Jumat, 08 Februari 2013

Perhatian Ulama Terhadap Qashidah al-Munfarijah



Perhatian Ulama Terhadap Qashidah al-Munfarijah
Qashidah al-Munfarijah ternyata bukan hanya sekedar doa, munajat dan Tawassul. Lebih dari itu, Qashidah al-Munfarijah juga berisi petuah, nasehat dan ungkapan/ibarat yang mencuat dari lubuk hati.
Sebuah contoh:
( وَالْخَلْقُ جَمِيْعاً فِي يَدِهِ ** فَذَوُوْ سَعَةٍ وَذَوُوْ حَرَج )

( وَنُزُوْلُهُمُ وَطُلُوْعُهُمُ ** فَإِلَى دَرَكٍ وَعَلَى دَرَجِ )

Artinya:”Seluruh makhluq berada di tangan-Nya. Ada yang diberikan kelapangan hidup dan ada yang serba sulit. Ada yang melarat, ada yang naik pangkat. Ada yang sengsara di neraka dan ada yang mendapat kemuliaan di surga.


Takdir adalah ketentuan Allah. Kita tak mampu mengelak dan menolak jika suatu saat ketentuan Allah yang datang kepada kita. Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Susah dan senang ada dalam genggaman Allah. Allah, mampu merubah keadaan susah menjadi senang atau senang menjadi susah dalam sekejap. Oleh karenanya, bila mushibah yang datang kepada kita, kita dituntut untuk bersabar dan kita dilarang untuk berputus asa dari Rahmat Allah, boleh jadi mushibah yang datang di kemudian hari akan Allah ganti dengan kegembiraan. Begitu juga kapan-kapan anugrah yang Allah berikan kepada kita, maka kita jangan sombong, boleh jadi anugrah yang Allah berikan tersebut suatu saat akan menjadi bala (mushibah) bagi kita. Naudzubillah… Berbahagialah orang-orang yang bersabar ketika mendapat mushibah. Beruntunglah orang-orang yang bersyukur ketika mendapat anugrah lantaran peristiwa yang terjadi dalam kehidupan kita adalah sunnatullah (ketepan Allah) dimana susah dan senang silih berganti. Imam Syafii berkata:


( وَلا حُزْنٌ يَدُومُ وَلا سُرورٌ ** وَلاَ بُؤْسٌ عليكَ ولا رخاءُ )

Artinya: Di dunia, tidak ada kesedihan dan kebahagiaan yang abadi. Juga tidak ada mushibah dan kesenangan yang dirasakan selamanya.”
Diantara kitab-kitab Syarh (komentar) yang dikarang oleh para ulama terhadap Qashidah al-Munfarijah karya Imam Yusuf Bin Muhammad al-Tauzariy:

اللوامع البهجة بأسرار المنفرجة

Imam Muhammad Bin Muhammad al-Duljiy (947 H)

الأضواء البهجة في إبراز دقائق المنفرجة
Imam Zakariyya al-Anshariy (926 H)

الأنوار البهجة في ظهور كنوز المنفرجة

Imam Abdurrahman Bin Hasan al-Maqabiriy (936 H)

الأنوار الْمنبلجة في بسط أسرار المنفرجة

Imam Ahmad Bin Shalih al-Baja’iy (810 H)

التحفة البهجة في تضمين المنفرجة

Imam Muhammad Bin Ayyub al-Dimasyqiy (905 H)

Selain Qashidah al-Munfarijah karya Imam Yusuf Bin Muhammad al-Tauzariy, Imam Muhammad Bin Muhammad al-Ghazaliy telah lebih dahulu mengarang Qashidah al-Munfarijah. Para ulama Menyebut karya Imam Yusuf Bin Muhammad al-Tauzariy dengan sebutan al-Munfarijah Sughra yang terdiri dari 48 bait. Sedangkan karya Imam Muhammad al-Ghazaliy disebut al-Munfarijah Kubra yang terdiri dari 56 bait.

Qashidah al-Munfarijah lainnya juga dikarang oleh Syaikh Abdul Aziz al-Dariniy, Syaikh Qadhi Ahmad Sukairij, Syaikh Abdul Karim Baqqasy al-Hasaniy dan para ulama lainnya.

اللهم صل وسلم وبارك علي حبيبك محمد
النبي الامي الامين نور الحق المبين
وعلي اله وصحبه وازواجه امهات المؤمنين
وعلي اخوانه من الانبياء والمرسلين
وعلي جميع ملائكة رب العالمين
وعلي عباد الله المؤمنين الصالحين
وعلينا معهم برحمتك يا ارحم الراحمين





Khadimul Janabin Nabawiy
H. Rizqi Zulqornain al-Batawiy

Tidak ada komentar: