Puasa Bulan Muharram
بسم
الله الرحمن الرحيم
حمدا له أظهر في الوجود *** نور حقيقة النبي المحمود
وصل يا رب على محمد *** الفاتح الخاتم طه الأمجد
وناصر الحق وهادينا الى *** صراطك القويم نهج الفضلا
وآله بحق قدره الفخيم *** وجاه مقدار مقامه العظيم.
أما بعد:
Dalam sebuah Hadits Rasulullah SAW mengatakan,
اَفْضَلِ الصَّيَامِ
بَعْدَ رمضان شَهْرُ اللهِ المحرمِ
Artinya: “Puasa
yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah (puasa) di bulan Allah
Muharram (Bulan yang dimuliakan).” (HR. Muslim)
Bulan
Muharram adalah termasuk bulan yang dimuliakan atau termasuk dalam asyhur
al-hurum, yaitu bulan-bulan yang tidak diperbolehkan melakukan pada bulan-bulan
tersebut peperangan atau berperang. Dalam surat Al-Baqarah ayat 217 Allah
berfirman:
يَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلشَّهْرِ ٱلْحَرَامِ قِتَالٍ فِيهِ ۖ قُلْ قِتَالٌ فِيهِ كَبِيرٌ
Artinya: “Mereka
bertanya tentang bulan haram, bagaimanakah berperang pada bulan itu? Katakanlah,
berperang pada bulan itu adalah dosa besar (dosanya).”
Bulan muharram
juga mendapat julukan Syahrullah, yaitu bulannya Allah, hal ini menunjukkan
keutamaan khusus, karena disandarkan pada lafadz Allah, para ulama mengatakan
penyandaran sesuatu pada lafadz jalalah memiliki makna tasyrif atau memuliakan.
Banyak sekali amalan-amalan yang diajarkan oleh para
ulama yang bisa dilakukan selama bulan muharram ini. Syekh Muhammad Nawawiy Bin
Umar al-Bantaniy menyebutkan dalam kitab Nihayatuz Zain halaman 196:
وَنُقِلَ عَنْ بَعْضِ اْلأَفَاضِلِ أَنَّ
اْلأَعْمَالَ فِيْ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ اثْنَا عَشَرَ عَمَلاً: الصَّلاَةُ،
وَاْلأَوْلَى أَنْ تَكُوْنَ صَلاَةُ التَّسْبِيْحِ، وَالصَّوْمُ، وَالصَّدَقَةُ،
وَالتَّوْسِعَةُ عَلَى الْعِيَالِ وَاْلاِغْتِسَالُ، وَزِيَارَةُ الْعَالِمِ
الصَّالِحِ، وَعِيَادَةُ الْمَرِيْضِ، وَمَسْحُ رَأْسِ الْيَتِيْمِ،
وَاْلاِكْتِحَالُ، وَتَقْلِيْمُ اْلأَظَافِرِ، وَقِرَاءَةُ سُوْرَةِ اْلإِخْلاَصِ
أَلْفَ مَرَّةٍ، وَصِلَةُالرَّحِمِ. وَقَدْ وَرَدَتْ اْلأَحَادِيْثُ فِي الصَّوْمِ
وَالتَّوْسِعَةِ عَلَى الْعِيَالِ. وَأَمَّا غَيْرُهُمَا فَلَمْ يَرِدْ فِي
اْلأَحَادِيْثِ .
Artinya: "Diriwayatkan dari sebagian orang-orang yang
mempunyai sifat utama bahwa amalan pada hari asyura' (10 Muharram) itu ada dua
belas macam, yakni : shalat, -yang utama shalat tasbih- puasa, bersedekah,
membuat anggota keluarga merasa gembira, mandi, manziarahi orang alim/orang
shalih, menjenguk orang sakit mengusap kepala/menyantuni anak yatim, memakai
celak, memotong kuku, membaca surat al-Ikhlash 1.000 kali dan silaturrahim.
Mengenai anjuran puasa dan memberikan uang nafaqah lebih kepada keluarga
didasarkan oleh hadis yang menerangkannya. Selain dua hal tersebut tidak ada
hadits shahih yang menganjurkannya.”
Dari sekian
banyak amalan yang disebutkan di atas, dua yang paling utama adalah puasa dan
sedekah di bulan muharram. Dalam buku Hidayah karya Abi Muhammad Ahza beliau menyebutkan
perkataan Ibnu Qoyyim yang mengatakan, berdasarkan riwayat-riwayat yang ada
dapat disimpulkan bahwa yang paling sempurna puasa di bulan muharram adalah
puasa tiga hari, yaitu puasa tanggal 10 ditambah sehari sebelum dan sesudah
tanggal 10, jadi tanggal 9, 10 dan 11 muharram.
Selanjutnya adalah
puasa tanggal 9 (tasua) dan 10 (Asyura) muharram. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad:
قال رسول الله صلى
الله عليه وسلم لَئِنْ بَقَيْتُ اِلَى قَابِلٍ لَاَصُوْمَنَّ التَّاسِعَ
Artinya: “Telah
bersabda Rasulullah SAW, Sesungguh apabila aku masih ada sampai tahun depan
maka aku akan menjalankan puasa pada hari ke sembilan (Muharram).”
Dan yang terakhir
adalah puasa hanya pada tanggal 10 muharram saja atau puasa yaumu Asyura. Terkait
dengan puasa pada 10 muharram, Nabi langsung memerintahkan untuk
melaksanakannya. Hal ini ada kisahnya, yaitu ketika Nabi Muhammad datang ke Kota
Madinah, beliau melihat orang Yahudi sedang melakukan puasa di hari Asyura (10
Muharram), lalu Nabi bertanya, “Hari apa ini? orang-orang Yahudi menjawab, “ini
adalah hari baik, pada hari ini Allah menyelamatkan Bani Israel dari musuhnya,
maka Nabis Musa berpuasa pada hari ini.” lalu Nabi Muhammad bersabda,
فَاَنَا اَحَقُّ بِمُوْسَى
مِنْكُمْ ، فَصَامَهُ وَاَمَرَ بِصِيَامِهِ
Artinya: “Aku
lebih berhak mengikuti Musa dari kalian (Kaum Yahudi). Maka kalian berpuasa
pada hari itu dan memerintahkan ummatnya untuk melakukannya.” (HR. Bukhori)
Adapun keutamaan
puasa pada hari kesepuluh atau puasa asyura yaitu dapat menghapus dosa satu
tahun yang telah lewat. Hal ini sebagai mana diriwayatkan dalam Hadits riwayat
Imam Muslim:
سُاِلَ رَسُوْلُ اللهِ
صلى لله عليه وسلّم عَنْ صِيَامِ عَاشُوْرَاءَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
Artinya: “Rasulullah
ditanya tentang fadhilah puasa hari Asyura, kemudian beliau bersabda, “yaitu
menghapus dosa satu tahun yang telah lewat.””
Selain puasa
yang tadi disebutkan, tentu kita juga bisa melakukan puasa senin kamis seperti
biasa, ataupun puasa lainnya, karena sebagaimana disebutkan sebelumnya
sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadhan adalah puasa di bulan muharram ini.
RQ