Senin, 21 Agustus 2017

Dalil Puasa Tarwiyah

Dalil Puasa Tarwiyah

Oleh; H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy

بسم الله الرحمن الرحيم

 حمدا له أظهر في الوجود *** نور حقيقة النبي المحمود
وصل يا رب على محمد *** الفاتح الخاتم طه الأمجد
وناصر الحق وهادينا الى *** صراطك القويم نهج الفضلا
وآله بحق قدره الفخيم *** وجاه مقدار مقامه العظيم.

أما بعد:


Pertanyaan Saudara Afwillah Nawardi at-Tijaniy Sukapura Jakarta Utara:

Ada kajian rutin di sebuah masjid, yang memang sering membahas Bid’ah-Bid’ah yang kerap dilakukan masyarakat. Seorang pemateri di masjid tersebut mengatakan: "Bahwa Puasa tanggal 8 Dzulhijjah yang disebut puasa Tarwiyah adalah Bid’ah, pelakunya bukan mendapat pahala tetapi dosa.

Pertanyaan saya, apakah benar hukum melakukan puasa Tarwiyah termasuk perbuatan Bid’ah? Sedangkan sedari kecil saya dengar dari para kiayi puasa tersebut sangat dianjurkan. Dan jelaskan mengapa disebut hari Tarwiyah dan keistimewaan apa yang ada pada hari tersebut? Tolong berikan referensi dalil para ulama yang menganjurkan berpuasa Tarwiyah?

JAWABAN:

Penamaan tanggal 8 bulan Dzulhijjah disebut hari Tarwiyah, sebagaimana disebutkan oleh Imam Zakariya al-Anshariy dalam kitab Minhatul Bari Syarh Shahih al-Bukhariy jilid 1 halaman 450:

وسمي يوم التروية؛ لأنهم يتروون فيه من الماء ما يستعملونه في عرفات شربًا وغيره، وقيل: لرؤية إبراهيم - عليه السلام - رؤيا ذبح ولده في ليلته، وقيل: لأنه تروى أي: تفكر في رؤياه التي رآها  .

Artinya: Dinamakan Tarwiyah karena hari itu para jamaah haji menyiapkan air sebagai bekal minum dan lainnya untuk berada di arafah. Pendapat lain mengatakan: Disebut Hari Tarwiyah karena pada hari itu di malam harinya Nabi Ibrahim alaihis salam bermimpi menyembelih anaknya. Ada juga yang mengatakan bahwa penamaan Tarwiyah karena pada hari itu Nabi Ibrahim merenungkan mimpi yang terjadi tadi malam.”

Beberapa riwayat menyebutkan keutamaan puasa Tarwiyah di antaranya:

مَنْ صَامَ الْعَشْرَ فَلَهُ بِكُلِّ يَوْمٍ صَوْمُ شَهْرٍ ، وَلَهُ بِصَوْمِ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ سَنَةٌ ، وَلَهُ بِصَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ سَنَتَانِ .

”Siapa yang puasa 10 hari, maka untuk setiap harinya seperti puasa sebulan. Dan untuk puasa pada hari tarwiyah seperti puasa setahun, sedangkan untuk puasa hari arafah, seperti puasa dua tahun.”

Hadis di atas diberikan bandrol hadis palsu oleh para hali hadis di antaranya Imam Ibn al-Jauziy dalam kitab al-Maudhuat al-Kubra jilid 2 halaman 198 dikarenakan ada seorang periwayat bernama Sulaiman at-Taimiy yang kondang dalam memade in hadis palsu.

صَوْمُ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ كَفَّارَةُ سَنَةٍ، وَصَوْمُ يَوْمِ عَرفَةَ كَفَّارَةُ سَنَتَيْنِ .

“Artinya : Puasa pada hari tarwiyah menghapuskan (dosa) satu tahun, dan puasa pada hari Arafah menghapuskan (dosa) dua tahun”.

Hadis ini disebutkan oleh Imam Jalaluddin as-Suyuthiy dalam al-Jami’ as-Shaghir hadis no: 7941. Beliau mengatakan bahwa hadis tersebut disebutkan oleh Abu as-Syaikh al-Ashfahaniy dalam kitab as-Stawab Ala al-A’mal dan Ibn an-Najjar dalam kitab at-Tarikh, keduanya meriwayatkan dari sayyiduna Abdullah Bin Abbas Radhiyallahu anhuma. Imam as-Suyuthiy memberikan statsus hadis di atas sebagai hadis Dhaif (lemah).

من صام يوم التروية أعطاه الله ثواب أيوب عليه السلام على بلائه ومن صام يوم عرفة أعطاه الله ثوابا مثل ثواب عيسى عليه السلام .

Siapa yang berpuasa pada hari Tarwiyah, maka Allah Taala memberikan kepadanya pahala sebesar pahala kesabaran nabi Ayyub saat mendapat mushibah. Dan siapa berpuasa pada hari Arafah makan Allah Taala memberikan kepadanya pahala seada-adanya pahala Nabi Isa alaihis salam.”

Hadis di atas disebutkan oleh Imam Abdurrahman as-Shafuriy dalam kitab Nuzhatul Majalis tanpa menyebutkan sanad. Para ulama memberikan vonis ungkapan di atas adalah hadis palsu.

Imam as-Suyuthiy menyebutkan hadis palsu di atas dalam kitab al-Laaliy al-Mashnu’ah jilid 1 halaman 469 dengan sanad yang bersambung kepada sayiduna Anas Bin Malik Radhiyallahu anhu. Dalam jalur periwayatan sanadnya ada tokoh bernama Hammad bin Amr yang terkenal sebagai gembong penyebar hadis palsu alias hadis bajakan atau Hoax.

صيام أوّل يوم مِن العشر يعدل مائة سنة، واليوم الثاني يعدل مائتي سنة، فإذا كان يوم التروية يعدل ألف عام، وصيام يوم عرفة يعدل ألفي عام)

Artinya: Puasa dihari pertama bulan Dzulhijjah sebanding pahala orang mengerjakan kebaikan selama seratus tahun. Hari kedua bulan Dzulhijjah, setara dengan orang yang melakukan kebaikan selama dua ratus tahun. Hari Tarwiyah, seimbang dengan pahala melakukan kebaika seribu tahun. Puasa Arafah sembabad dengan pahala kebaikan dua ribu tahun.”

Hadis di atas dikelompokan oleh imam as-Suyuthiy dalam kitab al-La’aliy al-Mashnu’ah jilid 1 halaman; 468 ke dalam deretan hadis palsu.

فاذا كَانَ يَوْم التَّرويَة؛ فلك عدل ألفي رَقَبَة، وَألْفي بَدَنَة، وَألْفي فرس، تحمل عَلَيْهَا فِي سَبِيل الله

Artinya: Siapa yang melakukan puasa Tarwiyah maka ia mendapat pahala membebaskan dua ribu budak, pahala menyembelih dua ribu unta, menshadaqahkan dua ribu kuda untuk berjihad di jalan Allah.”

Hadis di atas disebutkan oleh Imam Muhammad Bi Thahir al-Maqdisi dalam kitab Dzakhiratul Huffazah jilid 2 halaman 915. Dzakhiratul Huffazh sebuah kitab yang mengkoleksi hadis-hadis bermasalah dalam kitab al-Kamil karya Imam Ibn Adiy.

Adapun keistimewaan hari Tarwiyah disebutkan oleh Imam ad-Dailamiy dalam kitabnya Musnad al-Firdaus jilid 3 halaman 620, sebagai berikut:

من أحيى اللَّيَالِي الْأَرْبَع وَجَبت لَهُ الْجنَّة لَيْلَة التَّرويَة وَلَيْلَة عَرَفَة وَلَيْلَة النَّحْر وَلَيْلَة الْفطر

Imam Ibn al-Jauzi mengkategorikan hadis di atas ke dalam kelompok hadis palsu dalam kitab al-Ilalul Mutanahiyah jilid 2 halaman 77.

Kesimpulannya, tidak ada hadis yang shahih yang menjelaskan keutamaan puasa di hari Tarwiyah secara khusus. Keterangan para ulama dalam merespon hadis-hadis palsu terkait keutamaan puasa hari Tarwiyah di atas sama sekali bukan dijadikan dalil dilarangnya puasa Tarwiyah. Karena sejatinya melakukan puasa hari tarwiyah (8 Dzulhijjah) dipayungi oleh hadis shahih yang menganjurkan puasa dari tanggal satu sampai 9 Dzulhijjah dan tanggal 8 Dzulhijjah hari Tarwiyah termasuk sebagian dari hari-hari istimewa yang memiliki keutamaan besar.

«مَا العَمَلُ فِي أَيَّامٍ أَفْضَلَ مِنْهَا فِي هَذِهِ؟» قَالُوا: وَلاَ الجِهَادُ؟ قَالَ: «وَلاَ الجِهَادُ، إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ يُخَاطِرُ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ، فَلَمْ يَرْجِعْ بِشَيْءٍ»

Tidak ada perbuatan yang lebih disukai oleh Allah, dari pada perbuatan baik yang dilakukan pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah. Para sahabat bertanya : Ya Rasulullah! walaupun jihad di jalan Allah? Sabda Rasulullah: Walau jihad pada jalan Allah kecuali seorang lelaki yang keluar dengan dirinya dan harta bendanya, kemudian tidak kembali selama-lamanya (menjadi syahid). (Shahih al-Bukhari hadis no: 969).


Pada redaksi lain, Imam ad-Darimiy meriwayatkan:

مَا مِنْ عَمَلٍ أَزْكَى عِنْدَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَلَا أَعْظَمَ أَجْرًا مِنْ خَيْرٍ تَعْمَلُهُ فِي عَشْرِ الْأَضْحَى قِيلَ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ قَالَ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ

“Tidak ada amalan yang lebih suci di sisi Allah dan lebih besar pahalanya dari pada kebaikan yang dilakukan pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah”. Lalu ada yang bertanya, “Termasuk jihad di jalan Allah ?” Rasulullah bersabda,”Termasuk jihad di jalan Allah, kecuali seseorang keluar dengan jiwa dan hartanya (ke medan jihad) dan tidak ada satu pun yang kembali (ia mati syahid)” (Sunan ad-Darimiy hadis no: 1815).

Mengenai hadits di atas, Ibnu Qudamah rahimahullah dalam kitab al-Mughniy jilid 1 halaman 139 berkata:

وَأَيَّامُ عَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ كُلُّهَا شَرِيفَةٌ مُفَضَّلَةٌ يُضَاعَفُ الْعَمَلُ فِيهَا، وَيُسْتَحَبُّ الِاجْتِهَادُ فِي الْعِبَادَةِ فِيهَا

“Sepuluh hari awal Dzulhijjah seluruhnya adalah hari yang mulia dan dimuliakan, di dalamnya dilipatgandakan (pahala) amalan dan disunnahkan bersungguh-sungguh ibadah pada waktu tersebut.”

Imam Ibn Rajab al-Hambali dalam kitab lathaif al-Maarif halaman 262 menyebutkan:

وممن كان يصوم العشر عبد الله بن عمر رضي الله عنهما وقد تقدم عن الحسن وابن سيرين وقتادة ذكر فضل صيامه وهو قول أكثر العلماء أو كثير منهم.

Bahwa di antara sahabat yang mempraktekkan puasa selama sembilan hari awal Dzulhijah adalah Ibnu ‘Umar. Ulama lain seperti Al Hasan Al Bashri, Ibnu Sirin dan Qotadah juga menyebutkan keutamaan berpuasa pada hari-hari tersebut.

Para ulama menggolongkan puasa hari Tarwiyah dalam Shaumut Tathawwu’ (puasa Sunnah) di antaranya:

@ Imam Abul Mahasin Abdul Wahid Ar-Ruyaniy dalam kitab Bahr al-Mazhab jilid jilid 3 halaman 304 menyebutkan:

يستحب أن يصوم يوم التروية معه للاحتياط حتى لا يفوته فضيلة يوم عرفة

Artinya: Dianjurkan untuk melakukan puasa di hari Tarwiyah dan Puasa Arafah, karena kehati-hatian (jika terjadi perbedaan dalam penentuan awal bulan Dzulhijjah) supaya tidak luput keutamaan puasa Arafah.”

@ Imam Umar Bin Ali Ibn Mulaqqin menyebutkan macam-macam puasa sunnah dalam kitab at-Tadzkirah jilid 1 halaman 55:

وسن صوم الإثنين والخميس وعرفة إلا للحاج، ويوم التروية وعاشوراء، وتاسوعاء، وأيام البيض، وأيام السود وهي أواخر الشهر، وست من شوال

Artinya: Disunnahkan puasa hari senin, hari kamis, hari Arafah (kecuai bagi yang mengerjakan haji), hari Tarwiyah, Hari Asyura (10 Muharram), hari Tasu’a (9 Muharram), Ayyamul Bidh (tanggal 13, 14 dan 15 setiap Bulan. Kecuali tanggal 13 Dzulhijjah. Bila bulan dzulhijjah mulai dari tanggal 14, 15 dan 16 Dzulhijjah), Ayyamus Suud yaitu puasa di setiap akhir bulan dan puasa 6 hari di bulan Syawwal.

Alasan apa yang dicangkok oleh si pemateri yang sudah berani mengatakan bahwa puasa hari Tarwiyah sebagai amaliyah Bid’ah. Si pemateri tersebut masuk dalam kelompok tim gegabah, lantaran terlalu ekstrim melarang orang yang berpuasa di hari Tarwiyah sedangkan banyak dalil shahih meskipun tidak secara khusus yang memayunginya. Di samping itu juga Keutamaan melakukan shaum sunnah memiliki fadhilah besar sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis:

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «مَنْ صَامَ يَوْمًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ، بَعَّدَ اللَّهُ وَجْهَهُ عَنِ النَّارِ سَبْعِينَ خَرِيفًا»

Abu Said Al-Khudri, Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun. (shahih al-Bukhari hadis no: 2840. Shahih Muslim hadis no: 167).

Jangan karena banyak hadis maudhu' (palsu) terkait keutamaan puasa Tarwiyah, kita meninggalkan apalagi sampai melarang orang melakukan puasa Tarwiyah yang telah dicover perintahnya secara umum oleh dalil yang shahih.

Sangat tak bijak, bila kita membuang beras sekarung cuma lantaran ada beberapa butir gabah yang ada di luar karung. ....


والله أعلم بالصواب


Dikutip ulang dari kitab ittihaful amajid bi nafaisil fawaid karya Abu Mun'yah as-Sakunjiy at-Tijaniy jilid 2 halaman 253.




Khadimul Majlis al-Mu'afah
H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy


instagram.com/rizkialbatawi


instagram.com/Zulqornain_Muafiy



 ********* ******** ********

يا فالق الحب والنوى، أعط كل واحد من الخير ما نوى، وارفع عنا كل شكوى، واكشف عنا كل بلوى، وتقبل منا كل نجوى، وألبسنا لباس التقوى، واجعل الجنة لنا مأوى .

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ وَالْهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ، وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

Alamat Yayasan al-Muafah

Jalan Tipar Cakung Rt: 05 Rw 08 NO: 5 Kampung Baru, Cakung Barat 13910




Niat Puasa Tarwiyah


35 komentar:

Ali fikri mengatakan...

Alhamdulillah bertambah lagi ilmu ana...

Syukron baginda

Ali fikri mengatakan...

Alhamdulillah bertambah lagi ilmu ana...

Syukron baginda

Abdul Kodir mengatakan...

Subhaanallah...
Ilmu lagi, lagi, dan lagi....


Anyo ah kita puasa Tarwiyah ama Arofah...syukur syukur puasa dari awal dzulhijjah


# good for baginda

Abdul khodir - al betawie mengatakan...

Syukron baginda ilmunye menjadi paham apa itu puasa sunnah tarwiyyah n arofah.

Unknown mengatakan...

Kalau puasa tarwiyah atau arafah kita lakukan tapi masih punya hutang puasa Ramadhan gimana baginda boleh gak?

Unknown mengatakan...

Barokallahu fikum..

Unknown mengatakan...

Alhamdulillah bang haji.. bini muda jadi tau

Unknown mengatakan...

Ni'mat hadir majelis ilmu, belajar ilmu agama secara langsung dengan guru.. nyelametin kita dari pendapat2 dan paham yg tidak bertanggung jawab

Unknown mengatakan...

Boleh aja.. tapi yg afdhol bayar qodho ramadhan terlebih dahulu .

Ali fikri mengatakan...

Aamiin ya Robbal 'aalamiin

Ali fikri mengatakan...

Aamiin ya Robbal 'aalamiin

Unknown mengatakan...

Kalau niat nya digabung bisa gak baginda? Heheh

Abdul Kodir mengatakan...

Klo kata buya Hamka,...nyeng ngomong bid'ah dia baru baca satu kitab ya baginda...


Klo kita kan semaleman aja bisa baca 3 kitab...


Gentaaq..

Unknown mengatakan...

Kaga mau tekor

Unknown mengatakan...

Sekarang udah 4 kitab bang haji

Unknown mengatakan...

Yang bilang bid,ah jarang puasa..sebab
Sibuk ngurusin dagangan kambing Ama sapinyee..

Unknown mengatakan...

Sangat tak bijak, bila kita membuang beras sekarung cuma lantaran ada beberapa butir gabah yang ada di luar karung. ....

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

Qobiltu

Faisal Amri mengatakan...

Qobiltu ilmunya Baginda....

Unknown mengatakan...

Syukron katsiiron baginda

Unknown mengatakan...

Kaga pernah kemping jadinya ya, maen di bulakan terus

dede akhadiyat mengatakan...

Alhamdulillah terima kasih ilmunya baginda..

dede akhadiyat mengatakan...

Alhamdulillah terima kasih ilmunya baginda..

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

طيب الله ايامكم وحقق مناكم

Unknown mengatakan...

Bertambah ilmu tanda dapet berkah hidup

Abdul khodir - al betawie mengatakan...

Doakan ana baginda semoga istiqomah mengkaji ilmu d majelis antum.

Unknown mengatakan...

Amiin ya Alloh

Markoem mengatakan...

alhamdulillah

Unknown mengatakan...

Alhamdulillah terima kasih baginda guru ilmunya

Yayasan Almuafah mengatakan...

wassyukru lillah

Yayasan Almuafah mengatakan...

barokallahu fikum

Unknown mengatakan...

Makasih ilmunya baginda