Sanad Kitab al-Jawahirul Kalamiyyah
Oleh; H. Rizqi Dzulqornain
al-Batawiy
بسم الله الرحمن الرحيم
حمدا
له أظهر في الوجود *** نور حقيقة النبي المحمود
وصل يا رب على محمد *** الفاتح الخاتم طه الأمجد
وناصر الحق وهادينا الى *** صراطك القويم نهج الفضلا
وآله بحق قدره الفخيم *** وجاه مقدار مقامه العظيم.
أما بعد:
Kitab al-Jawahirul Kalamiyah ini adalah karya Syekh
Thahir Bin Muhamad Salih al-Jazairiy rahimahullah. Kitab ini berisi
pelajaran ilmu tauhid dasar. Pembahasan dalam buku ini
sangat mudah, padat, dan logis. Buku ini disusun dengan metode tanya-jawab,
sehingga akan memudahkan pemahaman dan langsung pada tujuan (to the point).
Kitab al-Jawahirul Kalamiyah menjadi bacaan wajib di Majelis Ta;lim al-Muafah yang dipelajari oleh santri kelas 4 setiap malam selasa ba'da Maghrib.
Adapun sanad muttashil kepada pengarang kitab al-Jawahirul
Kalamiyah Syekh Thahir Bin Muhamad Salih al-Jazairiy rahimahullah (wafat tahun
1338 Hijriyah/1920 Masehi), sebagai berikut:
الحاج
رزقي ذو القرنين أصمت البتاوي عن المحدث السيد عبد الرحمن الكتاني عن والده الحافظ
السيد محمد عبد الحي الكتاني عن محدث الشام عبد الرزاق البيطار عن الشيخ طاهر بن
محمد صالح الجزائري رحمه الله تعالى .
Biografi Pengarang Kitab al-Jawahirul Kalamiyah
Nama lengkap penulis adalah Syekh Thahir bin Muhammad bin Shalih
bin Ahmad bin Mauhub al-Sam’any al-Jazairy al-Dimasyqiy. Ayahnya, seorang faqih bermazhab
Maliki dan seorang mufti di Syam. Pada tahun 1263 H. ayahnya pindah dari
Aljazair ke Damaskus.
Syekh Thahir lahir di Syam pada tahun 1268 H. bertepatan dengan
tahun 1852 M. Beliau belajar di Madrasah al-Jaqmikiyah dan tamat
bersama ustad Abdurrahman al-Bustany. Kemudian ia melanjutkan pendidikannya
belajar kepada Syekh Abdul Ghani al-Ghonimy al-Maidany (1222-1298 H). Beliau
sangat suka mempelajari berbagai disiplin ilmu, antara lain Fisika, Matematika
di samping keseriusannya dalam mempelajari ilmu yang berbahasa Arab dan
ilmu-ilmu keislaman.
Ketika usianya sampai 30 tahun, beliau telah menguasai bahasa Arab,
Persia, Turki dan Prancis. Beliau giat mancari dan mempelajari
manuskrip-manuskrip kuno, untuk itu ia membantu berdirinya perpustakaan Dar
al-Kutub al-Dzahiriyah di Damaskus dan perpustakaan al-Khalidiyah di
Yerussalem.
Murid-Muridnya yang terkenal antara lain :
1. Syekh
Jamaluddin al-Qasimy
2. Syekh
Abdul Razzaq al-Baithar
3. Syekh
Salim al-Bukhariy
4. Syekh
Muhammad Kurdiy Ali
5. Syekh
Muhibudin al-Khathibiy
6. Syekh
Muhammad Said al-Baniy
Pada tahun 1325 H. ia pindah ke Mesir, kemudian ia kembali lagi ke
Damaskus pada tahun 1338 H. lalu ia diangkat sebagai anggota al-Majma’
al-Ilmiy al-Araby serta ditunjuk sebagai kepala perpustakaanDar
al-Kutub al-Dzahiry. Beliau wafat pada bulan Rabi’ul Awwal tahun 1338 H
bertepatan dengan 1920 M.
Syekh Sai’d al-Bany berkata,” Beliau (Syekh Thahir) menyeru
orang-orang yang murtad untuk kembali kepada Islam, sesuai dengan ajaran
Rasulullah SAW di atas manhaj salafusshalih. Ia membenci sikap jumud (statis)
serta taqlid dalam beragama, ia juga menolak setiap sikap yang menghambat
dan sikap berlebihan serta sikap mengada-ada (bid’ah) dalam beragama. Ia
menganjurkan untuk mengambil hal-hal yang bermanfaat dari peradaban kontemporer
serta menolak hal-hal yang mendatangkan kemudharatan. Ia menggabungkan antara
argumenaqli dan naqli, ia mengambil inti dari setiap ilmu dan
menolak bersikap tekstual sehingga ia menjadi seorang yang berilmu dalam bidang
agama, peradaban, matematika, fisika, politik, bahasa, sejarah, archeologi,
sosiologi, psikologi, jurnalistik dan sya’ir. Sehingga ia dikenal sebagai
ensiklopedi, kunci berbagai bidang ilmu serta kamus dunia”
Karya-karyanya :
Syekh Thahir al-Jazairy telah menulis lebih dari 20 judul buku,
diantaranya :
1. Al-Jawahir
al-Kalamiyah fi idhah al-‘aqidah al-Islamiyah
2. Tanbih
al-Adzkiya’ fi qishash al-Anbiya’
3. Al-Tibyan li
ba’dhi mabahits al-muta’allaqot bi al-Qur’an
4. Taujih
al-nazhari ila ‘ilm al-atsar
5. Al-Tafsir
al-Kabir (terdiri dari 4 jilid dan tersimpan di perpustakaan al-Zhahiriyah).
Struktur dan Isi Buku
Buku yang berjudul Al-Jawahir al-Kalamiyah fi idhah al-‘aqidah
al-Islamiyah ini ditulis oleh Syekh Thahir al-Jazairy dalam bentuk tanya
jawab dengan maksud untuk memudahkan bagi pembaca untuk memahaminya. Secara
keseluruhan buku ini berisi 102 pertanyaan dan jawaban yang di bagi atas tujuh
pokok pembahasan utama yaitu pengantar ( 3 soal jawab), pembahasan
pertama ( 26 soal jawab), pembahasan kedua ( 3 soal jawab), pembahasan ketiga (
8 soal jawab), pembahasan keempat ( 19 soal jawab), pembahasan kelima ( 19 soal
jawab), pembahasan keenam ( 6 soal jawab), dan penutup ( 17 soal jawab).
Adapun isi buku ini secara ringkas adalah sebagai berikut :
1. Muqoddimah
Setelah memuji Allah dan bershalawat kepada Rasulullah, penulis
menyatakan pentingnya buku ini dibaca, sebab berisi hal-hal yang pokok dalam
ilmu kalam yang disajikan dalam bentuk tanya jawab serta contoh yang mudah
dipahami
2. Pengantar Akidah Islamiyyah
Dalam pengantar akidah islamiyah ini, disebutkan tentang 3 hal
yakni:
a. Makna akidah islamiyah
Akidah Islamiyah ialah perkara-perkara
yang wajib diyakini kebenaranya oleh orang
Islam
b. Makna Islam
Islam adalah mengucapkan dengan lisan, membenarkan dengan
hati bahwa segala sesuatu yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW itu haq dan benar.
c. Rukun Akidah Islamiyah
Rukun akidah islamiyyah ada enam perkara :
1. Beriman kepada Allah Ta'ala
2. Beriman kepada Malaikat Allah
3. Beriman kepada Kitab yang diturunkan Allah
4. Beriman kepada Rasul-Rasul Allah
5. Beriman kepada hari Kiamat
6. Beriman kepada Qadha dan Qadar Allah
3. Pembahasan Pertama Iman
Kepada Allah
Dalam pembahasan ini, dijelaskan tentang cara beriman kepada Allah
yakni, dengan cara meyakini bahwa Allah SWT memiliki sifat yang sempurna dan
jauh dari segala sifat kekurangan. Secara rinci sifat yang dimaksud digolongkan
kepada sifat wajib, sifatmustahil dan sifat jaiz bagi
Allah SWT.
Kemudian dijelaskan maksud dari sifat-sifat yang wajib bagi Allah
yakni; Wujud, keberadaan Allah dan DzatNya itu ada
dengan sendirinya tanpa memerlukan wasilah
atau perantara.Qidam, Allah itu
ada sebelum adanya sesuatu
selainNya, dan bahwasanya Dia tidak terikat waktu dan keberadaanNya
tanpa awal. Baqa’, Allah itu Dzat yang kekal
abadi dan kekekalanNya tersebut tanpa batas akhir
(kekekalanNya tidak terikat ruang dan waktu). Mukhalifatuhu li al-hawadits,
Allah tidak menyerupai sesuatu pun, baik DzatNya, SifatNya maupun
PerbuatanNya. Intinya sesuai dengan firmanNya “laisa ka mislihi syaiun”. Qiyamuhu
Binafsihi, Allah SWT tidak membutuhkan sesuatu apapun,
Dia tidak butuh tempat dan tidak
membutuhkan makhluk sama
sekali. Dia Maha Kaya
dan tidak membutuhkan apapun, bahkan segala sesuatu lah yang
membutuhkan Allah SWT. Hayah, Allah SWT Maha Hidup
dan bahwa kehidupan Allah tidak
seperti hidup kita. Karena sesungguhnya kehidupan kita membutuhkan
perantara seperti mengalirnya darah dan
nafas sedangkan kehidupan Allah
tanpa memerlukan apapun. Kehidupan Allah itu
bersifat Qodim dan Baqo' . Wahdaniyah,Allah itu
Satu dan tidak memiliki teman atau sekutu. Tidak ada yang menyamai maupun
menyerupaiNya. Tiada lawan yang sebanding maupun penggantiNya. 'Ilm,
Allah itu memiliki sifat Maha
Berpengetahuan dan Dia
Maha Mengetahui segala
sesuatu. Mengetahui segala hal, baik yang tampak
maupun yang tidak. Dia mengetahui jumlah pasir, titik air
hujan maupun daun pepohonan. Dia Mengetahui hal yang
rahasia maupun yang jelas. Tidak ada
yang bisa bersembunyi dari Nya. Qudrat, Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu. Iradat, tidak ada
sesuatupun yang dapat terjadi tanpa kehendakNya. Maka apa saja yang Dia
kehendaki maka akan terjadi dan apapun yang tiada
dikehendakiNya, maka tidak mungkin akan ada atau terjadi.Sama’,
bahwasanya Allah itu bersifat Maha Mendengar dan sesungguhnya
Allah mendengar segala sesuatu baik nampak atau pun yang
tersembunyi. Namun, pendengaran Allah SWT tidak seperti pendengaran
kita, karena pendengaran kita sebagai makhluk memerlukan alat perantara berupa
telinga. Bashar, Allah itu bersifat Maha Melihat , dan Dia Maha Melihat
atas segala sesuatu. Dia Maha Melihat hingga semut hitam kecil berjalan di
malam gelap gulita sekalipun, bahkan yang lebih kecil dari
itu (atom). Tidak ada yang dapat bersembunyi
dari penglihatan Allah, baik yang ada di bumi maupun di luarnya, baik yang ada
di langit maupun di luarnya. Namun, penglihatan Allah berbeda dengan kita
sebagai makhluk. Sesungguhnya penglihatan kita
membutuhkan perantara mata.Kalam, Allah itu bersifat Maha Berbicara. Akan
tetapi kalam Allah tidak sama dengan kita sebagai makhluk Nya.
Sesungguhnya pembicaraan kita
diciptakan dalam diri kita dan
membutuhkan alat perantara berupa mulut,
lidah serta kedua bibir. Sedangkan Kalam Allah tidak seperti
itu.
Adapun sifat yang mustahil bagi Allah SWT adalah 'Adam,huduts, Fana',
mumatsalatu lilhawaadits, Ihtiyaaju lighairihi,Wujuudus Syarki, Al'ajz,
Karohiyah, Al Jahl dan sifat-sifat kekurangan
lainnya. Sedangkan sifat yang Jaiz bagi Allah SWT adalah melakukan
sesuatu atau meninggalkannya.
Selanjutnya penulis menguraikan makna kalimat yang disandarkan
kepada Allah, seperti istiwa’ (Surah Thaha :5), a’yun(
surat at-Thur : 48), yad (Surah Al-Fath :10) sesuai dengan pemahaman
ulama salaf, yakni kalimat tersebut tetap dimaknai apa adanya tanpa ditakwilkan,
namun perlu diyakini bahwa makna tersebut tidak seperti yang disandarkan kepada
manusia. Berbeda dengan ulama khalaf yang berusaha untuk mentakwil kalimat
tersebut. Mengenai pemahaman ulama khalaf ini penulis membolehkannya dalam
keadaan darurat.
4. Pembahasan Kedua Iman Kepada
Malaikat Allah
Pembahasan ini diawali dengan defenisi malaikat sebagai materi yang
lembut diciptakan dari cahaya, mereka tidak butuh makan dan minum, mulia serta
tidak pernah durhaka kepada Allah dan apa yang diperintahkanNya mereka
kerjakan. Keberadaan mereka tidak dapat dilihat oleh manusia kecuali para nabi
yang diizinkan Allah sebagai talaqqi risalah Allah.
Berikutnya disebutkan beberapa malaikat beserta tugasnya, antara
lain, bertugas sebagai perantara antara Allah dan para utusanNya. Seperti
malaikat Jibril 'alaihis salam. Ada diantara mereka yang bertugas sebagai
penjaga manusia (malaikat hafadzah), ada juga yang menulis amal perbuatan
manusia baik amal baik (malaikat Rakib) atau amal buruk (malaikat 'Atid). Ada
yang bertugas menjaga syurga dan segala kenikmatannya (malaikat Ridlwan)
dan ada yang menjaga neraka dengan segala sisksanya (malaikat
Malik). Ada di antara mereka yang menyangga 'arsy(makhluk Allah
terbesar), ada juga malaikat yang bertugas menjaga kebaikan dan
kemaslahatan umat manusia, dan banyak lagi sesuai dengan tugas yang
diperintahkan Allah bagi mereka.
5. Pembahasan Ketiga Iman Kepada
Kitab Allah
Dalam pembahasan ini penulis menyatakan bahwa seorang muslim wajib
meyakini bahwa Allah SWT memiliki kitab- kitab yang
diturunkan kepada para
utusanNya. Kitab-kitab tersebut menjelaskan
perintah, larangan, janji dan ancaman Allah
bagi yang melanggarnya. Kitab tersebut adalah Kalamullah secara
hakiki yang dilakukanNya tanpa menyerupai tatacara
ucapan manusia. Kitab-kitab Allah yang dimaksud adalah :
a. Taurat : diturunkan kepada nabi Musa
a.s untuk menjelaskan hukum Allah, akidah yang
benar yang diridlai Allah dan kabar gembira akan datangnya Nabi dari
keturunan Nabi Ismail, yaitu Nabi
Muhammad SAW. Yang membawa syari’at baru yang menunjukkan
umat manusia menuju Dar al-Salam. MengenaiTaurat yang
ada hari ini tidak asli lagi sebab tidak ditemukan lagi di dalamnya penyebutan
tentang syurga, neraka, hari kebangkitan dari kubur, hari
perkumpulan di padang makhsyar dan juga hari pembalasan
b. Zabur : diturunkan kepada nabi Daud a.s
berisikan sekumpulandzikr, nasehat serta hikmah dan
tidak terdapat hukum syari'at di dalamnya,
karena Nabi Dawud a.s. diperintahkan untuk
mengikuti syariat Nabi Musa
c. Injil : diturunkan kepada nabi Isa
a.s. untuk menjelaskan hakikat kehidupan dan ajakan kepada umat manusia
untuk meng-Esa-kan Allah, menghapus sebagian hukum taurat
yang berupa cabang-cabang untuk tujuan penerapannya, dan berisi kabar gembira
akan datangnya penutup para Nabi. Mengenai kitab Injil yang ada
hari ini telah mengalami perubahan dari yang aslinya. Hari ini dikenal ada 4
macam Injil yakni Mathius, Markuz, Lukas dan Yohannes.
Nama ini diambil dari 4 orang kristen yang menurut fakta sejarah mereka sama
sekali tidak pernah bertemu dengan Nabi Isa
d. Al-Qur’an : diturunkan kepada Nabi
Muhammad sebagai kitab Ilahi yang terakhir diturunkan berfungsi untuk menghapus
berlakunya kitab-kitab sebelumnya, hukumnya berlaku hingga hari kiamat.
Al-Qur’an senantiasa terjaga dan tidak akan pernah mengalami perubahan.
Al-Qur’an dikenal sebagai mu’jizat terbesar bagi Rasulullah. Sebagai mu’jizat
terbesar Al-Qur’an memiliki banyak keistimewaan sekaligus bukti kebenaran Al-Qur’an
itu sendiri, antara lain :
a) penyebutan kejadian dalam
Alquran yang belum terjadi dan akhirnya menjadi kenyataan persis seperti
yang diberitakan dalam Alquran.
b) kita tidak
akan bosan mendengarnya meski ia dibaca
berulang ulang.
c) di dalamnya terhimpun
berbagai pengetahuan yang tidak dimiliki
oleh bangsa Arab maupun selain mereka.
d) Alquran menyebutkan
kisah-kisah yang telah terjadi di masa lalu dan keadaan umat terdahulu.
Padahal Nabi Muhammad adalah seorang yang ummi
6. Pembahasan Keempat Iman
Kepada Rasulullah
Dalam pembahasan ini penulis menyebutkan bahwa Allah memiliki para
utusan yang diutusNya sebagai wujud rasa sayang dan keutamaanNya. Tujuaannya
agar para utusan tersebut memberi kabar
gembira dan pemberi peringatan, Selain itu juga untuk
memberi penjelasan atas permasalahan agama dan dunia serta
memberi sesuatu yang bermanfaat bagi manusia agar memperoleh derajat yang
mulia. Mereka diberi penguat berupa tanda yang jelas
maupun mukjizat yang luar biasa. Utusan
yang pertama adalah Nabi Adam a.s. dan yang terkahir adalah Nabi
Muhammad .
Berikutnya penulis membedakan antara konsep nabi dan rasul. Nabi
menurut beliau adalah manusia yang diberikan wahyu
(pengetahuan) berupa aturan Syara' meski tidak diperintahkan untuk
menyampaikannya, dan apabila diperintahkan untuk menyampaikannya disebut sebagai
rasul.
Untuk membuktikan kebenaran dakwahnya, para nabi dan rasul dibekali
oleh Allah mu’jizat. Mu’jizat adalah sesuatu yang tidak biasa terjadi yang
muncul dari seorang penyampai risalah kenabian yang
sesuai dengan dakwahnya, dengan tujuan untuk
menantang orang yang ingkar untuk melakukan
yang serupa dengan mu'jizat tersebut.
Dalam pembahasan ini, juga dijelaskan perbedaan antara mu’jizat
dengn sihir dan antara mu’jizat dengan karomah. Sihir
adalah hal yang dianggap luar biasa dan mungkin untuk ditandingi (dapat
dipelajari), sedangkan mu’jizat adalah hal yang luar biasa dan tidak akan dapat
tertandingi. Adapun karomah adalah kejadian luar biasa yang terdapat
pada wali Allah dan tidak ada hubungannya dengan misi kenabian, sedangkan
mu’jizat berhubungan dengan kenabian.
Berikutnya dijelaskan tentang sifat-sifat yang wajib, mustahil dan
jaiz bagi nabi dan rasul. Para nabi wajib bersifat Siddiq mustahilkizb,
wajib amanah mustahil ‘Ishyaan, wajib tabligh mustahilKitman,
wajib Fathanah mustahil Ghaflan. Sedangkan yang jaizbagi
meraka adalah segala macam sifat kemanusiaan yang tidak mengurangi
derajat kemuliaan mereka, seperti makan dan minum, lapar dan haus,
menghindar dari panas dan dingin, capek dan istirahat, sakit
dan sehat, begitupun berdagang dan bekerja
dengan pekerjaan yang baik.
Berbeda dengan nabi Allah yang lain, nabi Muhammad memiliki
beberapa keistimewaan, yaitu beliau adalah Nabi yang paling utama, beliau
diutus untuk seluruh umat manusia, dan beliau adalah penutup
sekalian Nabi, tidak ada lagi Nabi setelah beliau. Dan sebagai
penutup pembahasan ini, penulis memaparkan beberapa mu’jizat nabi Muhammad serta
sedikit tentang sirah nabawiyah. Penulis menuturkan :
“Rasulullah adalah manusia
paling baik silsilah keturunannya, dan manusia paling baik perilakunya.
Beliau menyambung silaturahim, suka menolong orang yang
membutuhkan, suka menanggung beban dan kekurangan orang, serta penyabar.
Di antara sifat beliau adalah pemaaf, suka memberi kemudahan serta halus
budinya. Tidak berbuat sesuatu kecuali berdasarkan atas pembenaran dari Tuhan.
Beliau seorang pendiam karena dalam diam berpikir.
Apabila beliau berbicara maka
selalu tuntas, yakni kalimatnya
sederhana namun penuh hikmah. Fasih dalam berbicara
serta humoris di beberapa keadaan Beliau senantiasa berserah diri kepada
Allah. Beliau sangat rendah hati (tawadlu'),
namun di balik kerendahan hati dan kearifan beliau, menyimpan kewibawaan
yang besar yang tidak bisa ditandingi satupun manusia, sampai-sampai para
sahabat tidak kuat menatap wajah beliau. Dan di setiap majlis beliau senantiasa
tenang, seakan akan ada burung yang sedang hinggap di kepala setiap hadirin.
Mereka tidak saling memutus pembicaraan dan tidak pernah membicarakan aib
orang lain. Semua orang dewasa, bahkan anak-anak serta orang musyrik pun
menjuluki beliau dengan sebutan Al Amin . Dan
setelah beliau mendakwahkan risalah kenabian, musuh-musuh beliau -
dengan segala sifat permusuhan dan hinaan mereka -
tidak menemukan celah keburukan sedikitpun pada
diri beliau dan tidak ada jalan untuk
mencela pribadi beliau. Beliau mengajarkan manusia
kebijaksanaan dan hukum agama dan mengajak mereka menujuDarus Salam (akhirat).
Sungguh telah sempurna ilmu dan amal siapa saja yang mengikuti beliau, dan
barangsiapa tidak mau mengikuti beliau, maka sungguh telah kehilangan hal
di atas baik sekarang maupun di masa mendatang.
Dan sungguh Allah telah menjadikan agamaNya
(Islam) jelas melebihi agama lain. Dan Dia
mengabadikan nama Rasulullah
yang indah ini baik pada lisan pengikutnya maupun
penentangnya sepanjang masa. Barangsiapa mempelajari
sejarah kehidupannya, khususnya tentang akhlaknya yang mulia,
maka ia akan mengetahui bahwa beliau adalah
manusia paling mulia di seluruh dunia”
7. Pembahasan Kelima Iman Kepada
Hari Akhir
Dalam pembahasan ini, penulis menyatakan bahwa yang dimaksud hari
akhir adalah hari yang keadaanya sangat dahsyat sampai-sampai anak kecil
menjadi beruban rambutnya. Manusia di hari itu bangkit dari kuburnya dan
mereka berkumpul di satu tempat untuk dihisab (penghitungan amal). Kemudian
akhirnya mereka akan ditentukan apakah akan masuk surga atau masuk
neraka. Sedangkan maksud beriman kepada hari akhir adalah membenarkan
bahwasanya hari itu pasti akan datang dan akan jelas segala macam
berita yang telah disampaikan dalam Alquran
maupun hadist tentang keadaan hari itu.
Beriman dengan hari akhir, artinya meyakini hal-hal sebagai
berikut:
a. Adanya pertanyaan dan nikmat atau siksa
dalam kubur, dan yang akan menjawab pertanyaan tersebut adalah jasad yang telah
dikembalikan ruh padanya.
b. Jasad manusia akan dibangkitkan kembali
sebagaimana ia dahulu diciptakan dan akan dikumpulkan pada suatu tempat yang
disebutal-Mauqif
c. Adanya perhitungan amal manusia, amal
baik dan amal buruk dengan anggota tubuh sebagai saksinya.
d. Adanya penimbangan amal baik dan amal buruk
untuk mengetahui kadar pahala atau dosa yang milikinya, jika amal baik lebih
berat, maka ia akan menerima kitabnya dari sebelah kanan, dan jika amal buruk
yang lebih berat, maka ia akan menerima kitabnya dari sebelah kiri.
e. Adanya shiroth –jembatan
yang terbentang di atas neraka- untuk dilewati manusia, maka orang yang beriman
dan taat akan mampu melewatinya hingga sampai ke surga. Di antara
orang beriman tersebut ada yang melewatinya bagaikan
kilat, sebagian melewatinya bagaikan kuda kencang dan ada yang tertatih tatih.
Dan kaki orang yang ingkar (kafir) dan kaki orang beriman yang masih berbuat
maksiat akan terpeleset saat melewati shiroth
tersebut dan tercebur ke dalam neraka.
f. Allah akan memberi izin kepada para
nabi, para wali, ulama yang mengamalkan ilmunya serta orang yang mati syahid
untuk memberi syafaat kepada orang mukmin yang berlaku maksiat, tetapi tidak
kepada orang kafir
Berikutnya penulis menjelaskan posisi manusia setelah dihisab. Orang
mukmin yang taat akan masuk surga dan kekal di dalamnya, orang kafir dan
munafik akan masuk neraka dan kekal di dalamnya, sedangkan orang mukmin yang
berdosa, jika Allah mengampuninya ia akan masuk surga sejak awal dan kekal di
dalamya, namun jika tidak, maka ia masuk neraka sesuai kadar dosanya kemudian
ia akan dikeluarkan dan dimasukkan ke surga dan kekal di dalamnya.
Mengakhiri pembahasan ini, penulis menjelaskan tentang konsep surga
sebagai tempat yang belum pernah ada mata yang melihatnya,
belum pernah didengar oleh telinga dan
sedikitpun tidak ada hati/akal manusia yang mampu menggambarkannya.
Sedangkan neraka sebagai tempat segala siksa, seluruh siksa dan rasa sakit yang
ada di dalamnya belum pernah terbayangkan oleh pemahaman manusia.
8. Pembahasan Keenam Iman
kepada Qadha dan Qadar
Dalam pembahasan ini penulis menjelaskan bahwa seluruh perbuatan
manusia, baik yang ikhtiyari (membutuhkan usaha seperti makan,
berjalan) maupun idhtirory (tanpa usaha seperti jatuh, mati) terjadi
karena kehendak Allah dan telah ditetapkan Allah sejak zaman azali. Sekalipun
sudah ditentukan sejak azali, manusia tidaklah dipaksa untuk berbuat. Sebab
manusia dianugerahi oleh Allah SWT iradah juziyyah (kehendak
sendiri) untuk melakukan perbuatan baik atau buruk disamping dianugerahi akal
untuk memilih yang baik atau yang buruk. Oleh karena itu jika manusia melakukan
keburukan itu atas dasar kehendaknya sendiri dan karenanya ia berhak untuk
disiksa.
9. Penutup
Dalam penutup kitab ini penulis memaparkan beberapa hal yang
dianggap penting sesuai dengan yang pernah dibahas oleh para ulama salaf,
yakni :
a. Tentang Dzat Allah.
Membicarakan hakikat Dzat Allah dengan perantara akal tidak diperbolehkan, sebab
akal terbatas untuk memahami hakikat Dzat Allah. Untuk mengenal Allah
dengan benar, seorang muslim cukup memahami dengan benar sifat-sifat Allah.
Lebih lanjut untuk dapat merasakan keberadaan Allah, manusia tidak mesti dapat
melihat Allah, tetapi dengan memperhatikan alam ciptaan Allah dengan seksama
manusia akan merasakan keberadaan Allah dalam hidupnya.
Adapun mengenai kemungkinan manusia dapat melihat Allah SWT,
penulis menyatakan bahwa Allah itu benar-benar ada, dan segala sesuatu yang ada
mungkin untuk dilihat. Kelak orang yang beriman akan melihat Allah dengan cara
yang tidak diketahui oleh manusia (bila kayfa).
b. Ummat terbaik : Umat yang
paling utama adalah ummat Nabi Muhammad SAW
dan diantara mereka yang paling utama
adalah generasi sahabat. Dan di antara para sahabat yang paling mulia
adalah khalifah yang empat ;Abu Bakar r.a, 'Umar ibn Khattab r.a
, 'Utsman bin Affan r.a dan 'Ali bin Abi Thalibr.a
c. Isra’ dan Mi’raj : setiap
muslim wajib mengimani terjadinya peristiwa isra’ dan mi’raj yang
secara langsung dialami oleh Rasulullah SAW. Isra’ adalah
diperjalankannya Nabi Muhammad SAW pada malam hari dari Masjid al-Haram ke Masjid
al-Aqsha, sedangkan mi’raj adalah naiknya Nabi Mahammad pada malam
tersebut ke langit, berkumpul bersama para malaikat sebagai penghormatan bagi
beliau.
d. Hadiah doa dan sedekah bagi
yang sudah mati :Sesungguhnya sedekah itu adalah perkara yang disukai dan
doa serta merendahkan diri kepada Allah itu diharapkan. Keduanya
bermanfaat di sisi Allah Ta'ala baik bagi orang hidup maupun yang telah mati.
e. Tentang nikmat di surga
: di surga terdapat dua macam nikmat yakni rohani dan jasmani. Nikmat
rohani berupa kenikmatan yang dirasakan oleh ruh seperti bertasbih,
beribadah, melihat Allah SWT dan mengetahui bahwa Dia
telah Ridla terhadap ahli syurga.
Sedangkan kenikmatan jasmani berupa kenikmatan yang dirasakan oleh jasmani
seperti makan, minum dan menikah. Begitu juga halnya siksa di neraka.
Kenikmatan di surga maupun siksa dalam neraka
keduanya kekal abadi selamanya dan tidak akan berhenti, dan
penduduk keduanya abadi di dalamnya, surga dan neraka saat ini sudah ada
(diciptakan oleh Allah).
Diakhir pembahasan ini, penulis menjelaskan tentang tanda-tanda
hari kiamat yakni :
a. Bangkitnya Dajjal
yaitu sesorang yang buta matanya dan
keluar dalam keadaan beragama yang buruk serta jauh dari ilmu. Dia
mengaku memiliki sifat ketuhanan dan mampu menampakkan beberapa keajaiban
sedangkan ia hanya orang yang lemah iman dan keyakinannya saja.
b. Keluarnya hewan melata dari
bumi yang mampu mengetahui manusia melalui wajah mereka. Maka barangsiapa
beriman maka hewan itu akan menjadikan suatu pertanda baginya yang
membuat orang tersebut dikenali sebagai mukmin.
Dan barangsiapa kafir, maka hewan itu pun akan membuat pertanda baginya
sehingga orang itu dikenali sebagai kafir
dan hewan itu bisa berbicara kepada manusia
tentang keadaan manusia itu.
c. Terbitnya matahari dari
barat. Saat itu telah ditutup pintu taubat bagi manusia.
d. Keluarnya Ya'juj dan Ma'juj,
mereka adalah segolongan manusia yang paling banyak berbuat kerusakan di muka
bumi di masa lalu. Saat Iskandar Dzulqornain sampai di daerah jajahan mereka,
maka para tetangga Ya'juj dan Ma'juj melaporkan kepadanya
dan Dzulqornain pun bersedih karena perbuatan mereka. Dan wilayah yang
memisahkan Ya'juj dan Ma'juj dengan
penduduk tersebut adalah sebuah celah sempit di
antara dua gunung. Maka Dzulqornain membangun penghalang yang sangat
tinggi dari besi dan dilumuri dengan timah cair sehingga jadilah
benteng penahan tersebut bangunan yang kokoh dan
licin yang tidak mudah dilobangi ataupun
dilompati. Apabila telah dekat masa keluar
mereka, maka terbukalah benteng itu karena beberapa sebab
sehingga mereka akan menyebar di muka bumi dan memperbanyak berbuat
kerusakan di seluruh wilayah bumi. Maka
penduduk tersebut memohon kepada
Allah untuk menghilangkan perbuatan buruk dan rusak Ya'juj
Ma'juj, maka Allah menghancurkan dan mengganti mereka dengan cara
menghapus sisa-sisa mereka.
e. Turunnya Nabi
'Isa a.s. saat fitnah menimpa kaum muslimin
dan berbagai macam cobaan menimpa mereka. Maka beliau datang memperbaiki
keadaan ummat ini dan menghilangkan segala kesedihan, membunuh dajjal dan
membersihkan manusia dari hawa nafsu dan kesulitan.
Analisa
Sesuai dengan judulnya, buku ini dengan mudah dapat dipahami bahwa
isinya akan berbicara tentang konsep teologis. Dilatar belakingi kerisauan
semakin jauhnya ummat dari mengenal Tuhannya, penulis telah berusaha me-reposisi
pemahaman ummat tentang konsep ketuhanan sesuai dengan pemahaman salafusshalih. Oleh
karena itu buku ini disusun dalam bentuk tanya jawab dengan maksud untuk
memudahkan ummat memahaminya.
Konsep teologi yang dipaparkan oleh Syekh Thahir sejalan dengan
konsep teologi yang dikembangkan oleh Asy’ari. Bahkan kalau kita perhatikan
secara keseluruhan, maka mayoritas akan kita temukan kesamaan dengan risalah
Asy’ari tentang akidah Ahlul Hadits. Sebagaimana yang dikutip oleh Ja’far
Subhani dalam kitabnya Buhuts fi al-Mihal wa al-Nihal yang
diterjemahkan oleh Hasan Musawa menjadi Al-Mihal wan-Nihal : Studi
Tematis Mazhab Kalam, bahwa tatkala Imam Asy’ari bangkit menentang kaum
Mu’tazilah, ia bergabung dengan kelompok ahlul hadits, dan ia menyatakan
dalam kitabnya Al-Ibanah ‘an Ushulu al-Diniyah ada 50 ajaran pokok
akidahAhlus Sunnah wal Jamaah.
Di antara ajaran-ajaran yang dibahas dalam buku ini adalah :
1. Sifat-sifat Allah
Syekh Thahir menjelaskan bahwa Allah SWT memiliki sifat-sifat yang
sempurna dan Maha Suci dari sifat-sifat kekurangan. Dalam hal ini ditemukan
perbedaan dengan Asy’ari yang tidak menyebutkan jumlah sifat dan hanya
menyebutnya secara simbolik, Syekh Thahir menyebutkan jumlah sifat yang
harus diyakini itu sebanyak 20 sifat. Dalam hal ini agaknya Syekh Thahir
mengikuti ajaran yang di kembangkan oleh Syekh Sanusi tentang sifat-sifat
Allah. Dalam kitabnya Matan Ummul Barahinyang dikenal juga dengan al-Akidah
al-Sughra beliau menjelaskan bahwa Allah memiliki 20 sifat yang wajib, 20
sifat yang mustahil dan 1 sifat yang Jaiz. Namun Syekh Thahir sendiri tidak
mengklasifikasikan sifat-sifat Allah tersebut sebagaimana yang diklasifikasikan
oleh Syekh Sanusi yakni :
a. Sifat Nafsiah ( Wujud)
b. Sifat Salbiyah ( Qidam, Baqa’, Mukhalifatuhu lil
hawadits, Qiyamuhu bi nafsihi, Wahdaniyyah)
c. Sifat Ma’any ( Qudrat, Iradat, Ilmu, Hayat,
Sami’, Bashar, Kalam)
d. Sifat Ma’nawiyah ( Kaunuhu ; Qadiran, Muridan,
‘Aliman, Hayyan, Sami’an, Bashiran, Mutakalliman)
2. Tajassum
Sesuai dengan informasi Al-Qur’an bahwa Allah mempunyai tangan,
mata misalnya, maka kalimat tersebut dimaknai apa adanya dan tidak perlu
ditakwilkan, namun perlu diyakini bahwa tangan dan mata Allah tidak sama dengan
tangan dan mata makhluk. Hal ini sejalan dengan pendapat Asy’ari yang
menyatakan bahwa Allah memiliki wajah, tangan dan mata tapi mesti
dipahami bila kaifa.
3. Perbuatan Manusia
Segala perbuatan manusia pada hakikatnya sudah ditentukan sejak
azali, namun dalam tataran pelaksanaannya sebenarnya terjadi seiring
dengan iradah juziyah yang dianugerahkan Allah. Konsep ini sebenarnya
hampir sama dengan teori kasbnya Asy’ari. Intinya adalah bahwa perbuatan
manusia adalah hasil ciptaan Allah, sebab manusia tidak mampu menciptakan
perbuatanya sendiri.
4. Pelaku Dosa Besar
Tentang orang mukmin yang melakukan dosa besar, Syekh Thahir
sejalan dengan Asy’ari yang mengatakan bahwa mereka tidak disebut kafir yang
kekal dalam neraka, mereka tetap muslim yang berhak masuk surga, namun jika
Allah tidak mengampuni dosanya di awal, maka ia masuk surga setelah disiksa
dalam neraka sekadar dosa yang dilakukannya
5. Ajaran-ajaran lainnya
Mengenai ajaran lainnya yang dijabarkan dalam kitab ini, pada
dasarnya sejalan dengan pernyataan Imam Asy’ari dalam 50 ajaran pokok Ahlus
Sunnah wal Jamaah, antara lain :
a. adanya sihir yang
dikuasai manusia, namun sihir pada hakekatnya bukanlah sesuatu yang luar biasa,
sebab sihir dapat dipelajari, berbeda dengan mu’jizat dan karomah
b. Manusia akan melihat Allah di
akhirat secara kasat mata, namun caranya masih dalam konsep bila kaifa
c. Nikmat atau azab kubur,
surga dan neraka adalah benar-benar ada
d. Isra’ dan Mi’raj benar-benar
dialami Rasulullah
e. Bahwa kiamat akan
terjadi setelah munculnya tanda-tanda yang pernah disebutkan dalam Al-Qur’an
maupun Hadits, seperti munculnya Dajjal dan keluarnya Yajuj dan Ma’juj serta
turunnya kembali Nabi Isa a.s.
E. Penutup
Dari pemaparan di atas sedikit dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Kitab Jawahirul Kalamiyah fi Idhahi
al-Aqidah al-Islamiyah ini sengaja ditulis oleh Syekh Thahir al-Jazairi
untuk mengenalkan kembali kepada ummat Islam tentang konsep ketuhanan sejalan
dengan pemahaman salafus shaleh, khususnya dalam kerangka pemahaman teologi
Asy’ariyah
2. Isi buku ini pada dasarnya menjelaskan
konsep dasar-dasar keimanan umat Islam yang beliau sebut dengan pokok-pokok
Akidah Islamiyah atau yang lebih populer dengan rukun iman
3. Konsep yang dijabarkan Syekh Thahir
secara umum sejalan dengan pernyataan Asy’ari tentang 50 pokok Akidah Islamiyah
yang beliau tulis dalam kitabnya Al-ibanah ‘an Ushul al-Diniyah, walaupun
terdapat sedikit perbedaan terutama ketika menjelaskan sifat-sifat Allah.
Demikian bedah buku Jawahirul Kalamiyah fi Idhahi al-Aqidah
al-Islamiyah karya Syekh Thahir al-Jazairi ini, dengan harapan bermanfaat
bagi penulis dan pembaca. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam
tulisan ini, untuk itu demi kesempurnaan tulisan ini, diharapkan adanya saran
konstruktif dari pembaca terutama dari dosen pembimbing.
Sumber:
Lihat: http://abulaidi.blogspot.co.id/2013/01/bedah-buku-al-jawahir-al-kalamiyah-fi.html
Khadimul Majlis al-Mu'afah
H. Rizqi Dzulqornain
al-Batawiy M.A
Ikuti Kajian Islam:
instagram.com/rizkialbatawi
@rizkialbatawi
********* ******** ********
يا فالق الحب والنوى، أعط كل واحد من الخير ما نوى، وارفع عنا كل
شكوى، واكشف عنا كل بلوى، وتقبل منا كل نجوى، وألبسنا لباس التقوى، واجعل الجنة
لنا مأوى .
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْفَاتِحِ لِمَا
أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ وَالْهَادِي
إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ، وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ
العَظِيْمِ.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلامٌ
عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
Alamat Yayasan al-Muafah
Jalan Tipar Cakung Rt: 05 Rw 08
NO: 5 Kampung Baru, Cakung Barat 13910
12 komentar:
Subhanallah...
Gimana kabar?
Mantaaaaab
Qobiltu
Penjelasan yang sangat danta tentang biografi ulama.
berkah selalu baginda.
Subhanallah..
Syukron kyai
Ikuti kajian islam;
Instagram; @rizkialbatawi
Pagefacebook: Rizqi Zulqornain Albatawi
توجكم الله بتاج العز والقبول
وبلغكم كل سول ومأمول
آمين
qobiltu ustadz...untuk mengajar anak anak kelas 3 wustho di Diniyyah kami
sya mohon izin
kepada pihak pemilik blok tulisan. sya mau mengutip menjadikan referensi (skripsi) blok tulisannya
Assalamualaikum Pak Kyai, mau nanya. Adakah kitab syarah jawahirul kalamiyah ini? Terimakasih pak Kyai.
Qobiltu ijazah
Posting Komentar