Selasa, 03 Oktober 2017

Adab Minum Air Zamzam (Menggerakan Jempol Kaki)

Adab Minum Air Zamzam (Menggerakan Jempol Kaki)

Oleh; H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy

بسم الله الرحمن الرحيم

 حمدا له أظهر في الوجود *** نور حقيقة النبي المحمود
وصل يا رب على محمد *** الفاتح الخاتم طه الأمجد
وناصر الحق وهادينا الى *** صراطك القويم نهج الفضلا
وآله بحق قدره الفخيم *** وجاه مقدار مقامه العظيم.

أما بعد:

Pertanyaan Saudara Muhammad Zabih Mawardi at-Tijaniy:

Dalam sebuah hadis Shahih disebutkan tentang larangan minum sambil berdiri:

لَا يَشْرَبَنَّ أَحَدٌ مِنْكُمْ قَائِمًا، فَمَنْ نَسِيَ فَلْيَسْتَقِئْ

Artinya:“Janganlah salah seorang kalian minum sambil berdiri, siapa yang lupa (minum sambil berdiri) hendaknya ia memuntahkannya.” (HR. Muslim)


Apakah larangan tersebut berarti haram secara umum, karena saya mendengar ada riwayat yang menyatakan Rasulullah pernah minum air Zamzam dalam posisi berdiri? Dan apa hikmah minum air zamzam berdiri sambil mengerak_gerakan kedua jempol kaki?


Jawaban:

Dalam masalah ini ulama berbeda pendapat: Imam Ibn Hazm memahami larangan minum berdiri dengan arti haram. Adapun pemdapat mayoritas para ulama menyatakan boleh (tidak haram). Imam Muhyiddin An-Nawawi ad-Dimasyqiy mengatakan dalam Syarh Muslim:

ﻭﺍﻟﺼﻮﺍﺏ ﻓﻴﻬﺎ ﺃﻥ ﺍﻟﻨﻬﻰ ﻓﻴﻬﺎ ﻣﺤﻤﻮﻝ ﻋﻠﻰ ﻛﺮﺍﻫﺔ ﺍﻟﺘﻨﺰﻳﻪ ﻭﺃﻣﺎ ﺷﺮﺑﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻗﺎﺋﻤﺎ ﻓﺒﻴﺎﻥ ﻟﻠﺠﻮﺍﺯ ﻓﻼ ﺍﺷﻜﺎﻝ ﻭﻻ ﺗﻌﺎﺭﺽ ﻭﻫﺬﺍ ﺍﻟﺬﻱ ﺫﻛﺮﻧﺎﻩ

Artinya: “Dan yang benar dalam masalah ini bahwa larangan minum sambil berdiri dibawa kepada makna makruh yang tidak sampai tingkat haram. Sedangkan riwayat yang menunjukkan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam minum sambil berdiri, itu menerangkan hukum akan kebolehannya.

Adanya riwayat hadis-hadis shahih yang menyatakan Rasulullah minum dalam keadaan berdiri menjadi argumen bahwa itu dibolehkan. Sehingga pendapat ulama yang mengatakan minum berdiri hukumnya makruh tertolak. Meskipun dibolehkan berdiri, minum dalam kondisi duduk lebih utama karena sangat efektif menghilangkan dahaga. Imam Ibn Hajar al-Asqalaniy menyebutkan:

إذا رمت تشرب فاقعد تفز ... بسنة صفوة أهل الحجاز
وقد صححوا شربه قائمًا ... ولكنه لبيان الجواز

Artinya: Jika engkau menghendaki minum, maka duduklah niscaya engkau beruntung dengan mengamalkan sunnah Rasullullah orang pilihan yang berada di kota Hijaz. Para ulama menshahihkan hadis yang menegasan bahwa beliau minum dalam posisi berdiri akan tetapi ha tersebut untuk menjelaskan kebolehan saja.

Imam Abul Mahasin ar-Ruyaniy (wafat tahun 502 Hijriyah) menyebutkan dalam kitab Bahrul Mazhab jilid 13 haman 128 menyatakan:

وأما النهي عن الشرب قائمًا: فهو نهي تأديب وتنزيه لأنه أحسن وأرفق بالشارب، وروي أن النبي صلى الله عليه وسلم شرب قائمًا وتأويله في حال الضرورة الداعية إليه وكان بمكة شرب من ماء زمزم قائمًا لازدحام الناس عليه

Artinya:’Larangan minum sambil berdiri merupakan larangan terkait masalah adab dan bukan larangan berarti haram. Karena posisi duduk lebih bagus dan rilex bagi orang minum. Diriwayatkan sesungguhnya Nabi minum berdiri ditakwilkan itu beliau lakukan dalam keadaan emergency (darurat) yang mendesak beliau melakukannya dan itu terjadi saat beliau di Makkah beliau minum air zamzam berdiri dengan alasan terlalu banyak orang berdesakan.”

Ibn Qayyim al-Jauziyyah (wafat tahun 751 Hijriyah) dalam kitab Zadul Maad Fi Hady Khairil Ibad jilid 4 halaman 210 menegaskan:

وَلِلشُّرْبِ قَائِمًا آفَاتٌ عَدِيدَةٌ مِنْهَا: أَنَّهُ لَا يَحْصُلُ بِهِ الرِّيُّ التَّامُّ، وَلَا يَسْتَقِرُّ فِي الْمَعِدَةِ حَتَّى يَقْسِمَهُ الْكَبِدُ عَلَى الْأَعْضَاءِ وَيَنْزِلَ بِسُرْعَةٍ وَحِدَّةٍ إِلَى الْمَعِدَةِ فَيُخْشَى مِنْهُ أَنْ يُبَرِّدَ حَرَارَتَهَا، وَيُشَوِّشَهَا، وَيُسْرِعَ النُّفُوذَ إِلَى أَسْفَلِ الْبَدَنِ بِغَيْرِ تَدْرِيجٍ، وَكُلُّ هَذَا يَضُرُّ بِالشَّارِبِ، وَأَمَّا إِذَا فَعَلَهُ نَادِرًا أَوْ لِحَاجَةٍ لَمْ يَضُرَّهُ،.

Artinya: “Minum sambil berdiri bisa menimbulkan banyak bahaya, di antaranya: Air minum itu tidak bisa mengalir secara optimal, tidak bisa bertahan dalam lambung dengan tenang untuk kemudian disirkulasikan oleh lever ke seluruh organ tubuh. Air turun secara langsung ke lambung, dikhawatirkan akan terjadi konfrontasi dengan suhu panas dalam perut dan mengganggu proses pembakaran, terlalu cepat ke bagian bawah tubuh tidak secara bertahap. Semua itu akan membahayakan orang yang meminumnya. Namun kalau dilakukan sesekali saja atau karena suatu kebutuhan, tidaklah berbahaya.”

Imam Abul Hasan Ali al-Adawiy (wafat tahun 1189 Hijriyah) dalam Hasyiyah al-Adawiy Ala Syarh Kifayah at-thalib ar-Rabbaniy jilid 2 halaman 466 menyebutkan:

وَحَمَلَ بَعْضُهُمْ النَّهْيَ عَنْهُ عَلَى حَالِ الْمَشْيِ.

Artinya: “Sebagian ulama memahami bahwa larangan minum berdiri jika dilakukan sambil jalan.”

Sayyid Abu Bakr Usman Bin Muhammad Syatha menyebutkan dalam kitab Ianah at-Thalibin jilid 3 halaman 417:

(واعلم) أنه استثنى بعضهم شرب ماء زمزم وقال: إنه يسن الشرب منه قائما اتباعا، فقد صح عن ابن عباس رضي الله عنهما أن النبي - صلى الله عليه وسلم - شرب من زمزم وهو قائم ورده الباجوري في حاشية الشمائل بما نصه: وإنما شرب - صلى الله عليه وسلم - وهو قائم، مع نهيه عنه، لبيان الجواز، ففعله ليس مكروها في حقه، بل واجب، فسقط قول بعضهم إنه يسن الشرب من زمزم قائما اتباعا له - صلى الله عليه وسلم -، ولا حاجة لدعوي النسخ أو تضعيف النهي لأنه حيث أمكن الجمع وجب المصير إليه.

Artinya: “Ketahuilah, sesungguhnya sebagian ulama mengecualikan larangan berdiri ketika minum air zamzam. disunnahkan minum air zam-zam sambil berdiri dalam rangka ittiba’ (mencontoh) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Berdasarkan hadis shahih dari Ibn Abbas Radhiyallahu anhuma sesungguhnya Nabi minum air zamzam berdiri. Syekh Al-Bajuriy menolak pendapat tersebut pada kitab Hasyiyah as-Syamail dengan penuturan: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah minum sambil berdiri. Padahal di sisi lain beliau melarangnya. Perbuatan minum sambil berdiri tadi menunjukkan bolehnya. Jadi yang beliau lakukan  bukanlah makruh dari sisi beliau, bahkan bisa jadi wajib (untuk menjelaskan pada umat akan bolehnya). Sehingga gugurlah pendapat sebagian orang yang menyatakan disunnahkan minun air zam-zam sambil berdiri dalam rangka ittiba’ (mencontoh) beliau. Tidak diperlukan komentar bahwa ada riwayat hadis yang dinasakh (dihapus hukumnya), atau menyatakan hadis yang menyatakan larangan minum berdiri itu lemah, lantaran semua riwayat (larangan minum berdiri dan perbuatan Nabi minum berdiri) dapat dikompromikan dan wajib melakukan kompromi.”

Adapun hadis yang menjelaskan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam minum air Zamzam dalam posisi berdiri sebagai berikut:

حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ هُوَ ابْنُ سَلاَمٍ، أَخْبَرَنَا الفَزَارِيُّ، عَنْ عَاصِمٍ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، أَنَّ ابْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا حَدَّثَهُ قَالَ: «سَقَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ زَمْزَمَ، فَشَرِبَ وَهُوَ قَائِمٌ» قَالَ عَاصِمٌ: فَحَلَفَ عِكْرِمَةُ مَا كَانَ يَوْمَئِذٍ إِلَّا عَلَى بَعِيرٍ

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Muhammad dia adalah Ibnu Salam telah mengabarkan kepada kami Al Fazariy dari 'Ashim dari Asy-Sya'biy bahwa Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma menceritakan kepadanya, dia berkata: "Aku memberi minum Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam dengan air zamzam. Maka Beliau meminumnya sambil berdiri". Berkata, 'Ashim: 'Ikrimah bersumpah bahwa saat itu Beliau tidak lain kecuali berada diatas untanya. (Shahih al-Bukhari hadis no: 1637).

وحَدَّثَنَا أَبُو كَامِلٍ الْجَحْدَرِيُّ، حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ، عَنْ عَاصِمٍ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: «سَقَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ زَمْزَمَ فَشَرِبَ وَهُوَ قَائِمٌ»

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Abu Kamil Al Jahdari; Telah menceritakan kepada kami Abu 'Awanah dari Ashim dari Asy Sya'bi dari Ibnu 'Abbas ia berkata; "Aku memberi minum dari Air Zam-zam kepada Rasulullah, lalu beliau minum sambil berdiri." Shahih Muslim hadis no: 118).

وحَدَّثَنَا سُرَيْجُ بْنُ يُونُسَ، حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ، أَخْبَرَنَا عَاصِمٌ الْأَحْوَلُ، ح وحَدَّثَنِي يَعْقُوبُ الدَّوْرَقِيُّ، وَإِسْمَاعِيلُ بْنُ سَالِمٍ، قَالَ إِسْمَاعِيلُ: أَخْبَرَنَا، وقَالَ يَعْقُوبُ: حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ، حَدَّثَنَا عَاصِمٌ الْأَحْوَلُ، وَمُغِيرَةُ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، «أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَرِبَ مِنْ زَمْزَمَ وَهُوَ قَائِمٌ»

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Suraij bin Yunus; Telah menceritakan kepada kami Husyaim; Telah mengabarkan kepada kami 'Ashim Al Ahwal; Demikian juga telah diriwayatkan dari jalur yang lain; Dan telah menceritakan kepadaku Ya'qub Ad Dauraqi dan Isma'il bin Salim, Isma'il berkata; Telah mengabarkan kepada kami, sedangkan Ya'qub berkata; Telah menceritakan kepada kami Husyaim; Telah menceritakan kepada kami 'Ashim Al Ahwal dan Mughirah dari Asy Sya'biy dari Ibnu 'Abbas; Bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam minum dari air zam-zam sambil berdiri. (shahih Muslim hadis no: 119)

وحَدَّثَنِي عُبَيْدُ اللهِ بْنُ مُعَاذٍ، حَدَّثَنَا أَبِي، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ عَاصِمٍ، سَمِعَ الشَّعْبِيَّ، سَمِعَ ابْنَ عَبَّاسٍ، قَالَ: «سَقَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ زَمْزَمَ فَشَرِبَ قَائِمًا، وَاسْتَسْقَى وَهُوَ عِنْدَ الْبَيْتِ»،

Artinya: “Telah menceritakan kepadaku 'Ubaidullah bin Mu'adz; Telah menceritakan kepada kami Bapakku; Telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari 'Ashim; dia mendengar dari Asy Sya'bi; dia mendengar Ibnu 'Abbas berkata; Aku memberi minum Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari air zam-zam, lalu beliau minum sambil berdiri. Waktu itu beliau meminta air ketika beliau berada di samping baitullah (Ka'bah). (shahih Muslim hadis no; 120).

وحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ نُمَيْرٍ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ عَاصِمٍ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، «أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَرِبَ مِنْ زَمْزَمَ مِنْ دَلْوٍ مِنْهَا وَهُوَ قَائِمٌ»

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin 'Abdullah bin Numair; Telah menceritakan kepada kami Sufyan dari 'Ashim dari Asy Sya'bi dari Ibnu 'Abbas bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam minum air Zam-Zam dari gayungnya sambil berdiri. (shahih Muslim hadis no: 122).

Imam al-Munawiy (wafat tahun 1031 Hijriyah) menyebutkan dalam kitab Faidh al-Qadir jilid 6 halaman 315:

والجمهور على عدم الكراهة فمن السلف الشيخان والمرتضى ثم مالك تمسك بشربه من زمزم قائما وكأنهم رأوه متأخرا عن النهي فإنه في حجة الوداع فهو ناسخ

Artinya: Mayoritas ulama menyatakan hukum minum berdiri tidak makruh. Di antara ulama salaf yang mengukuhkannya syaikhoin (dua guru besar) dan al-Murtadha. Kemudian imam Malik berpegangan pendapat bahwa minum air zamzam berdiri. Seakan-akan mereka berpandangan hadis-hadis yang membolehkan datang belakangan dari pada hadis yang melarang minum berdiri. Karena hadis-hadis yang membolehkan minum berdiri terjadi saat Hajjatul Wada’ tahun ke-9 Hijriyah dan hal tersebut menghapus larangan minum berdiri.”

Sayyid Abu Bakr Usman Bin Muhammad Syatha (wafat tahun 13110 Hijriyah) menyebutkan dalam kitab Ianah at-Thalibin jilid 3 halaman 417:

ويسن لمن شرب قائما أن يقول: اللهم صل على سيدنا محمد الذي شرب الماء قائما وقاعدا فإنه بسبب ذلك يندفع عنه الضرر. وذكر الحكماء أن تحريك الشخص إبهامي رجليه حال الشرب قائما يدفع ضرره.

Artinya: “Disunnahkan bagi orang yang minum berdiri untuk membaca: Shalawat: “Allahumma Shalli Ala Sayyidina Muhammad al-Ladzi Syaribal Ma-a Qo-iman wa qo-idan” sesungguhnya hal itu dapat menolak madharrat minum berdiri. Ahli hikmah menyebutkan bahwa menggerak-gerakan dua ibu jari (jempol) kaki (kanan-kiri) ketika minum berdiri dapat mencegah dampak negatif minum berdiri.”



Khadimul Majlis al-Mu'afah
H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy


instagram.com/rizkialbatawi


instagram.com/Zulqornain_Muafiy



 ********* ******** ********

يا فالق الحب والنوى، أعط كل واحد من الخير ما نوى، وارفع عنا كل شكوى، واكشف عنا كل بلوى، وتقبل منا كل نجوى، وألبسنا لباس التقوى، واجعل الجنة لنا مأوى .

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ وَالْهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ، وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

Alamat Yayasan al-Muafah

Jalan Tipar Cakung Rt: 05 Rw 08 NO: 5 Kampung Baru, Cakung Barat 13910


17 komentar:

Ali fikri mengatakan...

Qobiltu baginda

Alhamdulillah nambah lgi ilmu ane.
Syukron

Ali fikri mengatakan...

Qobiltu baginda

Alhamdulillah nambah lgi ilmu ane.
Syukron

Unknown mengatakan...

Alhamdulilah nambah ilmu lagi .syukron kyai

Yayasan Almuafah mengatakan...

Barokallahu fikum

Yayasan Almuafah mengatakan...

Jangan bosen mengunduh ilmu di majelis almuafah

Abdul hadi mengatakan...

الحمد لله.شكراكثيرا ياشيخنا
Maaf nih kiai.klw boleh tanye.kesunatan membaca sholawat bila minum berdiri.ape ade dalil dari hadist Nabi.klw ade boleh dinukil kiai.terimakasih

Yayasan Almuafah mengatakan...

Itu cuma dari ulama saja, tidak ada hadisnya. Dan redaksi sholawat di atas ditolak oleh sayyid Abdullah al_ghumariy dalam kitab al-Hawiy

Unknown mengatakan...

Air zam-zam kalau buat obat riwayat ulama siapa baginda?

Yayasan Almuafah mengatakan...

Itu ada hadisnya , shoheh pula

Unknown mengatakan...

Syukron pak kyai

Abdul hadi mengatakan...

Oh begitu kiai.berarti itu cuma ittiba'kpd ulama saja.adapun yg mu'tamadnye.minum sambil duduk ye.syukron

Faisal Amri mengatakan...

Alhamdulillah, Syukron ilmunya Baginda....

Unknown mengatakan...

Soheeeh...bebas bakteri

Unknown mengatakan...

Terima kasih baginda atas pencerahannya.

Unknown mengatakan...

Qabil tu yaa syekh....terima Kasih ilmu nya syekh...

Unknown mengatakan...

Maaf ustad,ada gk hadist menggerak-gerakkan kedua jempol kaki selain di kitab? ,syukron ustad😊

Unknown mengatakan...

Maaf ustad,ada gk hadist menggerak-gerakkan kedua jempol kaki selain di kitab? ,syukron ustad😊