُضُوا عَلَيْهَا شَيْئًا ،  وَأَطْفِئُوا مَصَابِيحَكُمْ

"Jika malam datang menjelang, atau kalian berada di sore hari, maka tahanlah anak-anak kalian, karena sesungguhnya ketika itu setan sedang bertebaran. Jika telah berlalu sesaat dari waktu malam, maka lepaskan mereka. Tutuplah pintu dan berzikirlah kepada Allah, karena sesungguhnya setan tidak dapat membuka pintu yang tertutup. Tutup pula wadah minuman dan makanan kalian dan berzikirlah kepada Allah, walaupun dengan sekedar meletakkan sesuatu di atasnya, matikanlah lampu-lampu kalian." (HR. Bukhari, no. 3280, Muslim, no. 2012)

Imam Nawawi meletakkan hadits ini dalam bab "Perintah menutup wadah makan dan minum, menutup pintu serta menyebut nama Allah padanya, mematikan api ketika tidur serta menahan anak dan ternak setelah masuk maghrib." Imam Muslim, no. 2113 meriwayatkan dari Jabir radhiallahu anhu, dia berkata, "Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

 لَا تُرْسِلُوا فَوَاشِيَكُمْ – أي كل ما ينتشر من ماشية وغيرها - وَصِبْيَانَكُمْ إِذَا غَابَتْ الشَّمْسُ حَتَّى تَذْهَبَ فَحْمَةُ الْعِشَاءِ ، فَإِنَّ الشَّيَاطِينَ تَنْبَعِثُ إِذَا غَابَتْ الشَّمْسُ حَتَّى تَذْهَبَ فَحْمَةُ الْعِشَاءِ
"Jangan lepas hewan ternak kalian dan anak-anak kalian apabila matahari terbenam hingga berlalunya awal waktu Isya. Karena setan bertebaran jika matahari terbenam hingga berlalunya awal waktu Isya."

Al-Habib Abdullah al-Haddad rahimahullah mengatakan dalam kitab “Risalah al-Mu’awanah” sebagai berikut :

“Bahwasanya Imam Ibnu ‘Arabi berkata dalam kitab al-Futuhat : Sesungguhnya dalam satu tahun ada satu malam (yang tidak diketahui) dimana pada malam tersebut diturunkan banyak penyakit. Tidaklah kamu menjumpai wadah yang terbuka serta tempat minum yang penuh air (juga dalam keadaan terbuka) kecuali akan ada penyakit yang memasukinya.”

Karena itulah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menganjurkan atau mensunnahkan) kepada umatnya untuk menutupi tempat minum, tempat makan dan tempat (wadah-wadah) yang lain terutama di malam hari. Apabila tidak ditemukan alat untuk menutupinya maka boleh menggunakan kayu yang dilintangkan di atasnya. Kemudian kita baca “Bismillahir Rahmaanir Rahiim” serta bertawakkal hanya kepada Allah swt. Kemudian apabila di pagi hari kita menemukan tempat minum atau wadah yang berisikan air, maka dianjurkan supaya tidak memakai air tersebut, baik untuk minum, memasak dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya, marilah kita ikuti keterangan dibawah ini :

     Hadist riwayat Imam Muslim :

فِى السَّنَةِ لَيْلَةٌ يَنْزِلُ فِيْهَا وَبَاءٌ لَا يَمَرُّ بِإِنَاءٍ لَيْسَ عَلَيْهِ غِطَاءٌ اَوْ سِقَاءٍ لَيْسَ عَلَيْهِ وِكَاءٌ اِلَّا نَزَلَ فِيْهِ مِنْ ذٰلِكَ الْوَبَاءِ (روَاه مسلم(

Artinya :”Pada setahun ada satu malam (yang tidak diketahui) turun padanya waba’ (penyakit). Tidaklah melalui ia dengan wadah, tidak ada atasnya tutupan, atau dengan tempat air minum, tidak ada atasnya tali pengikat kecuali turun padanya daripada demikian itu waba’ (penyakit).”(HR. Muslim).

Hadist yang lain disebutkan :

عَنْ جَابِرٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : إِذَا اسْتَجْنَحَ اللَّيْلَ اَوْ كَانَ جُنْحُ اللَّيْلِ فَكُفُّوْا صِبْيَانَكُمْ، فَاِنَّ الشَّيَاطِيْنَ تَنْتَشِرُ حِيْنَئِذٍ، فَإِذَا ذَهَبَتْ سَاعَةٌ مِنَ الْعِشَاءِ فَخَلَّوْهُمْ، وَأَغْلِقْ بَابَكَ، وَاذْكُرِ اسْمَ اللهِ وَاطْفِئْ مِصْبَاحَكَ وَاذْكُرِ اسْمَ اللهِ وَأَوْكِ سِقَائَكَ وَاذْكُرِ اسْمَ اللهِ وَخَمِّرْ إِنَائَكَ وَاذْكُرِ اسْمَ اللهِ وَلَوْ اَنْ تُعْرِضَ عَلَيْهِ شَيْئًا.

Artinya :”Dari Jabir ra, dari Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda : apabila hampir malam atau sudah malam maka tahan olehmu akan anak-anak kamu, karena bahwasanya syaithan berkeliaran pada waktu itu. Maka pabila berlalu waktu isya’, tidurkanlah mereka dan kuncilah akan pintu rumahmu serta engkau sebut nama Allah (Bismillah), dan matikanlah lampu engkau serta engkau sebut nama Allah (Bismillah), ikat (tutupilah) wadah air engkau serta engkau sebut nama Allah (Bismillah). Tutupi akan wadah engkau serta engkau sebut nama Allah (Bismillah) dan sekalipun engkau lintangkan kayu diatasnya.”


Kaifiat Shalat Tolak Bala Bulan Shafar

Siapa saja yang menunaikan shalat pada hari Rabu terakhir bulan Shafar sebanyak 4 raka’at, dalam setiap raka’at membaca al-Fatihah 1 kali, rakaaat pertama: Surat al-Kautsar 17 kali, rakaat kedua: surat al-Ikhlash 5 kali, rakaat ketiga: Qul audzu Bi rabbil Falaq dan rakaat keempat: Qul audzu Bi Rabbin Nas 1 kali. Setelah salam membaca ayat al-Qur’an surat Yusuf ayat: 21 sebanyak 366 kali:

: {وَاللَّهُ غَالِبٌ عَلَى أَمْرِهِ وَلَـكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُونَ} [يوسف:21]

lalu berdoa dengan doa berikut ini, maka Allah Taala akan menjaganya dari semua malapetaka yang turun pada hari tersebut.”

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُولِكَ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ، اَللّٰهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ هٰذَا الشَّهْرِ. وَمِنْ كُلِّ شِدَّةٍ وَبَلاَءٍ وَبَلِيَّةٍ الَّتِي قَدَّرْتَها فِيهِ. يَا دَهْرُ يَا دَيْهُورُ يَا دَيْهَارُ . يَا كَانُ يَا كَيْنُونُ يَا كَيْنَانُ. يَا أَزَلِيُّ يَا أَبَدِيُّ يَا مُبْدِئُ يَا مُعِيدُ . يَا فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ . يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالْإِكْرَامِ . يَا ذَا الْعَرْشِ الْمَجِيدِ . وأَنْتَ تَفْعَلُ مَا تُرِيدُ، اَللّٰهُمَّ احْرُسْ بِعَيْنِكَ الَّتِي لاَ تَنَامُ نَفْسِي وَمَالِي وَأَهْلِي وَأَوْلاَدِي وَدِينِي ودُنْيَايَ الَّتِي ابْتَلَيْتَنِي بِصُحْبَتِهَا. بِحُرْمَةِ الْأَبْرَارِ وَالْأَخْيَارِ . بِرَحْمَتِكَ يَا عَزِيزُ يَا غَفَّارُ . يَا كَرِيمُ يَا سَتَّارُ . بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ، اَللّٰهُمَّ يَا شَدِيدَ الْقُوٰى . وَيَا شَدِيدَ الْمِحَالِ . يَا عَزِيزُ يَا كَرِيمُ . يَا كَبِيرُ يَا مُتَعَالُ، ذَلَّلْتَ بِعِزَّتِكَ جَمِيعَ خَلْقِكَ، اَللّٰهُمَّ اكْفِنِي شَرَّ جَمِيعِ خَلْقِكَ. يَا مُحْسِنُ يَا مُجَمِّلُ يَا مُتَفَضِّلُ يَا مُنْعِمُ يَا مُكْرِمُ . لاَ إِلٰهَ اِلاَّ أَنْتَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ، اَللّٰهُمَّ يَا لَطِيفُ لَطَفْتَ بِخَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ، أُلْطُفْ بِي فِي قَضَائِكَ. وَعَافِنِي مِنْ بَلاَئِكَ. ((فَاللَّهُ خَيْرٌ حِفْظًا وَهُوَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ)). اَللّٰهُمَّ بِسِرِّ الْحَسَنِ وَأَخِيهِ. وَجَدِّهِ وَأَبِيهِ. وَأُمِّهِ وَبَنِيهِ، اِكْفِنِي شَرَّ هٰذَا الْيَوْمِ وَمَا يَنْزِلُ فِيهِ. اللَّهُمَّ يَا مُنْزِلَ الْبَلاَيَا وَالْقَضَايَا إِصْرِفْ عَنَّا الْبَلاَيَا وَالْقَضَايَا. يَا دَافِعَ الْبَلِيَّاتِ. ويَا كَافِيَ الْمُهِمَّاتِ،  (( فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللّٰهُ وهوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ))، وحَسْبُنَا اللّٰهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ. وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللّٰهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ، وَصَلَّى اللّٰهُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ  . سبحان ربك رب العزة عما يصفون وسلام على المرسلين والحمد لله رب العالمين

Lebih sempurna lagi setelah berdoa di atas di lanjutkan dengan membaca Dzikir “Ya Lathifu” sebanyak 16641 kali. Dengan cara: (1+40+600+6000+10000) Dan sangat dianjurkan juga pada hari itu memperbanyak shadaqah kepada faqir miskin kaum dhuafa sebagai penajam tolak bala.

Ulama Thariqah Tijaniyah mengamalkan Pada malam Rabunya setelah mengerjakan shalat Isya hendaknya membaca: Hasbunallahu Wa Ni'mal Wakil sebanyak 450 kali kemudian membaca Audzu billahi minas Syaithonir rojim  dan Bismillahirrahmanir rohim lalu membaca Shalawat Fatih 50 kali dan dilanjutkan "Ya Lathifu sebanyak 129 kali ditutup dengan Shalawat Fatih 20 kali. Untuk shalat di atas dikerjakan pada hari Rabu pagi (ketika matahari naik seukuran galah, yakni 4 derajat, sekitar 16 menit kemudian dari waktu terbit matahari) dan ditutup dengan doa yang tersebut di atas.


يا ربنا بجاه أحمد وأحمد *** ألن لهذا العبد كل جلمد

Khadimul Majlis al-Mu'afah
H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy M.A

Ikuti Kajian Islam:

instagram.com/rizkialbatawi

@rizkialbatawi

https://www.facebook.com/Rizqi-Zulqornain-Albatawi

 ********* ******** ********

يا فالق الحب والنوى، وبحق قلب النبي صلى الله عليه وسلم وما حوى، أعط كل واحد من الخير ما نوى، وارفع عنا كل شكوى، واكشف عنا كل بلوى، وتقبل منا كل نجوى، وألبسنا لباس التقوى، واجعل الجنة لنا مأوى .

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ وَالْهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ، وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ.
صلاةً تَجْعَلُنَا مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيْرًا، وَرِزْقًا كَثِيْرًا، وَقَلْبًا قَرِيْرًا، وَعِلْمًا غَزِيْرًا، وَعَمَلاً بَرِيْرًا، وَقَبْرًا مُنِيْرًا، وَحِسَابًا يَسِيْرًا، وَمُلْكًا فِي الْفِرْدَوْسِ كَبِيْرًا
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

Alamat Yayasan al-Muafah

Jalan Tipar Cakung Rt: 05 Rw 08 NO: 5 Kampung Baru, Cakung Barat, Jakarta Timur 13910


فَأَكْرِمِ اللَّهُمَّ مَنْ أَكْرَمَنَا .:. وَكَثِّرِ الْخَيْرَ لَدَيْهِ وَالْغِنَا
وَأَعْطِهِ مِمَّا رَجَى فَوْقَ الرَّجَا .:. وَاجْعَلْ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجَا
وَافْعَلْ كَذَلِكَ بِكُلِّ مُحْسِنِ .:. اِلَى ذَوِي الْعِلْمِ بِظَنٍّ حَسَنِ
وَاهْدِ جَمِيْعَنَا اِلَى الرَّشَادِ .:. وَلِطَرِيْقِ الْخَيْرِ وَالسَّدَادِ
وَابْسُطْ بِفَضْلِكَ عَلَيْنَا نِعْمَتَكْ .:. وَانْشُرْ عَلَيْنَا فِي الدَّارَيْنِ رَحْمَتَكْ
وَاخْتِمْ لَنَا عِنْدَ حُضُوْرِ الْأَجَلِ .:. بِالْعَفْوِ مِنْكَ وَالرِّضَى الْمُعَجَّلِ
أَمِيْنَ أَمِيْنَ اسْتَجِبْ دُعَانَا .:. وَلاَ تُخَيِّبْ رَبَّـــــنَا رَجَـــــــــــــــــانَا





17 komentar:

Unknown mengatakan...

Alhamdulillah qobiltu ijazah ustadz

Ali fikri mengatakan...

Qobiltu baginda

Ali fikri mengatakan...

Qobiltu baginda

Abdul khodir - al betawie mengatakan...

Alhamdulillah insya alloh d amalkan qobiltu kyai.

Muh.Awaluddin mengatakan...

Alhamdulillah..

Abdul Kodir mengatakan...

Perbanyak istighfar, sholat taubat, diiringi do'a tolak bala....

Insyaa Allah dimudahkan segalanya...




begitukan baginda....?

Unknown mengatakan...

Alhamdulillah sukron Baginda

Rizal Ahmad Fauzi mengatakan...

Qobiltu baginda

mad35 mengatakan...

qobiltu yeah ustaz

Syawai mengatakan...

Qobiltu Baginda

dede akhadiyat mengatakan...

Alhamdulillah, Qobiltu baginda...

dede akhadiyat mengatakan...

Alhamdulillah, Qobiltu baginda...

Unknown mengatakan...

Alhamdulillah Qobiltu baginda

Unknown mengatakan...

Alhamdulillah Qobiltu baginda

Mohammad mengatakan...

Qobiltu baginda

jojo mohan mengatakan...

Qibiltu ya sidi

Opan71 mengatakan...

بسم الله الرحمن الرحيم
قبلت 🤲