Sabtu, 19 Agustus 2017

Menggunting Rambut Dan Kuku Bagi Yang Ingin Berqurban

Hukum Menggunting Rambut Dan Kuku Bagi Yang Ingin Berqurban

Oleh; H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy

بسم الله الرحمن الرحيم

 حمدا له أظهر في الوجود *** نور حقيقة النبي المحمود
وصل يا رب على محمد *** الفاتح الخاتم طه الأمجد
وناصر الحق وهادينا الى *** صراطك القويم نهج الفضلا
وآله بحق قدره الفخيم *** وجاه مقدار مقامه العظيم.

أما بعد:


Pertanyaan Ustdz Mukhlish:

Saya sering mendapat Broadcast via BBM Dan Wa yang berisi penjelasan larangan bagi orang yang hendak berqurban untuk memotong kuku, rambut dan bulu-bulu lainnya dari sejak masuk bulan haji (tanggal 1 Dzulhijjah) sampai hewan qurban disembelih.

Pertanyaan saya, apakah konsekuensi dari larangan tersebut? Sekedar makruh atau memang mutlak haram? Dan sejauh mana kualitas hadis yang dijadikan argumen kelompok yang menyatakan itu sebagai larangan? Serta gimana pandangan para ulama lainnya menyikapi hadis tersebut?

Jawaban:

Para ulama berbeda pendapat dalam memberikan penjelasan hadis Shahih di bawah ini:

مَن كانَ لَهُ ذِبحٌ يَذبَـحُه فَإِذَا أَهَلَّ هِلاَلُ ذِى الْحِجَّةِ فَلاَ يَأْخُذَنَّ مِنْ شَعْرِهِ وَلاَ مِنْ أَظْفَارِهِ شَيْئًا حَتَّى يُضَحِّىَ

”siapa saja yang telah memiliki hewan yang hendak diqurbankan, apabila telah masuk tanggal 1 Dzulhijjah, maka janganlah dia memotong sedikitpun bagian dari rambut dan kukunya hingga dia selesai menyembelih.” (HR. Muslim 5236).

Ada 4 pendapat para ulama mengenai hukum memotong kuku, rambut dan bulu bagi orang yang hendak melaksanakan sembelihan hewan qurban terhitung tanggal 1 Dzulhijjah sampai hewan tersebut disembelih:

@ Boleh secara mutlak, Tidak Makruh

Sebagian ulama membolehkan bagi yang ingin berqurban memotong kuku, rambut dan bulu-bulu yang ada pada anggota tubuhnya. Imam Abu Ja’far at-Tahawiy (wafat tahun 321 Hijriyah) menyebutkan dalam kitab Maani al-Asar jilid 4 halaman 181:

فَقَالُوا: لَا بَأْسَ بِقَصِّ الْأَظْفَارِ وَالشَّعْرِ , فِي أَيَّامِ الْعَشْرِ , لِمَنْ عَزَمَ عَلَى أَنْ يُضَحِّيَ , وَلِمَنْ لَمْ يَعْزِمْ عَلَى ذَلِكَ

Artinya: “Para ulama berkata: Tidak berdosa, menggunting kuku dan rambut pada 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah bagi orang yang ingin berqurban dan orang yang tidak berqurban.

Pendapat ini dikukuhkan oleh para ulama mazhab imam Abu hanifah dan mayoritas ulama ahli fiqh di antaranya: Atha Bin Yasar, Imam Malik, Ibn Hazm, al-Mawardiy, Ibn al-Qayyim, al-Khatthabiy, al-Jasshash dan lain-lain.

@ Sunnah untuk tidak menggunting kuku tetapi Khilaful Aula

Sekelompok ulama memahami larangan hadis di atas sebagai istihbabut Tarki (sunnah untuk tidak menggunting kuku dn bulu-bulu), tetapi bagi yang menggunting kukunya atau bulu anggota badannya tidak berdosa dan tidak makruh tetapi hanya kena pasal Khilaful Aula (menyalahi yang lebih utama). Pendapat ini digulirkan sebagian ulama mutaakhirin (priode belakangan) di kalangan mazhab Imam Abu Hanifah. Imam Ibn Abidin (wafat tahun 1252 Hijriyah) menyebutkan dalam kitab Raddul Muhtar Ala ad-Durril Mukhtar jilid 2 halaman 151:

وَمِمَّا وَرَدَ فِي صَحِيحِ مُسْلِمٍ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - «إذَا دَخَلَ الْعَشْرُ وَأَرَادَ بَعْضُكُمْ أَنْ يُضَحِّيَ فَلَا يَأْخُذَنَّ شَعْرًا وَلَا يُقَلِّمَنَّ ظُفُرًا» فَهَذَا مَحْمُولٌ عَلَى النَّدْبِ دُونَ الْوُجُوبِ بِالْإِجْمَاعِ

Artinya: Hadis riwayat imam Muslim dalam shahihnya: Rasulullah bersabda: Apabila masuk sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah dan salah seorang kalian ingin berqurban, maka janganlah ia menggunting rambut dan memotong kukunya.” Larangan tersebut hanya dikandungkan atas makna kesunnahan bukan diartikan sebagai perintah wajib menurut kesepakatan ulama.”

@ Sunnah untuk tidak memotong kuku dan rambut serta bulu lainnya

Ada ulama berpendapat bahwa ketika masuk tanggal 1 bulan Dzulhijjah bagi orang yang hendak berqurban sunnah untuk tidak memotong kuku dan bulu-bulu anggota tubuhnya sampai hewan qurbannya disembelih. Bila kuku, rambut dan bulu digunting sebelum hewan qurban disembelih maka hukumnya makruh tanzih (tidak haram). Pendapat ini dikuatkan oleh mazhab Imam Syafii, sebagian ulama mazhab imam Malik, Ibn Sirin, imam al-Auza’i dan sebagainya. Syekh A Bin Ahmad al-Aziziy menjelaskan dalam as-Siraj al-Munir Syarh al-Jami’ as-Shaghir jilid 1 halaman 114:

فيكره تنزيها عند الشافعي وتحريماً عند أحمد إزالة شيء من شعره أو ظفره قبل التضحية لتشمل المغفرة جميع أجزائه فإنه يغفر له بأول قطرة من دمها

Dimakruhkan secara tanzih (tidak haram) dalam qaul mazhab imam syafii dan makruh tahrim (haram) menurut imam Ahmad Bin Hambal mencukur bulu atau menggunting kuku sebelum menyembelih hewan qurban. Karena agar ampunan Allah menyeluruh dan merata ke seluruh bagian tubuhnya, mengingat ampunan dosa tercurah kepada orang yang berqurban sejak darah hewan qurban mancrot (mengalir).

@ Haram Memotong kuku, rambut dan bulu

Ada juga yang berpendapat haram hukumnya bagi yang ingin berqurban, memotong kuku dan mencukur rambut serta bulu dari tanggal 1 bulan Dzulhijjah sampai hewan qurban disembelih. Siapa yang melakukannya sebelum hewan qurban disembelih, maka berdosa. Pendapat ini diviralkan oleh imam Ahmad Bin Hambal, Said Bin al-Musayyib, Ishaq Bin Rahawaih dan lainnya.

Untuk menambahkan wawasan yang lebih luas seputar masalah ini, silahkan dibaca juga kitab al-Muhalla karya Imam Ibn Hazm jilid 8 halaman 28, kitab al-Majmu’ Syarh al-Muhadzzab karya Imam Nawawi jilid 8 halaman 392, al-Mughniy karya Imam Ibn Qudamah jilid 8 halaman 618, Fathul Bari Syrah Shahih al-Bukhari jilid 10 halaman 3, kitab al-Mizan al-Kubra jilid 2 halaman 52 dan lain-lain.

arti

Dikutip ulang dari kitab ittihaful amajid bi nafaisil fawaid karya Abu Mun'yah as-Sakunjiy at-Tijaniy jilid 2 halaman 253.




Khadimul Majlis al-Mu'afah
H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy


instagram.com/rizkialbatawi


instagram.com/Zulqornain_Muafiy



 ********* ******** ********

يا فالق الحب والنوى، أعط كل واحد من الخير ما نوى، وارفع عنا كل شكوى، واكشف عنا كل بلوى، وتقبل منا كل نجوى، وألبسنا لباس التقوى، واجعل الجنة لنا مأوى .

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ وَالْهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ، وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

Alamat Yayasan al-Muafah

Jalan Tipar Cakung Rt: 05 Rw 08 NO: 5 Kampung Baru, Cakung Barat 13910


16 komentar:

Ali fikri mengatakan...

Alhamdulillah nambah llmu ana...
Syukron baginda

Ali fikri mengatakan...

Alhamdulillah nambah llmu ana...
Syukron baginda

Unknown mengatakan...

Nambah ilmu lg .syukron kyai

Unknown mengatakan...

فتح الله لكم

Unknown mengatakan...

رزقكم الله الفتح والبركة

dede akhadiyat mengatakan...

Terima kasih baginda..atas ilmunya

dede akhadiyat mengatakan...

Terima kasih baginda..atas ilmunya

Unknown mengatakan...

Antara sunah dan makruh..
Kalo lupaaa.

Alhamdulillah ..nambah lagi
Jazzakallah tuanguru.

Unknown mengatakan...

Antara sunah dan makruh..
Kalo lupaaa.

Alhamdulillah ..nambah lagi
Jazzakallah tuanguru.

adibcreate mengatakan...

Mumtaz Kyai... Pandangan dr fuqaha yg luas
Jazakumullah ahsanal jaza

Abdul Kodir mengatakan...

Ilmu...ilmu...ilmu...luas tanpa batas


good baginda

Unknown mengatakan...

Makasih baginda

Adi Putra mengatakan...

Alhamdulillah Baginda

Adi Putra mengatakan...

Alhamdulillah Baginda

Unknown mengatakan...

Alhamdulillah berkah baginda ilmunya

Blogger mengatakan...

Ever wanted to get free YouTube Views?
Did you know you can get these AUTOMATICALLY AND ABSOLUTELY FREE by getting an account on Like 4 Like?