Hukum Shaum Di Hari-Hari Tasyriq
Oleh; H. Rizqi Dzulqornain
al-Batawiy
بسم الله الرحمن الرحيم
حمدا
له أظهر في الوجود *** نور حقيقة النبي المحمود
وصل يا رب على محمد *** الفاتح الخاتم طه الأمجد
وناصر الحق وهادينا الى *** صراطك القويم نهج الفضلا
وآله بحق قدره الفخيم *** وجاه مقدار مقامه العظيم.
أما بعد:
Pertanyaan Saudara Mastur at-Tijaniy dari Poncol Sukapura Jakarta
Utara:
Ada 5 hari dalam setahun yang haram hukumnya berpuasa pada
hari-hari tersebut: Hari raya Idul Fithri (tanggal 1 syawwal) , Idul Adhha
(tanggal 10 Dzulhijjah), dan tiga hari Tasyriq (tanggal 11, 12 dan 13
Dzulhijjah).
Pertanyaan saya, mengapa tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah dinamai
hari tasyriq? Lalu sebutkan dalil yang melarang melakukan puasa di hari Tasyriq?
JAWABAN:
Imam Jalaluddin as-Suyuthiy menyebutkan dalam kitab at-Tausyih
Syarh al-Jami’ as-Shahih jlid 3 halaman 891:
(أيام التشريق): سميت بذلك لأنهم كانوا يشرقون فيها لحوم الأضاحي،
أي: يقددونها ويبرزونها للشمس، وقيل: لأن الهدايا والضحايا لا تنحر حتى تشرق الشمس .
Artinya: “Disebut hari Tasyriq karena para jamaah haji menjemur
daging qurban mereka, artinya mereka membuat dendeng yang mereka jemur di terik
matahari. Ada juga yang berpendapat bahwa penamaan tersebut lantaran hewan
sembelihan dan qurban tidak dipotong melainkan setelah matahari terbit.”
Mengenai hukum berpuasa pada hari Tasyriq terdapat perbedaan
pendapat di kalangan ulama: Ada 3 qaul (pendapat) para ulama terkait hukum
puasa pada hari-hari Tasyriq:
Pertama: Tidak sah secara mutlak
Kedua: Boleh secara mutlak baik melakukan puasa sunnah, qodho,
nazar dan kaffarat.
Ketiga: Boleh, khusus bagi orang yang membayar dam haji Tamattu’bila
tidak mampu melakukan sembelihan (al-Hadyu). Pendapat ketiga inilah yang paling
kuat argumentasinya.
Larangan berpuasa pada hari-hari tasyriq berdasarkan hadis yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim dala kitab Shahihnya:
وحَدَّثَنَا
سُرَيْجُ بْنُ يُونُسَ، حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ، أَخْبَرَنَا خَالِدٌ، عَنْ أَبِي
الْمَلِيحِ، عَنْ نُبَيْشَةَ الْهُذَلِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ»
Artinya: “Dan Telah menceritakan kepada kami Suraij bin Yunus
telah menceritakan kepada kami Husyaim telah mengabarkan kepada kami Khalid
dari Abu Malih dari Nubaisyah Al Hudzali ia berkata; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Hari-hari Tasyriq adalah hari makan-makan dan
minum." (Shahih Muslim hadis no 1141).
Imam Nawawiy ad-Dimasyqiy rahimahullah mengomentari hadis di atas dalam
kitab al-Minhaj Syarh Shahih Muslim Ibn al-Hajjaj jilid 8 halaman 17:
(بَابُ تَحْرِيمِ صَوْمِ أَيَّامِ التَّشْرِيقِ) (وَبَيَانُ
أَنَّهَا أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ وَذِكْرٍ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ) قَوْلُهُ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ (أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ
وَشُرْبٍ) وَفِي رِوَايَةٍ وَذِكْرٍ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَفِي رِوَايَةٍ
أَيَّامُ مِنًى وَفِيهِ دَلِيلٌ لِمَنْ قَالَ لَا يَصِحُّ صَوْمُهَا بِحَالٍ
وَهُوَ أَظْهَرُ الْقَوْلَيْنِ فِي مَذْهَبِ الشَّافِعِيِّ وَبِهِ قال أبو حنيفة
وبن الْمُنْذِرِ وَغَيْرُهُمَا وَقَالَ جَمَاعَةٌ مِنَ الْعُلَمَاءِ يَجُوزُ
صيامها لكل أحد تطوعا وغيره حكاه بن المنذر عن الزبير بن العوام وبن عمر وبن سِيرِينَ
وَقَالَ مَالِكٌ وَالْأَوْزَاعِيُّ وَإِسْحَاقُ وَالشَّافِعِيُّ فِي أحد قوليه
يجوز صومها للمتمتع إِذَا لَمْ يَجِدِ الْهَدْيَ وَلَا يَجُوزُ لِغَيْرِهِ
Artinya: Bab menjelaskan haramnya melakukan puasa pada hari-hari
Tasyriq dan penjelasan bahwa hari-hari tersebut adalah estapet dari hari raya
idul adhaha (hari makan dan minum) dan dzikir kepada Allah. Pernyataan Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam (hari-hari tasyriq adalah hari makan minum) dalam sebagian
riwayat “hari-hari berdzikir kepada Allah Yang maha luhur dan agung”. Riwayat
lainnya menyebutkan hari-hari di mina” hadis tersebut menjadi dalil sekelompok
ulama yang menyatakan tidak sah melakukan puasa dalam kondisi apapun. Pendapat ini
merupakan pendapat yang paling nyata dari dua pendapat lain dalam mazhab imam
syafii. Qaul tersebut dipegang oleh Imam Abu Hanifah, Ibn al-Mundzir dan
lainnya. Pendapat mayoritas ulama menyatakan: Siapa saja boleh berpuasa di hari tasyriq baik puasa
sunnah dan sebagainya sebagaimana dituturkan oleh Ibn al-Munzir dari sayiduna
Zubair Bin al-Awwam, Ibn Umar dan Ibn Sirin Radhiyallahu anhum. Imam malik,
Imam al-Auzai, Imam Abu Ishaq dan Imam Syafii pada salah satu qaulnya
menyatakan kebolehan puasa pada hari-hari tasyriq khusus bagi orang yang membayar
dam haji tamattu’ dengan berpuasa karena tidak menemukan atau tidak mampu
membeli hewan sembelihan dan dilarang berpuasa di hari-hari tersebut bagi orang
selainnya.
Imam Nawawiy juga menegaskan dalam kitab al-Majmu’ Syarh
al-Muhadzzab jilid 6 halaman 444:
(وَاعْلَمْ) أَنَّ الْأَصَحَّ عِنْدَ الْأَصْحَابِ هُوَ الْقَوْلُ
الْجَدِيدُ أَنَّهَا لَا يَصِحُّ فيها صوم أصلا لا للمتمتع ولا لغيره (والارجح) في الدليل
صحتها للمتمتع وَجَوَازُهَا لَهُ لِأَنَّ الْحَدِيثَ فِي التَّرْخِيصِ لَهُ صَحِيحٌ
كَمَا بَيَّنَّاهُ وَهُوَ صَرِيحٌ فِي ذَلِكَ فَلَا عُدُولَ عَنْهُ
Artinya: “Ketahuilah
sesungguhnya pendapat para pengikut mazhab imam syafii dalam pendapat jadid
(edisi revisi) bahwa tidak sah sama sekali melakukan puasa pada hari-hari
tasyriq baik untuk orang yang ingin membayar dam (denda) haji tamattu dengan
berpuasa karena tidak mampu memotong hewan sembelihan atau orang selainnya. Dan
pendapat yang paling kuat dalam argumentasi adalah yang menganggap sah dan membolehkan
berpuasa di hari-hari tasyriq bagi orang yang ingin membayar dam haji tamattu’
dengan puasa. Karena hadis yang menyebutkan dispensasi bagi orang yang
melakukan haji tamattu’ adalah shahih sebagaimana kami paparkan. Hal itu sudah jelas
sehingga tidak perlu digugat.”
Dinyatakan sebagai pendapat yang paling kuat disebabkan adanya
riwayat hadis Shahih riwayat Imam ad-Daraquthniy:
حَدَّثَنَا
حَبِيبُ بْنُ الْحَسَنِ الْقَزَّازُ , ثنا الْحُسَيْنُ بْنُ الْكُمَيْتِ , ثنا
أَحْمَدُ بْنُ أَبِي نَافِعٍ , ثنا الْعَبَّاسُ بْنُ الْفَضْلِ , عَنْ سُلَيْمَانَ
أَبِي مُعَاذٍ , عَنِ الزُّهْرِيِّ , عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ , عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حُذَافَةَ السَّهْمِيُّ , قَالَ: أَمَرَهُ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي رَهْطٍ أَنْ يَطُوفُوا فِي مِنًى فِي حَجَّةِ
الْوَدَاعِ يَوْمَ النَّحْرِ فَيُنَادُوا: «إِنَّ هَذِهِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ
وَذِكْرِ اللَّهِ فَلَا تَصُومُوا فِيهِنَّ إِلَّا صَوْمًا فِي هَدْي»
Artinya: “Habib bin al-Hasan al-Qazzar menceritakan kepada kami,
al-Husain Bin al-Kumait menceritakan kami, Ahmad Bin Abi Nafi menceritakan kami,
al-Abbas Bin al-Fadhl menceritakan kami dari sulaiman Abi Muadz dari az-Zuhriy
dari Said Bin al-Musayyib dari Abdullah Bin Hudzafah as-Sahamiy berkata:
Rasulullah memerintahkan dirinya pada sekelompok kaum yang ada di mina agar
mereka melakukan thawaf tanggal sepuluh saat hajjah wada’ mereka bersahut: Hari
ini adalah hari makan dan minum serta dzikirullah, maka kalian jangan melakukan
puasa kecuali puasa ganti bayar dam.” (sunan ad-Daraquthniy hadis no: 4754).
:
Dikutip ulang dari kitab ittihaful
amajid bi nafaisil fawaid karya Abu Mun'yah as-Sakunjiy at-Tijaniy jilid 2
halaman 253.
Khadimul Majlis al-Mu'afah
H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy
instagram.com/rizkialbatawi
********* ******** ********
يا فالق الحب والنوى، أعط كل واحد من الخير ما نوى، وارفع عنا كل
شكوى، واكشف عنا كل بلوى، وتقبل منا كل نجوى، وألبسنا لباس التقوى، واجعل الجنة
لنا مأوى .
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْفَاتِحِ لِمَا
أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ وَالْهَادِي
إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ، وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ
العَظِيْمِ.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلامٌ
عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
Alamat Yayasan al-Muafah
Jalan Tipar Cakung Rt: 05 Rw 08
NO: 5 Kampung Baru, Cakung Barat 13910
8 komentar:
Nambah ilmu lg.syukron kyai
Alhmadulillah nambah lgi ilmu ana
Syukron baginda
Robbi zidna ilma
Semoga bisa nambah omset juga haj
Syukron katsiron ..baginda
Nambah lagi plus dalil nya..
Nambah lagi plus dalil nya..
Ikuti kajian islam;
Instagram; @rizkialbatawi
Pagefacebook: Rizqi Zulqornain Albatawi
توجكم الله بتاج العز والقبول
وبلغكم كل سول ومأمول
آمين
Posting Komentar