Selasa, 12 September 2017

Sanad Kitab al-Jawahirul Kalamiyah (Syekh Thahir al-Jazairiy)

Sanad Kitab al-Jawahirul Kalamiyyah

Oleh; H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy

بسم الله الرحمن الرحيم

 حمدا له أظهر في الوجود *** نور حقيقة النبي المحمود
وصل يا رب على محمد *** الفاتح الخاتم طه الأمجد
وناصر الحق وهادينا الى *** صراطك القويم نهج الفضلا
وآله بحق قدره الفخيم *** وجاه مقدار مقامه العظيم.

أما بعد:

Kitab al-Jawahirul Kalamiyah ini adalah karya Syekh Thahir Bin Muhamad Salih al-Jazairiy rahimahullah. Kitab ini berisi pelajaran ilmu tauhid dasar.  Pembahasan dalam buku ini sangat mudah, padat, dan logis. Buku ini disusun dengan metode tanya-jawab, sehingga akan memudahkan pemahaman dan langsung pada tujuan (to the point).

Kitab al-Jawahirul Kalamiyah menjadi bacaan wajib di Majelis Ta;lim al-Muafah yang dipelajari oleh santri kelas 4 setiap malam selasa ba'da Maghrib.

Adapun sanad muttashil kepada pengarang kitab al-Jawahirul Kalamiyah Syekh Thahir Bin Muhamad Salih al-Jazairiy rahimahullah (wafat tahun 1338 Hijriyah/1920 Masehi), sebagai berikut:

الحاج رزقي ذو القرنين أصمت البتاوي عن المحدث السيد عبد الرحمن الكتاني عن والده الحافظ السيد محمد عبد الحي الكتاني عن محدث الشام عبد الرزاق البيطار عن الشيخ طاهر بن محمد صالح الجزائري رحمه الله تعالى .

Biografi Pengarang Kitab al-Jawahirul Kalamiyah

Nama lengkap penulis adalah Syekh Thahir bin Muhammad bin Shalih bin Ahmad bin Mauhub al-Sam’any al-Jazairy al-Dimasyqiy. Ayahnya, seorang faqih bermazhab Maliki dan seorang mufti di Syam. Pada tahun 1263 H. ayahnya pindah dari Aljazair ke Damaskus.

Syekh Thahir lahir di Syam pada tahun 1268 H. bertepatan dengan tahun 1852 M. Beliau belajar di Madrasah al-Jaqmikiyah dan tamat bersama ustad Abdurrahman al-Bustany. Kemudian ia melanjutkan pendidikannya belajar kepada Syekh Abdul Ghani al-Ghonimy al-Maidany (1222-1298 H). Beliau sangat suka mempelajari berbagai disiplin ilmu, antara lain Fisika, Matematika di samping keseriusannya dalam mempelajari  ilmu yang berbahasa Arab dan ilmu-ilmu keislaman.

Ketika usianya sampai 30 tahun, beliau telah menguasai bahasa Arab, Persia, Turki dan Prancis. Beliau giat mancari dan mempelajari manuskrip-manuskrip kuno, untuk itu ia membantu berdirinya perpustakaan Dar al-Kutub al-Dzahiriyah di Damaskus dan perpustakaan al-Khalidiyah di Yerussalem.

Murid-Muridnya yang terkenal antara lain :

1.              Syekh Jamaluddin al-Qasimy
2.              Syekh Abdul Razzaq al-Baithar
3.              Syekh Salim al-Bukhariy
4.              Syekh Muhammad Kurdiy Ali
5.              Syekh Muhibudin al-Khathibiy
6.              Syekh Muhammad Said al-Baniy

Pada tahun 1325 H. ia pindah ke Mesir, kemudian ia kembali lagi ke Damaskus pada tahun 1338 H. lalu ia diangkat sebagai anggota al-Majma’ al-Ilmiy al-Araby serta  ditunjuk sebagai kepala perpustakaanDar al-Kutub al-Dzahiry. Beliau wafat pada bulan Rabi’ul Awwal tahun 1338 H bertepatan dengan 1920 M.

Syekh Sai’d al-Bany berkata,” Beliau (Syekh Thahir) menyeru orang-orang yang murtad untuk kembali kepada Islam, sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW di atas manhaj salafusshalih. Ia membenci sikap jumud (statis) serta taqlid dalam beragama, ia juga menolak setiap sikap yang menghambat  dan sikap berlebihan serta sikap mengada-ada (bid’ah) dalam beragama. Ia menganjurkan untuk mengambil hal-hal yang bermanfaat dari peradaban kontemporer serta menolak hal-hal yang mendatangkan kemudharatan. Ia menggabungkan antara argumenaqli dan naqli, ia mengambil inti dari setiap ilmu dan menolak bersikap tekstual sehingga ia menjadi seorang yang berilmu dalam bidang agama, peradaban, matematika, fisika, politik, bahasa, sejarah, archeologi, sosiologi, psikologi, jurnalistik dan sya’ir. Sehingga ia dikenal sebagai ensiklopedi, kunci berbagai bidang ilmu serta kamus dunia”

Karya-karyanya :
Syekh Thahir al-Jazairy telah menulis lebih dari 20 judul buku, diantaranya :
1.         Al-Jawahir al-Kalamiyah fi idhah al-‘aqidah al-Islamiyah
2.         Tanbih al-Adzkiya’ fi qishash al-Anbiya’
3.         Al-Tibyan li ba’dhi mabahits al-muta’allaqot bi al-Qur’an
4.         Taujih al-nazhari ila ‘ilm al-atsar
5.         Al-Tafsir al-Kabir (terdiri dari 4 jilid dan tersimpan di perpustakaan al-Zhahiriyah).


Struktur dan Isi Buku
Buku yang berjudul Al-Jawahir al-Kalamiyah fi idhah al-‘aqidah al-Islamiyah ini ditulis oleh Syekh Thahir al-Jazairy dalam bentuk tanya jawab dengan maksud untuk memudahkan bagi pembaca untuk memahaminya. Secara keseluruhan buku ini berisi 102 pertanyaan dan jawaban yang di bagi atas tujuh pokok pembahasan utama  yaitu pengantar ( 3 soal jawab), pembahasan pertama ( 26 soal jawab), pembahasan kedua ( 3 soal jawab), pembahasan ketiga ( 8 soal jawab), pembahasan keempat ( 19 soal jawab), pembahasan kelima ( 19 soal jawab), pembahasan keenam ( 6 soal jawab), dan penutup ( 17 soal jawab).
Adapun isi buku ini secara ringkas adalah sebagai berikut :
1.      Muqoddimah
Setelah memuji Allah dan bershalawat kepada Rasulullah, penulis menyatakan pentingnya buku ini dibaca, sebab berisi hal-hal yang pokok dalam ilmu kalam yang disajikan dalam bentuk tanya jawab serta contoh yang mudah dipahami
2.      Pengantar Akidah Islamiyyah
Dalam pengantar akidah islamiyah ini, disebutkan tentang 3 hal yakni:
a.       Makna akidah islamiyah
Akidah  Islamiyah  ialah  perkara-perkara  yang  wajib  diyakini  kebenaranya oleh  orang  Islam 
b.      Makna Islam
Islam adalah  mengucapkan dengan lisan, membenarkan dengan hati bahwa segala sesuatu yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW itu haq dan benar.
c.       Rukun Akidah Islamiyah
Rukun  akidah islamiyyah ada enam perkara :
1.   Beriman kepada Allah Ta'ala
2.   Beriman kepada Malaikat Allah
3.   Beriman kepada Kitab yang diturunkan Allah
4.   Beriman kepada Rasul-Rasul Allah
5.   Beriman kepada hari Kiamat
6. Beriman kepada Qadha dan Qadar Allah
3.      Pembahasan Pertama  Iman Kepada Allah
Dalam pembahasan ini, dijelaskan tentang cara beriman kepada Allah yakni, dengan cara meyakini bahwa Allah SWT memiliki sifat yang sempurna dan jauh dari segala sifat kekurangan. Secara rinci sifat yang dimaksud digolongkan kepada sifat wajib, sifatmustahil dan sifat jaiz  bagi Allah SWT.
Kemudian dijelaskan maksud dari sifat-sifat yang wajib bagi Allah yakni; Wujud,  keberadaan Allah dan DzatNya itu  ada  dengan  sendirinya  tanpa memerlukan  wasilah  atau  perantara.Qidam, Allah   itu   ada   sebelum   adanya   sesuatu   selainNya,   dan bahwasanya Dia tidak terikat waktu dan keberadaanNya tanpa awal. Baqa’, Allah  itu  Dzat  yang  kekal  abadi  dan kekekalanNya  tersebut  tanpa  batas  akhir (kekekalanNya  tidak terikat ruang dan waktu). Mukhalifatuhu li al-hawadits, Allah tidak menyerupai  sesuatu pun, baik DzatNya, SifatNya maupun PerbuatanNya. Intinya sesuai dengan firmanNya “laisa ka mislihi syaiun”. Qiyamuhu Binafsihi, Allah SWT tidak membutuhkan  sesuatu  apapun,  Dia  tidak  butuh  tempat  dan  tidak membutuhkan   makhluk   sama   sekali.   Dia   Maha   Kaya   dan   tidak membutuhkan apapun, bahkan segala sesuatu lah yang membutuhkan Allah SWT. Hayah, Allah  SWT Maha  Hidup  dan    bahwa  kehidupan  Allah  tidak  seperti  hidup  kita. Karena sesungguhnya kehidupan kita membutuhkan perantara seperti mengalirnya   darah   dan   nafas   sedangkan   kehidupan   Allah   tanpa memerlukan  apapun.  Kehidupan  Allah  itu  bersifat  Qodim dan Baqo' . Wahdaniyah,Allah itu Satu dan tidak memiliki teman atau sekutu. Tidak ada yang  menyamai maupun menyerupaiNya. Tiada lawan yang sebanding maupun penggantiNya. 'Ilm, Allah  itu  memiliki  sifat  Maha Berpengetahuan    dan    Dia    Maha    Mengetahui    segala    sesuatu. Mengetahui  segala  hal,  baik  yang  tampak  maupun  yang  tidak.  Dia mengetahui jumlah pasir, titik air hujan maupun daun pepohonan. Dia Mengetahui  hal  yang  rahasia  maupun  yang   jelas.  Tidak  ada  yang   bisa bersembunyi  dari  Nya. Qudrat, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Iradat, tidak  ada  sesuatupun  yang dapat terjadi tanpa kehendakNya. Maka apa saja yang Dia kehendaki maka akan terjadi dan apapun yang  tiada  dikehendakiNya,  maka  tidak mungkin akan ada atau terjadi.Sama’, bahwasanya Allah  itu   bersifat Maha Mendengar dan sesungguhnya Allah mendengar segala  sesuatu baik nampak atau pun yang  tersembunyi. Namun, pendengaran   Allah SWT tidak seperti pendengaran kita, karena pendengaran kita sebagai makhluk memerlukan alat perantara berupa telinga. Bashar, Allah itu bersifat Maha Melihat , dan Dia Maha Melihat atas segala sesuatu. Dia Maha Melihat hingga semut hitam kecil berjalan di malam gelap gulita sekalipun, bahkan yang lebih  kecil  dari  itu  (atom).  Tidak  ada  yang  dapat bersembunyi  dari penglihatan Allah, baik yang ada di bumi maupun di luarnya, baik yang ada di langit maupun di luarnya. Namun, penglihatan Allah berbeda dengan kita  sebagai  makhluk.  Sesungguhnya  penglihatan  kita membutuhkan perantara mata.Kalam, Allah itu bersifat Maha Berbicara. Akan tetapi  kalam Allah tidak sama dengan kita sebagai  makhluk Nya. Sesungguhnya   pembicaraan   kita   diciptakan   dalam   diri   kita dan membutuhkan  alat  perantara  berupa  mulut,  lidah  serta  kedua  bibir. Sedangkan Kalam Allah tidak seperti itu.

Adapun sifat yang mustahil bagi Allah SWT adalah 'Adam,huduts, Fana',   mumatsalatu lilhawaadits, Ihtiyaaju lighairihi,Wujuudus Syarki, Al'ajz,  Karohiyah,  Al  Jahl  dan  sifat-sifat kekurangan  lainnya. Sedangkan sifat yang Jaiz bagi Allah SWT adalah melakukan sesuatu atau meninggalkannya.

Selanjutnya penulis menguraikan makna kalimat yang disandarkan kepada Allah, seperti  istiwa’ (Surah Thaha :5), a’yun( surat at-Thur : 48), yad (Surah Al-Fath :10) sesuai dengan pemahaman ulama salaf, yakni kalimat tersebut tetap dimaknai apa adanya tanpa ditakwilkan, namun perlu diyakini bahwa makna tersebut tidak seperti yang disandarkan kepada manusia. Berbeda dengan ulama khalaf  yang berusaha untuk mentakwil  kalimat tersebut. Mengenai pemahaman ulama khalaf ini penulis membolehkannya dalam keadaan darurat.

4.      Pembahasan Kedua Iman Kepada Malaikat Allah
Pembahasan ini diawali dengan defenisi malaikat sebagai materi yang lembut diciptakan dari cahaya, mereka tidak butuh makan dan minum, mulia serta tidak pernah durhaka kepada Allah dan apa yang diperintahkanNya mereka kerjakan. Keberadaan mereka tidak dapat dilihat oleh manusia kecuali para nabi yang diizinkan Allah sebagai talaqqi risalah Allah.

Berikutnya disebutkan beberapa malaikat beserta tugasnya, antara lain, bertugas sebagai perantara antara Allah dan para utusanNya. Seperti malaikat Jibril 'alaihis salam. Ada diantara mereka yang bertugas sebagai penjaga manusia (malaikat hafadzah), ada juga yang menulis amal  perbuatan manusia baik amal baik (malaikat Rakib) atau amal buruk (malaikat 'Atid). Ada yang bertugas menjaga syurga dan segala  kenikmatannya (malaikat Ridlwan) dan ada yang menjaga neraka  dengan  segala sisksanya (malaikat Malik). Ada di antara mereka yang  menyangga 'arsy(makhluk Allah terbesar), ada juga malaikat yang  bertugas menjaga kebaikan dan kemaslahatan umat manusia, dan banyak lagi sesuai dengan tugas yang diperintahkan Allah bagi mereka.

5.      Pembahasan Ketiga Iman Kepada Kitab Allah
Dalam pembahasan ini penulis menyatakan bahwa seorang muslim wajib meyakini bahwa Allah SWT memiliki  kitab- kitab  yang diturunkan   kepada   para   utusanNya.   Kitab-kitab   tersebut   menjelaskan perintah,  larangan,  janji  dan  ancaman  Allah  bagi  yang  melanggarnya. Kitab tersebut   adalah   Kalamullah secara hakiki  yang dilakukanNya tanpa menyerupai tatacara   ucapan   manusia. Kitab-kitab Allah yang dimaksud adalah :

a.    Taurat : diturunkan kepada nabi Musa a.s untuk menjelaskan  hukum  Allah,  akidah  yang  benar  yang diridlai Allah dan kabar gembira akan datangnya Nabi dari keturunan Nabi  Ismail,  yaitu  Nabi    Muhammad  SAW. Yang membawa syari’at baru yang  menunjukkan  umat  manusia  menuju  Dar  al-Salam. MengenaiTaurat yang ada hari ini tidak asli lagi sebab tidak ditemukan lagi di dalamnya penyebutan tentang syurga, neraka, hari kebangkitan dari kubur, hari perkumpulan   di padang makhsyar dan  juga hari pembalasan

b.   Zabur : diturunkan kepada nabi Daud a.s berisikan sekumpulandzikr,  nasehat serta hikmah  dan  tidak  terdapat  hukum  syari'at  di dalamnya,  karena  Nabi  Dawud  a.s.  diperintahkan  untuk mengikuti syariat Nabi Musa

c.    Injil : diturunkan kepada nabi Isa a.s. untuk menjelaskan hakikat  kehidupan dan ajakan kepada umat manusia untuk meng-Esa-kan  Allah, menghapus sebagian hukum  taurat  yang berupa cabang-cabang untuk tujuan penerapannya, dan berisi kabar gembira akan  datangnya  penutup para Nabi. Mengenai kitab Injil yang ada hari ini telah mengalami perubahan dari yang aslinya. Hari ini dikenal ada 4 macam Injil yakni Mathius,  Markuz,  Lukas  dan  Yohannes. Nama ini diambil dari 4 orang kristen yang menurut fakta sejarah mereka sama sekali tidak pernah bertemu dengan Nabi Isa

d.    Al-Qur’an : diturunkan kepada Nabi Muhammad sebagai kitab Ilahi yang terakhir diturunkan berfungsi untuk menghapus berlakunya kitab-kitab sebelumnya, hukumnya berlaku hingga hari kiamat. Al-Qur’an senantiasa terjaga dan tidak akan pernah mengalami perubahan. Al-Qur’an dikenal sebagai mu’jizat terbesar bagi Rasulullah. Sebagai mu’jizat terbesar Al-Qur’an memiliki banyak keistimewaan sekaligus bukti kebenaran Al-Qur’an itu sendiri, antara lain :

a)      penyebutan kejadian dalam Alquran yang belum terjadi dan akhirnya menjadi kenyataan persis seperti  yang  diberitakan  dalam  Alquran.
b)      kita  tidak  akan  bosan mendengarnya  meski  ia  dibaca  berulang  ulang. 
c)      di dalamnya terhimpun  berbagai  pengetahuan  yang  tidak  dimiliki  oleh  bangsa  Arab maupun  selain  mereka. 
d)     Alquran  menyebutkan  kisah-kisah  yang telah terjadi di masa lalu dan keadaan umat terdahulu. Padahal Nabi Muhammad adalah seorang yang ummi

6.       Pembahasan Keempat Iman Kepada Rasulullah
Dalam pembahasan ini penulis menyebutkan bahwa Allah memiliki para utusan yang diutusNya sebagai wujud rasa sayang dan keutamaanNya. Tujuaannya agar  para  utusan  tersebut  memberi  kabar  gembira  dan  pemberi peringatan, Selain  itu  juga untuk memberi  penjelasan  atas  permasalahan agama dan dunia serta memberi sesuatu yang bermanfaat bagi manusia agar memperoleh derajat yang mulia. Mereka diberi penguat berupa  tanda  yang  jelas  maupun  mukjizat  yang  luar  biasa.  Utusan  yang pertama adalah Nabi Adam a.s. dan yang terkahir adalah Nabi  Muhammad .

Berikutnya penulis membedakan antara konsep nabi dan rasul. Nabi menurut beliau adalah manusia  yang  diberikan  wahyu (pengetahuan)  berupa aturan Syara' meski tidak diperintahkan untuk menyampaikannya, dan apabila diperintahkan untuk menyampaikannya disebut sebagai rasul.

Untuk membuktikan kebenaran dakwahnya, para nabi dan rasul dibekali oleh Allah mu’jizat. Mu’jizat adalah sesuatu yang tidak biasa terjadi yang muncul dari seorang penyampai  risalah  kenabian  yang  sesuai  dengan  dakwahnya,  dengan tujuan  untuk  menantang  orang  yang  ingkar  untuk  melakukan  yang  serupa dengan mu'jizat tersebut.

Dalam pembahasan ini, juga dijelaskan perbedaan antara mu’jizat dengn sihir dan antara mu’jizat dengan karomah. Sihir adalah hal yang dianggap luar biasa dan mungkin untuk ditandingi (dapat dipelajari), sedangkan mu’jizat adalah hal yang luar biasa dan tidak akan dapat tertandingi. Adapun karomah adalah kejadian luar biasa yang terdapat pada wali Allah dan tidak ada hubungannya dengan misi kenabian, sedangkan mu’jizat berhubungan dengan kenabian.

Berikutnya dijelaskan tentang sifat-sifat yang wajib, mustahil dan jaiz bagi nabi dan rasul. Para nabi wajib bersifat Siddiq mustahilkizb, wajib amanah mustahil ‘Ishyaan, wajib tabligh mustahilKitman, wajib Fathanah mustahil Ghaflan. Sedangkan yang  jaizbagi meraka adalah segala macam sifat kemanusiaan yang tidak mengurangi derajat  kemuliaan mereka, seperti makan  dan minum, lapar dan haus, menghindar dari panas dan dingin, capek dan istirahat,  sakit  dan  sehat,  begitupun  berdagang  dan  bekerja  dengan pekerjaan  yang baik.

Berbeda dengan nabi Allah yang lain, nabi Muhammad memiliki beberapa keistimewaan, yaitu beliau adalah Nabi yang paling utama, beliau diutus untuk seluruh umat manusia, dan beliau  adalah  penutup  sekalian  Nabi, tidak  ada lagi Nabi setelah beliau. Dan sebagai penutup pembahasan ini, penulis memaparkan beberapa mu’jizat nabi Muhammad serta sedikit tentang sirah nabawiyah. Penulis menuturkan :

“Rasulullah  adalah manusia paling baik silsilah keturunannya, dan manusia paling baik perilakunya. Beliau  menyambung silaturahim, suka   menolong orang yang membutuhkan, suka menanggung beban dan kekurangan orang, serta  penyabar. Di antara sifat beliau adalah pemaaf, suka memberi kemudahan serta halus budinya. Tidak berbuat sesuatu kecuali berdasarkan atas pembenaran dari Tuhan. Beliau seorang  pendiam  karena dalam  diam  berpikir. Apabila   beliau   berbicara   maka   selalu   tuntas,   yakni   kalimatnya sederhana  namun  penuh hikmah. Fasih  dalam  berbicara serta humoris di beberapa keadaan  Beliau senantiasa berserah diri kepada Allah. Beliau  sangat  rendah  hati  (tawadlu'),  namun  di  balik kerendahan hati dan kearifan beliau, menyimpan kewibawaan yang besar yang tidak bisa ditandingi satupun manusia, sampai-sampai para sahabat tidak kuat menatap wajah beliau. Dan di setiap majlis beliau senantiasa tenang, seakan akan ada burung yang sedang hinggap di kepala setiap hadirin. Mereka tidak saling memutus pembicaraan dan tidak  pernah membicarakan aib orang lain.  Semua orang dewasa, bahkan anak-anak serta orang musyrik pun menjuluki beliau dengan sebutan Al  Amin .  Dan setelah  beliau  mendakwahkan risalah kenabian, musuh-musuh beliau - dengan segala sifat permusuhan dan hinaan  mereka  -  tidak  menemukan  celah  keburukan  sedikitpun  pada diri  beliau  dan  tidak  ada  jalan  untuk  mencela  pribadi  beliau.  Beliau mengajarkan manusia kebijaksanaan dan hukum agama dan mengajak mereka menujuDarus Salam (akhirat). Sungguh telah sempurna ilmu dan amal siapa saja yang mengikuti beliau, dan barangsiapa tidak mau mengikuti beliau, maka sungguh telah  kehilangan hal di atas  baik sekarang  maupun  di masa  mendatang.     Dan  sungguh  Allah  telah menjadikan  agamaNya  (Islam)  jelas  melebihi  agama  lain.  Dan  Dia mengabadikan   nama   Rasulullah   yang   indah   ini baik pada  lisan pengikutnya maupun  penentangnya   sepanjang  masa.  Barangsiapa mempelajari sejarah kehidupannya, khususnya tentang akhlaknya yang  mulia,  maka  ia  akan  mengetahui  bahwa  beliau  adalah manusia  paling  mulia  di  seluruh  dunia”

7.      Pembahasan Kelima Iman Kepada Hari Akhir
Dalam pembahasan ini, penulis menyatakan bahwa yang dimaksud hari akhir adalah hari yang keadaanya sangat dahsyat sampai-sampai anak  kecil menjadi beruban rambutnya. Manusia di hari itu bangkit dari  kuburnya dan mereka berkumpul di satu tempat untuk dihisab (penghitungan amal). Kemudian akhirnya mereka akan ditentukan  apakah akan masuk surga atau masuk neraka. Sedangkan maksud beriman kepada hari akhir adalah membenarkan bahwasanya hari itu pasti akan datang dan akan jelas segala   macam berita  yang  telah  disampaikan  dalam  Alquran  maupun  hadist  tentang keadaan hari itu.

Beriman dengan hari akhir, artinya meyakini hal-hal sebagai berikut:
a.    Adanya pertanyaan dan nikmat atau siksa dalam kubur, dan yang akan menjawab pertanyaan tersebut adalah jasad yang telah dikembalikan ruh padanya.
b.    Jasad manusia akan dibangkitkan kembali sebagaimana ia dahulu diciptakan dan akan dikumpulkan pada suatu tempat yang disebutal-Mauqif
c.    Adanya perhitungan amal manusia, amal baik dan amal buruk dengan anggota tubuh sebagai saksinya.
d.   Adanya penimbangan amal baik dan amal buruk untuk mengetahui kadar pahala atau dosa yang milikinya, jika amal baik lebih berat, maka ia akan menerima kitabnya dari sebelah kanan, dan jika amal buruk yang lebih berat, maka ia akan menerima kitabnya dari sebelah kiri.
e.       Adanya shiroth –jembatan yang terbentang di atas neraka- untuk dilewati manusia, maka orang yang beriman dan taat akan  mampu  melewatinya hingga sampai ke surga. Di antara orang beriman   tersebut   ada yang melewatinya bagaikan kilat, sebagian melewatinya bagaikan kuda kencang dan ada yang tertatih tatih. Dan kaki orang yang ingkar (kafir) dan kaki orang beriman yang masih berbuat maksiat  akan  terpeleset  saat  melewati  shiroth  tersebut  dan  tercebur ke dalam neraka.
f.     Allah akan memberi izin kepada para nabi, para wali, ulama yang mengamalkan ilmunya serta orang yang mati syahid untuk memberi syafaat kepada orang mukmin yang berlaku maksiat, tetapi tidak kepada orang kafir

Berikutnya penulis menjelaskan posisi manusia setelah dihisab. Orang mukmin yang taat akan masuk surga dan kekal di dalamnya, orang kafir dan munafik akan masuk neraka dan kekal di dalamnya, sedangkan orang mukmin yang berdosa, jika Allah mengampuninya ia akan masuk surga sejak awal dan kekal di dalamya, namun jika tidak, maka ia masuk neraka sesuai kadar dosanya kemudian ia akan dikeluarkan dan dimasukkan ke surga dan kekal di dalamnya.

Mengakhiri pembahasan ini, penulis menjelaskan tentang konsep surga sebagai tempat yang belum  pernah ada mata yang melihatnya,  belum  pernah  didengar  oleh  telinga  dan  sedikitpun  tidak ada hati/akal  manusia yang mampu menggambarkannya. Sedangkan neraka sebagai tempat segala siksa, seluruh siksa dan rasa sakit yang ada di dalamnya belum pernah terbayangkan oleh pemahaman manusia.

8.       Pembahasan Keenam Iman kepada Qadha dan Qadar
Dalam pembahasan ini penulis menjelaskan bahwa seluruh perbuatan manusia, baik yang ikhtiyari (membutuhkan usaha seperti makan, berjalan) maupun idhtirory (tanpa usaha seperti jatuh, mati) terjadi karena kehendak Allah dan telah ditetapkan Allah sejak zaman azali. Sekalipun sudah ditentukan sejak azali, manusia tidaklah dipaksa untuk berbuat. Sebab manusia dianugerahi oleh Allah SWT  iradah juziyyah (kehendak sendiri) untuk melakukan perbuatan baik atau buruk disamping dianugerahi akal untuk memilih yang baik atau yang buruk. Oleh karena itu jika manusia melakukan keburukan itu atas dasar kehendaknya sendiri dan karenanya ia berhak untuk disiksa.

9.      Penutup
Dalam penutup kitab ini penulis memaparkan beberapa hal yang dianggap penting sesuai dengan yang pernah dibahas oleh para ulama salaf, yakni  :

a.       Tentang Dzat Allah. Membicarakan hakikat Dzat Allah dengan perantara akal tidak diperbolehkan, sebab akal terbatas untuk memahami hakikat  Dzat Allah. Untuk mengenal Allah dengan benar, seorang muslim cukup memahami dengan benar sifat-sifat Allah. Lebih lanjut untuk dapat merasakan keberadaan Allah, manusia tidak mesti dapat melihat Allah, tetapi dengan memperhatikan alam ciptaan Allah dengan seksama manusia akan merasakan keberadaan Allah dalam hidupnya.
Adapun mengenai kemungkinan manusia dapat melihat Allah SWT, penulis menyatakan bahwa Allah itu benar-benar ada, dan segala sesuatu yang ada mungkin untuk dilihat. Kelak orang yang beriman akan melihat Allah dengan cara yang tidak diketahui oleh manusia (bila kayfa).
b.   Ummat terbaik : Umat  yang  paling  utama  adalah  ummat  Nabi Muhammad  SAW  dan  diantara  mereka  yang  paling utama  adalah  generasi sahabat. Dan di antara para sahabat yang paling mulia adalah  khalifah yang empat ;Abu  Bakar r.a, 'Umar ibn Khattab r.a ,  'Utsman bin Affan r.a dan  'Ali bin Abi Thalibr.a
c.       Isra’ dan Mi’raj : setiap muslim wajib mengimani terjadinya peristiwa isra’ dan mi’raj yang secara langsung dialami oleh Rasulullah SAW. Isra’ adalah diperjalankannya Nabi Muhammad SAW pada malam hari dari Masjid al-Haram ke Masjid al-Aqsha, sedangkan mi’raj adalah naiknya Nabi Mahammad pada malam tersebut ke langit, berkumpul bersama para malaikat sebagai penghormatan bagi beliau.
d.      Hadiah doa dan sedekah bagi yang sudah mati :Sesungguhnya  sedekah itu adalah perkara yang disukai dan doa serta merendahkan  diri kepada Allah itu diharapkan. Keduanya bermanfaat di sisi Allah Ta'ala baik bagi orang hidup maupun yang telah mati.
e.       Tentang nikmat di surga : di surga terdapat dua macam nikmat yakni rohani dan jasmani. Nikmat rohani berupa kenikmatan yang dirasakan  oleh ruh seperti bertasbih, beribadah, melihat Allah  SWT dan mengetahui bahwa Dia  telah  Ridla  terhadap  ahli  syurga.  Sedangkan kenikmatan jasmani berupa kenikmatan yang dirasakan oleh jasmani seperti makan, minum dan menikah. Begitu juga halnya siksa di neraka. Kenikmatan di  surga  maupun  siksa dalam  neraka  keduanya  kekal  abadi selamanya dan tidak akan berhenti, dan penduduk keduanya abadi di dalamnya, surga  dan neraka saat ini sudah ada (diciptakan oleh Allah).

Diakhir pembahasan ini, penulis menjelaskan tentang tanda-tanda hari kiamat yakni :

a.       Bangkitnya Dajjal  yaitu  sesorang  yang  buta  matanya  dan  keluar  dalam keadaan beragama yang buruk serta jauh dari ilmu. Dia  mengaku memiliki sifat ketuhanan dan mampu menampakkan  beberapa keajaiban sedangkan ia hanya orang yang lemah iman dan keyakinannya saja.
b.      Keluarnya hewan melata dari bumi yang mampu mengetahui manusia melalui wajah mereka. Maka barangsiapa beriman maka hewan itu akan menjadikan suatu pertanda baginya yang membuat  orang  tersebut  dikenali  sebagai  mukmin. Dan  barangsiapa kafir, maka hewan itu pun akan membuat pertanda baginya sehingga orang  itu  dikenali  sebagai  kafir  dan  hewan  itu  bisa  berbicara  kepada manusia tentang keadaan manusia itu.
c.       Terbitnya matahari dari barat. Saat itu telah ditutup pintu taubat bagi manusia.
d.      Keluarnya Ya'juj dan Ma'juj, mereka adalah segolongan manusia yang paling banyak berbuat kerusakan di muka bumi di masa lalu. Saat Iskandar Dzulqornain sampai di daerah jajahan mereka, maka para tetangga Ya'juj dan Ma'juj melaporkan kepadanya dan Dzulqornain pun bersedih karena perbuatan mereka. Dan wilayah yang memisahkan Ya'juj dan  Ma'juj  dengan  penduduk  tersebut  adalah  sebuah  celah  sempit di antara dua gunung. Maka Dzulqornain membangun penghalang  yang sangat tinggi dari besi dan dilumuri dengan timah cair sehingga jadilah  benteng  penahan  tersebut  bangunan  yang  kokoh dan licin yang  tidak  mudah dilobangi  ataupun  dilompati.  Apabila  telah dekat masa   keluar  mereka,  maka  terbukalah benteng  itu karena beberapa sebab sehingga mereka akan menyebar di muka bumi dan memperbanyak  berbuat  kerusakan  di  seluruh  wilayah  bumi.  Maka penduduk   tersebut   memohon  kepada Allah   untuk menghilangkan perbuatan buruk dan rusak  Ya'juj  Ma'juj,  maka  Allah menghancurkan dan mengganti mereka dengan cara menghapus sisa-sisa mereka.
e.       Turunnya Nabi  'Isa a.s.  saat  fitnah  menimpa  kaum  muslimin  dan berbagai macam cobaan menimpa mereka. Maka beliau datang memperbaiki keadaan ummat ini dan menghilangkan segala kesedihan,  membunuh dajjal dan membersihkan manusia dari hawa nafsu dan kesulitan.

Analisa
Sesuai dengan judulnya, buku ini dengan mudah dapat dipahami bahwa isinya akan berbicara tentang konsep teologis. Dilatar belakingi kerisauan semakin jauhnya ummat dari mengenal Tuhannya, penulis telah berusaha me-reposisi pemahaman ummat tentang konsep ketuhanan sesuai dengan pemahaman salafusshalih. Oleh karena itu buku ini disusun dalam bentuk tanya jawab dengan maksud untuk memudahkan ummat memahaminya.

Konsep teologi yang dipaparkan oleh Syekh Thahir sejalan dengan konsep teologi yang dikembangkan oleh Asy’ari. Bahkan kalau kita perhatikan secara keseluruhan, maka mayoritas akan kita temukan kesamaan dengan risalah Asy’ari tentang akidah Ahlul Hadits. Sebagaimana yang dikutip oleh Ja’far Subhani dalam kitabnya Buhuts fi al-Mihal wa al-Nihal yang diterjemahkan oleh Hasan Musawa menjadi Al-Mihal wan-Nihal : Studi Tematis Mazhab Kalam, bahwa tatkala Imam Asy’ari bangkit menentang kaum Mu’tazilah, ia bergabung dengan kelompok ahlul hadits, dan ia menyatakan dalam kitabnya Al-Ibanah ‘an Ushulu al-Diniyah ada 50 ajaran pokok akidahAhlus Sunnah wal Jamaah.

Di antara ajaran-ajaran yang dibahas dalam buku ini adalah :

1.      Sifat-sifat Allah
Syekh Thahir menjelaskan bahwa Allah SWT memiliki sifat-sifat yang sempurna dan Maha Suci dari sifat-sifat kekurangan. Dalam hal ini ditemukan perbedaan dengan  Asy’ari yang tidak menyebutkan jumlah sifat dan hanya menyebutnya secara simbolik, Syekh Thahir  menyebutkan jumlah sifat yang harus diyakini itu  sebanyak 20 sifat. Dalam hal ini agaknya Syekh Thahir mengikuti ajaran yang di kembangkan oleh Syekh Sanusi tentang sifat-sifat Allah. Dalam kitabnya Matan Ummul Barahinyang dikenal juga dengan al-Akidah al-Sughra beliau menjelaskan bahwa Allah memiliki 20 sifat yang wajib, 20 sifat yang mustahil dan 1 sifat yang Jaiz. Namun Syekh Thahir sendiri tidak mengklasifikasikan sifat-sifat Allah tersebut sebagaimana yang diklasifikasikan oleh Syekh Sanusi yakni :

a. Sifat Nafsiah ( Wujud)
b. Sifat Salbiyah ( Qidam, Baqa’, Mukhalifatuhu lil hawadits, Qiyamuhu bi nafsihi, Wahdaniyyah)
c. Sifat Ma’any ( Qudrat, Iradat, Ilmu, Hayat, Sami’, Bashar, Kalam)
d. Sifat Ma’nawiyah ( Kaunuhu ; Qadiran, Muridan, ‘Aliman, Hayyan, Sami’an, Bashiran, Mutakalliman)
2.      Tajassum
Sesuai dengan informasi Al-Qur’an bahwa Allah mempunyai tangan, mata misalnya, maka kalimat tersebut dimaknai apa adanya dan tidak perlu ditakwilkan, namun perlu diyakini bahwa tangan dan mata Allah tidak sama dengan tangan dan mata makhluk. Hal ini sejalan dengan pendapat Asy’ari yang menyatakan bahwa Allah memiliki wajah, tangan dan mata tapi mesti dipahami bila kaifa.
3.      Perbuatan Manusia
Segala perbuatan manusia pada hakikatnya sudah ditentukan sejak azali, namun dalam tataran pelaksanaannya sebenarnya terjadi seiring dengan iradah juziyah yang dianugerahkan Allah. Konsep ini sebenarnya hampir sama dengan teori kasbnya Asy’ari. Intinya adalah bahwa perbuatan manusia adalah hasil ciptaan Allah, sebab manusia tidak mampu menciptakan perbuatanya sendiri.
4.      Pelaku Dosa Besar
Tentang orang mukmin yang melakukan dosa besar, Syekh Thahir sejalan dengan Asy’ari yang mengatakan bahwa mereka tidak disebut kafir yang kekal dalam neraka, mereka tetap muslim yang berhak masuk surga, namun jika Allah tidak mengampuni dosanya di awal, maka ia masuk surga setelah disiksa dalam neraka sekadar dosa yang dilakukannya
5.      Ajaran-ajaran lainnya
Mengenai ajaran lainnya yang dijabarkan dalam kitab ini, pada dasarnya sejalan dengan pernyataan Imam Asy’ari dalam 50 ajaran pokok Ahlus Sunnah wal Jamaah, antara lain :
a.       adanya sihir yang dikuasai manusia, namun sihir pada hakekatnya bukanlah sesuatu yang luar biasa, sebab sihir dapat dipelajari, berbeda dengan mu’jizat dan karomah
b.      Manusia akan melihat Allah di akhirat secara kasat mata, namun caranya masih dalam konsep bila kaifa
c.       Nikmat atau azab kubur, surga dan neraka adalah benar-benar ada
d.      Isra’ dan Mi’raj benar-benar dialami Rasulullah
e.       Bahwa kiamat akan terjadi setelah munculnya tanda-tanda yang pernah disebutkan dalam Al-Qur’an maupun Hadits, seperti munculnya Dajjal dan keluarnya Yajuj dan Ma’juj serta turunnya kembali Nabi Isa a.s.

E.       Penutup
Dari pemaparan di atas sedikit dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.    Kitab Jawahirul Kalamiyah fi Idhahi al-Aqidah al-Islamiyah ini sengaja ditulis oleh Syekh Thahir al-Jazairi untuk mengenalkan kembali kepada ummat Islam tentang konsep ketuhanan sejalan dengan pemahaman salafus shaleh, khususnya dalam kerangka pemahaman teologi Asy’ariyah
2.    Isi buku ini pada dasarnya menjelaskan konsep dasar-dasar keimanan umat Islam yang beliau sebut dengan pokok-pokok Akidah Islamiyah atau yang lebih populer dengan rukun iman
3.    Konsep yang dijabarkan Syekh Thahir secara umum sejalan dengan pernyataan Asy’ari tentang 50 pokok Akidah Islamiyah yang beliau tulis dalam kitabnya Al-ibanah ‘an Ushul al-Diniyah, walaupun terdapat sedikit perbedaan terutama ketika menjelaskan sifat-sifat Allah.

Demikian bedah buku Jawahirul Kalamiyah fi Idhahi al-Aqidah al-Islamiyah karya Syekh Thahir al-Jazairi ini, dengan harapan bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam tulisan ini, untuk itu demi kesempurnaan tulisan ini, diharapkan adanya saran konstruktif dari pembaca terutama dari dosen pembimbing.  

Sumber:
Lihat: http://abulaidi.blogspot.co.id/2013/01/bedah-buku-al-jawahir-al-kalamiyah-fi.html




Khadimul Majlis al-Mu'afah
H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy M.A

Ikuti Kajian Islam:

instagram.com/rizkialbatawi


@rizkialbatawi


 ********* ******** ********

يا فالق الحب والنوى، أعط كل واحد من الخير ما نوى، وارفع عنا كل شكوى، واكشف عنا كل بلوى، وتقبل منا كل نجوى، وألبسنا لباس التقوى، واجعل الجنة لنا مأوى .

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ وَالْهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ، وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

Alamat Yayasan al-Muafah

Jalan Tipar Cakung Rt: 05 Rw 08 NO: 5 Kampung Baru, Cakung Barat 13910



al-Jawahirul Kalamiyah

12 komentar:

Ali fikri mengatakan...

Subhanallah...

Unknown mengatakan...

Gimana kabar?

Unknown mengatakan...

Mantaaaaab

Unknown mengatakan...

Qobiltu

Unknown mengatakan...

Penjelasan yang sangat danta tentang biografi ulama.
berkah selalu baginda.

dede akhadiyat mengatakan...

Subhanallah..

Unknown mengatakan...

Syukron kyai

Yayasan Almuafah mengatakan...


Ikuti kajian islam;

Instagram; @rizkialbatawi

Pagefacebook: Rizqi Zulqornain Albatawi

توجكم الله بتاج العز والقبول
وبلغكم كل سول ومأمول


آمين

sirojuddin mengatakan...

qobiltu ustadz...untuk mengajar anak anak kelas 3 wustho di Diniyyah kami

Huda faqot mengatakan...

sya mohon izin
kepada pihak pemilik blok tulisan. sya mau mengutip menjadikan referensi (skripsi) blok tulisannya

Lentera Ilmu mengatakan...

Assalamualaikum Pak Kyai, mau nanya. Adakah kitab syarah jawahirul kalamiyah ini? Terimakasih pak Kyai.

Fazli.h mengatakan...

Qobiltu ijazah